"Tidak. Aku tidak menyetujuinya. Aku hanya menginginkan istriku saja." Samuel menolak saran yang diberikan oleh CEO itu. "Tuan Samuel, pikirkanlah lagi. Jika anda berinvestasi dalam perusahaan ini, aku akan memberikan sumberdaya yang baik untuk Maya Lin. Ini juga menguntungkan untukmu, kami juga memiliki aktris dan aktor kami yang sedang naik daun. Mereka lebih menjanjikan daripada anda hanya membawa Maya Lin yang belum tentu memberi keuntungan.".Samuel menatap tajam ke arah CEO itu. "Apa kau sedang bermaksud mengolok-olok istriku? Kau menganggap istriku lebih buruk dari artismu yang lain?" "Tuan Samuel Ren, meskipun dia istrimu, tapi kau harus menilai secara obyektif juga. Apa kau tidak memikirkan reaksi publik jika Maya Lin pindah ke agensi Jinyue producion?" CEO itu tanpa takut mengutarakan pandangannya yang memandang rendah Maya Lin."Tentu saja istriku adalah yang paling layak. Bukankah dia mendapatkan penghargaan? Namanya bahkan sedang naik berbeda dengan artis kesayanganmu i
"CEO Ren, kau tahu bahwa aku tidak bisa menerima sembarang orang. " Pria berusia sekitar 40-an tahun ini menyeruput teh dalam cangkirnya. "Apalagi jika ini karena memiliki hubungan pribadi dan bukan bakat.""Sutradara Wang, apa kau tidak melihat bahwa istriku mendapatkan penghargaan untuk perannya? Apa dia tidak cukup baik?""Itu bukan berarti dia akan cocok untuk bekerja sama denganku. ""Sutradara Wang, cobalah untuk bertemu dengannya dan malakukan audisi. Aku tidak memintamu untuk menerimanya sebagai pemeran utama. Aku hanya ingin kau memberikan peran penting padanya.""Semua peran sudah diputuskan dan--""Aku dengar seorang investor menarik diri dari drama ini? Aku akan memberikan investasi dalam jumlah besar asal kau mau memberikan. istriku peran. Sutradara Wang, kau tahukan bahwa produksimu tidak akan maksimal jika hanya mengandalkan dana rendah?" Samuel mengeluarkan kartu Asnya..Sutradara Wang mulai resah. Dia menghela nafas. "Tuan Samuel Ren, kau benar-benar tahu cara untuk me
"CEO Ren, apa sesuatu terjadi?" Asisten Jung bertanya dengan ragu-ragu. Dia melepaskan tumpukan dokumen di aras meja. Hari ini setelah kembali dari ibu kota Samuel menjadi lebih dingin dan kejam dari biasanya bahkan suhu ruang ini menjadi rendah dan menyiksa siapapun yang masuk dan berhadapan langsung. Bahkan para karyawan lain takut untuk memberikan laporan langsung dan memilih meminta Asisten Jung untuk mengantarkannya. Samuel menatap tajam pada Asistennya. "Jangan bertanya. Lebih baik urus saja pekerjaanmu!" "Saya juga ingin fokus dengan pekerjaan, tapi karena suasana hati anda sedang buruk, pekerjaan saya jadi bertambah karena orang-orang takut menemui anda dan--" "Apa kau sedang menyalahkanku?" Samuel menjadi semakin dingin. "Ti-tidak. Saya. akan kembali melanjutkan pekerjaan lain." Asisten Jung menjadi takut. Jika salah bicara bisa saja dia harus menghadapi kemarahan besar dari atasannya ini. Asisten Jung bertanya-tanya, siapa yang telah menyinggung Samuel Ren sampai Bosn
