"Ryo, itu kau yang membeli bunga mawar putih untuk Jane, 'kan?" Daniel menatap Ryo dengan tatapan penuh selidik atau mungkin lebih tepatnya dengan tatapan menuduh.Ryo menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal lalu ia beralih menggaruk tengkuknya dan bersikap layaknya seorang penjahat yang sedang diinterogasi. "Itu ... aku--""Jangan bohong. Aku tahu kalau kau yang mengirim semua mawar putih itu untuk Jane," potong Daniel cepat."Iya, memangnya kenapa? Tidak boleh?" ujar Ryo.Daniel lagi-lagi menatap Ryo dengan penuh curiga seperti seorang kakak yang bersikap overprotektif kepada seorang laki-laki yang hendak mendekati adik perempuannya. "Untuk apa kau melakukannya? Bukankah kau baru saja bertemu dengan Jane dan kau masih belum kenal betul dengannya?""Jangan salah sangka kepadaku. Aku hanya ingin menyemangati Jane agar ia bisa bangkit dari keterpurukan dan sembuh dari depresi yang ia derita," jawab Ryo."Hmm, lalu?"Ryo menghela napas panjang lalu ia menatap lekat mata Daniel. "1 t
Kediaman Jonathan Miller, beberapa jam sebelum ledakan terjadi."Ubah jadwal pengiriman senjata dan obat-obatan kita menjadi malam ini!! Sepertinya rencana kita sudah tercium oleh pihak kepolisian dan si keparat Myers," titah Jonathan kepada tangan tangannya."Tapi, bukankah ini sangat beresiko, Tuan? Kontainer kita masih memuat heroin dan mungkin akan selesai besok.""PERSINGKAT WAKTUNYA, TAMBAH ORANG UNTUK MEMUAT HEROIN!! Aku tidak mau terjadi masalah saat pengiriman dan malam ini kalian kirim beberapa orang ke kediaman Daniel, aku ingin bajingan itu sibuk menjaga wanitanya sehingga dia tidak bisa mengganggu pengiriman kali ini," titah Jonathan."Mengirim orang untuk mengawasi ataukah untuk menyerang, Tuan?""Apa kau bodoh, huh?! Sejak kapan kita hanya mengawasi? Berikan sedikit petasan ke kediaman Myers untuk meramaikan suasana," jawab Jonathan sembari tersenyum menyeringai."Baik, Tuan. Saya mengerti."****Myers's Mansion."Tuan Daniel, awaaaasss!!""SHIIITT!! THUNDERRR, STOP!!"
"Hei!! Kenapa kau sudah pulang? Bukankah seharusnya kau dirawat di rumah sakit?" Pekik Daniel begitu melihat Ryo melenggang santai masuk ke rumah."Aku sangat muak dengan suasana rumah sakit yang serba putih. Apalagi saat aku melihat baju seragam pasien dengan motif polkadot, rasanya aku ingin pingsan dan tidak ingin bangun lagi kalau sampai aku harus memakai baju macam itu," keluh Ryo.Daniel dan Alice saling menatap sejenak lalu pasangan suami istri itu tertawa terbahak-bahak setelah mendengar keluhan Ryo yang menurut mereka sangatlah konyol dan lucu hingga sang pimpinan gengster Yakuza itu enggan mendapatkan perawatan meskipun luka yang ia derita bukanlah luka yang ringan."Kenapa kalian berdua tertawa?!! Apa menurut kalian ini lucu?! Dasar pasangan suami istri aneh,"cibir Ryo."Ternyata kalian keluarga Myers sama saja. Daniel dulu juga begitu saat dia tertembak, memakai baju polkadot sambil terbaring dan wajah bengisnya seketika berubah menjadi sangat imut dalam balutan baju polka
