Share

BAB 96: Menggoda

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Ini minumanmu,” Axel kembali datang dengan cepat memberikan segelas air. “Kau kenapa?” Tanya Axel yang sadar dengan kesedihan di mata Naomi.

“Sepertinya ayahku tidak datang Axel. Aku takut terjadi sesuatu kepadanya.”

“Pesta baru berlangsung, mungkin dia terlambat. Jika kau khawatir, aku akan meminta David untuk menghubungi ayahmu dan sekretarisnya untuk mengonfirmasi apa ayahmu datang atau tidak.”

Naomi mengangguk setuju, gadis itu meminum minumannya untuk meredakan tenggorakannya yang kering dan perasaan berdebar yang masih terasa.

Axel menempatkan kembali tangannya di pinggang Naomi, pria itu tidak dapat mengalihkan pandangannya dari Naomi yang sejak tadi terus berada di sampingnya. Naomi terlihat sudah sangat berusaha menyeimbangi setiap percakapan yang ia dengar, kegugupannya selalu berhasil dia tutupi dengan senyuman lebarnya.

Perhatian Axel teralihkan pada Hutton dan Rihana yang kini baru datang, ada sesuatu yang sangat lebih menarik perhatian Axel saat ini, yaitu kedatang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 97: Pengganggu

    Jennie gugup, menantikan pertemuannya lagi dengan Axel, dia begitu merindukan pria itu dan tidak sabar ingin segera berhadapan. Kepercayaan diri yang sempat terbangun di dalam diri Jennie runtuh begitu saja begitu dia bertemu Axel secara langsung dan berhadapan. Jennie menatapnya dengan hangat dan sebuah senyuman indah yang mengisyarakan banyak hal, hati Jennie terasa menghangat hanya dengan melihat kembali pria yang selama ini selalu menjadi pemilik hatinya. Jennie sangat berharap besar bahwa Axel akan membalasnya, namun alih-alih membalasnya, pria itu menatap dingin tanpa arti dan memilih fokus pada tunangannya yang berada dalam pelukannya. Axel memeluk Naomi dengan tenang, mereka berinteraksi dan terlihat dekat satu sama lainnya hingga Jennie bisa melihat Axel menunjukan kemesraan yang begitu alami di antara dirinya dengan Naomi. Hati Jennie mendadak sakit melihat tawa lepas Axel ketika dia bicara dengan Naomi. Naomi dan Axel tidak mempedulikan apapun yang ada di sekitar mer

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 98: Gelisah

    Suara orang yang memandu acara pesta terdengar, orang itu memberitahu para tamu yang berada dalam ruangan pesta bahwa pesta dansa akan segera di mulai. Axel kembali dengan cepat usai menemani Teresia, pria itu menghampiri Naomi yang kini duduk dan terlihat sedikit cemberut. “Kau kenapa?” tanya Axel. Suasana hati Naomi menjadi tidak bagus, entah mengapa gadis itu merasa risih dan perasannya menjadi tidak baik karena teringat ucapan Hutton mengenai Axel yang mengundang mantan kekasihnya ke pesta. Untuk apa tujuan Axel mengundang mantan kekasihnya? Naomi tidak bisa mengungkapkan keresahan di dalam hatinya karena dia harus tahu diri dan tahu batasan karena Naomi dan Axel bukan pasangan yang sesungguhnya, mereka bersama hanya karena ikatan kontrak. Melihat keterdiaman Naomi, Axel menyentuh bahu gadis itu dan mengguncangnya. “Naomi, kau kenapa?” tanya Axel sekali lagi. “Tadi pamanmu datang.” “Apa dia melakukan sesuatu yang berlebihan?” Naomi menggeleng, gadis itu membuang napasnya d

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 99: Jennie dan Naomi

    Axel menyelesaikan pembicaraanya dengan cepat dan membiarkan tamunya pergi lebih dulu ke ruangan pesta. Semua yang dia inginkan berjalan sangat lancar, terlintas dalam pikiran Axel jika mungkin dia perlu menyiapkan sebuah hadiah untuk Naomi untuk pesta malam ini. Hadiah apa yang pantas untuk Naomi? Haruskah Axel memberinya pabrik cokies? Tanpa sadar Axel tertawa pelan begitu membayangkan reaksi Naomi bila memang Axel benar-benar memberinya pabrik cokies. Baru beberapa langkah Axel keluar dari ruangan, langkahnya harus terhenti begitu saja karena Jennie menunggu di depan pintu. “Axel,” panggil Jennie dengan suara lembut penuh dengan kerinduan, sorot matanya yang dalam tidak lagi bisa menutupi perasaannya saat ini. Kening Axel mengerut samar, menahan decihan kasarnya. “Aku tidak memiliki waktu,” jawab Axel acuh. “Axel tunggu, aku hanya ingin berbicara denganmu sebentar, beri aku waktu, aku mohon” Jennie menaikan nada suarannya dan menangkap tangan Axel, menahan langkah kakinya. “