Samuel melepaskan naskah itu ke arah Maya. "Kau baca sendiri naskahnya. Melihat itu, apa aku harus setuju? Kau hanya akan mencoreng muka, ku jika berani melakukannya adegan itu." "Adegan apa yang kau maksudkan?" Membolak balik lembaran kertas itu dan membaca dengan cepat. "Terlalu banyak adegan yang memalukan." Samuel menjawab dengan ketus. Maya yang membaca sekilas, kini beralih ke arah Samuel. "Ini hanya adegan ciuman, dan pelukan, kenapa kau bereaksi berlebihan?" "Hanya ciuman dan pelukan? Maya, apa kau tidak membaca dengan benar? Ada beberapa adegan yang mengharuskan untuk tidur dengan aktor. Apa kau pikir itu adegan yang sederhana? Oh apa sebenarnya kau sudah tahu hal ini? Kau ingin tidur dengan pria lain?" Samuel meninggalkan nada suaranya. Stelio membuat gerakan kecil. Samuel akhirnya merendahkan nada suaranya. "Kita akan membahasnya nanti setelah aku memindahkan Stelio ke kamarnya." Samuel menggendong tubuh mungil itu dengan hati-hati tanpa membangunkannya. Stelio masih
“Maya, itu adalah risiko yang harus kau tanggung, tapi tenang saja, aku hanya akan bertindak pada hal-hal yang menggangguku, tapi bukankah itu juga sebanding dengan apa yang kau dapatkan?”ucap Samuel dengan penuh kesombongan. “Aku juga tidak akan memaksamu bekerja terlalu keras seperti apa yang dilakukan agensimu yang lain.” “Samuel, justru tindakanmu itu lebih berlebihan. Agensiku bahkan tidak pernah membatasi adegan atau drama yang harus aku pilih, “ protes Maya. “Itu karena mereka hanya ingin mendapatkan keuntungan dan hanya menganggapmu sebagai pekerja. Aku berbeda dari mereka dan juga Maya, adegan yang tidak baik akan menimbulkan citra yang buruk juga.” Samuel tidak mau kalah berdebat. Dia bertindak memaksa Maya untuk setuju dengan pemikirannya. "Samuel, apa kau tahu berapa banyak artis yang sudah menikah, tapi masih mengambil adegan seperti ini? Nama mereka juga tidak menjadi buruk. Lagipula, ini juga tidak berlebih." "Maya, kau masih bersikeras untuk mengambil peran ini?" Sa
“Aaaa” “Maya Lin, kenapa kau begitu terlambat untuk berteriak?” ucap orang itu.“Keluar sekarang juga!’ teriak Maya. Orang itu justru semakin mendekat lalu menutupi tubuh Maya dengan jubah mandi. “Kau bisa kedinginan jika seperti ini.” Tubuh Maya terangkat secara tiba-tiba. “Samuel kenapa kau begitu suka melakukan ini? Aku tidak tahu kau memiliki kebiasaan buruk seperti ini.” “Maya, kau sendiri yang memintaku masuk! Aku tidak salah, kan?” Samuel meletakkan tubuh Maya ke tempat tidur. “Aku tidak menyuruhmu. Aku menyuruh pelayan. Oh ya, di mana pelayan itu sekarang? Apa dia meninggalkan tugasnya begitu saja atau kau yang mengusirnya?” Maya menatap curiga ke arah Samuel. "Ya. Aku memang menyingkirkannya." Samuel mengucapkan tanpa ada perasaan penyesalan sedikitpun."Kenapa? Pelayan itu masih muda dan juga melakukan pekerjaannya dengan baik. Kenapa kau menyingkirkannya?" "Karena dia ingin menjauhkanku darimu." "Apa? Apa maksudnya?" Maya tidak mengerti jalan pemikiran Samuel Ren. "
"Itu pasti organisasi kriminal yang kita curigai saat itu," ucap pria berambut botak itu. "Tidak. Ini berbeda. Tato yang ada di tubuh mereka memang mirip, tapi setelah aku melihatnya lebih jelas kita salah memperkirakan," ucap pria berambut pirang itu. "Pantas saja selama ini tidak ada hasil." Samuel sedari tadi diam dan terlihat berpikir. Dia mengingat-ingat tentang tato itu untuk mencari tahu siapa organisasi kriminal itu. "Aku akan meminta mereka yang aku kenali untuk menyusup masuk ke dalam kelompok mereka.""Tuan Samuel, kali ini tidak akan mudah untuk mengirimkan orang masuk. Mereka cukup ketat dalam menerima anggota dan jaringan informasi mereka begitu luas.""Aku tahu, tapi aku tahu bagaimana cara untuk menembusnya. Bukankah mereka tidak akan mungkin mencurigai wanita cantik?" ucap Samuel. "Apa anda akan mengorbankan seorang gadis lemah untuk melakukan itu? Bukankah gadis itu terlalu malang? Bagaimana jika mereka melakukan hal buruk," ucap pria berambut pirang itu. "Kenapa
“Samuel, kenapa kau melakukan ini padaku? Apa aku sudah sepakat? Kau bahkan tidak memberitahuku terlebih dahulu.” Maya langsung datang ke ruang kerja Samuel, dia tahu bahwa pria itu akan berada di sana saat Weekend. “Kenapa kau berjalan ke sini? Apa kakimu sudah lebih baik?” “Samuel, jangan mengalihkan pembicaraan,” Maya menatapnya dengan ekspresi kesal“Maya, kau sudah resmi menjadi artisku. Bukan hal yang salah untuk mengumumkan secara resmi bahwa kau akan berada di agensi kami. Bahkan perusahaan lamamu juga sudah memberikan pernyataan secara resmi bahwa kau bukan lagi artis mereka. Jadi, apa yang salah hal itu?” Samuel menjelaskan dengan penuh ketenangan, menganggap bahwa hal ini bukan sebuah masalah yang besar.Maya mendengus kesal mendengar penjelasan Samuel. “Tentu saja itu bukan masalah besar bagimu, Samuel, tetapi kau bahkan tidak memberikan salinan kontrak padaku. Apa itu yang dianggap sudah resmi?” Samuel terdiam sejenak lalu menghela nafas. “Maya, bukankah kau bilang ji
"Maya, jika ada hal penting yang terjadi, aku akan meminta izin agar ada yang bisa menggantikan mu," ucap Manager Chen yang melihat kecemasan di wajah Maya. Maya menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, ini bukan urusan yang penting."Maya yakin tanpa dirinya ikut campur, Samuel pasti akan menemukan Stelio. Maya mengulurkan ponselnya pada Manager Chen, seperti biasa Managernya yang akan menyimpan ponselnya selama dia syuting. Selama syuting, Maya berusaha untuk tetep ceria dan bergaul dengan anggota reality show yang lain, tapi suasana hatinya sedang tidak baik. Banyak pemikiran di kepalanya. "Apa Samuel sudah menemukannya? Bagaimana keadaan anak itu? Apa alasan dia pergi tiba-tiba? "Kita akan break sebentar, bersiaplah untuk sesi selanjutnya." Maya langsung pergi menemui Managernya. Dia langsung diberitahu, "Maya, ada telepon dari nomer yang tidak di kenal. Dia menelepon berulang kali." "Biarkan aku mengeceknya!" Saat ponsel itu berada di tangannya, Maya langsung mendapatkan telepo
Mulut Stelio terbuka lebar melihat nama yang tertera di batu nisan itu. Marion Lin Ren. "Orang ini memiliki nama tengah yang menjadi surname Mama dan juga Ren. Apa dia ada hubungannya dengan keluarga Ren?" Stelio merasa semua semakin jelas, apalagi pernyataan Maya tadi. Namun, hati kecilnya masih sulit untuk percaya. Ada banyak pertanyaan di pikiran Stelio. Pria kecil itu melihat ke sebuah foto bayi kecil. Foto yang disentuh oleh Maya berulang kali. Tanpa sadar, dirinya merasa iri dengan hal itu. Stelio berbalik lalu pulang ke rumah dengan dipenuhi kerumitan di pikirannya.Seseorang tiba-tiba menepuk bahunya. Tubuh Stellio tersentak kaget. Dia berbalik dengan ragu karena takut jika itu adalah Mamaya. "Tuan Kecil Stelio, saatnya untuk pulang." Stelio merasa lega karena supir yang mendatanginya. ***"Papa, apa papa memilliki anak yang lain?" Stellio tidak tahan ingin tahu tentang ini. Samuel yang sedang fokus mengetik sesuatu, langsing mengalihkan pandangan pada Stelio. "Tidak ada.
Stelio mendapatkan banyak komentar negatif, bahkan para haters juga mulai berani untuk melakukan tindakan kejam seperti melemparkan telur busuk ke arah Stelio saat anak itu keluar untuk menemui para penggemar yang datang. Maya tidak sempat menghentikan itu. Dia dapat melihat ekspresi tidak menyenangkan yang di miliki oleh Stelio. Namun, senyum profesional masih terukir di bibirnya saat para penggemar mengkhawatirkannya. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Aku hanya perlu membersihkannya." Namun, semua itu tidak sesederhana itu karena kulit Stelio menjadi memerah. Sepertinya telur itu juga diberikan obat lain yang membuat kulit iritasi. Beruntung bahwa Stelio sudah menyelesaikan semua bagiannya. Maya tidak tahan lagi melihat hal ini. "Stelio, lebih baik kau berhenti saja setelah ini!" ucap Maya dengan keras ketika mereka berada di kamar. "Tidak mama, aku--" "Aku tidak tahan lagi. Kau selalu saja terlibat dalam masalah dan sekarang citramu sudah buruk di mata publik. Selain itu ka
Maya awalnya menjalankan syuting dengan aman, tetapi dalam beberapa hari semua berubah. Saat anak itu tiba-tiba saja datang. "Sutradara, apa ini? Kenapa plot di naskah berubah begitu drastis? Bahkan, kau memasukkan karakter seorang anak?" Maya memprotes apa yang terjadi. Dia sengaja berbicara berdua dengan Sutradara. "Maya, ini bukan perubahan drastis. Penulis hanya menambahkan. Beberapa adegan menunjang. Lagipula, kita juga bisa memanfaatkan kepopuleran kalian berdua untuk drama ini saat tayang." Maya masih mencurigai sesuatu. "Sutradara, apa suamiku menemuimu dan memberikan investasi besar dengan syarat cerita diubah agar ada adegan seorang anak?" "Tidak ada yang seperti itu. Aku sendiri yang memilih untuk memasukkannya. Maya Lin, kau tidak perlu memikirkan tentang ini. Hanya fokuslah untuk berakting. Ini seharusnya mudah bagimu untuk berinteraksi karena dia adalah putramu, kan? Jangan banyak protes dan lakukan saja apa yang telah ditentukan."Maya Pergi dengan perasaan kecewa.
Samuel memberikan bunga pada Maya dan Stelio. "Selamat telah menyelesaikan syuting drama ini!" "Terima kasih, papa." Stelio tersenyum senang. Para kru dan para artis yang terlibat mulai melakukan perayaan dengan foto besama. "Sebagai perayaan, aku akan mentraktir kalian semua di restoran." Samuel mengucapkan hal yang sangat diidamkan oleh pemain dan juga para kru lainnya. "Ayo, kita langsung ke restoran yang aku pesan sekarang juga."Semua orang mulai bersiap. Samuel mencegah Stelio yang akan mengikuti Maya dan Manager Chen. "Stelio, kau akan berada di mobilku. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu."Stelio menatap Samuel dengan bingung, tetepi dia tetep saja naik ke mobil. Selama perjalan, Samuel langsung memberikan pertanyaan padanya. "Apa kau dekat dengan Mike? Hubungan apa yang kalian berdua miliki?" tanya Samuel. "Papa, bukankah papa ingin aku untuk memisahkan mereka berdua? Aku tidak memiliki hubungan lain dengan orang itu selain hal ini," jawab Stelio dengan tenang. "Ap
