Stelio yang ada di depan pintu ruang kerja Samuel yang sedikit terbuka itu. Dia mendengar suara mamanya yang begitu menyedihkan membuatnya tidak bisa menahan diri untuk mendekat. Betapa terkejutnya melihat apa yang dilakukan oleh mamanya.“Papa, kenapa papa mempersulit mama seperti ini. Biarkan saja mama melakukan apa yang diinginkan olehnya,” ucap Stelio membujuk Samuel. Dia mengalihkan pandangan ke arah Maya. “Mama, tolong bangun. Bukankah kakimu masih sakit?”“Biarkan saja,” ucap Maya. “Ini mungkin akan membuat Samuel Ren menjadi puas.”“Maya, hentikan! Bahkan walaupun kau mencium sepatuku, jawabanku tidak akan berubah," ucap Samuel dengan dingin.Stelio merasa sedih. Saat ini ekspresi Maya seolah akan menangis. “Aku harus membantu mama, tapi membujuk papa tidak mudah,” batin Stelio. Pria kecil itu memutar otak lalu mengikuti apa yang dilakukan oleh Maya. “Papa, aku akan ikut berlutut dengan mama sampai papa mengabulkannya.”Samuel terkejut dengan tindakan putranya. "Stelio, kenap
“Aku akan memberimu waktu 5 menit untuk memahami dan menghafalkan naskah bagian pemeran utama wanita,” ucap Sutradara Wang dengan nada merendahkan. “Ataukah kau butuh waktu lebih lama dari itu.” Maya menanggapinya sikap provokatif ini dengan tenang. Maya sudah terbiasa dipandang rendah, apalagi sekarang ini dia yang baru saja memiliki popularitas menggunakan jalur belakang untuk mendapatkan drama. Seseorang seperti Sutradara Wang terkenal keras bagi para artis yang menggunakan jalur belakang. Jika Maya mengeluh maka pandangan Sutradara Wang akan semakin buruk. “Tidak, itu sudah cukup. “Maya mulai memahami naskahnya. Peran utama wanita ini sedikit sulit karena ini membuatnya harus bisa mengontrol emosi. “Cukup! Sekarang saatnya mulai.” Maya maju untuk berdiri di depan Sutradara Wang yang menatap tajam ke arahnya. Sekilas dia melirik ke arah anak laki-laki yang menatap dengan penuh keyakinan. Maya menghela nafas. Dia harus melakukan dengan baik, apalagi tokoh utama dan dia memiliki
"Tidak. Jangan memaksaku. Jika kalian ingin pergi maka lakukan saja. Aku akan pulang sendiri saja," ucap Maya dengan tegas. "Jika ada sesuatu yang terjadi, khususnya padamu, Stelio, kau sendiri yang akan menanggungnya dan jangan salahkan aku." "Baiklah, mama. Aku tidak akan pergi." Stelio hanya bisa mengalah dan Berhenti membujuknya. "Mama jangan pulang sendiri, itu jauh lebih berbahaya. Aku ingin tetap di sisi mama."Maya tidak menjawab dan langsung masuk ke dalam mobil . "Tuan Kecil, apa anda benar-benar tidak masalah Mobil melaju dengan tenang meninggalkan kompleks gedung itu. Maya duduk di kursi belakang bersama dengan Stelio, tetapi dia hanya memandang ke arah luar atau melihat ponselnya. ."Mama melakukan audisi dengan baik. aku belum pernah melihat artis yang lebih baik daripada Mama." "Terima kasih."Maya mengucapkan dengan singkat. Maya tidak sedikitpun melihat ke arah Stelio. Ini membuat stereo merasa sedih. Dia pasti sudah melakukan sesuatu yang telah membuat mamanya ma
