Daniel, Mark dan Albert masuk ke dalam ruang perawatan Alice. Tangis Daniel pecah melihat kondisi luka di tubuh serta wajah sang istri yang berhasil selamat dari tawanan Jonathan, jari-jari kokoh sang CEO mengusap lembut pipi sang istri yang dipenuhi memar bekas siksaan Jonathan.Pria gagah itu terus menyalahkan dirinya sendiri atas kelalaiannya, rasa penyesalan Daniel akan terus menghantui di sepanjang hidup setiap ia melihat wajah polos Alice yang kini berhiaskan memar serta luka."Baby, maafkan aku karena gagal melindungimu. Aku memang suami yang tidak berguna," lirih Daniel.Mark memegang bahu kokoh Daniel yang sedang bergetar, ia bisa merasakan kesedihan serta rasa hancur sang kakak ketika melihat kondisi sang istri yang menyedihan dan hampir mati di tangan musuh. Sebagai seorang lelaki tentu Mark tidak habis pikir kenapa iblis macam Jonathan bisa terlahir ke dunia, menyakiti seorang wanita yang sedang mengandung benar-benar perbuatan yang keji dan tidak bisa ditoleransi oleh Mar
Beberapa yacht mewah milik Daniel dan Albert berlayar di lautan menuju ke pulau tempat markas tersembunyi Jonathan, berbekal senjata lengkap serta pasukan-pasukan yang memiliki keahlian dalam bertempur, Daniel bertekad untuk menumpas gengster kalajengking tanpa ampun dan juga untuk menyelamatkan Helena yang masih terjebak di pulau. Seorang anak buah Jonathan berlarian menuju ke markas setelah melacak kapal Daniel yang sedang menuju ke pulau. "Tuan Jonathan, gawat!! Ada beberapa kapal sedang berlayar menuju kemari dan salah satu kapal itu adalah milik Daniel Myers, dia membawa puluhan orang atau mungkin ada 100 orang lebih dengan bersenjata lengkap sepertinya mereka akan menyerang markas." "FUCK!! Ini pasti karena Alice, apa kalian sudah menemukan Helena?" Amuk Jonathan."Kami masih mencarinya." "FUCK!! KALIAN SEMUA MEMANG BODOH!! Kalau begitu kita harus pergi meninggalkan pulau ini sebelum si keparat itu datang," maki Jonathan. "Baik Tuan." Jonathan dan semua anak buahnya bersiap
Daniel dan Jonathan berdiri di dua kapal yang berbeda dengan posisi yang saling berhadap-hadapan, dua pasang mata saling menatap dengan penuh kebencian serta kemarahan.Daniel menoleh ke arah sang penembak jitu yang sedang bersiap di atap kapal, manik hijau menatap tajam dan memberi isyarat kepada sang sniper untuk menembak musuh kemudian tatapan mata Daniel tertuju ke arah sang nahkoda kapal. "Rapatkan kapal!!" Serunya.Sang sniper hanya mengangguk pelan lalu kembali membidik musuh, tanpa banyak berkata-kata timah panasnya telah berhasil merenggut dua nyawa anak buah Jonathan yang kini mayatnya telah terjatuh ke lautan lepas."Yes, Boss," ucap Frank penuh semangat.Sang nahkoda mendekatkan kapal ke kapal Jonathan perlahan-lahan agar kedua kapal tidak saling menabrak, saat jarak kedua kapal sudah semakin pendek Daniel melompat ke kapal Jonathan. Tubuh kekarnya mendarat dengan keras ke atas kapal bahkan sempat menghantam pinggiran besi kapal, suara pekikan tertahan meluncur dari mulut
"SHIT!! Helena, apa kau baik-baik saja?" Daniel bergegas menyimpan kembali pistolnya ke belakang baju saat ia berhasil menemukan Helena yang sedang bersembunyi di balik semak-semak, tubuh mulus nan seksi kini dipenuhi luka sehingga membuat Daniel merasa iba. Daniel mengangkat punggung Helena dan membawanya ke dalam pelukannya."Da ... niel? Mataku tidak salah lihat, 'kan? Kamu benar-benar Daniel?" Tangan kanan Helena yang berlumuran darah mengusap lembut pipi sang CEO untuk memastikan kalau yang dilihatnya memang benar-benar Daniel."Ya, aku Daniel. Aku datang ke sini untuk mencarimu," jawab Daniel."Syukurlah akhirnya kau datang juga. Aku takut sekali karena kau tidak kunjung datang, aku ingin sekali melihat wajahmu sebelum aku mati." Helena tersenyum, sudut matanya mengeluarkan air mata kebahagiaan."Dasar bodoh. Aku sudah ada di sini dan aku tidak akan membiarkanmu mati, bertahanlah sedikit lagi. Aku akan membawamu ke rumah sakit," balas Daniel."Maafkan aku, Daniel. Aku ... aku s
