Daniel yang sedang marah dan kalap berusaha untuk membunuh Helena dengan mencekiknya, sang CEO itu merasa dijebak oleh tipu muslihat yang dilancarkan oleh Helena sehingga membuat Alice menjadi depresi lalu keguguran. Danel tidak terima dangan kematian calon anak yang sudah dinantikannya selama bertahun-tahun dan ia menganggap Helena sebagai biang kerok atas gugurnya calon anak yang berada di dalam kandungan Alice."Hentikan, Daniel!!"BUGH!!Marco mendaratkan bogem mentah ke wajah Daniel agar pria itu melepaskan cekikan tangannya dari leher Helena, sepupu Daniel datang tepat pada waktunya jika ia terlambat sedikit saja maka nyawa Helena sudah melayang di tangan Daniel yang masih berstatus sebagai suami Helena. Marco menendangi tubuh Daniel bahkan ia menginjak tangan sang CEO itu keras dan berusaha untuk mematahkan tangan Daniel. Sementara Marco dan Daniel sedang bertengkar, Helena terlihat sibuk untuk mengambil nafas sebanyak-banyaknya. Netra Helena menatap tajam ke arah dua pria gaga
Di dalam kamar inap Alice kini terjadi keributan karena baik Daniel ataupun Alice sama-sama tidak ada yang mau mengalah, Daniel bersikeras untuk mempertahankan Alice agar tidak pergi meninggalkan dirinya akan tetapi di sisi lain perempuan permata biru tersebut tidak mau lagi tinggal bersama dengannya.Mark dan sang dokter tampak sangat kebingungan melihat pertengkaran Alice dan Daniel, sehingga kedua orang itu menjadi jengkel sekaligus kasihan dengan Daniel yang terus-terusan memohon kepada Alice sambil berlutut."Alice, aku mohon maafkan aku. Aku akan terima semua hukuman darimu tapi tolong jangan pergi dari sisiku," pinta Daniel memelas."Sudah berapa kali aku katakan kepadamu, aku tidak bisa memaafkanmu. Kau selalu saja melakukan semua yang kau inginkan tanpa mau memikirkan perasaan orang lain, kau sangat egois, Daniel. Kau paling benci dikhianati tapi yang kau lakukan adalah mengkhianatiku," ujar Alice."Tapi aku melakukannya demi kamu dan demi calon anak kita, aku dijebak, Alice.
Daniel mengikuti mobil Dokter Jennifer Hills dari belakang agar ia mengetahui tempat tinggal sang dokter yang akan menjadi tempat tinggal Alice untuk sementara, meskipun berat untuk melepas Alice tapi Daniel harus mau melakukannya demi kebaikan wanita yang ia cintai tersebut. Beribu cara akan ditempuh oleh Daniel agar ia bisa mendapatkan hati Alice kembali, meskipun sekarang ini Alice sudah tidak lagi mengandung anaknya akan tetapi perasaan Daniel tidak akan berubah sama sekali bahkan sekarang ini rasa cintanya kepada Alice kian tumbuh kuat. Mobil Daniel berhenti beberapa meter jauhnya dari mobil dokter Jennifer Hills, ia menatap Alice dari kejauhan yang sedang dipapah masuk ke dalam rumah yang berukuran besar nan mewah dan dari kejauhan Daniel juga bisa melihat kalau rumah dokter Hills dijaga oleh beberapa security sehingga perasaan Daniel sekarang agak tenang. 2 jam berlalu ... Daniel tetap setia menunggu dari kejauhan. Meski tubuhnya sudah terasa sangat lelah akan tetapi sang CEO i
Mark nekat mendatangi Alice untuk meminta bantuan kepada perempuan itu, lelaki bertubuh atletis meminta agar Alice menyelesaikan desain yang akan diajukan ke proyek tender perusahaan Daniel. Mark tidak mempunyai pilihan lain selain meminta tolong kepada Alice karena saat ini hanya perempuan itulah yang bisa ia percayai untuk membantu masalah di perusaahan Daniel.Mark dan Alice saat ini tengah duduk di ruang tamu, adik semata wayang Daniel itu sangat beruntung karena Dokter Hills mengizinkan Mark masuk ke dalam rumah untuk berbicara dengan Alice lain cerita kalau yang datang adalah Daniel, pasti sang dokter tidak akan pernah mengizinkan sang CEO yang temperamen nan egois itu masuk ke dalam rumah serta berbicara dengan Alice."Ada apa?" Tanya Alice."Maafkan aku karena selalu saja membuatmu repot. Aku datang ke sini karena aku ingin meminta tolong kepadamu untuk menyelesaikan desain ini, ini betul desainmu, 'kan?" Mark memberikan desain yang dibawanya sejak tadi kepada Alice."Benar,"
Tiba-tiba saja Alice muntah-muntah di depan Mark dan membuat lelaki yang berprofesi sebagai polisi itu seketika terdiam, ia merasa ada yang aneh dengan sikap Alice akan tetapi Mark berusaha untuk menyangkal semua prasangka itu dari pikirannya."Apakah ini mungkin? Tidak ... Alice sudah keguguran lalu bagaimana mungkin seorang wanita yang tidak sedang mengandung tapi muntah-muntah seperti itu?" Mark bergumam sambil bertanya-tanya di"Aku harus mencari tahu. Entah kenapa kali ini aku tidak bisa mempercayai Alice," gumam Mark lagi.Mark menghela napas panjang kemudian ia berjalan pergi meninggalkan rumah Dokter Jennifer Hills dan pergi ke perusahaan Daniel untuk memberikan desain sehingga kakaknya bisa menggunakan desain Alice untuk mengikuti tender proyek dari pemerintah yang sebelumnya sempat mengalami masalah."Ini ... desain gedung," ucap Mark sambil menyerahkan gulungan desain kepada Daniel."Apa? Darimana kau dapatkan desain ini? Apa kau menemui Alice?" Tanya Daniel memastikan.Mar
Penghuni apartemen MYS yang menjadi korban penembakan pembunuh-pembunuh bayaran yang dikirim oleh pria bermarga Miller tersebut telah mencapai lebih dari 25 orang, dan kabar penyerangan itu kini sudah sampai di telinga Daniel dan Mark. Sontak, Daniel langsung kebakaran jenggot karena ia sangat mengkhawatirkan keadaan Alice.Jonathan Miller--musuh Daniel, mereka pikir kalau Alice kembali tinggal di apartemen tua itu dan karena alasan itulah sang musuh berani menyerang apartmen itu. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga kalau musuh nantinya bisa melacak keberadaan Alice yang sedang tinggal di rumah dokter Dokter Jennifer Hills dan tidak menutup kemungkinan kalau nantinya musuh akan menyerang kediaman dokter hills."Ini tidak bisa dibiarkan!! Aku harus menemui Alice sekarang juga dan membawanya kembali ke rumah ini," ujar Daniel."Jangan, kalau kak Daniel lakukan itu justru akan semakin membahayakan nyawa Alice," larang Mark."Kau sudah dengar beritanya tadi, 'kan?! Penghuni apartemen MYS
Akhirnya Dokter Jane diboyong oleh Mark dan Daniel ke rumah dengan alasan keamanan karena saat ini rumah sang CEO dan adiknya yang berprofesi sebagai polisi adalah tempat teraman ketmbang apartemen tua itu. Mark dan Daniel juga sangat membutuhkan keterangan Jane agar kakak beradik itu bisa menemukan pelaku penembakan penghuni apartemen MYS dan menemukan Jonathan Miller yang kinii tidak jelas dimana rimbanya."So, paviliun ini akan menjadi tempat tinggalmu untuk sementara dan anggap saja paviliun ini seperti rumahmu sendiri," ucap Mark yang sedang menjadi room guide di rumahnya sendiri."Umm, thanks. Tapi ... bolehkah aku bertemu dengan Alice? Aku mungkin akan sedikit merasa bosan karena tidak melakukan apapun di sini dan Alice adalah teman mengobrol yang tepat," tanya Jane.Mark menoleh ke arah Daniel lalu menatap kakaknya yang berjalan pergi meninggalkan paviliun yang menjadi tempat tinggal sementara Dokter Jane, Daniel menjadi sangat sensitif setiap kali mendengar nama Alice disebut
Mulut Alice tiba-tiba dibekap oleh seseorang yang menyelinap di kamarnya, perempuan itu mencoba untuk memberontak tapi sayang sekali tenaganya kalah kuat sehingga Alice hanya bisa menangis. Alice merasakan hembusan napas hangat laki-laki itu menerpa lehernya, tangannya meraba tangan lelaki yang masih membekap mulutnya dan ia bisa mengenali tubuh si lelaki itu yang kini bersentuhan dengan punggungnya."Ini aku, jangan berteriak. Aku akan melepaskan bekapan tanganku tapi aku mohon jangan berteriak," pinta sang lelaki yang diangguki oleh Alice.Pria itu pun perlahan melepaskan bekapan tangannya dari mulut Alice lalu melingkarkan tangannya di dada perempuan cantik yang hanya terbalut jubah mandi, pria itu mengendus leher dan juga tengkuk Alice, menghirup aroma sabun yang memenuhi indra penciumannya."Daniel ... kenapa kamu datang ke sini? Pergilah, aku tidak ingin melihatmu," usir Alice."Aku merindukanmu. Aku sangat-sangat merindukanmu karena itulah aku datang ke sini," ujar Daniel."Tap
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan