Beranda / Semua / Sri Sultan / Harus Melakukannya

Share

Harus Melakukannya

Penulis: Esi Apresia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-05 12:40:04

Mustafa masih saja menikmati tubuh Zedrich tanpa sadar. Sang putri sangat bergairah. Dia semkain menikmati sentuhan Sri Sultan. Kulitnya bergemetar. Jantungnya berdetak kencang. Darahnya mengalir dengan cepat, seiring dirinya yang sangat tegang menikmati sentuhan laki-laki impiannya.

“Aku … aku sangat bahagia. Dia akhirnya menyentuhku. Aku akan menghasilkan anak Sultan.” Zedrich tidak hentinya membatin dengan hatinya yang menyeruak kegirangan. Apalagi miliknya sudah terjamah Sultan Zengini.

Dia semakin melebarkan kedua kakinya. Miliknya yang memang masih suci itu siap untuk dia berikan. “Jangan menundanya, Sultan. Aku akan memberikannya kepadamu sekarang juga.”

“Zivana, aku mencintaimu,” bisik Mustafa mendesah.

Zedrich yang semula bergairah, kini perasaannya merasa dipermainkan. Walaupun dia bisa saja berbohong dengan semuanya, namun dirinya yang sangat menjunjung tinggi harga diri, tidak bisa melanjutkan keingin

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Sri Sultan   Menjemput Aigul

    Tatapan tajam masih saja terarah kepada Aigul. Putri sangat bahagia, tersenyum sendiri mengetahui jika Mustafa harus memilikinya. Wajahnya merona, berwarna merah. Selim masih terdiam di tempat berusaha mengetahui apa yang ada di dalam pikiran wanita di hadapannya.“Aku tidak bisa masuk ke dalam pikirannya. Apa yang harus aku lakukan?” Selim melangkah cepat. Sekelebat bayangan dalam pikirannya terlihat. Dia melotot, tidak percaya. Langkahnya terhenti, berusaha mengingat satu detik petunjuk yang dia ketahui.“Aigul … bersama dengan Mustafa. Untuk apa?” Selim menarik tubuh Aigul. Pandangan Putri masih saja kosong. “Aku tidak akan membiarkan kau bersama Mustafa. Sekarang juga aku akan memilikimu, Aigul.”“Krek!”Selim menarik kain yang menutupi tubuh indah Aigul. Selim merebahkan tubuh Aigul di ranjang. Sang Putri masih saja dalam bayangannya bersama Mustafa.“Dia masih saja membayangkan sese

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • Sri Sultan   Meracuni Ratu

    Senyuman semakin mengembang di wajah Aigul saat melihat sosok impiannya kini tepat berada di hadapannya. Mustafa menarik tubuh sang putri dan membawanya segera keluar dari kamar Selim yang begitu membuatnya tersiksa."Mustafa, kau sudah datang. Aku ... sangat senang," ucap Aigul berlari mendekatinya."Kita akan keluar dari tempat ini. Ikuti aku, dan jangan bersuara," jawab Mustafa membuat Aigul menganggukkan kepalanya.Mustafa masih saja mengendap, berusaha keluar dari istana kegelapan yang sangat ketat dengan puluhan prajurit.Deriya yang mengalihkan perhatian dengan membuat keributan di kandang kuda, rupanya berhasil melakukan itu. Selim sangat kesal berjalan ke sana. "Siapa yang melakukan ini, akan aku bunuh sekarang juga!" teriaknya keras sambil mengarahkan tangannya seketika membunuh semua burung elang itu."Aigul?" Selim melotot tajam. Dalam pikirannya, dia melihat wanita pujaannya kini berada di dalam genggaman Mustafa. "Kurang ajar! Tutup s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-08
  • Sri Sultan   Permintaan Zivana

    Seria masih terpaku. Jiwanya meronta seketika. Perkataan Zedrich membuatnya sangat bergemetar. Apalagi ketika mendengar perkataan Zedrich. Dia tidak percaya bahwa putri saingannya itu bisa mengetahui semua rencananya yang sangat tertutup rapat. Apalagi dengan perkataannya tentang sang ratu yang sebenarnya sudah mengetahui semua yang dia rencanakan. Itu adalah pertanda yang sangat buruk. Seria masih terdiam dan terus berpikir apa yang harus dia lakukan. "Zedrich, jaga ucapanmu dan jangan pernah kau mengatakan sesuatu hal yang tidak masuk akal. Aku tidak pernah melakukan apa yang menjadi tuduhanmu." Sang putri terkekeh mendengar perkataan Seria. Zedrich semakin menggelengkan kepalanya, sembari memberikan senyuman sinis. Dia sangat senang akhirnya kemenangan akan didapatkannya. Satu Putri akan pergi dari istana dan itu membuatnya sangat mudah untuk memiliki Mustafa seutuhnya. "Tentu saja aku tidak akan pernah tinggal diam. Semua yang kau rencanakan akan aku kata

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-10
  • Sri Sultan   Bermalam Bersama Sultan

    Mustafa masih saja menahan kekesalan saat Ratu Zivana begitu saja meninggalkan kamar. Dia melempar semua barang di hadapannya. "Prang!" Mustafa berdiri dalam tegang. Jantungnya berdetak dua kali dari biasanya. Dalam pikirannya, masih sangat berkecamuk dengan amarahnya. Dia tidak mau berhubungan intim dengan Aigul. Walaupun negeri taruhannya. Kepala sang Sultan terus menggeleng keras, berusaha menolak keputusan semua pihak. Mustafa merasa sangat terhakimi padahal dia seorang penguasa. "Tidak! Aku tidak bisa melakukannya. Kenapa harus seperti ini? Tidak bisa aku biarkan. Aku pemilik Kerajaan Zengini. Tidak mungkin aku melakukannya. Aku harus mencari cara lain untuk masalah ini. Aku penguasa, dan aku bisa merubah semuanya," gumamnya tiada henti sembari menahan hatinya yang sangat panas dengan emosi. Mustafa kembali diam. Dia terus memutar otaknya, untuk memecahkan masalah yang dianggapnya sangat besar. "Seseorang harus mengambil kesuciannya. Tapi, tidak

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11
  • Sri Sultan   Meluapkan Rasa

    Zivana bergetar. Dia semakin melebarkan kedua matanya saat bayangan itu mendekat. Detakan jantungnya sangat cepat. Ketakutan menyelimuti dirinya. Telapak tangannya bergetar, masih memegang pecahan vas kaca hingga membuat pinggirannya sedikit menggores kulitnya dan mengeluarkan darah segar. "Kau?" "Ratu." Mustafa mendekat. Menarik pecahan kaca dan membuangnya. Spontan dia mengisap darah yang mengalir dari kulit Zivana, hingga akhirnya berhenti. Zivana terdiam kaku. Dia tidak mengerti dengan ini. Sosok pria yang dicintainya, kini tiba-tiba berada di hadapannya? Padahal seharusnya malam ini Mustafa bersama dengan Aigul. Kenapa Sri Sultan malah berada di dalam kamarnya? Apalagi Zivana baru mengetahui jika almari miliknya di sudut ruangan ternyata pintu menuju jalan rahasia. Ratu masih saja bergeming. Linangan air mata terus mengalir deras. Wajah cantiknya yang masih saja terdapat bekas merah membiru akibat tamparan Selim, kini basah. Air mata itu ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-11
  • Sri Sultan   Kenyataan Misteri

    Zivana masih saja menatap Mustafa. Dia semakin tidak mengerti. Seharusnya Mustafa bersama Aigul. Tapi, suaminya itu malah bersama dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Zivana akan mencoba menanyakan lagi.“Mustafa suamiku, ceritakan semuanya. Kenapa kau ke sini? Bukankah seharusnya kau bersama Aigul?”Sri Sultan hanya memandang Zivana. Dia tidak segera menceritakan maksud dari semua rencananya.“Aku hanya ingin bersamamu, Zivana. Tolong jangan merusaknya. Kau akan mengetahuinya di saat waktu yang pas,” balas Mustafa kembali mendaratkan bibirnya. Sejenak mereka kembali berciuman.Zivana perlahan melepaskan bibirnya, kemudian menggelengkan kepala. “Mustafa. Kenapa kau tidak segera mengatakannya? Aku … aku ingin mengetahuinya,” ucap Zivana menatap suaminya itu dengan sangat serius. “Jangan membuatku merasa penasaran,” imbuhnya tegas sembari memegang wajah Mustafa di kedua pipinya. Tatapan tegang masih Zi

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-14
  • Sri Sultan   Rencana Sesungguhnya

    Ozone semakin kebingungan dengan perasaannya sendiri. Dia saat itu mendapatkan panggilan dari Mustafa dengan mendadak. Burak bersama Mustafa segera mendatangi kamarnya. Burak sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Mustafa. Dia hanya mengikuti perintah. Mereka bertiga berada di kamar Ozone. Panglima menutup pintu dengan rapat, agar apa yang akan mereka bicarakan tidak bisa diketahui oleh orang lain."Sultan, apa yang bisa kami bantu untuk Anda. Sepertinya ini sangat penting, hingga Anda mengumpulkan kami bertiga." Burak menatap Mustafa yang terdiam kaku membalas tatapannya. Sementara Ozone masih menundukkan kepalanya."Aku mau meminta bantuan. Panglima, aku tidak bisa melakukannya dengan Aigul. Aku membutuhkan seseorang untuk menggantikan diriku," ucap Mustafa membuat kedua prajurit terhebat Zengini itu sangat tegang. Mereka saling menolehkan pandangan."Sultan, apakah kita harus mencari seseorang itu?" tanya Burak masih dalam keadaan tegang. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-22
  • Sri Sultan   Kekecewaan

    Ozone masih saja kebingungan. Dia melanggar perintah Mustafa. Ozone melakukannya dua kali. Namun, dia akan menutup rapat masalah itu. Sepanjang malam Ozone memikirkan Aigul sejak kejadian itu. Ozone berusaha memupuskan perasaannya."Aku ... tidak boleh mencintainya," ucap Ozone resah dengan hatinya yang terus bergetar jika membayangkan sosok Aigul. "Aku tidak bisa!" lanjutnya berusaha mengatasi hatinya.***Di dalam kamar, Zivana tidak menanyakan kembali semuanya kepada Mustafa yang selalu mencari alasan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Zivana menghargai keputusan suaminya itu."Sultan, ada kabar buruk," teriak Burak mengetuk pintu kamar Zivana. Sultan terkejut. Dia segera memakai jubahnya."Kabar buruk?" Zivana kebingungan. Sang ratu juga menutup tubuh polosnya dengan jubah kebesaran ratu.Mustafa segera membuka pintu. Dia menatap tajam Burak yang bernapas dengan kasar. "Panglima, katakan!" pintanya tegas."Agha di

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-22

Bab terbaru

  • Sri Sultan   KEMENANGAN SRI SULTAN

    Kebahagiaan semakin lengkap. Zivana akan melahirkan ahli waris Sri Sultan. Semua cemas saat menunggunya. Para tabib berjaga di dalam. Di depan kamar Zivana, Mustafa hanya diam, menatap pintu kamar Zivana. Pembawaannya yang tenang, membuat semua orang yang berada di sana juga ikut tenang. Akasma berdiri di sebelah Mustafa. Dia mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya akan melahirkan Mustafa. Namun, dia berusaha mengalihkan pikirannya. Saat itu, kejadian mengerikan terjadi. Akasma tidak ingin hal itu terulang kembali. Burak bersama sisa prajurit menjaga dengan sangat ketat. Walaupun mereka berjumlah sangat sedikit, Burak berusaha melakukan yang terbaik. Dia juga tidak mau kejadian masa lalu terulang kembali. “Burak, Maria datang dengan Ozone,” kata Agha dengan cemas. “Baiklah. Buka gerbang dan biarkan dia masuk,” balasnya dengan tegang. Sarman mendekati Burak. Perasaannya ikut cemas. “Maria mengejar Aigul saat menyerang perut sang rat

  • Sri Sultan   Akhir Putri Persembahan

    Aslan membuka mulutnya lebar. Dia melahap Selim sekali telan. Kini Raja Spartan benar-benar binasa. Zivana dan Akasma menatap tajam. Beberapa putri spontan menutup kedua mata mereka. Burak menarik kemudi kudanya. Dia mengarahkan sang kuda medekati Mustafa yang masih terdiam menatap langit. Arwah Selim melayang ke atas. Dia kini bersama semua korbannya. Mustafa menarik napas sejenak sebelum menatap Burak. “Sri Sultan. Semua sudah berakhir. Kita akan kembali ke istana.” Mustafa menganggukkan kepala. Dia kembali menghentakkan kudanya. Mustafa beserta rombongan kembali menuju Zengini. Semua bersorak gembira menyambut kedatangan Mustafa. Para rakyat kini menikmati sinar matahari yang kembali terlihat. Mereka keluar rumah. Menikmati keindahan alam yang sudah mereka nanti. Semua hewan juga merasakan kemenangan. Tumbuhan mulai bermekaran. Semua penghuni istana bersorak. Mereka terus mengagungkan nama Sri Sultan.

  • Sri Sultan   Acaman Untuk Zivana

    Pedang legenda masih menjurus tepat ke wajah Selim. Dia masih tidak menyerah. Wajahnya masih dipenuhi amarah. Kedua matanya memerah. Tidak peduli postur tubuhnya kembali seperti semula, Selim tetap akan melawan Mustafa.“Aku sudah melakukan pengorbanan dengan nyawaku. Aku tetap tidak akan menyerah. Kau bukan yang terkuat. Aku yang paling hebat!” teriaknya. Dia berusaha bangkit, tetap akan melawan Mustafa. Sambil mendongakkan kepalanya, dia mengepalkan kedua tangannya. Tatapan tajam, semakin mengarah dengan intens.“Selim. Kau tidak akan pernah bisa melawanku. Dan aku, tidak akan pernah melawanmu. Kau bukan tandinganku. Aku tidak akan pernah melakukan itu.”Beberapa kuda datang mendekati Mustafa. Aslan yang berada di sebelah Mustafa, terus mengerang. Giginya yang tajam, ingin sekali mengunyah Selim. Mustafa terus mengelus tubuh sang singa agar mereda dengan keinginannya.“Sri Sultan!” teriak Burak diikuti beberapa prajur

  • Sri Sultan   Kehancuran Batu Iblis

    Arman berlari cepat. Dia melawan beberapa prajurit Spartan yang menjaga. Sarman sangat hebat dalam memanah. Dia melumpuhkan para prajurit dengan anak panahnya.Namun, Sarman terkejut. Kabut hitam melilit di semua tubuh para prajurit, membuat mereka tidak bisa bergerak."Pasti Asmat meminta Deriya melakukan ini. Aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku."Sarman berlari kencang. Dia menelusuri semua istana yang megah itu. Dia masih saja belum menemukan tempat batu itu berada."Aku tidak akan menyerah. Aku akan menemui pelayan," gumamnya sembari terus berlari menuju dapur istana. Sarman tidak menyangka. Sangat sepi di mana pun berada. "Ke mana mereka semua?" lanjutnya.Sarman semakin mengedarkan pandangannya ke semua arah, hingga dia mendengar suara di dalam gudang persediaan makanan. Sarman mengeluarkan pedang, mendekati pintu itu."Keluarlah kalian, atau aku akan mendobrak pintu ini!" teriaknya keras.Sarman masih bersiap. H

  • Sri Sultan   Menuju Batu Iblis

    Mustafa tidak menyangka. Jemarinya berdarah. Dia perlahan mengangkat wajahnya, tersenyum ke arah Selim.“Aku terluka. Aku akan mengalahkannya,” batin Mustafa mulai bangkit.Aslan mengaum dengan keras. Bahkan, tanah sedikit membelah. Semua mata mendongak ke atas. Para rakyat dan penghuni istana mulai merasakan sedikit kehangatan. Paling tidak ada sesuatu yang tidak membuat mereka menggigil hingga nyaris kehilangan nyawa.Dia menatap pedang legenda, menyambarnya. Kakinya berlari cepat menghampiri Aslan dan menaiki punggungnya. Auman semakin terdengar keras. Selim mengernyit, tidak mengerti dengan Mustafa. Dia masih mengamati dengan saksama musuh hebatnya itu.“Kenapa dia tersenyum memandangku? Bahkan … udara kenapa semakin hangat,” tanya Selim membatin. “Tidak … ini tidak mungkin!” teriaknya keras.“Selim!” balas Mustafa sembari mengarahkan ujung pedang yang mulai memberikan sinarnya. Baya