"Jadi sekarang kau sudah berbalik menyerangku? Kakakmu sendiri?" Daniel tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.Mark sekarang sudah berani terang-terangan menyerang Daniel yang merupakan kakak kandungnya sendiri, entah apa yang sedang dipikirkan oleh polisi tampan itu tapi yang pasti kali ini Mark tidak main-main dengan ucapannya. Pertengkaran Mark dan Daniel terdengar sampai ke lantai atas sehingga Alice dan Ryo langsung datang mendekati kakak beradik yang tengah berseteru itu.Mark menatap tajam mata Daniel, tidak ada rasa hormat ataupun kehangatan lagi yang terpancar dari sorot matanya. "Benar!! Aku adalah seorang polisi yang menegakkan hukum tanpa pandang bulu dan penjarahan barang selundapan yang kau lakukan itu adalah kejahatan terbesar yang harus diusut tuntas," tegasnya.Daniel tersenyum sinis lalu ia menimpali. "Usut saja, lakukan semua yang kau suka!! Aku tidak takut, kalau kau bisa mengusut kasusku seharusnya kau bisa menyelesaikan masalah yang kau mulai bukannya
"Jane, apa kau tahu kalau kau sedang hamil? Usia kandunganmu hampir sama dengan Nyonya Myers," ungkap sang dokter.Bagaikan tersambar petir di siang bolong, Jane terdiam membeku sambil menatap sang dokter yang berdiri di hadapannya. Otaknya belum bisa mencerna ucapan sang dokter, matanya perlahan memerah lalu berkaca-kaca dan bibir tipisnya mulai terbuka perlahan."Bisakah kau memeriksaku lagi? Kau pasti salah memeriksa, tolong periksa aku lagi dan katakan kalau diagnosamu tadi keliru," pinta Jane dengan suara bergetar."Kau adalah seorang dokter dan kau pasti tahu tanda-tanda kehamilan yang sedang kamu alami, bukan? Jane ... kau harus menerima kenyataan ini," jawab sang dokter sambil menepuk bahu Jane lalu pergi dari kediaman Myers.Alice dan Daniel saling beradu pandang, pasangan suami istri itu sama-sama sedang terdiam seperti Jane. Bahkan Daniel sendiri tidak tahu harus berbuat atau berkata apa saat menghadapi masalah pelik seperti ini, saat ini otaknya benar-benar buntu.Tangis J
"Apa kau sedang menyingkirkan aku untuk bisa merebut Alice? Aku tahu kalau masih mencintai istriku makanya kau mencampakkan Jane begitu saja setelah dia mendapat musibah," ujar Daniel sambil menatap tajam mata Mark.Mark tersenyum sinis lalu ia berkata. "Ryo ... apa dia yang mengatakan omong kosong ini? Aku tidak percaya kalau dia bisa mengkhianatiku seperti ini.""Fuck!! Jangan asal menuduh orang, kalau kau sudah tidak mencintai Alice lalu kenapa kau meninggalkan Jane seperti seorang pengecut?!" Sengit Daniel, meskipun suaranya pelan akan tetapi sarat dengan ketegasan dan amarah."Itu adalah urusanku dan kau tidak berhak mengatur hidupku, Kak!! Kau yang selalu memaksaku untuk segera menikahi Jane meskipun aku tidak mencintainya, kau selalu mengatur hidupku tanpa pernah mau bertanya kehidupan apa yang ingin kujalani," bentak Mark sambil menggebrak meja."Itu karena kau duluan yang memberi harapan kepada Jane, Bangsat!! Kau boleh menolak Jane dan kau bebas mencintai siapapun kecuali Al
Ryo menggandeng tangan Jane masuk ke dalam gereja yang sudah terlihat sepi karena para jemaat sudah pergi setelah melakukan ibadah pagi, sang pimpinan Yakuza dengan beraninya mendekati pastor sambil menggenggam erat tangan Jane lalu bertanya. "Bisakah anda menikahkan saya dengan wanita ini sekarang?"Daniel dan Alice yang berada tepat di belakang Ryo reflek saling menatap, pasangan suami istri itu tidak bisa menyembunyikan keterkejutan mereka akan keputusan yang telah dibuat oleh Ryo. "Apa?!! Menikah?!!" Pekik Daniel dan Alice bersamaan."Ryo, lepaskan!! Apa kau sudah gila?! Kau sudah melewati batas," ujar Jane sembari mengibas tangan Ryo."Mungkin ini terdengar gila bagimu, Jane. Tapi sekarang ini aku benar-benar serius dan aku tidak pernah main-main jika itu menyangkut pernikahan," jawab Ryo sambil menatap mata Jane."Ryo, jangan main-main!! Aku sudah hampir gila dengan kelakuan Mark dan sekarang kau juga melakukan hal yang sama," semprot Daniel."Maaf, sebenarnya ada apa ini? Kenap