"Jangan mencari alasan. Aku tahu bahwa kau hanya mengatakan omong kosong untuk bisa meninggalkan tempat ini," ucap Samuel tidak berniat untuk melepas Maya. "Samuel, apa kau tidak menggunakan mata dengan baik? Itu sangat jelas, tetepi kau tidak melihatnya. Ayo, kita perlu untuk pergi ke dokter mata!" ucap Maya dengan kesal. Stelio mengamati kedua orang tuanya yang sedang berdebat ini. Dia lalu mengalihkan pandangan ke arah pintu. Keningnya berkerut begitu dalam, seolah sedang memikirkan sesuatu. *** Hari berlalu, tubuh Stelio secara perlahan sudah mulai pulih. Dia dengan mendesak untuk diizinkan syuting. Samuel masih khawatir dengan keadaannya. "Kau yakin sudah merasa lebih baik?""Ya." "Baiklah. Jika itu keinginanmu. Stelio, mulai besok, kau akan memiliki pengawal yang akan menjagamu," ucap Samuel memberitahu kepada putranya. Stelio tidak menyetujui keputusan Samuel, "Kenapa aku membutuhkan pengawal. Bukankah akan lebih aman jika aku bersama dengan Mama? Papa, bisa saja para Pen
"Apa Bos memintamu untuk melakukan ini? Jika sampai sesuatu terjadi padanya, kau akan tahu apa yang dapat kami lakukan. Kau harus tahu jangan pernah menyentuh anak itu sembarangan. " ucap orang di telepon itu. Panggilan telepon berakhir. Mike mulai merasa cemas. Sekarang, dia harus memastikan bahwa anak itu baik-baik saja demi kesehatan hidupnya juga. Mike langsung menghubungi seseorang kenalan yang dia percayai untuk mengatasi hal ini. *** "Apa yang anak itu makan, aku juga memakan menu yang sama. Jika ada sesuatu yang salah, aku pasti juga mengalaminya," ucap Maya. "Tidak. Itu belum tentu. Maya, kau memang selalu tidak cermat untuk hal seperti ini. Pasti ada seseorang yang menyentuh makanan Stelio dan melakukan ini padanya. Siapa orang yang tidak waras itu sehingga berani melukai seorang anak?" Samuel merasa kesal. "Lalu, bagaimana dengan keadaannya sekarang?" "Beruntung bahwa dokter bisa mengatasi ini, tapi Stelio masih belum bangun.""Samuel, lebih baik kau mengubah keputus
Stelio tidak mengakui bahwa dia sedang demam dan bertindak normal. Manager Chen juga tidak bisa berbuat banyak, tetepi siapa yang mengira sesuatu yang buruk terjadi. "Maya Lin, bagaimana ini bisa terjadi? Kau tidak menjaganya dengan benar!" Samuel marah besar. Hari ini, Stelio dikabarkan pingsan di lokasi syuting. Maya menjadi pihak yang terdalam karena tidak menyadari kesehatan Stelio. Bagaimana Maya bisa tahu hal ini saat jadwal syuting menghasilkan semakin padat?"Kenapa kau menyalahkanku? Apa aku yang membuat anak ini sakit? Samuel, anakmu itu punya tubuh yang lemah dan tidak cocok untuk tetap berada di Industri hiburan. Lebih baik jangan memaksa untuk tetap membuatnya syuting denganku!" "Kau mengatakan ini untuk menyingkirkan, Stelio, kan? Itu tidak mungkin. Termasuk jika tubuhnya lemah, selama dia masih ingin bertahan di Industri hiburan maka tidak ada yang bisa menghentikannya, termasuk itu dirimu!" tegas Samuel. "Aku juga akan mengatur agar proses syuting tidak akan terlalu
Samuel melangkah lalu mencium Maya dengan cara yang sama seperti yang Mike lakukanlah padanya. Kali ini Maya membiarkannya dan membalas ciumannya. "Lalu yang kedua kau harus...." Samuel mengucapkan setelah melepaskan ciumannya. "Kedua? Kau bilang hanya satu, kan?" protes Maya. "Aku yang membuat aturan jadi terserah padaku. Kau juga harus memenuhi ini! Aku ingin kau harus melibatkan Stelio pada setiap drama yang kau mainkan.' "Samuel, apa kau pikir setiap drama membutuhkan pemeran anak-anak? Aku tahu kau melakukan ini agar anakmu itu dapat mengangguku, kan?" Maya sudah berhasil terbebas setelah negosiasi panjang. Sekarang, dia harus terjebak lagi? Tentu saja, dia tidak mau. "Kenapa kau begitu terganggu? Apa karena kau masih ingin bermain banyak drama dengan adegan romantis bersama para aktor muda, dan melupakan statusmu sebagai seorang ibu?""Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Kau saja yang terlalu berlebihan.""Jadi, kau tidak ingin melakukannya walaupun ini Syarat yang aku