"Aku sudah terbiasa dengan hal ini," ucap Maya menanggapi kekhawatiran Asisten Jung. "Bukankah hal seperti ini juga bisa dipesan oleh para wanita untuk menjaga bentuk badan mereka." "Kalau begitu aku juga akan pesan salad sama seperti mama!" Stellio mengubah pikirannya. "Kau tidak akan suka makana seperti itu. Ada terlalu banyak sayuran dan tidak ada daging. Jangan mengikutiku terus." Stelio cemberut. " Aku hanya ingin memiliki selera yang sama dengan mama." "Apa gunanya memaksakan diri untuk memiliki selera yang sama jika kita tidak sesuai denganmu. Pilih saja apa yang kau sukai. Aku tidak suka orang yang hanya ikut-ikutan saja," ucap Maya dengan tegas. "Baiklah. Aku akan tetap pada pesanku tadi," ucap Stellio pada akhirnya. Dia tidak mau menjadi anak yang dibenci mamanya. Asisten Jung memandangi interaksi ibu dan anak ini. Dia memilikirkan sesuatu. Setelah memesan, Asisten Jung meninggalkan mereka dengan alasan ingin menerima telepon. Maya merasa canggung ditinggalkan hanya b
Maya Melepaskan tangan anak itu. "Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal. Keberadaanmu tidak akan membuatku bahagia . Jadi kau tidak perlu unt untuk mengatakan hal seperti itu ataupun menjanjikannya." "Mama, kenapa? Kenapa keberatanku tidak bisa membuatmu bahagia? Kenapa aku tidak bisa menjanjikan hal itu?" Asisten Jung segera datang. "Nyonya Muda, Tuan Kecil, sepertinya kita harus segera kembali. Saya memiliki beberapa urusan." "Aku juga sudah selesai makan. Ayo kita kembali," ucap Maya. Wanita itu dengan segera meninggalkan meja dan berjalan keluar. Stelio hendak menyusulnya, tetapi di tahan oleh Asisten Jung. "Jangan pergi sendiri. Tunggu sampai aku menyelesaikan pembayaran terlebih dahulu," ucap Asisten Jung. "Tapi, mama sudah duluan pergi. Bagaimana jika mama tersesat?" ucap Stellio khawatir. Asisten Jung masih tetap Memegang tangan Stelio saat membayar biaya tagihan. "Tunggu sebentar. Kita akan menyusunya segera lagipula Nyonya adalah wanita biasa, tidak mungkin untuk
"Bukankah kau sibuk? Kenapa kau masih memiliki waktu untuk mengajakku mengobrol." ucap Maya. "Ya tapi ini sangat mengganggu, Nyonya, Bukankah sikap Anda kepada Tuan Kecil terlalu keras? Kenapa ada begitu dingin kepada Tuan kecil?" ucap ucap Asisten Jung. "Jadi kau memanggilku hanya untuk mengatakan itu?" Maya menatapnya dengan bosan."Nyonya, saya dapat melihat bahwa anda sebenarnya menyayangi Tuan Kecil, tetapi Kenapa anda tidak coba untuk jujur dan bersikap baik dan penuh perhatian pada Tuan Kecil.""Menyayanginya? Aku tidak tahu bagaimana kau bisa menganggap seperti itu. Asisten Jung, kau adalah asisten suamiku, jadi kau tidak berhak mengaturku." "Nyonya, jika seperti ini maka Tuan mungkin akan meninggalkan Anda karena terus menerus menghancurkan kebahagiaan Tuan Kecil, " ucap Asisten Jung memberikan nasihat. Maya justru tersenyum sinis. "Jika tidak mau aku menghancurkan anak itu, seharusnya kalian tidak membawaku ke sini. Kau sudah selesai, kan? Pergilah! Aku juga akan kembali
"Kau! Apa Kau sudah gila! Aku sudah membantumu sehingga kau mendapatkan yang kau inginkan, tapi kau malah melakukan ini dapaku?" Samuel marah besar pada tindakan Maya yang menggunakan kaki untuk menendangnya. "Hanya karena kau membantuku, bukan berarti kau bisa memperlakukanku seperti para wanita murahan! Sudahlah, aku akan melupakan ini. Samuel, aku ingin membawa seseorang," ucap Maya kembali pada niat awaknya. "Jangan katakan kau akan membawa aktor lain untuk masuk ke drama yang sama? Apa kau ingin teman kesayanganmu itu ikut menjadi lawan mainmu agar kau bisa bertemu dengannya setiap hari dan--" Maya memotong perkataan Samuel, "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, tapi aku ingin membawa manager dan stafku yang lain untuk bekerja sama denganku lagi,""Kenapa kok harus membawa Mereka lagi mereka bahkan tetap melakukan pekerjaannya dengan baik. Kau lihatkan Bagaimana keadaanmu saat ini? Mereka semua bahkan tidak bisa diandalkan." "Tapi, Manager sudah banyak membantuku, bahkan ya
"Samuel ah hentikan!" Maya merintih kesakitan. Dia berteriak karena hukuman pembalasan dari Samuel. "Kau ingin aku berhenti? Apa kau yakin?" Samuel mengucapkan dengan nada menggoda. "Ya. Aku tidak bisa menahannya lagi."Maya berusaha untuk bangun, tapi Samuel menahannya. "Maya, aku masih belum selesai. Kau seharusnya senang aku memijat kakimu seperti ini. Bukankah ini merupakan sebuah kehormatan untukmu?" Samuel semakin menekan tangannya di kakinya. Maya berteriak kesakitan. "Aku menyerah. Aku mengaku salah, jadi lepaskan aku. Samuel, aku harus Persiapan untuk drama, jika kakiku sakit lagi, ini akan menunda jadwalku." Maya berusaha untuk membujuk Samuel. Bukannya melepaskannya, Samuel justru semakin menambah kekuatannya. "Papa!" Tiba-tiba saja pintu terbuka dan seorang anak berdiri di sana. "Apa yang sedang papa lakukan pada mama?" Samuel secara refleks melepaskan tangannya. "Stelio, aku tidak melakukan apapun selain mengobrol dengan Maya. Kenapa kau tiba-tiba masuk seperti ini?"
"Maya, jika ada hal penting yang terjadi, aku akan meminta izin agar ada yang bisa menggantikan mu," ucap Manager Chen yang melihat kecemasan di wajah Maya. Maya menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, ini bukan urusan yang penting."Maya yakin tanpa dirinya ikut campur, Samuel pasti akan menemukan Stelio. Maya mengulurkan ponselnya pada Manager Chen, seperti biasa Managernya yang akan menyimpan ponselnya selama dia syuting. Selama syuting, Maya berusaha untuk tetep ceria dan bergaul dengan anggota reality show yang lain, tapi suasana hatinya sedang tidak baik. Banyak pemikiran di kepalanya. "Apa Samuel sudah menemukannya? Bagaimana keadaan anak itu? Apa alasan dia pergi tiba-tiba? "Kita akan break sebentar, bersiaplah untuk sesi selanjutnya." Maya langsung pergi menemui Managernya. Dia langsung diberitahu, "Maya, ada telepon dari nomer yang tidak di kenal. Dia menelepon berulang kali." "Biarkan aku mengeceknya!" Saat ponsel itu berada di tangannya, Maya langsung mendapatkan telepo
Mulut Stelio terbuka lebar melihat nama yang tertera di batu nisan itu. Marion Lin Ren. "Orang ini memiliki nama tengah yang menjadi surname Mama dan juga Ren. Apa dia ada hubungannya dengan keluarga Ren?" Stelio merasa semua semakin jelas, apalagi pernyataan Maya tadi. Namun, hati kecilnya masih sulit untuk percaya. Ada banyak pertanyaan di pikiran Stelio. Pria kecil itu melihat ke sebuah foto bayi kecil. Foto yang disentuh oleh Maya berulang kali. Tanpa sadar, dirinya merasa iri dengan hal itu. Stelio berbalik lalu pulang ke rumah dengan dipenuhi kerumitan di pikirannya.Seseorang tiba-tiba menepuk bahunya. Tubuh Stellio tersentak kaget. Dia berbalik dengan ragu karena takut jika itu adalah Mamaya. "Tuan Kecil Stelio, saatnya untuk pulang." Stelio merasa lega karena supir yang mendatanginya. ***"Papa, apa papa memilliki anak yang lain?" Stellio tidak tahan ingin tahu tentang ini. Samuel yang sedang fokus mengetik sesuatu, langsing mengalihkan pandangan pada Stelio. "Tidak ada.