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 100: Bertemu Jaden

    “Benarkah,” gumam Naomi tidak nyaman karena tiba-tiba Jennie memberitahukan statusnya. “Kedepannya mungkin kita akan sering bertemu, jika ingin mengenal lebih banyak tentang Axel, jangan ragu untuk bertanya karena saya tahu segalanya tentang Axel,” ucap Jennie lagi terdengar percaya diri namun mengandung ketidak nyamanan pada Naomi. “Ternyata kalian memang dekat.” Senyuman Jennie memudar, ekspresi di wajah cantiknya berubah menjadi rasa bersalah seakan apa yang sudah dia bicarakan kepada Naomi adalah kesalahan yang tidak disengaja . “Ah, maaf, saya sudah berbicara berlebihan. Mungkin karena saya dan Axel pernah berpacaran, saya tidak melupakan kebiasaan lama yang terlalu bersemangat saat membicarakan dia.” Wajah Naomi memucat kaget, tersadar jika wanita yang kini berdiri di hadapannya adalah mantan kekasih Axel, seseorang yang sudah dibicarakan oleh Hutton. Melihat keterdiaman Naomi yang terkejut, Jennie tersenyum puas. “Senang berkenalan denganmu, sampai jumpa Naomi.” Jennie me

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 101: Pengakuan Cinta

    Naomi terus memainkan musiknya meski perhatiannya tidak teralihkan pada Axel yang kii didatangi Jennie. Risih, itulah yang Naomi rasakan pertama kali, tidak berapa lama dia merasakan berubah menjadi sakit seperti ada sesuatu yang menusuk begitu dalam di dadanya. Wajah Naomi suram, melihat Jennie tersenyum dan segera pergi setelah melewati percakapan singkatnya. Axel tidak memberitahu apapun padanya tentang Jennie dan tentang kedatangannya ke pesta, meski kini Naomi dan Axel bersama karena sebuah kontrak, Naomi tetap merasa dikhianati atas ketidak jujuran Axel. Semua orang tahunya Axel adalah pasangan Naomi, sangat memalukan jika Naomi lebih tahu masalah ini dari orang luar. Sedih dan kesal dirasakan secara bersamaan, entah mengapa mata Naomi terasa panas ingin menangis, reaksi perasaan Naomi sangat mirip seperti saat dia mendengar Jaden akan bertunangan dengan Feira. Hancur dan cemburu.. Cemburu? Apakah kali ini juga Naomi cemburu, karena itulah dia marah? Naomi mulai bertanya-t

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 102: Jawaban

    Axel mematung kaget dengan pupil mata melebar mendengar pengakuan cinta Naomi yang tidak terduga, tanpa sadar Axel mengusap dadanya yang berdebar kencang. “Ka-kau jatuh cinta padaku?” tanya Axel tidak percaya. Naomi semakin tidak bisa menghentikan tangisannya, gadis itu tertunduk sedih, merasa bersalah sekaligus sangat malu karena sudah berbicara yang gegabah, tidak mengontrol diri. “Jawab aku Naomi,” pinta Axel. “Maafkan aku Axel,” tangis Naomi menutupi wajahnya dengan kuat. “Aku sungguh minta maaf, aku sudah melanggar kontrak kita dan sudah jatuh cinta padamu. Jika sekarang kau ingin memecatku, aku akan menerimanya,” ucap Naomi penuh sesal. Axel terperangah, pria itu menarik napasnya dalam-dalam mencoba meyakini bahwa apa yang sedang terjadi sekarang ini bukan mimpi, bukan pula sebuah hayalan. Keterdiam Axel yang tidak menjawab membuat Naomi sesak, Naomi sudah sering mengungkapkan cinta dan dia juga sudah sering mendengar penolakan. Ini untuk pertama kalinya Naomi mengungkapka

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 103: Serangan

    Sejak pagi buta Axel pergi ke perusahaan dan melakukan rapat dadakan, ada sesuatu penting yang dibahas hingga rapat itu dipimpin langsung oleh Teresia. Semalam, di pesta, diam-diam Teresia dan Axel melakukan pembahasan penting dengan beberapa orang penting lainnya. Rapat penting yang dilakukan berjam-jam itu akhirnya berakhir, Teresia pergi dengan cepat bersama beberapa orang lainnya menyisakan Axel dan Hans yang kini duduk beristirahat, menunggu reaksi besar dari orang-orang yang ada di dalam perusahaan. Axel menyandarkan kepalanya di kursi, pria itu melihat keluar jendela melihat langit yang cerah. Tiba-tiba saja Axel jadi teringat Naomi. Sedang apa Naomi sekarang? batin Axel bertanya, dengan terburu-buru Axel mengeluarkan handponenya dan memeriksanya. Naomi memberinya satu pesan pemberitahuan jika kini dia tengah berada di bukit sedang menanam bunga yang sudah Axel berikan kepadanya. Sudut bibir Axel terangkat, pria itu tidak dapat menahan senyuman lebarnya. Hans yang memperh

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 104: Gangguan

    Selesai menanam semua bunga pemberian dari Axel, kini Naomi akhirnya memutuskan keluar dan bertemu dengan Jaden untuk memenuhi janjinya semalam. Ada banyak cerita yang ingin Naomi dengar tentang ayahnya, tentang apa yang sebenarnya telah terjadi pada Jaden dan Feira hingga mereka putus. Naomi ingin bertanya bukan hanya karena penasaran, dia menyayangkan betapa mudahnya Jaden putus dengan Feira padahal sebentar lagi mereka mempublikasikan pertunangan. Naomi juga tahu betapa sayangnya Jaden pada Feira selama ini, mengejutkan Jaden bisa memutuskan hubungan mereka begitu saja. Naomi dan Jaden bertemu di sebuah restaurant yang tidak jauh dari kediaman Axel, pertemuan ini untuk pertama kalinya terasa berbeda sampai membuat Naomi terkejut dengan dirinya sendiri. Dulu, Naomi selalu heboh sendiri memikirkan pakaian apa yang harus dipakai, dalam beberapa puluh menit sekali dia sering melihat cermin hanya untuk memastikan apa dia sudah tampil cantik atau tidak. Semua hal itu selalu Naomi laku

Bab terbaru

  • Skenario Perjodohan Bisnis   END

    Keduanya saling memandang dalam diam, Axel meraih wajah Naomi dan mengusapnya dengan hati-hati. “Aku minta maaf karena datang terlambat, kau pasti kecewa kepadaku.” Naomi memejamkan matanya, merasakan usapan lembut Axel di wajahnya, gadis itu menarik napasnya dalam-dalam dan perlahan membuka kembali matanya, menatap lekat mata Axel yang terlihat bersedih dan kecewa kepsada dirinya sendiri. Axel tidak puas kepada dirinya sendiri karena dia sudah datang terlambat dan tidak bisa menemani Naomi di saat-saat dia sedang terjatuh. “Aku sangat menyesal karena tidak bisa benar-benar menjagamu,” bisik Axel penuh sesal. Naomi tersenyum samar, dia tidak tahu harus berkata apa karena hari ini suka dan duka telah datang secara bersmaan dalam kehidupannya. Axel yang dia tunggu telah datang, melamarnya dihadapan Magnus, namun disisi lain Naomi juga harus mengantar kepergian Magnus dan harus merelakannya. “Naomi, apa kau marah padaku?” tanya Axel pelan. “Tidak, aku justru berterima kasih karena

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 151: Lamaran

    “Apa aku boleh berbicara dengan ayahmu berdua saja?” tanya Axel penuh kehati-hatian, dia takut Naomi masih marah kepadanya dan menolak permintaan Axel.Naomi menelan salivanya dengan kesulitan, desakan ingin menangis dan perasaan yang lega begitu kuat memenuhi hatinya. Naomi tertunduk mengusap air matanya yang tidak bisa dihentikan.Naomi sangat lega karena ternyata Axel peduli kepadanya dan mau datang.Naomi mengangguk tanpa mampu berkata-kata, memberi izin Axel untuk bisa berbicara berdua dengan ayahnya.Naomi melangkah pelan, melewati Axel yang berada di depan pintu, tiba-tiba langkah itu terhenti begitu Naomi merasakan pergelangan tangannya digenggam oleh Axel.Wajah Naomi terangkat, menatap lekat Axel. “Tidak, sepertinya kau harus berdiri di sisiku, kau juga harus mendengarkan apa yang ingin aku katakan,” ucap Axel lagi memperhatikan gerak gerik mata Magnus.Naomi membalikan badannya dengan ragu, pintu ruangan Magnus kembali tertutup dan orang-orang menunggu di depan ruangan.Ax

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 150: Kedatangan Axel

    Hans berdiri dengan senyuman puasnya, melihat Hutton yang digelandang keluar dari mobil kepolisian dan disambut oleh banyak media karena kontroversi yang dilakukannya dalam melancarkan aksi kejahatan.Hutton terhuyung-huyung dengan perban yang menghalangi kedua matanya, begitu pula dengan wajahnya yang kini sebagian terbungkus kain kasa.Semprotan cabai yang Axel buat berhasil membuat Hutton mengalami masalah dengan penglihatannya hingga membuat dia tidak bisa melihat untuk sementara waktu.Kedua tangan dan kaki Hutton diborgol, langkah terhuyung-huyung dijaga oleh kepolisian dan dikejar oleh wartawan yang membutuhkan keterangan darinya secara langsung. Hutton diperlakukan seperti penjahat kelas berat.Bibir Hutton menekan kuat, membungkam dengan rasa malu hebat dan jiwa yang terguncang. Kehidupannya hancur dalam waktu semalam, Hutton sungguh tidak akan menyangka jika dia akan berada di titik seperti ini dalam hidupnya.“Pengacara kita sudah sudah datang,” ucap Sharen yang berdiri di

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 149: Menangkap Hutton

    “Bajingan, kau sudah berhasil menghancurkan hidupku! Kau pikir aku akan diam saja hah!” geram Hutton mengayunkan pisaunya, refleks Axel menghadangnya dengan handpond di tangannya dan berhasil membuat handpone itu mati seketika.Napas Axel tertahan di dada, pria itu terlalu terkejut karena tiba-tiba saja seseorang akan menyerangnya.“Sialan!” maki Hutton menarik pisaunya.Axel bergeser mundur mencoba menciptakan jarak, butuh waktu beberapa detik untuk Axel tesadar jika orang yang hendak menyerangnya adalah Hutton. “Kenapa kau menutupi wajah jelekmu? Apa kau tidak ingin aku melihat ketakutan di wajah busukmu?”Rahang Hutton mengetat, dengan kasar dia melepaskan maskernya dan melemparkannya ke lantai.Axel menelan salivanya dengan kesulitan melihat tatapan bringas Hutton yang sudah dikuasai oleh amarah, Axel bergerak kembali mundur begitu Hutton mendekat dan mengayunkan pisaunya, kali ini Axel berhasil menangkisnya dengan menendang kaki Hutton agar dia kehilangan keseimbangan.Dengan Axe

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 148: Kedatangan Hutton

    Hutton melajukan mobilnya dengan kencang melewati jalanan, wajahnya yang babak belur terlihat di antara cahaya lampu jalan-jalan. Bola mata Hutton bergerak tajam melihat ke sekitar dengan penuh kewaspadaan karena kini wajahnya terpampang jelas di berbagai televisi gedung dan diumumkan jika kini Hutton adalah seorang buronan yang sudah melakukan kejahatan berbagai pembunuhan, pencucian uang dan sudah melakukan kekerasakan kepada isterinya.Tangan Hutton mencengkram kuat kemudi menahan amarah, dia tidak bisa pergi keluar negeri menggunakan pesawat jika wajahnya sudah terpampang dan di umumkan sebagai buronan.“Sialan!” maki Hutton memukul kemudi. Hutton tidak menyangka jika seluruh negeri mulai tahu dia penjahat, dan semua orang akan mengenali wajahnya.“Bajingan itu, aku harus menghabisinya,” bisik Hutton dengan penuh amarah.Hutton tidak terima jika seluruh usahanya selama ini harus hancur berkeping begitu saja di bawah kaki Axel. Seharusnya tidak seperti ini, seharusnya Axel yang tum

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 147: Keputusan

    “Bajingan!” Jennie terisak dengan suara yang tidak jelas karena mulunya terikat, wanita itu berusaha bergerak melepaskan diri dari ikatan tali yang mengekang tangan dan kedua kakinya pada ranjang.Tubuh Jennie terlihat memiliki banyak memar yang sudah ditinggalkan Hutton, pria paruh baya itu sudah berbuat kegilaan yang tidak terduga. Dia memperkosa Jennie berulang kali sebelum meninggalkannya dengan membawa semua uang, perhiasan hingga mobilnya.Bibir Jennie gemetar hebat, wajah cantiknya terlihat basah penuh oleh air mata merasakan seluruh tubuhnya yang sakit dan lemah tidak memiliki banyak kekuatan untuk melepaskan diri dan bergerak.Hati Jennie sangat hancur, dia merasa jijik kepada dirinya sendiri karena sudah disentuh layaknya pelacur oleh Hutton. Jennie marah kepada dirinya sendiri, dan kini dia hanya bisa memaki dirinya sendiri karena sudah salah mengambil keputusan dan terlibat dalam kehidupan Hutton.Jennie menyesal, andai saja dia tidak serakah dan mengambil keputusan yang s

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 146: Permintaan

    Genggaman lemah tangan Magnus kian tidak lagi dirasakan tenaganya, Naomi tidak berhenti memandangi wajah Magnus yang terbaring tidak sadarkan diri meski sudah mendapatkan pertolongan.Dokter yang menangani Magnus tidak mengatakan apapun dan hanya bisa menyemangati Naomi seakan memberi isyarat jika kemungkinan keadaan Magnus sudah sangat parah.Naomi mengusap wajah pucat Magnus dengan gemetar, berharap jika sepasang mata Magnus kembali terbuka dan mereka bisa bertatapan.“Masih ada banyak hal yang ingin aku lakukan dengan Ayah, tolong cepatlah sembuh agar aku bisa memasak untuk Ayah dan menemani Ayah pergi memacing, menghabiskan waktu di danau dengan membawa mobil van. Bukankah itu semua sangat ingin Ayah lakukan?” bisik Naomi dengan suara bergetar. “Aku mohon, buka mata Ayah.”Naomi menyeka air matanya dan menggenggam lebih kuat tangan Magnus, kebingungan semakin membuatnya tidak tahu harus berbuat apa selain menunggu Magnus membuka mata dan berharap jika Axel datang menemuinya.Mungk

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 145: Serba Salah

    Ketika Axel datang ke rumah sakit, dia sudah menemukan keberadaan Armon yang duduk seorang diri. Pemuda itu duduk di kursi terlihat menangis dengan tangan yang terbungkus sapu tangan, Armon tidak beranjak dari tempatnya hanya untuk menunggu kabar Rihana sekarang yang masih belum diketahui kepastiannya.Rihana mengalami kebocoran di kepalanya, dia juga mengalami luka di tulang lehernya yang mengharuskan Rihana menjalani operasi.Armon sangat takut jika terjadi sesuatu kepada ibunya karena sejak Armon mengantar Rihana ke rumah sakit, dia tidak sadarkan diri. “Apa yang sebenarnya telah terjadi?” tanya Axel dengan napas tersenggal usai berlari cukup jauh.Wajah Armon terangkat, pemuda itu mengusap wajahnya yang basah oleh air mata, sulit untuk membendung kesedihan yang dia rasakan, hingga membuat Armon tidak peduli untuk menangis di depan umum meski dia seorang pria.Dengan lemah Armon berdiri.“Duduklah,” titah Axel.Dengan patuh Armon duduk kembali, sementara Axel ikut duduk di samping

  • Skenario Perjodohan Bisnis   BAB 144: Kesialan

    Begitu pintu terbuka, tanpa permisi Hutton langsung masuk, dia butuh tempat persembunyian sementara waktu karena Rihana dibawa ke rumah sakit, besar kemungkinan dokter yang menangani dan Armon juga akan melaporkan kejadian malam ini kepada polisi.“Kau memiliki dokter pribadi? Aku butuh bantuan.”“Aku akan menghubunginya.”“Obati luka di tanganku dulu, ini sangat perih,” pinta Hutton seraya melepaskan pakaiannya.“Apa yang sudah kau lakukan?” Tanya Jennie memperhatikan luka yang dimiliki Hutton jauh lebih buruk dari apa yang dilihat.Hutton menjatuhkan dirinya ke kursi usai melepaskan pakaiannya dan hanya menyisakan celana panjang. Setelah cukup banyak menghabiskan waktu bersama Jennie, Hutton merasa tidak perlu lagi berpura-pura menjaga martabatanya, lagipula Jennie juga tidak seterhormat yang terlihat.“Istriku sudah membuat kekacauan, karena itulah aku di seperti ini,” jawab Hutton seraya mengusap kepalanya yang sangat sakit berdenyut. Beruntung saja dia masih bisa menjaga kesadara

DMCA.com Protection Status