Kala itu, hari mssihlah gelap, Ayam pun masih tidur pulas di kandang nya, terlihat sosok Malvic yang tertidur pulas di kamarnya, di atas ranjang dengan selimut sebagai segel nya, Malvic yang pulas memamerkan berbagai macam ekspresi di balik matanya yang terpejam, dari amarah, panik, bahkan kadang terlihat frustasi, entah mimpi buruk apa yang Malvic alami.
Saat Malvic sedang terhanyut di dalam mimpinya, samar samar ia mendengar deruan suara yang sama persis seperti Helikopter
'Bukankah aku sedang bermimpi?, mengapa aku mendengar suara Helikopter?' fikirnya di dalam mimpinya sendiri
"Bangun dasar pemalas, apakah kau ingin memakan gaji buta dari pemerintah, mereka mendanaimu bukan untuk bermalas malasan, ayo bangun dan mari kita lakukan pemanasan" Kalimat yang keluar dari pengeras suara yang di pegang oleh wanita dengan rambut pendek dengan seragam militer yang khas menutupi seluruh bagian tubuhnya, ia bertengger di tali Helikopter, berteriak dari luar jendela mencoba membangunkan Malvic yang tertidur di dalam sana.
Sedangkan Malvic ia masih belum tersadar bahwa kata kata yang ia dengarkan barusan bukanlah sebuah mimpi belaka.
"3, 2,1, katak satu siapkan amunisi, katak dua kunci target, katak tiga lakukan oprasi" Teriak kembali wanita itu
"Yes master" Sahutan serempak terdengar dari para katak
Saat itu Malvic sudah bangun, namun setengah dari raganya masih di alam mimpi sana, saat ia mencoba bangun dan melihat situasi sekitar, tiba tiba-tiba deringan peluru yang menghantam kaca membuatnya secara reflek mengangkat selimut menjadikan nya sebagai penghalang dengan merubah tekstur nya menjadi sekeras berlian, berguling guling Malvic segera turun dari ranjang, menghentakkan kakinya dan menendang ranjang besar untuk menutupi jendela.
'Sialan, ini terlalu berlebihan' kutuk Malvic di dalam hatinya
Aksi Malvic hanya di lakukan beberapa detik saja, saat penglihatan Malvic terhalang oleh Ranjang besar di depan jendela, tanpa ia sadari katak tiga sudah masuk ke kamarnya secara diam diam, mengendap seakan-akan bersatu dengan alam, ketika katak tiga hendak mendekati Malvic, dia segera melompat dengan panik mengeluarkan seluruh tenaganya mengangkat tangan nya mencoba menerkam kepala Malvic.
Saat itu Malvic sama sekali tak menyadari adanya katak tiga yang menerkam dari balik punggung nya, yang ia rasakan hanyalah firasat bahaya, sebelum ia bereaksi ia hanya merasa kepalanya berat kemudian pandangan nya menjadi kabur.
_____________
Didalam sebuah Helikopter yang di tumpangi oleh ketiga katak dan Malvic yang tak sadarkan diri di samping mereka
"Bagaimana Bocah itu menurut kalian" Suara wanita yang terdengar dari kursi samping co-pilot yang merupakan sang Kapten yaitu Wanita berambut pendek yang memimpin operasi penyergapan tadi
"Reflek nya lumayan, Namun sayang sepertinya ia kekurangan pengalaman bertempur" Jawab Katak 2
"Hei hei, itu bukan lah hal yang wajar bagi bocah SMA sepertinya, mengingat dirimu ketika masa SMA dulu yang bahkan masih belum bisa kencing dengan benar" Ejek Katak Tiga yang berada di samping Katak 2
Saat itu katak satu sempat meluhat Malvic yang menggunakan selimut sebagai alat untuk menahan peluru dan bahkan peluru yang di tembakkan tak cukup untuk menembus peluru, ini membuatnya ingin bertanya "Ngomong ngomong Kapten, apakah kemampuan bocah itu adalah perubahan Benda" Tanya katak satu yang merupakan Pilot di Helikopter tersebut,
Menggelengkan kepala nya Sang Kapten menjawab dengan serius
"Apakah kau pikir bocah yang harus membuat Sekertaris jendral merekrut nya secara pribadi sesederhana itu"
"Kita sudah hampir sampai, bangunkan bocah itu" Kata si wanita memberi isyrat kepada kedua bawahan nya
Katak dua yang mendengar perintah dari Kapten nya segera mengambil pistol yang bersarang di pinggang nya, memutar magazine kemudian menarik kokang lalu ia segera menghantamkan Bodi pistol ke Kepala Malvic
"Aduh aduh aduh...." Erang Malvic sembari memegangi kepalanya yang sudah di sarangi dua benjolan bulat kecil
"Bangun nak kita sudah sampai" Kata katak dua
"Hei..... Kau terlalu keras katak 2, dan untuk apa kau mereload senjatamu, ingin membunuh nya (○`д´)ノシ " Selang katak tiga
"Saya menyebutnya menjitak junior dengan gaya" Balas katak dua
Ketika kedua katak sedang asyik berdebat, Malvic yang sudah tersadar terlihat Linglung, melihat ke arah katak dua dan tiga ia tiba tiba menyadari sesuatu
'Bukan nya seragam yang mereka kenakan mirip dengan SAI' Fikir Malvic
Untuk apa mereka membawaku?
Apa ini seperti yang di katakan kepala sekolah kemarin?
Menoleh keluar jendela ia melihat tempat yang sudah tak asing baginya
'GBK'
Atau yang biasanya di sebut sebagai Stadion Gelora Bung Karno adalah sebuah stadion serbaguna di Jakarta, Indonesia dan merupakan bagian dari kompleks olahraga Gelanggang Olahraga Bung Karno. Stadion ini umumnya digunakan sebagai arena pertandingan sepak bola tingkat internasional. Stadion ini dinamai demikian untuk menghormati Soekarno yang merupakan Presiden Republik Indonesia pertama, dan juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Utama Senayan melalui Keputusan Presiden No. 4/1984. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, yang kemudian nama Stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.
Dan stadion ini juga merupakan salah satu bangunan yang utuh tanpa di Renovasi sedikit pun setelah pasca apocalyptic menyerang bumi.
Namun sayang sekali semenjak peristiwa itu, stadion ini sudah tak di gunakan lagi, dan tak dibuka untuk umum.
'Apa itu di gunakan sebagai markas SAI' fikir Malvic
Kemudian ketika Helikopter hendak mendarat di tanah, tanah hijau rimbun yang di penuhi tumbuhan terbuka secara perlahan ketika katak satu melemparkan beberapa benda aneh ke rerumputan, memperlihatkan berbagai bangunan yang bersarang di bawah tanah, Saat Helikopter hendak mendarat sebuah cahaya biru transparan dan berbagai senjata menghalangi pendaratan Helikopter tersebut, kemudian berbagai titik merah terlihat di bodi helikopter seperti memberi isyarat jika berani bergerak makan akan tertembak
"Kode Katak satu, dua, dan tiga dengan Kapten Bawang siap melakukan pendaratan" Ucap katak satu yang di balas oleh suara mekanis yang terdengar dari pengeras suara helikopter
"Kode suara diterima, silahkan kan mendarat, dan selamat datang kembali Semoga harimu menyenangkan"
Ketika suara mekanis tersebut berhenti Penghalang Biru dan berbagai senjata yang mengunci helikopter tersebut kembali ke keadaan semula, Malvic yang melihat rangkain peristiwa tersebut berkeringat dingin di punggungnya.
'Lihat jumlah Launcher besar di sana, bahkan jika aku merubah Body Pesawat menjadi berlian aku yakin itu akan hancur menjadi beberapa bagian' Sebelum Malvic keluar dari kabin pesawat ia menyadari sesuatu
'Sejak kapan aku memakai seragam SAI' tanya Malvic kepada dirinya sendiri kemudian mengusap rambutnya yang masih agak basah ia mencurigai sesuatu.
'Sial siapa yang memandikan ku'
Kemudian terlihat Malvic menatap tajam ke arah Co-pilot seakan-akan mempertanyakan keperawanan nya.