Stelio mendapatkan banyak komentar negatif, bahkan para haters juga mulai berani untuk melakukan tindakan kejam seperti melemparkan telur busuk ke arah Stelio saat anak itu keluar untuk menemui para penggemar yang datang. Maya tidak sempat menghentikan itu. Dia dapat melihat ekspresi tidak menyenangkan yang di miliki oleh Stelio. Namun, senyum profesional masih terukir di bibirnya saat para penggemar mengkhawatirkannya. "Jangan khawatir, aku baik-baik saja. Aku hanya perlu membersihkannya." Namun, semua itu tidak sesederhana itu karena kulit Stelio menjadi memerah. Sepertinya telur itu juga diberikan obat lain yang membuat kulit iritasi. Beruntung bahwa Stelio sudah menyelesaikan semua bagiannya. Maya tidak tahan lagi melihat hal ini. "Stelio, lebih baik kau berhenti saja setelah ini!" ucap Maya dengan keras ketika mereka berada di kamar. "Tidak mama, aku--" "Aku tidak tahan lagi. Kau selalu saja terlibat dalam masalah dan sekarang citramu sudah buruk di mata publik. Selain itu ka
Maya awalnya menjalankan syuting dengan aman, tetapi dalam beberapa hari semua berubah. Saat anak itu tiba-tiba saja datang. "Sutradara, apa ini? Kenapa plot di naskah berubah begitu drastis? Bahkan, kau memasukkan karakter seorang anak?" Maya memprotes apa yang terjadi. Dia sengaja berbicara berdua dengan Sutradara. "Maya, ini bukan perubahan drastis. Penulis hanya menambahkan. Beberapa adegan menunjang. Lagipula, kita juga bisa memanfaatkan kepopuleran kalian berdua untuk drama ini saat tayang." Maya masih mencurigai sesuatu. "Sutradara, apa suamiku menemuimu dan memberikan investasi besar dengan syarat cerita diubah agar ada adegan seorang anak?" "Tidak ada yang seperti itu. Aku sendiri yang memilih untuk memasukkannya. Maya Lin, kau tidak perlu memikirkan tentang ini. Hanya fokuslah untuk berakting. Ini seharusnya mudah bagimu untuk berinteraksi karena dia adalah putramu, kan? Jangan banyak protes dan lakukan saja apa yang telah ditentukan."Maya Pergi dengan perasaan kecewa.
Samuel memberikan bunga pada Maya dan Stelio. "Selamat telah menyelesaikan syuting drama ini!" "Terima kasih, papa." Stelio tersenyum senang. Para kru dan para artis yang terlibat mulai melakukan perayaan dengan foto besama. "Sebagai perayaan, aku akan mentraktir kalian semua di restoran." Samuel mengucapkan hal yang sangat diidamkan oleh pemain dan juga para kru lainnya. "Ayo, kita langsung ke restoran yang aku pesan sekarang juga."Semua orang mulai bersiap. Samuel mencegah Stelio yang akan mengikuti Maya dan Manager Chen. "Stelio, kau akan berada di mobilku. Ada hal yang ingin aku bicarakan padamu."Stelio menatap Samuel dengan bingung, tetepi dia tetep saja naik ke mobil. Selama perjalan, Samuel langsung memberikan pertanyaan padanya. "Apa kau dekat dengan Mike? Hubungan apa yang kalian berdua miliki?" tanya Samuel. "Papa, bukankah papa ingin aku untuk memisahkan mereka berdua? Aku tidak memiliki hubungan lain dengan orang itu selain hal ini," jawab Stelio dengan tenang. "Ap
