Ryo, sang pimpinan Yakuza kembali dihadapkan dengan musuh bebuyutannya sekaligus musuh yang mempunyai kemampuan setara dengannya. Kedua pimpinan gengster memang terkenal sangat kejam akan tetapi Ryo masih memiliki sisi kelembutan dan hal ini berbanding terbalik dengan Yukio Ishihara, sang pemimpin gengster Dragon itu bahkan tidak segan menghabisi nyawa wanita dan anak-anak yang tidak berdosa.Ryo tidak menyangka kalau Jonathan bisa bekerja sama dengan Yukio setelah sang pimpinan gengster Bloods berhasil dihabisi oleh Daniel, lelaki berperut sixpack itu sangat takut jika istri dan saudari iparnya sampai jatuh ke tangan musuhnya karena Yukio pasti akan menyiksa wanita yang menjadi tawanannya tanpa ampun yang sama saja dengan kematian."Pergi dari rumahku, Yukio!! Berani sekali kau menyerang rumahku!!" Ryo meneriaki musuhnya dan meluapkan kemarahannya karena telah berani menyerang rumah, tentu saja ini tidak sesuai dengan perjanjian perang antar gengster yang telah disepakati keduanya."
"Akhirnya kita bisa bertemu lagi setelah peperangan terakhir kita, Daniel." Jonathan menodongkan pistol ke kepala Daniel.Jonathan berjalan mendekati Jane lalu menarik lengan langsing sang wanita, ia menggunakan wanita yang telah ia gagahi secara paksa sebagai sandera untuk bisa mengancam Daniel yang hendak melawan saat Yukio merampas pedang samurai yang dipegang oleh sang CEO. "Kalau kau berani melawan, aku tidak akan segan untuk meledakkan kepala cantik Jane," ancamnya."FUCK!!" Daniel yang sedang tersudut langsung dilumpuhkan oleh Yukio, kedua kakinya ditendang hingga kedua lututnya terbentur lantai dalam posisi berlutut."Lepaskan Jane!! Lawan aku kalau kau berani dan jangan pernah kau berani menyentuh atau menyakiti Jane," ujar Ryo."Melawanmu yang tengah sekarat?1" Jonathan tertawa terbahak-bahak dan ia menatap remeh kepada Ryo.Tangan Jonathan menyusup masuk ke dalam baju Jane, masuk semakin dalam untuk mencari payudara indah yang pernah ia nikmati. Jonathan meremas kasar payu
"FUUUCCKK!!" Jonathan mengumpat dengan suara yang menggelegar bagai petir dan ekspresi wajahnya terlihat menahan rasa sakit saat sang CEO berhasil merobohkannya dengan sekali serangan.Daniel membanting tubuh Jonathan sembari mencekik leher sang pimpinan gengster kalajengking dengan satu tangan, jelas saja lelaki bengis itu berteriak meraung kesakitan karena punggungnya menghantam lantai yang dipenuhi dengan pecahan kaca maupun benda-benda pecah belah lainnya yang berujung tajam. Kaos berwarna gelap yang dikenakan oleh pimpinan gengster kelajengking kini tampak basah oleh darah bahkan beberapa pecahan kaca yang tajam tertancap di punggung Jonathan.Sang CEO gagah tak berhenti sampai di sana, ia bahkan belum puas menyiksa dan menyakiti Jonathan. Daniel menekan tubuh Jonathan dengan tubuh kekarnya sehingga ujung pecahan kaca semakin dalam menancap di tubuh musuhnya, senyum jahat penuh kepuasan mengembang saat melihat musuhnya kini tampak tidak berdaya.“Bagaimana rasanya? Enak, bukan? S
“Tuan Daniel!! Semut-semut itu menuju ke sini, kita harus pergi sekarang juga karena langit juga sudah mulai gelap dan hutan ini sangat berbahaya di malam hari,” ujar Steve yang tampak panik.Daniel mengangguk lalu ia dan kedua anak buahnya berlari menuju ke helikopter, musuh terbesar keluarga Myers kini sudah mati dengan kondisi sangat mengenaskan yang artinya kemenangan besar berhasil diraih oleh klan Myers. Daniel kembali ke mansion miliknya dan kepulangannya mendapatkan sambutan hangat dari keluarga dan juga seluruh anak buahnya.“Daniel ….” Alice berlari memeluk erat suaminya.“Keparat itu sudah mati, Baby. Sekarang kita bisa hidup tenang dan bahagia,” ucap Daniel.Alice mengangguk, air matanya terjatuh lalu mengalir di pipi mulusnya. “Ya, Honey.”“Daddy,” panggil Andrew sembari berlari mendekati ayahnya.Daniel berjongkok sambil membuka kedua lengan kekarnya lebar-lebar ketika putra kesayangannya berlari ke arahnya, ia memeluk erat tubuh mungil yang selalu menjadi penyemangat hi
“Aku telah membunuh Jonathan dengan cara yang hina dan menyakitkan,” beber Daniel kepada Ryo. “Benarkah? Aku bahagia mendengarnya hanya saja aku merasa sedikit kesal karena tidak bisa membalaskan dendam atas rasa sakit yang diderita oleh Jane,” balas Ryo. Daniel yang tadinya sedang berdiri menghadap jendela kini berjalan mendekati ranjang sepupunya, ia mendaratkan bokongnya di kursi yang berada di samping ranjang. “Aku sudah melakukannya untuk Jane, tidak ada yang perlu kau kesalkan lagi karena semuanya telah berakhir. Sekarang kita akan hidup dengan damai dan bahagia,” ucapnya. “Jangan cepat puas dulu, Daniel. Maih ada banyak masalah yang belum terselesaikan meskipun musuh besar kita sudah mati, masih ada Mark dan juga sisa anggota gengster kalajengking yang akan menjadi ancaman besar jika kita tidak segera tangani,” ujar Ryo. “Mark? Si bocah pembangkang itu memangnya bisa apa? Mark bukanlah ancaman besar bagiku,” timpal Daniel. Ryo menghela napas panjang sambil menatap wajah sep
“Honey, kamu sedang melihat apa? Kenapa wajahmu terlihat seperti itu?” Alice menepuk pelan bahu suaminya sembari menatap jalanan lalu menatap wajah Daniel secara bergantian. Manik hijau Daniel kini tertuju kepada Alice. “Aku baru saja melihat Mark dan Helena,” jawabnya. “Apa maksudmu? Mark dan Helena, kau melihatnya berdua bersama ataukah kau melihatnya secara terpisah?” Alice mengerutnya keningnya dan menatap mata suaminya untuk mencari jawaban yang ia cari. “Bersama-sama,” jawab Daniel dengan ekspresi wajah serius. Alice mendekati Daniel seraya mencengkeram erat lengan kemeja suaminya, manik biru indahnya lekat menatap wajah sang suami. “Daniel,” panggilanya dengan suara yang bergetar. “Aku tahu kalau kamu sedang ketakutan, Baby. Semuanya akan baik-baik saja jika kita bisa saling percaya, kau tahu sendiri betapa liciknya Helena dan dia akan menggunakan semua tipu muslihatnya untuk bisa memisahkan kita,” ucap Daniel sembari memeluk erat istrinya. “Aku takut pada diriku sendiri,
“Mark, apa yang kamu lakukan? Hentikan mobilnya,” ujar Alice yang mulai panik saat Mark membawanya pergi dari sekolah Andrew. “Pergi jauh,” jawab Mark singkat sambil menatap jalanan. “Hentikan mobilnya, aku mohon kepadamu agar jangan membuat masalah yang membuat keluarga kita terpecah,” pinta Alice. “Keluarga mana yang kau maksud, Alice?! Aku sudah tidak memiliki keluarga,” ujar Mark. “Mark, kami semua sangat menyayangimu dan kami perduli kepadamu. Daniel, Ryo apalagi Andrew yang setiap hari selalu menanyakanmu, kembalilah ke rumah dan perbaiki hubunganmu dengan Daniel,” ucap Alice. “Lalu, bagaimana denganku? Perasaanku? Apakah kalian tidak ada yang pernah memikirkan perasaanku?” Mark meninggikan suaranya, ia sesekali menatap Alice di tengah kegiatan mengemudinya. “Itu karena kau menginginkan sesuatu yang mustahil untuk kau dapatkan, kalaupun kami bersikap egois itu karena ada banyak hati yang akan hancur jika aku dan Daniel sampai berpisah. Hatiku, Daniel, mental Andrew dan juga
“Kenapa kau memanggilku datang kemari, Helena? Cepat katakan karena aku hari ini sangat sibuk,” ujar Mark seraya mendaratkan bokongnya di sofa empuk. Helena sedang memakai pakaian seksi, bagian bahunya terbuka dan bra tali yang melilit di belakang leher. Helena berjalan mendekati Mark dengan membawa dua kaleng bir dingin, ia dengan lancangnya duduk di atas pangkuan Mark sambil menggoda sang polisi tampan dengan menempelkan kaleng bir dingin ke pipi sang pria. “Apa kau sedang menggodaku? Aku tidak tertarik dengan wanita penggoda sepertimu, jadi … jangan buang waktumu dengan menggodaku,” kesal Mark. Helena tertawa lantang sambil terus membusungkan payudaranya ke tubuh Mark sedangkan tangannya terus bergerilya mengusap dada kokoh mantan adik iparnya. “Kau terlihat sangat tampan seperti Daniel kalau sedang kesal seperti ini, tenanglah Mark. Aku tidak tertarik dengan lelaki yang usianya lebih muda dariku, aku sangat menyukai pria matang seperti Daniel yang memiliki tubuh kekar menggoda,