Share

Bab 160: Mengusir Pelakor

“Apa? Tanpa diminta juga pasti ku beri.” El menggesek puncak hidung bangirnya pada daun telinga Livy.

“Bantu aku!” jawab Livy singkat dan padat, seketika kerutan halus terpahat di kening El.

“Bantu apa?” El penasaran, karena wanitanya bermain teka-teki.

Bukannya langsung menjawab pertanyaan sang suami, Livy malah merubah posisi duduknya. Ia menghadap El, kedua tungkai sengaja dibiarkan terayun di sisi kanan dan kiri.

Lima jari lentik bermain di atas kancing kemeja putih, perlahan tapi pasti, Livy meloloskan dari pengaitnya. Ia mengerling nakal, membelai kepala bagian belakang El, dan mengikis celah tersisa.

Wanita ini menempelkan bibir ke telinga El, tampak membisikan sesuatu. "Itu keinginanku, bisa 'kan?"

El mengangguk, dan berkata, “Nakal.”

Pria ini berusaha mempercepat tempo, memajukan kepala, hendak meraup bibir candunya.

Sayang, Livy lebih senang mengulur waktu, menikmati setiap detik kebersamaan. Tingkah wanita ini membuat El panas dingin kepala atas dan bawah.

“Sayang,” desah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status