  • Sri Sultan   Akan Menyerah

    "Selim! Aku tidak akan pernah membiarkanmu!" Mustafa mengarahkan pedang legenda. Dia menghentakkannya ke tanah, membuat semua es batu yang sudah mengeras dan menusuk itu meretak hingga cair. Dia terus melakukannya ke semua arah. Mendadak sedikit memberikan kehangatan yang tiba-tiba muncul. Namun, itu sia-sia. Udara yang menusuk kembali menutupnya.Mustafa tidak percaya dengan penglihatannya. Sementara Salim tertawa dengan keras melihat Mustafa semakin kebingungan. Dia ingin sekali melindungi semua manusia yang ada, namun kali ini dia gagal!"Hahaha. Lihatlah, mereka semua akan mati secara perlahan. Kau tidak akan pernah bisa menyelamatkan mereka. Pada nantinya hanya akan ada kita berdua saja. Kau kehilangan semua orang yang kau sayangi. Tapi aku tidak peduli, karena aku hanya ingin menjadi orang yang terkuat. Tidak masalah jika aku hanya sendirian di sini. Aku memiliki kerajaan Spartan dan mereka terlindungi oleh kekuatan iblis yang sudah merasukiku."

  • Sri Sultan   Keadaan Yang Semakin Mencekam

    Awan mulai menggulung semakin gelap dari arah barat. Bahkan angin semakin menusuk. Tanah yang semula sedikit terasa hangat menjadi sangat dingin. Semua dilapisi oleh kerasnya es yang sangat menusuk jika menyentuh.Mustafa tidak mengerti bagaimana dia bisa menghancurkan Selim. Serangannya sama sekali tidak bisa mengenai, bahkan melukai Raja Spartan itu. Kini dia paham jika mereka sama-sama menjadi pengikut dari iblis, maka salah satu dari mereka tidak akan pernah bisa memenangkan pertandingan ini atau pun terluka. Iblis hanya bisa kalah dengan kekuatan manusia berdarah merah."Kenapa aku tidak menghancurkan batu itu? Ternyata ini membawa akibat yang sangat sulit. Akusama sekali tidak akan bisa mengalahkannya. Hanya darah merah yang bisa mengalahkan Selim.Kini aku paham dengan apa yang dikatakan Trisula.Titik darah terakhir yang hanya bisa membuat akumemenangkan pertarungan ini.""Kenapa kau diam saja Sri Sultan Mustafa? Apa kau sud

  • Sri Sultan   Pertarungan Tiada Akhir

    Selim tidak bisa lagi menahan amarahnya. . Dia berdiri di atas kuda hitam yang sudah memancarkan cahaya merah dari kedua matanya.Kuda itu melesat sangat kencang. Bahkan kecepatannya sama seperti angin. Tak kasat mata. Mustafa pun mengerjapkan kedua matanya hingga tiga kali untuk membuat pandangannya fokus kembali kepada kuda itu. Hanya beberapa detik saja, sang kuda sudah berada di hadapannya. Mengangkat kedua kaki depannya dan akan menyerang dari depan.Sontak Aslan mengaung sangat keras. Membuat sang kuda akhirnya tidak menyerangnya. Auman Aslam membuat tanah bergetar, hingga sedikit retak."Kau tahu Mustafa. Kekuatanmu tidak bisa dibandingkan denganku. Aku tidak akan pernah memberikanmu ampun. Walaupun kau sudah mengambil semua puluhan ribu prajuritku.Tenang saja, sekarang hanya kita berdua yang akan bertanding.""Aku juga tidak sabar untuk menghabisimu segera.Karena aku hanya ingin melindungi kerajaanku yang sudah berdiri secara tur

  • Sri Sultan   Menghilangkan Kutukan

    Selim masih sangat kesal. Dia tidak percaya melihat Panglima Spartan yang sangat hebat kini sudah kehilangan nyawanya di tangan seorang lelaki tua Ayah angkat dari Mustafa. "Aku benar-benar tidak percaya. Dia ... sudah mengalahkan Panglima!" Selim mengepalkan kedua tangannya, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi."Argh!"Dia berteriak sangat keras, memberikan perintah kepada puluhan ribu pasukannya yang sudah siap untuk segera menyerang kerajaan Sri Sultan Mustafa Zulfikar.Sarman bersama 500 prajuritnya terdiam, dengan tubuh yang gemetar sambil mencengkram senjata mereka masing-masing untuk menerima serangan yang akhirnya datang juga."Kita akan menyerang sampai detik terakhir. Jangan pernah menyerah! Kita akan mati sebagai pahlawan, dari pada kita hidup bersembunyi seperti seorang pengecut!" teriak Sarman kepada semua prajuritnya yang semakin bergetar. Mereka bersiap untuk menyerang semua puluhan para prajurit dengan wajah sangat menyeramkan

DMCA.com Protection Status