Seperti yang Malvic katakan sebelum nya hari ini adalah Hari dimana para prajurit junior akan di kelompokkan menjadi beberapa kelompok. Menurut informasi yang ia dapatkan dari ragil dalam satu kelompok biasanya terdiri dari tiga sampai empat orang, satu orang senior dan sisanya adalah para junior, dan untuk alasan nya penetapan prajurit senior dalam satu tim agar dapat menjadi pemandu bagi para junior, dan untuk mengurangi resiko lain saat menjalankan misi, lagipula para prajurit baru itu semuanya masih belum berpengalaman.
Duduk dengan ling lung sendirian di dalam sebuah ruangan dengan luas 10 x 10 meter, Malvic memejamkan matanya bersandar pada bangku yang tertata rapi di pinggir ruangan
Sebenarnya saat ini ia sedang menunggu kedatangannya rekan setimnya, dan ada sedikit rasa penasaran di hatinya.
Siapa rekan setimku?
Yang ia tahu hanyalah bahwasanya ia di suruh menunggu di ruang pelatihan nomor 011, karena
Tatapan ketiganya tertuju kepada Malvic, dengan berbagai macam raut wajah yang berbeda, Stev yang terlihat penasaran, Windi yang masih tersenyum kaku, hanya senior Radyt yang terlihat sedikit mengerti tentang Malvic."Hei kenapa kalian menatapku seperti itu, apa kalian tidak mengenal aku" Tunjuk Malvic ke dirinya sendiri dengan ragu ragu.Wajah ketiga nya langsung menghitam setelah mendengar perkataan MalvicKau jelas belum memperkenalkan diri oke?"Oh aku lupa memperkenalkan diri ku, nama Malvic, Soul Kontraktor Level 23, Umur 16 Tahun, Hal yang kusuka ibu, dan yang kubenci, sepertinya tidak ada, cita cita.... Euuummmm... Biar kufikirkan sebentar. " Jawab Malvic sembari mengelus ngelus dagunyaStev, Dan Windi langsung terkejut mendengar jawaban Malvic, bukan karena Level dan semacamnya, namun karena Umur Malvic yang masih 16 taun, mereka bisa membayangkan ketika berumur 16 t
Ketika Radyt selesai mengungkapkan kata katanya, keduanya, Stev dan Windi langsung bergerak bersama, dengan kecepatan yang tak terlihat oleh mata telanjang Windi langsung berada di hadapan Radyt siap memberi serangan fatal dengan tongkat panjang nya, namun ketika tongkat yang Windi ayunkan hendak mengenai pelipis Radyt sesuatu yang tak terduga terjadi.Dalam sekejap mata dan entah sejak kapan Radyt sudah menggenggam ujung tongkat windi dengan satu tangan kirinya, kemudian, ia mendesah dengan paksa"Sayang sekali terkadang kecepatan tak begitu berarti, selama orang tersebut memiliki reaksi yang lebih cepat darimu apa yang bisa kau lakukan"Ketika Radyt masih memberikan ceramah kepada Windi, suara yang memotong udara terdengar dari atas Kepala nya, ketia ia mendongak ia sudah melihat bayangan pedang besar di depan matanya.Boooom....Bunyi letupan saat pedang besar milik Stev hendak mengenai Radyt
Mengambil kembali tongkat yang terjatuh di lantai, wajah Malvic sedikit menggambar keterkejutan, ternyata kemampuan domain nya lebih menakjubkan dari yang dia kira, semenjak ia melihat serangan yang menakutkan dari Radyt tadi, ia memiliki keraguan tentang seberapa cepat kemampuan manipulasi molekul nya ketika berhadapan dengan tongkat sangat di luncurkan oleh Radyt.Namun, saat tongkat tersebut memasuki domain nya dalam 1 meter luang lingkup, sekejap mata kemampuan nya aktif dengan begitu mudahnya, jika dulu ia harus berkonsentrasi makan sekarang ia hanya bisa memikirkan kemudian kejadian menakjubkan itu terjadi.'Ya kita kesampingkan hal itu, untuk saat ini ada hal yang harus kupastikan ' fikir Malvic yang sudah bersiap dengan Soul Energy yang sudah berkecamuk di dalam tubuhnyaSatu hal dasar yang terpenting bagi seorang Soul KontraktorKetika mereka menembus level 20,di level itu seorang Soul Kontrak
