“Cepat minggir atau aku akan menuntut kalian ke pengadilan kalau sampai istriku kenapa-kenapa!!” Daniel menunjukkan kemarahannya kepada para aktivis wanita yang menghalangi jalannya. Steve dan anak buah Daniel mengawal sang CEO hingga masuk ke dalam mobil. Para demonstran juga ikut pergi setelah mobil limousin Daniel pergi meninggalkan gedung kantor, ratusan wanita berkulit putih menunjukkan ekspresi wajah kecewa karena telah tertipu oleh hasutan dua wanita yang ternyata adalah penjahat kelas kakap. Sementara itu …. “Alice!! Alice, buka matamu.” Daniel mengguncang pelan tubuh sang istri yang berada di pangkuannya, ia terlihat sangat khawatir karena istrinya tidak kunjung menyahuti panggilannya. “Apa kau tidak bisa mengemudikan mobil lebih cepat, huh?! Tambah lagi kecepatannya,” teriaknya penuh emosi. “Astaga, suaramu kencang sekali, Daniel!! Gendang telingaku rasanya mau pecah,” ucap Alice yang membuat Daniel terlonjak kaget. “Alice, kau ….?” “Aku kenapa memangnya?” Tanya Alice s
"Cepat menyingkir atau kalian semua akan kutembak!!" Daniel menodongkan pistol glocknya ke Mark dan Steve. "Tuan Daniel, jangan lakukan itu. Tuan Mark adalah adik anda," cegah Steve. "FUCK!! MINGGIR KALIAN SEMUA," teriak Daniel, ia menarik baju Mark lalu mendorong tubuh kedua anak buahnya yang kini terduduk di tanah. Mark dan kedua anak buah Daniel awalnya tidak paham dengan sikap aneh sang CEO namun mereka akhirnya paham kalau sekarang ini mereka sedang diserang oleh oleh musuh saat melihat Daniel menembaki ke arah belakang tempat mereka berdiri tadi. Ketiga pria sontak mengambil pistol yang mereka sembunyikan di belakang tubuh kemudian ikut menembaki musuh. "Siapa mereka?" Tanya Mark. "Angela dan beberapa anggota gengster kalajengking," jawab Daniel sambil berlindung di balik mobil untuk mengisi peluru pistolnya. "Shit!! Malam ini juga mereka akan mati di tanganku," ujar Mark lalu berjalan membungkuk dan mendekat ke arah musuh sambil melepaskan tembakan. "MARK, KEMBALI!!" Dani
"Babe, kau sedang melihat apa?" Tanya Daniel yang memergoki istrinys yang tengah menatap pintu gerbang dimana Mark baru saja pergi. "Aku berpapasan dengan Mark dan berbicara sebentar dengannya, ada apa ini, Daniel? Kenapa Mark datang ke sini?" Alice memberondong suaminya dengan banyak sekali pertanyaan untuk memuaskan rasa penasarannya. "Ya, aku tadi keluar sebentar untuk menemui Mark dan berbicara dengannya. Maafkan aku karena keluar tanpa memberitahumu," jawab Daniel. "It's oke," balas Alice sembari memperhatikan tubuh serta pakaian suaminya yang agak berantakan dan juga terdapat luka di beberapa bagian tubuh. "Kalian berdua bicara apa? Apa kalian bertengkar lagi? Kenapa tubuhmu terluka?" "Babe, ceritanya panjang sebaiknya kita masuk dulu ke dalam karena di luar sini dingin," ajak Daniel seraya merangkul pinggang istrinya. "Apa kau baik-baik saja?" Tanya Alice. "Ya, aku baik-baik saja. Jangan khawatir," jawab Daniel. Daniel dan Alice berjalan masuk ke dalam kamar. Daniel masuk
"Apa kau tahu, Andrew? Gara-gara paman, ayah dan ibu pelacurmu itu yang membuat putraku tumbuh tanpa ayah dan kau harus tahu betapa jahatnya kedua orang tuamu," ujar Helena yang terus berusaha menghancurkan mental Andrew. Helena menarik tangan Jason mendekati dirinya lalu menunjukkannya putranya kepada Andrew, perempuan bertubuh seksi itu memanfaatkan keluguan anak-anak kecil untuk mendapatkan apa yang diinginkannya dan ia tidak pernah perduli akan mental seorang anak yang bisa hancur karena ucapannya. Hanya ada kata balas dendam yang ada di dalam otak Helena saat ini, hasratnya untuk menghancurkan rumah tangga Daniel dan Alice semakin menggebu-gebu setelah semua kekalahan yang dideritanya sehingga ia berani menempuh cara kotor seperti ini untuk memuluskan aksi balas dendamnya. "Tidak!! Bibi bohong," sanggah Andrew. "Aku tidak pernah berbohong, Honey. Kalau kau tidak percaya coba saja cari buktinya di ruang kerja ayahmu dan setelah kau melihat semua bukti yang disimpan oleh ayahmu