"Hei bocah jangan tatap aku seperti itu, katak dua dan tiga lah yang memandikan mu, lagipula kata mereka sesama lelaki wajar saja saling memandikan satu sama lain" Jawab sangat Kapten dengan nada yang terdengar lembut dan malas
Setelah mendengar jawaban dari sang Kapten, Malvic langsung menjauh dari katak dua dan tiga memandangi keduanya dengan penuh penghinaan
Malvic sekarang berada di sebuah ruangan bersama sang kapten perempuan yang menjemput nay tadi pagi, namanya adalah Linda, tepat di balik tumpukan dokumen yang menjulang, terlihat Linda yang memejamkan matanya, dengan secangkir teh di tangan nya, menghirup uap yang di hasilkan oleh panasnya teh, kemudian ia mulai meneguk nya dengana perlahan."Perkenalan nya sudah selesai, maka hal hal selanjutnya adalah sebuah pertanyaan dan tolong jawab dengan jujur" Ucap Linda dengan malas yang perlahan menempatkan cangkir teh nya ke atas meja yang berada di hadapan nya.Setelah itu raut wajah Linda yang sebelumnya terbilang santai langsung menjadi serius dan menanyakan beberapa hal kepada Malvic"Ada dua pertanyaan sederhana disini karena kebetulan aku memiliki sedikit waktu luang, langsung saja, pertanyaan pertama, semenjak dirimu menjadi seorang soul kontraktor, kemampuan special apa yang kau miliki"
Beberapa saat setelah Linda meninggalkan ruangan terdengar suara ketukkan pintu yang berirama*Tok tokMenoleh kebelakang Malvic melihat Pintu yang sudah terbuka, memperlihatkan seorang lelaki yang seharusnya ia panggil paman dengan kulit berwarna sawo matang dan beberapa bekas luka yang menempel di wajah tebalnya.Sosok Yang sudah tidak asing lagi bagi Malvic'Katak Dua'"Permisi, oh kita berjumpa lagi Junior" ucap katak Dua dengan senyum ramah yang menghiasi di wajahnyaBerjalan menuju Malvic yang berdiri dengan linglung, Katak Dua segera meraih kemudian menjabat tangan Malvic"Ekhem nak, panggil saya dengan sebutan Ragil, katak Dua hanyalah kode ketika aku melaksanakan misi, dan emmmm aku juga merupakan bawahan langsung dari Kapten Lin
Ini catatan pribadi yang perlu kalian garis bawahi. Pertama perkenalkan nama saya Las seorang penulis jalanan yang sering pindah lapak, bicara tentang novel jujur saja penghasilan dari menulis novel tidak sebesar yang kalian bayangkan, apalagi bagi penulis kecil seperti saya mungkin hanya cukup buat beli kouta perbulan, maka dari itu karena hobi saya tetap nulis di tengah sibuk lembur nya pekerjaan saya, nah novel ini up 2hari sekali jadi jangan teriak negatif di komentar karena jarang up Bayangkan seperti ini saya bekerja berangkat pagi pulang malam setelah itu masih harus nulis? Nah itu sangat melelahkan sekalisekalipun saya up sehari dua kali itu sama sekali tidak menambah penghasilan saya kenapa begitu? Karena novel ini hanya ditandatangani dengan kontrak non eklusif jadi tak peduli segiat apapun saya up saya tak akan mendapat kan bonus, jadi mohon pengertiannya saya juga butuh biaya untuk makan, nah para pembaca y
Huh huh huh .........Bersamaan dengan suara terengah entah terlihat Malvic yang berlari di barisan belakang para seniornya"107"Teriak Ragil yang secara tak terduga menjadi Instruktur dari barisan yang di ikuti Malvic.Dengan seragam Hitam ketat yang menempel di sekujur tubuh nya, Memperlihatkan lekuk tubuh yang masih belum sepenuhnya matang, dan keringat yang mengucur deras membasahi wajah Malvic yang halus dan kekanak kanakkan, beberapa teman di depan nya seringkali menoleh Kebelakang takut Malvic tiba tiba ambruk dan pingsan, karena di antara pendatang baru, Malvic lah yang paling terlihat muda.Melihat seragam yang di pakainya, Malvic menggeretakkan giginya, memang seragam yang ia kenakkan sekarang terlihat tipis dan ringan, namun s
Dibawah naungan pohon Malvic tertidur sembari merasakan kesejukan angin yang menerpa setiap pori pori di tubuhnya, memikirkan banyak hal yang berkaitan dengan ibunya ia terbawa sampai kedalam mimpi indahnya.Di dalam mimpinya ia melihat dirinya sendiri yang menjadi anak anak, menunggangi punggung ayah nya ia tertawa bahagia "Ayah ayo lebih cepat" Desaknya dengan suara kekanak-kanakan yang belum sepenuh nya lancar."Malvic, turun, kasian ayah, dia lelah setelah seharian bekerja" Tegur ibunya yang tersenyum sembari mulai menyiapkan makanan yang telah ia masak.Saat Malvic sedang menikmati mimpi indahnya, ia tak menyadari bahwa disamping nya ada wanita yang duduk tertegun menatap wajahnya yang sedang tertidur.Wanita itu adalah wanita yang ia tolong pagi tadi, Bernama Hana. ia awalnya sedang berjalan jalan mencoba mencari naungan ingin berlindung dari panasnya matahari dan menikm
Tiga minggu telah berlalu semenjak awal pelatihan para prajurit baru di SAI, seminggu ini banyak hal hal baru yang di ajarkan oleh para instruktur baik teori pembelajaran yang tak pernah di sebutkan di Universitas dan berbagai hal yang bersangkutan dengan militer, mulai dari pengoperasian berbagai senjata dan berbagai kendaraan berlapis baja.Jangan melihat dunia yang berubah layaknya novel fantasi, bahkan di era yang seperti sekarang pun senjata masih merupakan hal yang mematikan bagi para Soul Kontraktor, tentunya dengan berbagai modifikasi, senjata di era sekarang sudah sangat berbanding jauh dari senjata di era sebelum terjadinya hari akhir, ada pepatah lama mengatakan 'seiring berkembangnya zaman berkembang lah pula teknologi dan ilmu pengetahuan'. Kebanyakan senjata di zaman sekarang menggunakan Soul Energy sebagai amunisinya dengan begitu mereka tak perlu lagi repot repot membawa amunisi.Bagaimana jika menggunakan senjata api biasa, ap
Seperti yang Malvic katakan sebelum nya hari ini adalah Hari dimana para prajurit junior akan di kelompokkan menjadi beberapa kelompok. Menurut informasi yang ia dapatkan dari ragil dalam satu kelompok biasanya terdiri dari tiga sampai empat orang, satu orang senior dan sisanya adalah para junior, dan untuk alasan nya penetapan prajurit senior dalam satu tim agar dapat menjadi pemandu bagi para junior, dan untuk mengurangi resiko lain saat menjalankan misi, lagipula para prajurit baru itu semuanya masih belum berpengalaman.Duduk dengan ling lung sendirian di dalam sebuah ruangan dengan luas 10 x 10 meter, Malvic memejamkan matanya bersandar pada bangku yang tertata rapi di pinggir ruanganSebenarnya saat ini ia sedang menunggu kedatangannya rekan setimnya, dan ada sedikit rasa penasaran di hatinya.Siapa rekan setimku?Yang ia tahu hanyalah bahwasanya ia di suruh menunggu di ruang pelatihan nomor 011, karena
Tatapan ketiganya tertuju kepada Malvic, dengan berbagai macam raut wajah yang berbeda, Stev yang terlihat penasaran, Windi yang masih tersenyum kaku, hanya senior Radyt yang terlihat sedikit mengerti tentang Malvic."Hei kenapa kalian menatapku seperti itu, apa kalian tidak mengenal aku" Tunjuk Malvic ke dirinya sendiri dengan ragu ragu.Wajah ketiga nya langsung menghitam setelah mendengar perkataan MalvicKau jelas belum memperkenalkan diri oke?"Oh aku lupa memperkenalkan diri ku, nama Malvic, Soul Kontraktor Level 23, Umur 16 Tahun, Hal yang kusuka ibu, dan yang kubenci, sepertinya tidak ada, cita cita.... Euuummmm... Biar kufikirkan sebentar. " Jawab Malvic sembari mengelus ngelus dagunyaStev, Dan Windi langsung terkejut mendengar jawaban Malvic, bukan karena Level dan semacamnya, namun karena Umur Malvic yang masih 16 taun, mereka bisa membayangkan ketika berumur 16 t
Membuka kelopak matanya yang terasa berat, Malvic melihat latar putih yang familiar, Bau obat yang menyengat memastikan bahwa tempat yang di tempatinya sekarang adalah Rumah Sakit.'Apa aku selamat? 'Ingatan terakhir yang ia ingat adalah Windi yang menyerang Banteng Merah secara langsung, kemudian, Ia tak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.'Sepertinya aku tidak jadi menyusul mu Instruktur'Mengerang perlahan ia melihat sekeliling, di bilik yang terlihat mewah ini sama sekali tidak ada kehadiran satu orang pun kecuali dirinya, hanya sebuket Bunga dan bunga yang berada di samping nya. Merasakan tubuhnya yang baik-baik saja dan bahkan sedikit lebih energik, Malvic memilih bangun mengambil buah di samping nya dan mulai memakan nya karena perutnya sudah lama protes.Saat dia telah menyelesaikan sarapan nya, ia melihat knop pintu yang perlahan di buka, menampilkan kedua orang yang s
Banteng merah benar-benar merasa tertekan, dirinya yang telah Berkultivasi menghirup esensi surga dan bumi di lecehkan oleh manusia yang dia anggap kecil.Dengan emosi yang memenuhi fikiran nya Banteng merah hendak mengeluarkan kemampuan terkuat nya, otot-otot di sekujur tubuhnya membekak seketika, api yang besar berkobar dari setiap inci nya, bulu merah yang perlahan berdiri seperti duri.Dengan otot kaki yang terlihat mulai membengkak mengeluarkan semburan asap yang menyelimuti kakinya, banteng merah siap melancarkan serangan nya.Ketika ia hendak menghentakkan kakinya, sekelabat bayangan hitam muncul di depan nya membuat Banteng merah sedikit Terpana.Muncul secara tak terduga di hadapan Banteng merah, merupakan langkah dengan resiko besar yang Windi ambil saat ini.Merasakan tatapan tajam dari kerumunan Soul Beast di sekitarnya, Windi tak punya b
Dengan ekspresi kepanikan di wajahnya, Malvic tak peduli lagi, langsung mengerahkan segenap kekuatan nya untuk menahan serangan Banteng Merah di depan nya. Booommmm.... Benturan hebat yang membuat tubuh Malvic terguncang, kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh dari atas sana. Jika ia terjatuh atau melepaskan sedikit saja pegangan nya, hal buruk seperti tembok yang jebol akan menjadi konsekuensi nya. Jika bukan karena huruf harapan tadi, kejadian seperti ini tak mungkin terjadi. Sekarang Soul Energy di dalam tubuhnya hampir kosong, karena kepanikan sejak tubrukan dengan banteng merah barusan ia mengerahkan segala yang dia bisa, hingga lupa untuk mengehemat Soul Energy. Satu menit sebelum bala bantuan datang! Bagi Malvic sekarang terasa seperti Berjam jam lamanya. Soul Energy nya hampir habis, untuk menahan serangan sel
1 menit, 30 detik, sebelum bantuan dari pusat tiba.....Sementara itu, disisi Malvic sendiri tak tahu menahu tentang huru hara yang akan menimpanya, saat ini ia masih berfokus menahan gempuran ratusan Soul Beast, yang membuat nya sangat tertekan adalah di antara kerumunan ini ada Soul Beast yang terlihat seperti banteng, dengan bulu merah nya yang tumbuh di setiap lekukan otot nya, Soul Beast tersebut berlari dengan liat menuju ke arah Gerbang yang sedang Malvic pertahankan saat ini.Soul Beast yang terlihat gagah dan pemberani ini memiliki sebutan yang unik yaitu "Banteng Merah Perjuangan", dengan tubuh sebesar Mobil Kontainer bisa dipastikan Soul Beast ini berada di tingkat menengah. Soul Beast tingkah menengah dengan Spesifikasi fisik yang bahkan melebihi pahlawan super di TV. Hingga membuat Malvic sangat berhati-hati, lagipula setelah suntikan serum tadi efek samping nya sudah mulai ia rasakan.Duar......
Berjongkok di atas gerbang, memandangi kerumunan Soul Beast di bawahnya, membuat Malvic merasakan dengan jelas arti satu kalimat "menari dengan kematian".Setiap Benturan Yang di hasilkan oleh para Soul Beast membuat gerbang terguncang, Tanah bergetar, dan bahkan soul energi di dalam tubuhnya terkuras dengan kecepatan yang sama sekali tak pernah ia fikirkan.'Mungkin jika terus seperti ini, sangat sulit mempertahankan dinding ini selama sepuluh menit' fikirnyaKetika ia menoleh ke belakang sebentar, ia melihat banyak kerumunan di sana, dari para Soul Kontraktor maupun orang biasa memiliki reaksi berbeda, ada yang cemas, ada yang mengagumkan giginya sembari mengharapkan keajaiban dan masih banyak lagi.Melihat mereka yang percaya padanya saat ini, Tanpa ia sadari hati kecilnya tergerak. Menegaskan keraguan nya, dengan sorot mata yang tajam ia kembali fokus mempertahankan tanggung-jaw
Di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam instrumen penelitian, seseorang lelaki yang masih muda terlihat terikat di sebuah kursi dengan setengah terlentang, Rambut putih nya terurai panjang, berbaring di sana dengan badan setengah telanjang, memperlihatkan garis garis otot nya yang terlihat meledak ledak dipenuhi kekuatan.Membuka mata hitam nya dengan ringan Pria itu menghela nafas sebentar sebelum mulai melepaskan ikatan berbagai instrumen yang membelenggu tubuhnya, saat sosok tersebut mulai sibuk dengan apa yang ia lakukan terdengar langkah kaki menghampiri pemuda itu"Hei nak, Selamat, namun sepertinya kita tak sempat merayakan nya"Suara Serak dan berat terdengar seperti kejutan di telinga pemuda itu membawanya kembali ke kenyataanMerasakan Tanah di bawah kakinya yang mulai bergetar pemuda itu segera berdiri kemudian menghilang meninggalkan ruangan bahkan tanpa menjawab Ora
"Mungkin kalian bertanya tanya alasan mengapa aku memanggil kalian kesini" Ucap lelaki tua Charles dengan nada yang menggoda ketiganya."Namun, simpan pertanyaan itu untuk saat ini, karena aku sama sekali tak berniat untuk menjawabnya"Mendengar kata kata menggoda dari pak tua Charles Stev tak bisa menahan kesabaran nya lagi dengan kerutan yang bertumpuk di dahinya ia segera menyela"Lalu apa pak tua, jika kau sama sekali tak ingin memberikan alasan, lantas mengapa kau membuang buang kata hanya demi menggoda kami, lupakan semuanya lalu mari kita bicarakan intiny"Melihat Stev yang benar benar menyela omongan pak tua Charles, Malvic dan Windi sama sama terkejut, meskipun ia tahu dalam hatinya bahwa Stev adalah orang yang banyak bicara, namun tak sampai pada tahap ini juga kan?Di depan Anda adalah ilmuan fenomenal!Bersikaplah sedikit!ヽ(`д&acut
Melihat dua wajah yang Familiar di depan Gerbang, hati Windi yang semula khawatir langsung menjadi tenang, menyetabilkan ekspresi nya, kemudian ia langsung berlari ke arah keduanyaMemeluk Malvic sebentar dan mengabaikan Stev yang terlihat memiliki ekspresi kesulitanPermisi apa aku adalah saudara kandung mu?Mengabaikan Windi yang aneh, Malvic yang tak berdaya berjalan memasuki Gerbang, Saat mereka sudah masuk, Gerbang besar itu kembali di tutup dengan rapat, kemudian saat tatapan Malvic beralih ke kerumunan ia melihat sosok jangkung dengan setelan putih yang belakangan ini sering bertemu dengannya."Aku sudah tau situasinya, ayo ikuti aku, ada beberapa Hal yang perlu kamu tau" Ucapnya kemudian melangkah kan kakinya dan memberi isyarat agar ketiganya mengikuti dirinya.Tak tahu sudah berapa lama dan sampai dimana mereka berjalan, pada
Dengan tertatih tatih, Malvic berjalan perlahan dengan Stev yang merangkul bahunya, mereka menjadi lebih santai karena tak peduli apa, Misi mereka sudah di anggap selesai. Mereka tahu dengan kecepatan maksimal mungkin Windi sudah samapai di tempat tujuan."Ngomong ngomong, Malvic, sepertinya kau tau Siapa bajingan yang menipu kita tadi" Ucap Stev yang mencoba menenangkan suasana tertekan yang mereka rasakan saat ini"Namanya Biar Zerg, salah satu ahli Waris dari Zerg industri, dan memiliki sedikit konflik denganku"Mendengar jawaban itu, Stev dipenuhi kilatan kebencian di dalam matanya, mengangkat dagunya untuk berfikir alih alih tak tertarik akan apa penyebab dari konflik di antara mereka ia berkata"Heh Zerg Industri, sepertinya takdir berada di pihak ku, Setelah situasi disini mereda biarkan beberapa orang di keluargaku menuntut nya"Melihat sebentar Wajah St