"Jangan mencari alasan. Aku tahu bahwa kau hanya mengatakan omong kosong untuk bisa meninggalkan tempat ini," ucap Samuel tidak berniat untuk melepas Maya. "Samuel, apa kau tidak menggunakan mata dengan baik? Itu sangat jelas, tetepi kau tidak melihatnya. Ayo, kita perlu untuk pergi ke dokter mata!" ucap Maya dengan kesal. Stelio mengamati kedua orang tuanya yang sedang berdebat ini. Dia lalu mengalihkan pandangan ke arah pintu. Keningnya berkerut begitu dalam, seolah sedang memikirkan sesuatu. *** Hari berlalu, tubuh Stelio secara perlahan sudah mulai pulih. Dia dengan mendesak untuk diizinkan syuting. Samuel masih khawatir dengan keadaannya. "Kau yakin sudah merasa lebih baik?""Ya." "Baiklah. Jika itu keinginanmu. Stelio, mulai besok, kau akan memiliki pengawal yang akan menjagamu," ucap Samuel memberitahu kepada putranya. Stelio tidak menyetujui keputusan Samuel, "Kenapa aku membutuhkan pengawal. Bukankah akan lebih aman jika aku bersama dengan Mama? Papa, bisa saja para Pen
"Apa Bos memintamu untuk melakukan ini? Jika sampai sesuatu terjadi padanya, kau akan tahu apa yang dapat kami lakukan. Kau harus tahu jangan pernah menyentuh anak itu sembarangan. " ucap orang di telepon itu. Panggilan telepon berakhir. Mike mulai merasa cemas. Sekarang, dia harus memastikan bahwa anak itu baik-baik saja demi kesehatan hidupnya juga. Mike langsung menghubungi seseorang kenalan yang dia percayai untuk mengatasi hal ini. *** "Apa yang anak itu makan, aku juga memakan menu yang sama. Jika ada sesuatu yang salah, aku pasti juga mengalaminya," ucap Maya. "Tidak. Itu belum tentu. Maya, kau memang selalu tidak cermat untuk hal seperti ini. Pasti ada seseorang yang menyentuh makanan Stelio dan melakukan ini padanya. Siapa orang yang tidak waras itu sehingga berani melukai seorang anak?" Samuel merasa kesal. "Lalu, bagaimana dengan keadaannya sekarang?" "Beruntung bahwa dokter bisa mengatasi ini, tapi Stelio masih belum bangun.""Samuel, lebih baik kau mengubah keputus
Stelio tidak mengakui bahwa dia sedang demam dan bertindak normal. Manager Chen juga tidak bisa berbuat banyak, tetepi siapa yang mengira sesuatu yang buruk terjadi. "Maya Lin, bagaimana ini bisa terjadi? Kau tidak menjaganya dengan benar!" Samuel marah besar. Hari ini, Stelio dikabarkan pingsan di lokasi syuting. Maya menjadi pihak yang terdalam karena tidak menyadari kesehatan Stelio. Bagaimana Maya bisa tahu hal ini saat jadwal syuting menghasilkan semakin padat?"Kenapa kau menyalahkanku? Apa aku yang membuat anak ini sakit? Samuel, anakmu itu punya tubuh yang lemah dan tidak cocok untuk tetap berada di Industri hiburan. Lebih baik jangan memaksa untuk tetap membuatnya syuting denganku!" "Kau mengatakan ini untuk menyingkirkan, Stelio, kan? Itu tidak mungkin. Termasuk jika tubuhnya lemah, selama dia masih ingin bertahan di Industri hiburan maka tidak ada yang bisa menghentikannya, termasuk itu dirimu!" tegas Samuel. "Aku juga akan mengatur agar proses syuting tidak akan terlalu
Samuel melangkah lalu mencium Maya dengan cara yang sama seperti yang Mike lakukanlah padanya. Kali ini Maya membiarkannya dan membalas ciumannya. "Lalu yang kedua kau harus...." Samuel mengucapkan setelah melepaskan ciumannya. "Kedua? Kau bilang hanya satu, kan?" protes Maya. "Aku yang membuat aturan jadi terserah padaku. Kau juga harus memenuhi ini! Aku ingin kau harus melibatkan Stelio pada setiap drama yang kau mainkan.' "Samuel, apa kau pikir setiap drama membutuhkan pemeran anak-anak? Aku tahu kau melakukan ini agar anakmu itu dapat mengangguku, kan?" Maya sudah berhasil terbebas setelah negosiasi panjang. Sekarang, dia harus terjebak lagi? Tentu saja, dia tidak mau. "Kenapa kau begitu terganggu? Apa karena kau masih ingin bermain banyak drama dengan adegan romantis bersama para aktor muda, dan melupakan statusmu sebagai seorang ibu?""Aku tidak pernah berpikir seperti itu. Kau saja yang terlalu berlebihan.""Jadi, kau tidak ingin melakukannya walaupun ini Syarat yang aku