"Akan kubunuh pelacur sialan yang sudah berani menghasut Andrew!!" Teriak Daniel penuh emosi, ia berjalan dengan langkah kaki beratnya menuju ke ruang bawah tanah temoat ia menyekap Angela. Kemarahannya sudah memuncak dan tidak akan ada orang yang bisa mencegahnya untuk melakukan interogasi kepada sang wanita kaki tangan mantan istrinya yang kini menjadi pimpinan klan gengster kalajengking. "Daniel!! Daniel, stop!!" Alice berteriak untuk memanggil suaminya dari lantai atas akan tetapi suaminya tetap saja pergi tidak mendengarkan panggilannya. "Ryo!! Ryo, Mark!! Tolong hentikan Daniel," teriaknya lagi. Ryo dan Mark bergegas menyusul Daniel , meskipun mereka tidak yakin akan bisa menghentikan amukan sang CEO akan tetapi setidaknya mereka berdua bisa mencegah saudara mereka untuk melakukan hal-hal kejam yang nantinya akan merugikan keluarga Myers. "Cepat buka pintunya!!" Daniel menurunkan titahnya kepada sang penjaga tawanan, suaranya yang terdengar penuh kemarahan membuat anak buahny
"Jane, apa kau sudah siap?" Tanya Daniel kepada iparnya. "Ya, berikan minuman ini kepada Angela dan kalian boleh membawa wanita itu ke dalam ruangan steril setelah obatnya bereaksi," jawab Jane seraya memberikan segelas minuman yang telah dicampur dengan obat tidur. "Terima kasih, Sayang." Ryo menangkup dan membelai pipi Jane dengan lembut tapi Daniel langsung menarik tangannya menjauh dari Jane. "Daniel!! Apa kau mati?! Kenapa kau tidak membiarkanku bermesraan sedikit dengan istriku?!" Kesalnya. "Sekarang bukan waktunya untuk bermesraan!! Memangnya kau setiap malam tidak pernah bermesraan dengan istrimu?!" Timpal Daniel. "Ya bermesraan sih tapi kalau aku inginnya sekarang, kau mau apa?! Lalu kenapa kau yang sewot?!" Sengit Ryo. Daniel berhenti lalu ia menyerahkan gelas berisi air yang dibawanya ke tangan Ryo sambil tersenyum licik. "Dan aku dengan senang hati menyerahkan tugas terhormat ini kepadamu, bukankah dulu kau sangat suka menyuapi wanita-wanita seksi?" "Cih!! Itu dulu, s
"HELENAA!! Aku bersumpah akan membunuh pelacur itu dengan tanganku sendiri," teriak Daniel penuh emosi. "Wanita itu sangat mengerikan bahkan iblis saja tidak akan melakukan kekejian seperti ini," sesal Ryo sambil menatap sedih pada potongan-potongan mayat anak buahnya. "STEVE, KEN, FRANK!!" Teriak Daniel memanggil nama-nama anak buah terbaiknya. "Ya, Tuan." "Lacak keberadaan Helena dan setelah itu kalian harus bersiap untuk perang besar-besaran," titah Daniel dengan tatapan nyalang. Frank, Steve dan Ken saling berpandangan setelah mendengar ucapan sang CEO tentang perang besar-besaran yang menurut mereka agak sedikit membingungkan. "Perang besar-besaran, Tuan? Maksud tuan Apa?" Tanya Frank ragu. "Perang untuk menghabisi semua keluarga Miller termasuk anak dari Jonathan, kali ini aku tidak akan membiarkan satu pun keturunan dari keluarga Miller selamat," jawab Daniel dengan sangat tegas. "Daniel, aku selalu mendukung semua rencanamu akan tetapi tidak untuk membunuh seorang anak
"Mereka benar-benar gila!! Bahkan mereka tidak memberikanku waktu untuk berkencan dengan istriku," omel Daniel penuh emosi."Honey, mereka sedang bersiap untuk membunuh kita tapi kau malah membahas tentang kencan!! Kakiku saja sudah gemetaran tapi kau masih bisa bercanda," protes Alice dengan suara yang gemetaran."Tidak, Babe. Aku hanya sedang kesal, kau merunduk saja dan jangan takut. Akan kuhabisi mereka semua dalam hitungan menit," ujar Daniel kepada sang istri.Mobil Rolls-Royce Sweptail edisi terbatas yang dibanderol harga ratusan milyar rupiah itu terus oleng karena terus diserempet oleh dua mobil van yang terus-terusan menyerang, Daniel murka dan kemarahannya bisa terlihat dengan sangat jelas pada ekspresi serta warna wajahnya memerah dengan rahangnya yang mengeras."DAMN!! SON OF BITCH!! Akan kubunuh kalian karena telah merusak mobil limited edition yang baru aku beli," maki Daniel kesal.Daniel membanting setir mobilnya ke kanan lalu ke kiri, menubrukkan mobilnya ke kedua van