Melihat ketiga calon anggota Grub nya mulai dari sekarang, Radyt dipenuhi sedikit kepuasan.'Ya mungkin tim ini lebih baik dari pada tim Lain' Ujar nya.Pertama pandangannya kembali teralihkan kepada Malvic yang sudah duduk bersama ketiganya dan memakan kacang dengan Riang'Hei apa bocah ini maniak kacang?Kenapa di tim kuasa berisi orang yang tidak normal? 'Lupakan!Malvic, dari ketiga nya walaupun bisa dibilang Malvic yang terlemah, tapi dia adalah satu poin kunci dari tim ini, tanpa adanya Malvic ia percaya bahkan hanya butuh beberapa detik untuk mengalahkan para junior ini, Dengan kemampuan nya yang sangat merepotkan Malvic benar-benar bisa memaksimalkan nya, karena ia tau bahwa serangan nya jauh lebih lemah dari ketiganya, ia menyerah kemudian menjadikan rekan nya sebagai serangan utama, sedangkan dia sendiri membantu dari belakang, namun lain hal dengan pertahanan nya, itu sa
Melihat Anak yang telah menolongnya di kemudian hari sedang duduk di bangku taman sendirian dan keliatan kesepian, tanpa menunggu reaksi Malvic, hana langsung menghampiri nya."Hei, kebetulan sekali Malvic bukan" Ucap hana yang perlahan berjalan ke arah Malvic kemudian mengulurkan tangan ya."Apa yang kau lakukan disini" Tanyanya kemudian langsung duduk di samping Malvic."Tidak ada, hanya bernostalgia dengan beberapa hal kecil""Oh apa aku mengganggu?" Kata Hana ingin memastikan takut kedatangan nya mengganggu Malvic."Tidak, lalu apa yang kau lakukan disini" Balas Malvic"Emmm.. Aku sedang ingin menuju ke Barat sebelah sana, namun saat melihat mu sendirian di taman, aku memutuskan untuk menghampirimu terlebih dulu"SAI, sebagai organisasi pemerintah yang sangat maju, di dalam stiap Divisi atau Batalion di d
Di dalam sebuah Ruangan dengan Dominasi Warna merah yang gelap, terlihat 5 orang sedang bercengkrama, tertawa, dan bercerita bersama, Ini rombongan Malvic dan Teman teman Hana, mereka satu persatu mulai menceritakan banyak hal, dari masalah pribadi, bahkan percintaan, dengan Aroma Alkohol yang menyengat satu persatu diantara mereka sudah Mulai mabuk mengucapkan beberapa hal yang tak masuk akal.Namun Malvic berbeda, meskipun ia agak enggan tapi dia Sama sekali tidak minum, karena ia pernah mendengar dari ibunya dulu sewaktu masih kecil bahwasanya pria yang candu alkohol akan memiliki perut yang buncitbuncit, dengan enggan ia mencoba menahan Hasrat masa mudanya untuk minum, di tambah Masalah tadi itu menjadi sedikit beban fikiran Malvic, membuat botol alkohol di depan nya seperti sebuah hadiah yang di turunkan dari Surga yang sangat membuat ia ingin segera meminumnya.Sebenarnya karena adu cekcok tadi sebuah masalah menimpa diriny
Langit masih terlihat kelam, sumburan udara dingin pagi hari membuat Malvic yang masih meringkuk di tempat tidur menggigil tanpa sadar, kemudian selang beberapa menit, Tiba-tiba Malvic membuka matanya yang terlihat di penuhi kepanikan, Sialan Misi pertama!Desak Malvic kemudian langsung melepaskan diri dari belenggu segel dari kasur yang begitu nyaman, mengambil handuk di samping tempat tidur nya ia langsung berlari keluar dari asrama menuju kamar mandi yang sudah disiapkan secara Khusus tiap Blok nya.__________Waktu di dinding menunjukkan pukul 04:11, langit yang tadinya hitam sudah mulai menguning tersinari Fajar, kemudian Malvic yang selesai Mandi membuka pintu asramanya, dengan handuk yang hanya menutupi sebagian badan nya memperlihatkan otot-otot kecilnya yang sudah mulai membentuk beberapa lakukan.Melirik jam yang berdetak di dinding, akhirnya Malvic bisa menghelakan nafasnya, 20 menit lagi seperti
Melihat kedua rekannya yang terlihat lesu Malvic dipenuhi dengan tanda tanya besar di atas kepala nya, kemudian setelah mengamati mereka sebentar akhirnya Malvic menemukan masalahnya"Hei apa kalian tidur dengan baik? " Tanya Malvic yang melihat lingkaran hitam seperti panda tepat di bawah mata mereka."Umm" Jawab ambigu keduanya.Kemudian Malvic menepuk pundak mereka dengan wajah yang melankolis Malvic menjelaskan"Kita semua masih lah muda, tidak boleh memikirkan begitu banyak hal rumit, lupakan sebentar beban di hatimu, kemudian tidur lah dengan nyaman, makan lah sampai kenyang, dan bersantailah"Mendengar Ceramah Malvic tentang betapa nyaman nya hidup, keduanya ingin memuntahkan seteguk darah'Ketahuilah bahwa kita seperti ini karena kamu!,Bocah dengan kemampuan mesum sialan, jika karena kita tidak ingin menjadi beban bagi yang lebih mud