"Waktunya untuk membersihkan tubuhmu, Baby." Daniel mengerling nakal pada Alice."Aku tidak mau, kamu pasti akan berbuat aneh-aneh lagi saat memandikanku. Aku ingin cepat pulang ke rumah," tolak Alice."Kenapa ingin cepat-cepat pulang ke rumah? Ah, jangan-jangan kamu sudah tidak sabar ingin berbuat aneh-aneh denganku, 'kan? Aku tahu apa yang kamu pikirkan," goda Daniel sambil menggelitik leher sang istri."Honey, geli. Hentikan," ucap Alice.Daniel terus menggoda Alice, ia berusaha keras menghibur sang istri dan membuat suasana hati wanitanya menjadi bahagia. Hari persalinan Alice semakin hari semakin dekat, dan Daniel tidak ingin membuat sang istri larut dalam rasa trauma setelah disiksa oleh Jonathan.Daniel mengunci pintu dan tak lupa menutup semua jendela dengan gorden kemudian ia mulai melepaskan semua pakaian sang Alice dan hanya menyisakan celana dalam saja, lelaki itu menyeka seluruh tubuh sang istri dengan hati-hati karena ada beberapa luka yang masih basah dan tidak boleh te
"Daniel, izinkan aku untuk tinggal di rumahmu. Aku tidak mau kembali kepada Marco dan aku takut kalau Jonathan kembali menculik lalu menyiksaku," pinta Helena.Daniel mengerutkan kening, kepalanya berdenyut-denyut. Ia tidak menyangka kalau Helena akan meminta hal gila darinya, jangankan untuk tinggal di rumahnya dan bertemu setiap hari bertatap muka dengan mantan istrinya saja Daniel sudah malas."Aku tidak bisa memberimu izin tinggal di rumahku, Helena. Lebih baik kau kembali saja ke rumah orang tuamu, keluargamu adalah keluarga terpandang dan pasti mereka bisa melindungimu," tolak Daniel, keberatan."Kamu menolakku karena Alice? Bagaimana kalau aku meminta izin kepadanya? Apakah kamu akan mengizinkanku tinggal kalau Alice setuju?" Tanya Helena."Jangan libatkan Alice, Helena. Aku adalah kepala rumah tangga dan hanya aku yang berhak menentukan siapa saja yang boleh tinggal di rumahku lagipula aku sudah memberikanmu rumah saat kita bercerai, tinggallah di sana dan aku akan memberikan
"Daniel, bisakah kita bicara berdua? Ada yang ingin aku tanyakan kepadamu," tanya Helena begitu ia masuk ke dalam kamar Alice dan Daniel.Daniel menatap manik besar bulat sang istri, ia bisa melihat ketidaknyamanan serta sedikit rasa cemburu yang terpancar dari sorot mata wanitanya meski tidak terucap oleh kata-kata. Sang CEO tampan itu tidak ingin mencari masalah dengan istri, ada hati yang harus ia jaga dan karena itulah ia mengambil sebuah jalan tengah yang menurutnya adalah jalan yang terbaik."Masuk dan duduklah, kalau kau ingin bicara denganku maka istriku pun harus tahu apa yang kita bicarakan. Aku tidak ingin menyembunyikan apapun dari istriku," ujar Daniel, tangannya menggenggam tangan Alice lalu mencium punggung tangan sang istri dengan mesra.Daniel kembali menatap mata sang istri dan kini ia bisa melihat binar cerah di sana. Helena tersenyum getir, ia mau tidak mau harus mengikuti aturan maupun perkataan sang tuan rumah. Bagaimanapun juga ia hanyalah orang asing di mansio
"Ayo, cepat masukkan alat kejantananmu ke dalam tubuhku, Daniel. Aku sudah lama menunggu saat seperti ini." Helena membuka kedua kakinya lebar agar Daniel bisa leluasa menghujam inti tubuhnya seperti yang selama ini ia inginkan.Daniel hanya terdiam menatap wajah Helena, pandangan matanya kabur dan kepalanya mulai berdenyut-denyut. Daniel merasa ada yang salah akan tetapi saat ini ia sedang berada di bawah pengaruh alkohol sehingga otaknya tidak bisa berpikir dengan jernih, ia tanpa ragu-ragu memasukkan juniornya ke inti tubuh Helena."Akkhh!!" Tubuh Helena reflek bangkit dan tubuhnya menubruk dada Daniel ketika junior big size sang CEO merangsek masuk ke dalam organ kewanitaannya.Dada kokoh Daniel dan payudara Helena saling bergesekan, bibir keduanya saling berpagutan dan saling beradu lidah. Kedua payudara sintal diremas gemas oleh tangan kekar lalu kembali dihisap, manik hijau sang CEO terpaku menatap kedua payudara Helena yang terus bergerak erotis mengikuti irama hentakan tubuh
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan