Share

Terpaksa

Tidak ada tukar cincin seperti pernikahan kebanyakan. Bahkan, Mas Gilang acuh tak acuh saat di minta berfoto oleh pihak keluarga Nagita. Berulang kali fotografer meminta Mas Gilang untuk tersenyum. Namun, lelaki tampan itu memasang wajah masam. Dia sama sekali tidak bisa menyembunyikan isi hatinya.

Aku menarik napas panjang. Hukum tabur tuai layaknya sebuah gravitasi. Perlahan tapi pasti. Disadari atau tidak, semua akan datang dengan sendirinya. Ini lah yang sedang kami hadapi. Aku dirajam oleh pengkhianatanku tanpa ampun. Mas Gilang masuk dalam permainan yang dia ciptakan sendiri. Berusaha menjatuhkankan mentalku. Namun, begitu cepat Allah mengguak kebenarannya.

"Nak, ayo ke depan." Suara ibu mengagetkanku. Dia menepuk pundakku kasar. Entah dari mana ibu melangkah. Tiba-tiba saja berdiri di belakangku.

"Nggak, Bu. Nia di sini saja," tolakku halus dengan mengurai senyum manis.

"Ayo! Nggak apa-apa," ajak ibu lagi.

"Jangan, Bu. Jangan buat Mas Gilang semakin membenci Nia," ucapku pelan.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status