"Jane, apa kau sudah siap?" Tanya Daniel kepada iparnya. "Ya, berikan minuman ini kepada Angela dan kalian boleh membawa wanita itu ke dalam ruangan steril setelah obatnya bereaksi," jawab Jane seraya memberikan segelas minuman yang telah dicampur dengan obat tidur. "Terima kasih, Sayang." Ryo menangkup dan membelai pipi Jane dengan lembut tapi Daniel langsung menarik tangannya menjauh dari Jane. "Daniel!! Apa kau mati?! Kenapa kau tidak membiarkanku bermesraan sedikit dengan istriku?!" Kesalnya. "Sekarang bukan waktunya untuk bermesraan!! Memangnya kau setiap malam tidak pernah bermesraan dengan istrimu?!" Timpal Daniel. "Ya bermesraan sih tapi kalau aku inginnya sekarang, kau mau apa?! Lalu kenapa kau yang sewot?!" Sengit Ryo. Daniel berhenti lalu ia menyerahkan gelas berisi air yang dibawanya ke tangan Ryo sambil tersenyum licik. "Dan aku dengan senang hati menyerahkan tugas terhormat ini kepadamu, bukankah dulu kau sangat suka menyuapi wanita-wanita seksi?" "Cih!! Itu dulu, s
"HELENAA!! Aku bersumpah akan membunuh pelacur itu dengan tanganku sendiri," teriak Daniel penuh emosi. "Wanita itu sangat mengerikan bahkan iblis saja tidak akan melakukan kekejian seperti ini," sesal Ryo sambil menatap sedih pada potongan-potongan mayat anak buahnya. "STEVE, KEN, FRANK!!" Teriak Daniel memanggil nama-nama anak buah terbaiknya. "Ya, Tuan." "Lacak keberadaan Helena dan setelah itu kalian harus bersiap untuk perang besar-besaran," titah Daniel dengan tatapan nyalang. Frank, Steve dan Ken saling berpandangan setelah mendengar ucapan sang CEO tentang perang besar-besaran yang menurut mereka agak sedikit membingungkan. "Perang besar-besaran, Tuan? Maksud tuan Apa?" Tanya Frank ragu. "Perang untuk menghabisi semua keluarga Miller termasuk anak dari Jonathan, kali ini aku tidak akan membiarkan satu pun keturunan dari keluarga Miller selamat," jawab Daniel dengan sangat tegas. "Daniel, aku selalu mendukung semua rencanamu akan tetapi tidak untuk membunuh seorang anak
"Mereka benar-benar gila!! Bahkan mereka tidak memberikanku waktu untuk berkencan dengan istriku," omel Daniel penuh emosi."Honey, mereka sedang bersiap untuk membunuh kita tapi kau malah membahas tentang kencan!! Kakiku saja sudah gemetaran tapi kau masih bisa bercanda," protes Alice dengan suara yang gemetaran."Tidak, Babe. Aku hanya sedang kesal, kau merunduk saja dan jangan takut. Akan kuhabisi mereka semua dalam hitungan menit," ujar Daniel kepada sang istri.Mobil Rolls-Royce Sweptail edisi terbatas yang dibanderol harga ratusan milyar rupiah itu terus oleng karena terus diserempet oleh dua mobil van yang terus-terusan menyerang, Daniel murka dan kemarahannya bisa terlihat dengan sangat jelas pada ekspresi serta warna wajahnya memerah dengan rahangnya yang mengeras."DAMN!! SON OF BITCH!! Akan kubunuh kalian karena telah merusak mobil limited edition yang baru aku beli," maki Daniel kesal.Daniel membanting setir mobilnya ke kanan lalu ke kiri, menubrukkan mobilnya ke kedua van
"Jason, jika Mama mati dibunuh oleh keluarga Myers maka kau yang harus membalas dendam. Ingat baik-baik wajah-wajah orang jahat itu lalu habisi mereka semua tanpa terkecuali," ujar Helena. "Dendam itu apa? Apa yang harus aku lakukan agar Mama tidak mati?" Tanya Jason dengan tatapan polosnya yang tertuju ke wajah cantik sang ibu. "Suatu hari nanti setelah kau tumbuh besar, kau akan mengerti semua ucapan Mama, Sayang. Sekarang ini kau hanya perlu mengingat wajah-wajah mereka semua," jawab Helena sambil menunjuk ke foto Daniel dan seluruh anggota keluarga Myers termasuk Andrew. "Tapi--" "Tidak ada tapi-tapian, Jason!! Sekarang tidurlah," potong Helena cepat, wajahnya menunjukkan rasa kesal hingga kedua alisnya hampir bertautan saat putra semata wayangnya menyahuti ucapannya. Jason pun langsung menutup kedua matanya dan ia juga menggunakan bantal kecilnya untuk menutupi wajahnya. Bocah tampan berkulit putih itu tampak ketakutan saat melihat wajah ibunya yang terlihat sangat menyeramka
"Steve, kenapa kau diam? Pilih senjata mana yang akan kau gunakan untuk membunuh anak iblis itu," tegur Daniel. Steve hanya diam mematung di tempatnya sambil menatap nanar tiga benda mematikan yang harus ia pilih untuk menghabisi nyawa seorang anak kecil tidak berdosa, tubuhnya gemetaran dan ia tidak berani mengambil ataupun menatap satu senjata yang dijajar rapi di atas meja oleh sang CEO. BRAAAKKKK!! Daniel kembali menghantam meja dengan bogem mentahnya hingga permukaan meja yang terbuat dari kayu itu menjadi retak. "STEVE, CEPAT PILIH!!" Daniel kembali membentak Steve, amarahnya sudah mencapai ke ubun-ubun karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari sang anak buah. Steve tersentak kaget hingga ia reflek bersimpuh di lantai tepat di hadapan sang CEO, wajahnya tampak pucat pasi dan seluruh kekuatannya lumer bagaikan mentega yang dipanaskan di atas penggorengan saat ia dihadapkan oleh satu pilihan yang sangat sulit. Steve bisa dengan mudahnya menghabisi siapapun yang berani menyera
"RYO!! RYOO!!" Alice membuka kasar pintu mobil dan langsung berlari kencang masuk ke dalam mansion megah untuk mencari sang pimpinan Yakuza. Alice berlari menaiki tangga menuju ke kamar Ryo tanpa memakai alas kaki akan tetapi ia tidak menemukan siapapun di kamar sehingga ia kembali berlari menuruni tangga dengan tergesa-gesa hingga ia tersandung pinggiran anak tangga, tapi untungnya ada Mark yang dengan sigap menangkap Alice sehingga wanita bermata biru indah itu tidak sampai terjatuh dan terluka. "Alice, kau baik-baik saja? Apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat sangat panik?" Tanya Mark. "Mark ... Mark!! Ryo ... mana Ryo?" "Ryo dan Jane sedang menemani Andrew bermain di taman," jawab Mark yang masih memegangi kedua lengan Alice. Alice reflek menyingkirkan tangan Mark dari lengannya dan kembali berlari tanpa alas kaki menuju ke taman yang berada di belakang rumah. "RYO!! RYOOO!!" Teriaknya sambil terus berlari. Ryo, Jane dan Andrew sontak menoleh bersamaan setelah mendengar suara
"Daniel ...." Ryo berlari kecil memasuki villa mewah untuk mencari sepupunya, ia berkeliling menyusuri satu per satu ruangan yang tampak sepi hingga akhirnya langkah kakinya terhenti di bangku taman. Ryo berjalan mendekati Daniel yang sedang minum bir sambil duduk di bangku taman, netranya tiba-tiba tertuju ke dua pistol desert eagle yang tergeletak di atas meja yang membuatnya bertanya-tanya di dalam hati. "Daniel, kau ada di sini rupanya." Daniel tampak terkejut dengan kedatangan Ryo sehingga ia reflek menyambar pistolnya lalu menodongkannya ke arah sepupunya. "SHIT, RYO!! Apa yang sedang kau lakukan di sini?!" "Aku datang ke sini untuk bicara denganmu," jawab Ryo. Daniel sontak berdiri dan wajahnya menunjukkan kemarahan setelah melihat kedatangan Ryo. "APA KAU SUDAH GILA?! Kau meninggalkan Alice dan Jane sendirian di rumah saat situasi genting seperti ini?!" "Ada Mark dan beberapa petugas polisi yang berjaga di rumah jadi kau tidak perlu khawatir," jawab Ryo. "Daniel, kau mau
"Helena, serahkan dirimu kepada polisi dan kau akan mendapatkan keringanan hukuman," ucap Mark sambil menodongkan pistolnya dan menyembunyikan Alice di belakang tubuh atletisnya. Mark berjalan menyamping secara perlahan saat Helena berjalan mendekatinya, ia terus melindungi Alice dan Andrew dengan menggunakan tubuhnya karena ia tahu betul saat ini Alice lah yang menjadi target Helena. "Aku tidak ingin berbicara atau berurusan denganmu, Mark!! Jadi, cepat menyingkir atau aku tidak akan segan untuk menembakmu," ujar Helena. "Alice dan Andrew adalah keluargaku dan aku tidak akan pernah membiarkanmu menyakiti mereka berdua," balas Mark. "Mark Myers, jangan membuatku marah atau kau akan menerima akibatnya," ujar Helena memperingatkan. "Alice, cepat bawa Andrew ke ruang rahasia. Aku yang akan menangani pelacur sialan itu," titah Mark dengan berbisik. "lalu bagaimana denganmu?" Tanya Alice. "Aku akan baik-baik saja," jawab Mark. "MARK MYERS!! CEPAT MENYINGKIR DAN JANGAN HALANGI AKU UN
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan