Home / All / Sri Sultan / Meluapkan Rasa

Share

Meluapkan Rasa

Author: Esi Apresia
last update Last Updated: 2021-12-11 23:06:50

Zivana bergetar. Dia semakin melebarkan kedua matanya saat bayangan itu mendekat. Detakan jantungnya sangat cepat. Ketakutan menyelimuti dirinya. Telapak tangannya bergetar, masih memegang pecahan vas kaca hingga membuat pinggirannya sedikit menggores kulitnya dan mengeluarkan darah segar.

"Kau?"

"Ratu." Mustafa mendekat. Menarik pecahan kaca dan membuangnya. Spontan dia mengisap darah yang mengalir dari kulit Zivana, hingga akhirnya berhenti.

Zivana terdiam kaku. Dia tidak mengerti dengan ini. Sosok pria yang dicintainya, kini tiba-tiba berada di hadapannya? Padahal seharusnya malam ini Mustafa bersama dengan Aigul. Kenapa Sri Sultan malah berada di dalam kamarnya? Apalagi Zivana baru mengetahui jika almari miliknya di sudut ruangan ternyata pintu menuju jalan rahasia. 

Ratu masih saja bergeming. Linangan air mata terus mengalir deras. Wajah cantiknya yang masih saja terdapat bekas merah membiru akibat tamparan Selim, kini basah. Air mata itu ti

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Sri Sultan   Kenyataan Misteri

    Zivana masih saja menatap Mustafa. Dia semakin tidak mengerti. Seharusnya Mustafa bersama Aigul. Tapi, suaminya itu malah bersama dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi? Zivana akan mencoba menanyakan lagi.“Mustafa suamiku, ceritakan semuanya. Kenapa kau ke sini? Bukankah seharusnya kau bersama Aigul?”Sri Sultan hanya memandang Zivana. Dia tidak segera menceritakan maksud dari semua rencananya.“Aku hanya ingin bersamamu, Zivana. Tolong jangan merusaknya. Kau akan mengetahuinya di saat waktu yang pas,” balas Mustafa kembali mendaratkan bibirnya. Sejenak mereka kembali berciuman.Zivana perlahan melepaskan bibirnya, kemudian menggelengkan kepala. “Mustafa. Kenapa kau tidak segera mengatakannya? Aku … aku ingin mengetahuinya,” ucap Zivana menatap suaminya itu dengan sangat serius. “Jangan membuatku merasa penasaran,” imbuhnya tegas sembari memegang wajah Mustafa di kedua pipinya. Tatapan tegang masih Zi

    Last Updated : 2021-12-14
  • Sri Sultan   Rencana Sesungguhnya

    Ozone semakin kebingungan dengan perasaannya sendiri. Dia saat itu mendapatkan panggilan dari Mustafa dengan mendadak. Burak bersama Mustafa segera mendatangi kamarnya. Burak sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya diinginkan oleh Mustafa. Dia hanya mengikuti perintah. Mereka bertiga berada di kamar Ozone. Panglima menutup pintu dengan rapat, agar apa yang akan mereka bicarakan tidak bisa diketahui oleh orang lain."Sultan, apa yang bisa kami bantu untuk Anda. Sepertinya ini sangat penting, hingga Anda mengumpulkan kami bertiga." Burak menatap Mustafa yang terdiam kaku membalas tatapannya. Sementara Ozone masih menundukkan kepalanya."Aku mau meminta bantuan. Panglima, aku tidak bisa melakukannya dengan Aigul. Aku membutuhkan seseorang untuk menggantikan diriku," ucap Mustafa membuat kedua prajurit terhebat Zengini itu sangat tegang. Mereka saling menolehkan pandangan."Sultan, apakah kita harus mencari seseorang itu?" tanya Burak masih dalam keadaan tegang. Dia

    Last Updated : 2021-12-22
  • Sri Sultan   Kekecewaan

    Ozone masih saja kebingungan. Dia melanggar perintah Mustafa. Ozone melakukannya dua kali. Namun, dia akan menutup rapat masalah itu. Sepanjang malam Ozone memikirkan Aigul sejak kejadian itu. Ozone berusaha memupuskan perasaannya."Aku ... tidak boleh mencintainya," ucap Ozone resah dengan hatinya yang terus bergetar jika membayangkan sosok Aigul. "Aku tidak bisa!" lanjutnya berusaha mengatasi hatinya.***Di dalam kamar, Zivana tidak menanyakan kembali semuanya kepada Mustafa yang selalu mencari alasan untuk tidak mengatakan yang sebenarnya. Zivana menghargai keputusan suaminya itu."Sultan, ada kabar buruk," teriak Burak mengetuk pintu kamar Zivana. Sultan terkejut. Dia segera memakai jubahnya."Kabar buruk?" Zivana kebingungan. Sang ratu juga menutup tubuh polosnya dengan jubah kebesaran ratu.Mustafa segera membuka pintu. Dia menatap tajam Burak yang bernapas dengan kasar. "Panglima, katakan!" pintanya tegas."Agha di

    Last Updated : 2021-12-22
  • Sri Sultan   Pertempuran Untuk Memiliki

    Selim semakin emosi. Dalam pikirannya, tersirat Aigul melakukan hubungan dengan laki-laki lain. Selim melihat Mustafa tidak akan pernah mau bersama Aigul apalagi melakukan hubungan intim. Dia merasa lega dengan perasaan Mustafa. Hingga Selim sangat percaya kepadanya. Sang raja kegelapan tidak melakukan penyerangan dan menundanya karena yakin Mustafa tidak memiliki perasaan kepadanya. Hingga sekarang dia kecewa melihat Mustafa melakukan rencana untuk Aigul."Dia akan aku bunuh!" Selim meninggalkan Akasma begitu saja yang masih bergeming kaku.Akasma merasakan hawa Mustafa semakin mendekat. "Mustafa, anakku," batinnya tersenyum.Selim berjalan cepat keluar istana. Dia juga merasakan hawa Mustafa bersama dua orang hebat bersamanya. Namun, dia merasa kecewa. Laki-laki yang bersama Mustafa bukan sosok yang dicarinya."Raja, Sultan bersama dua orang datang di gerbang istana. Mereka menantang Anda keluar," ucap Panglima terus berjalan mengikuti Selim yang sangat

    Last Updated : 2021-12-26
  • Sri Sultan   Penyerangan Tiba-tiba

    Zivana bersama Maria melawan semua prajurit Spartan. Dengan hebat, Zivana melawan mereka tanpa menggunakan pedang. Hingga Maria berhasil merebut pedang dari salah satu prajurit yang dikalahkannya, lalu melemparnya tepat ke arah Zivana. Dengan sigap, Zivana menangkapnya. Dia spontan menebas kepala para prajurit yang berada di semua arah. Kehebatan Zivana menggunakan senjata bisa membuat dirinya memenangkan pertarungan itu. Ditambah Maria yang juga lihai dengan pedangnya. Dia memang selalu belajar membela diri saat sebelum tertangkap penyihir Zero yang sudah membuatnya menjadi persembahan."Ratu, kita harus menuju Harem. Para putri pasti mengalami masalah di sana," ucap Maria segera berjalan cepat diikuti Zivana.Dugaan Maria benar. Di dalam Harem, Zedrich berusaha melawan para prajurit yang menyerang dibantu putri lainnya. Zivana bersama Maria menghunuskan pedang, kembali menebas semua prajurit yang berada di sana.Sementara, Mustafa dan Burak masih saja me

    Last Updated : 2021-12-30
  • Sri Sultan   Semakin Mencekam

    Pertempuran masih saja terjadi. Mustafa semakin resah. Dia mengalami kekalahan total. Hatinya bagai tersambar petir. Berdegub dua kali lebih hebat dari biasanya. Kedua matanya memerah, mengedarkan pandangan ke semua arah."Aku ... sudah kalah. Mereka masih melawan semua prajurit itu. Apa yang harus aku lakukan?" batinnya gelisah. Hingga suara menyeramkan menembus gendang telinganya. Auman kejam, bercampur erangan hebat, semakin terdengar jelas. Mustafa berlari kencang menuju depan gerbang."Apa itu?" ucapnya tegang. Kedua matanya semakin kaku tidak teralihkan sama sekali melihat beberapa serigala yang sangat haus mangsa dengan taring mereka siap untuk mengoyak lawan."Siapakan panah!" teriak Sarman di sebelah Mustafa. "Anakku. Kita membutuhkan sesuatu untuk dibakar. Mereka takut dengan api. Ayo!" lanjut Sarman segera berlari mengumpulkan semua prajurit mengumpulkan semua yang bisa digunakan untuk menghasilkan api."Aku akan mencari pemimpin mereka d

    Last Updated : 2022-01-03
  • Sri Sultan   Kekalahan Mutlak

    Aigul tidak percaya melihat Selim sudah berada di hadapannya. Dia segera menghentikan kudanya. Dengan cepat kedua tangan sang putri mengarahkan kabut hitam tepat di hadapan Raja Spartan itu."Aku akan menghabisimu sekarang juga," ucap Aigul terus sekuat tenaga mencoba menyerang Selim."Kau semakin membuatku bergairah jika melakukan hal itu," balas Selim mengangkat tangannya, membuat kabut hitam milik Aigul terurai di udara."Tidak mungkin!" Aigul terus mencobanya berkali-kali. Dengan mudah Selim menangkisnya."Hah," lirih Aigul. Kini dia tidak menyerangnya kembali. Karena hal itu tidak mungkin dia lakukan. Raja Spartan memiliki kekuatan yang yang hebat. Bahkan Mustafa pun tidak bisa melawannya.Ozone yang melihat dari jauh, segera melempar pedangnya dengan sangat kuat. Namun, seperti dugaannya, Selim menangkap dan melemparnya begitu saja ke tanah."Tang!""Aku menginginkan sang putri berada di kamarku malam ini. Panglima, bawa dia seg

    Last Updated : 2022-01-04
  • Sri Sultan   Rencana Dari Trisula

    Mustafa tidak mengerti dengan perkataan Akasma. Namun, ekspresi yang ditunjukkan Akasma membuat Mustafa lega. Sedikit senyuman, pasti akan memberikan kabar bagus untuknya."Selesaikan upacara pemakaman ini. Setelah itu, kita akan menuju ke aula untuk membicarakannya," ucap Akasma sekali lagi.Mustafa menganggukkan kepala. Dia melanjutkan untuk membakar semua mayat dan memberi penghormatan terakhir buat mereka. Lima ratus prajurit yang tersisa hanya bisa diam berada di hadapan Burak. Mereka berusaha saling menenangkan diri masing-masing."Kalian sangat hebat. Kita akan terus berjuang untuk melawan mereka. Kalian beristirahatlah." Burak tidak bisa berkata apa pun. Dia hanya bisa memberikan semangat. Walaupun dirinya sendiri juga merasakan gejolak dalam hatinya. Burak berusaha tidak memperlihatkannya. Dia segera berjalan masuk ke dalam aula untuk membicarakan hal penting dari Trisula yang akan disampaikan Akasma.Akasma membuat semua orang sangat penasaran d

    Last Updated : 2022-01-05

Latest chapter

  • Sri Sultan   KEMENANGAN SRI SULTAN

    Kebahagiaan semakin lengkap. Zivana akan melahirkan ahli waris Sri Sultan. Semua cemas saat menunggunya. Para tabib berjaga di dalam. Di depan kamar Zivana, Mustafa hanya diam, menatap pintu kamar Zivana. Pembawaannya yang tenang, membuat semua orang yang berada di sana juga ikut tenang. Akasma berdiri di sebelah Mustafa. Dia mengingat kejadian beberapa tahun lalu saat dirinya akan melahirkan Mustafa. Namun, dia berusaha mengalihkan pikirannya. Saat itu, kejadian mengerikan terjadi. Akasma tidak ingin hal itu terulang kembali. Burak bersama sisa prajurit menjaga dengan sangat ketat. Walaupun mereka berjumlah sangat sedikit, Burak berusaha melakukan yang terbaik. Dia juga tidak mau kejadian masa lalu terulang kembali. “Burak, Maria datang dengan Ozone,” kata Agha dengan cemas. “Baiklah. Buka gerbang dan biarkan dia masuk,” balasnya dengan tegang. Sarman mendekati Burak. Perasaannya ikut cemas. “Maria mengejar Aigul saat menyerang perut sang rat

  • Sri Sultan   Akhir Putri Persembahan

    Aslan membuka mulutnya lebar. Dia melahap Selim sekali telan. Kini Raja Spartan benar-benar binasa. Zivana dan Akasma menatap tajam. Beberapa putri spontan menutup kedua mata mereka. Burak menarik kemudi kudanya. Dia mengarahkan sang kuda medekati Mustafa yang masih terdiam menatap langit. Arwah Selim melayang ke atas. Dia kini bersama semua korbannya. Mustafa menarik napas sejenak sebelum menatap Burak. “Sri Sultan. Semua sudah berakhir. Kita akan kembali ke istana.” Mustafa menganggukkan kepala. Dia kembali menghentakkan kudanya. Mustafa beserta rombongan kembali menuju Zengini. Semua bersorak gembira menyambut kedatangan Mustafa. Para rakyat kini menikmati sinar matahari yang kembali terlihat. Mereka keluar rumah. Menikmati keindahan alam yang sudah mereka nanti. Semua hewan juga merasakan kemenangan. Tumbuhan mulai bermekaran. Semua penghuni istana bersorak. Mereka terus mengagungkan nama Sri Sultan.

  • Sri Sultan   Acaman Untuk Zivana

    Pedang legenda masih menjurus tepat ke wajah Selim. Dia masih tidak menyerah. Wajahnya masih dipenuhi amarah. Kedua matanya memerah. Tidak peduli postur tubuhnya kembali seperti semula, Selim tetap akan melawan Mustafa.“Aku sudah melakukan pengorbanan dengan nyawaku. Aku tetap tidak akan menyerah. Kau bukan yang terkuat. Aku yang paling hebat!” teriaknya. Dia berusaha bangkit, tetap akan melawan Mustafa. Sambil mendongakkan kepalanya, dia mengepalkan kedua tangannya. Tatapan tajam, semakin mengarah dengan intens.“Selim. Kau tidak akan pernah bisa melawanku. Dan aku, tidak akan pernah melawanmu. Kau bukan tandinganku. Aku tidak akan pernah melakukan itu.”Beberapa kuda datang mendekati Mustafa. Aslan yang berada di sebelah Mustafa, terus mengerang. Giginya yang tajam, ingin sekali mengunyah Selim. Mustafa terus mengelus tubuh sang singa agar mereda dengan keinginannya.“Sri Sultan!” teriak Burak diikuti beberapa prajur

  • Sri Sultan   Kehancuran Batu Iblis

    Arman berlari cepat. Dia melawan beberapa prajurit Spartan yang menjaga. Sarman sangat hebat dalam memanah. Dia melumpuhkan para prajurit dengan anak panahnya.Namun, Sarman terkejut. Kabut hitam melilit di semua tubuh para prajurit, membuat mereka tidak bisa bergerak."Pasti Asmat meminta Deriya melakukan ini. Aku tidak akan menyia-nyiakan waktuku."Sarman berlari kencang. Dia menelusuri semua istana yang megah itu. Dia masih saja belum menemukan tempat batu itu berada."Aku tidak akan menyerah. Aku akan menemui pelayan," gumamnya sembari terus berlari menuju dapur istana. Sarman tidak menyangka. Sangat sepi di mana pun berada. "Ke mana mereka semua?" lanjutnya.Sarman semakin mengedarkan pandangannya ke semua arah, hingga dia mendengar suara di dalam gudang persediaan makanan. Sarman mengeluarkan pedang, mendekati pintu itu."Keluarlah kalian, atau aku akan mendobrak pintu ini!" teriaknya keras.Sarman masih bersiap. H

  • Sri Sultan   Menuju Batu Iblis

    Mustafa tidak menyangka. Jemarinya berdarah. Dia perlahan mengangkat wajahnya, tersenyum ke arah Selim.“Aku terluka. Aku akan mengalahkannya,” batin Mustafa mulai bangkit.Aslan mengaum dengan keras. Bahkan, tanah sedikit membelah. Semua mata mendongak ke atas. Para rakyat dan penghuni istana mulai merasakan sedikit kehangatan. Paling tidak ada sesuatu yang tidak membuat mereka menggigil hingga nyaris kehilangan nyawa.Dia menatap pedang legenda, menyambarnya. Kakinya berlari cepat menghampiri Aslan dan menaiki punggungnya. Auman semakin terdengar keras. Selim mengernyit, tidak mengerti dengan Mustafa. Dia masih mengamati dengan saksama musuh hebatnya itu.“Kenapa dia tersenyum memandangku? Bahkan … udara kenapa semakin hangat,” tanya Selim membatin. “Tidak … ini tidak mungkin!” teriaknya keras.“Selim!” balas Mustafa sembari mengarahkan ujung pedang yang mulai memberikan sinarnya. Baya

  • Sri Sultan   Akan Menyerah

    "Selim! Aku tidak akan pernah membiarkanmu!" Mustafa mengarahkan pedang legenda. Dia menghentakkannya ke tanah, membuat semua es batu yang sudah mengeras dan menusuk itu meretak hingga cair. Dia terus melakukannya ke semua arah. Mendadak sedikit memberikan kehangatan yang tiba-tiba muncul. Namun, itu sia-sia. Udara yang menusuk kembali menutupnya.Mustafa tidak percaya dengan penglihatannya. Sementara Salim tertawa dengan keras melihat Mustafa semakin kebingungan. Dia ingin sekali melindungi semua manusia yang ada, namun kali ini dia gagal!"Hahaha. Lihatlah, mereka semua akan mati secara perlahan. Kau tidak akan pernah bisa menyelamatkan mereka. Pada nantinya hanya akan ada kita berdua saja. Kau kehilangan semua orang yang kau sayangi. Tapi aku tidak peduli, karena aku hanya ingin menjadi orang yang terkuat. Tidak masalah jika aku hanya sendirian di sini. Aku memiliki kerajaan Spartan dan mereka terlindungi oleh kekuatan iblis yang sudah merasukiku."

  • Sri Sultan   Keadaan Yang Semakin Mencekam

    Awan mulai menggulung semakin gelap dari arah barat. Bahkan angin semakin menusuk. Tanah yang semula sedikit terasa hangat menjadi sangat dingin. Semua dilapisi oleh kerasnya es yang sangat menusuk jika menyentuh.Mustafa tidak mengerti bagaimana dia bisa menghancurkan Selim. Serangannya sama sekali tidak bisa mengenai, bahkan melukai Raja Spartan itu. Kini dia paham jika mereka sama-sama menjadi pengikut dari iblis, maka salah satu dari mereka tidak akan pernah bisa memenangkan pertandingan ini atau pun terluka. Iblis hanya bisa kalah dengan kekuatan manusia berdarah merah."Kenapa aku tidak menghancurkan batu itu? Ternyata ini membawa akibat yang sangat sulit. Akusama sekali tidak akan bisa mengalahkannya. Hanya darah merah yang bisa mengalahkan Selim.Kini aku paham dengan apa yang dikatakan Trisula.Titik darah terakhir yang hanya bisa membuat akumemenangkan pertarungan ini.""Kenapa kau diam saja Sri Sultan Mustafa? Apa kau sud

  • Sri Sultan   Pertarungan Tiada Akhir

    Selim tidak bisa lagi menahan amarahnya. . Dia berdiri di atas kuda hitam yang sudah memancarkan cahaya merah dari kedua matanya.Kuda itu melesat sangat kencang. Bahkan kecepatannya sama seperti angin. Tak kasat mata. Mustafa pun mengerjapkan kedua matanya hingga tiga kali untuk membuat pandangannya fokus kembali kepada kuda itu. Hanya beberapa detik saja, sang kuda sudah berada di hadapannya. Mengangkat kedua kaki depannya dan akan menyerang dari depan.Sontak Aslan mengaung sangat keras. Membuat sang kuda akhirnya tidak menyerangnya. Auman Aslam membuat tanah bergetar, hingga sedikit retak."Kau tahu Mustafa. Kekuatanmu tidak bisa dibandingkan denganku. Aku tidak akan pernah memberikanmu ampun. Walaupun kau sudah mengambil semua puluhan ribu prajuritku.Tenang saja, sekarang hanya kita berdua yang akan bertanding.""Aku juga tidak sabar untuk menghabisimu segera.Karena aku hanya ingin melindungi kerajaanku yang sudah berdiri secara tur

  • Sri Sultan   Menghilangkan Kutukan

    Selim masih sangat kesal. Dia tidak percaya melihat Panglima Spartan yang sangat hebat kini sudah kehilangan nyawanya di tangan seorang lelaki tua Ayah angkat dari Mustafa. "Aku benar-benar tidak percaya. Dia ... sudah mengalahkan Panglima!" Selim mengepalkan kedua tangannya, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi."Argh!"Dia berteriak sangat keras, memberikan perintah kepada puluhan ribu pasukannya yang sudah siap untuk segera menyerang kerajaan Sri Sultan Mustafa Zulfikar.Sarman bersama 500 prajuritnya terdiam, dengan tubuh yang gemetar sambil mencengkram senjata mereka masing-masing untuk menerima serangan yang akhirnya datang juga."Kita akan menyerang sampai detik terakhir. Jangan pernah menyerah! Kita akan mati sebagai pahlawan, dari pada kita hidup bersembunyi seperti seorang pengecut!" teriak Sarman kepada semua prajuritnya yang semakin bergetar. Mereka bersiap untuk menyerang semua puluhan para prajurit dengan wajah sangat menyeramkan

DMCA.com Protection Status