Membuka kelopak matanya yang terasa berat, Malvic melihat latar putih yang familiar, Bau obat yang menyengat memastikan bahwa tempat yang di tempatinya sekarang adalah Rumah Sakit.'Apa aku selamat? 'Ingatan terakhir yang ia ingat adalah Windi yang menyerang Banteng Merah secara langsung, kemudian, Ia tak mengetahui apa yang terjadi selanjutnya.'Sepertinya aku tidak jadi menyusul mu Instruktur'Mengerang perlahan ia melihat sekeliling, di bilik yang terlihat mewah ini sama sekali tidak ada kehadiran satu orang pun kecuali dirinya, hanya sebuket Bunga dan bunga yang berada di samping nya. Merasakan tubuhnya yang baik-baik saja dan bahkan sedikit lebih energik, Malvic memilih bangun mengambil buah di samping nya dan mulai memakan nya karena perutnya sudah lama protes.Saat dia telah menyelesaikan sarapan nya, ia melihat knop pintu yang perlahan di buka, menampilkan kedua orang yang s
Banteng merah benar-benar merasa tertekan, dirinya yang telah Berkultivasi menghirup esensi surga dan bumi di lecehkan oleh manusia yang dia anggap kecil.Dengan emosi yang memenuhi fikiran nya Banteng merah hendak mengeluarkan kemampuan terkuat nya, otot-otot di sekujur tubuhnya membekak seketika, api yang besar berkobar dari setiap inci nya, bulu merah yang perlahan berdiri seperti duri.Dengan otot kaki yang terlihat mulai membengkak mengeluarkan semburan asap yang menyelimuti kakinya, banteng merah siap melancarkan serangan nya.Ketika ia hendak menghentakkan kakinya, sekelabat bayangan hitam muncul di depan nya membuat Banteng merah sedikit Terpana.Muncul secara tak terduga di hadapan Banteng merah, merupakan langkah dengan resiko besar yang Windi ambil saat ini.Merasakan tatapan tajam dari kerumunan Soul Beast di sekitarnya, Windi tak punya b
Dengan ekspresi kepanikan di wajahnya, Malvic tak peduli lagi, langsung mengerahkan segenap kekuatan nya untuk menahan serangan Banteng Merah di depan nya. Booommmm.... Benturan hebat yang membuat tubuh Malvic terguncang, kehilangan keseimbangan dan hampir saja terjatuh dari atas sana. Jika ia terjatuh atau melepaskan sedikit saja pegangan nya, hal buruk seperti tembok yang jebol akan menjadi konsekuensi nya. Jika bukan karena huruf harapan tadi, kejadian seperti ini tak mungkin terjadi. Sekarang Soul Energy di dalam tubuhnya hampir kosong, karena kepanikan sejak tubrukan dengan banteng merah barusan ia mengerahkan segala yang dia bisa, hingga lupa untuk mengehemat Soul Energy. Satu menit sebelum bala bantuan datang! Bagi Malvic sekarang terasa seperti Berjam jam lamanya. Soul Energy nya hampir habis, untuk menahan serangan sel
1 menit, 30 detik, sebelum bantuan dari pusat tiba.....Sementara itu, disisi Malvic sendiri tak tahu menahu tentang huru hara yang akan menimpanya, saat ini ia masih berfokus menahan gempuran ratusan Soul Beast, yang membuat nya sangat tertekan adalah di antara kerumunan ini ada Soul Beast yang terlihat seperti banteng, dengan bulu merah nya yang tumbuh di setiap lekukan otot nya, Soul Beast tersebut berlari dengan liat menuju ke arah Gerbang yang sedang Malvic pertahankan saat ini.Soul Beast yang terlihat gagah dan pemberani ini memiliki sebutan yang unik yaitu "Banteng Merah Perjuangan", dengan tubuh sebesar Mobil Kontainer bisa dipastikan Soul Beast ini berada di tingkat menengah. Soul Beast tingkah menengah dengan Spesifikasi fisik yang bahkan melebihi pahlawan super di TV. Hingga membuat Malvic sangat berhati-hati, lagipula setelah suntikan serum tadi efek samping nya sudah mulai ia rasakan.Duar......
Berjongkok di atas gerbang, memandangi kerumunan Soul Beast di bawahnya, membuat Malvic merasakan dengan jelas arti satu kalimat "menari dengan kematian".Setiap Benturan Yang di hasilkan oleh para Soul Beast membuat gerbang terguncang, Tanah bergetar, dan bahkan soul energi di dalam tubuhnya terkuras dengan kecepatan yang sama sekali tak pernah ia fikirkan.'Mungkin jika terus seperti ini, sangat sulit mempertahankan dinding ini selama sepuluh menit' fikirnyaKetika ia menoleh ke belakang sebentar, ia melihat banyak kerumunan di sana, dari para Soul Kontraktor maupun orang biasa memiliki reaksi berbeda, ada yang cemas, ada yang mengagumkan giginya sembari mengharapkan keajaiban dan masih banyak lagi.Melihat mereka yang percaya padanya saat ini, Tanpa ia sadari hati kecilnya tergerak. Menegaskan keraguan nya, dengan sorot mata yang tajam ia kembali fokus mempertahankan tanggung-jaw
Di dalam sebuah ruangan yang dipenuhi oleh berbagai macam instrumen penelitian, seseorang lelaki yang masih muda terlihat terikat di sebuah kursi dengan setengah terlentang, Rambut putih nya terurai panjang, berbaring di sana dengan badan setengah telanjang, memperlihatkan garis garis otot nya yang terlihat meledak ledak dipenuhi kekuatan.Membuka mata hitam nya dengan ringan Pria itu menghela nafas sebentar sebelum mulai melepaskan ikatan berbagai instrumen yang membelenggu tubuhnya, saat sosok tersebut mulai sibuk dengan apa yang ia lakukan terdengar langkah kaki menghampiri pemuda itu"Hei nak, Selamat, namun sepertinya kita tak sempat merayakan nya"Suara Serak dan berat terdengar seperti kejutan di telinga pemuda itu membawanya kembali ke kenyataanMerasakan Tanah di bawah kakinya yang mulai bergetar pemuda itu segera berdiri kemudian menghilang meninggalkan ruangan bahkan tanpa menjawab Ora
"Mungkin kalian bertanya tanya alasan mengapa aku memanggil kalian kesini" Ucap lelaki tua Charles dengan nada yang menggoda ketiganya."Namun, simpan pertanyaan itu untuk saat ini, karena aku sama sekali tak berniat untuk menjawabnya"Mendengar kata kata menggoda dari pak tua Charles Stev tak bisa menahan kesabaran nya lagi dengan kerutan yang bertumpuk di dahinya ia segera menyela"Lalu apa pak tua, jika kau sama sekali tak ingin memberikan alasan, lantas mengapa kau membuang buang kata hanya demi menggoda kami, lupakan semuanya lalu mari kita bicarakan intiny"Melihat Stev yang benar benar menyela omongan pak tua Charles, Malvic dan Windi sama sama terkejut, meskipun ia tahu dalam hatinya bahwa Stev adalah orang yang banyak bicara, namun tak sampai pada tahap ini juga kan?Di depan Anda adalah ilmuan fenomenal!Bersikaplah sedikit!ヽ(`д&acut
Melihat dua wajah yang Familiar di depan Gerbang, hati Windi yang semula khawatir langsung menjadi tenang, menyetabilkan ekspresi nya, kemudian ia langsung berlari ke arah keduanyaMemeluk Malvic sebentar dan mengabaikan Stev yang terlihat memiliki ekspresi kesulitanPermisi apa aku adalah saudara kandung mu?Mengabaikan Windi yang aneh, Malvic yang tak berdaya berjalan memasuki Gerbang, Saat mereka sudah masuk, Gerbang besar itu kembali di tutup dengan rapat, kemudian saat tatapan Malvic beralih ke kerumunan ia melihat sosok jangkung dengan setelan putih yang belakangan ini sering bertemu dengannya."Aku sudah tau situasinya, ayo ikuti aku, ada beberapa Hal yang perlu kamu tau" Ucapnya kemudian melangkah kan kakinya dan memberi isyarat agar ketiganya mengikuti dirinya.Tak tahu sudah berapa lama dan sampai dimana mereka berjalan, pada
Dengan tertatih tatih, Malvic berjalan perlahan dengan Stev yang merangkul bahunya, mereka menjadi lebih santai karena tak peduli apa, Misi mereka sudah di anggap selesai. Mereka tahu dengan kecepatan maksimal mungkin Windi sudah samapai di tempat tujuan."Ngomong ngomong, Malvic, sepertinya kau tau Siapa bajingan yang menipu kita tadi" Ucap Stev yang mencoba menenangkan suasana tertekan yang mereka rasakan saat ini"Namanya Biar Zerg, salah satu ahli Waris dari Zerg industri, dan memiliki sedikit konflik denganku"Mendengar jawaban itu, Stev dipenuhi kilatan kebencian di dalam matanya, mengangkat dagunya untuk berfikir alih alih tak tertarik akan apa penyebab dari konflik di antara mereka ia berkata"Heh Zerg Industri, sepertinya takdir berada di pihak ku, Setelah situasi disini mereda biarkan beberapa orang di keluargaku menuntut nya"Melihat sebentar Wajah St