"Jane, aku tidak akan memaksamu untuk melayaniku dan aku akan menunggumu sampai kau benar-benar siap melakukannya. Jangan khawatir dan jangan buat dirimu stress karena itu tidak bagus untuk kandunganmu," ucap Ryo penuh pengertian."Ryo, kenapa kau begitu baik kepadaku?" Tanya Jane sembari menatap mata Ryo yang penuh kehangatan serta rasa cinta."Karena kau adalah wanita yang baik dan kau pantas untuk mendapatkan kebaikan dari semua orang termasuk dari suamimu," jawab Ryo dengan suara yang lembut. "Sekarang beristirahatlah dan jangan pikirkan apapun," titah Ryo sembari merebahkan istrinya ke ranjang dan menyelimuti Jane sambil tersenyum."Ka ... kamu tidak tidur?" Tanya Jane."Tentu saja aku akan tidur tapi aku akan tidur di sofa untuk kenyamanan kita berdua," jawab Ryo sembari mengusap lembut pipi Jane. "Tidurlah yang nyenyak dan kalau kau butuh sesuatu atau apapun itu jangan sungkan untuk membangunkanku," imbuhnya.Ryo mengambil bantal dan juga selimut di dalam lemari lalu ia berjala
"Mark!! Mark!! Bagaimana ini?!" Pekik Mia setelah melihat ada yang tidak beres dengan barang bawaannya.Mark yang baru masuk ke kamar mandi langsung berlarian mendekati Mia dengan bertelanjang dada dan hanya memakai celana dalam lumayan ketat hingga junior gagahnya terlihat menyembuk dan membuat Mia berteriak semakin histeris."Mia!! Ada apa?" Tanya Mark kebingungan."Bajuu ... bajumu mana? Kenapa kau telanjang?" Ujar Mia dengan tubuh gemetaran.Mark tersenyum lalu ia menangkup pipi Mia dengan kedua tangannya yang ia tekan dengan lembut sehingga pipi istrinya terlihat sedikit menggembung. "Buka matamu dan lihat aku," titahnya."Tidak mau, kau sedang telanjang dan aku tidak mau melihatmu," tolak Mia sambil menggeleng cepat."Kita sudah menikah, Mia. Lalu apa yang kau takutkan?" Ucap Mark. "Sekarang cepat buka matamu," titahnya kemudian yang lagi-lagi langsung ditolak oleh istrinya."Aku belum pernah melihat pria telanjang sebelumnya," ucap Mia yang sudah hampir menangis."Oke, maafkan
"Jane hamil? Tapi ... bukankah program bayi tabung kami gagal?" Tanya Ryo kepada sang dokter dengan ekspresi wajah pasrah."Tidak, tuan Myers. Sekarang istri anda sedang hamil dan siapa yang mengatakan program bayi tabung anda gagal, Tuan?" Jawab sang dokter."Ryo!! Akhirnya kau akan memiliki anak sendiri," ujar Daniel sambil memeluk erat sepupunya yang masih tertegun tidak percaya dengan ucapan sang dokter."Tapi, Daniel. Aku masih belum percaya, tolong cubit aku dan katakan kalau aku tidak sedang bermimpi," ucap Ryo.Alice berjalan mendekati Ryo dan tanpa basa-basi ia langsung mencubit pinggang Ryo bahkan sampai memelintirnya ke samping. "Bagaimana? Apakah rasanya sakit?" Tanyanya gemas."Aaaakkkkkkkkhhh, Alice!! Sakit," pekik Ryo kencang."Itu berarti kau tidak sedang bermimpi, bodoh!! Kau akan menjadi seorang ayah," ujar Alice."Dan aku akan menjadi seorang paman," timpal Daniel berseru senang."GOD!!" Ryo memeluk Daniel lalu ia bergegas duduk di tepi ranjang memeluk Jane erat sam
"Menikah? Jadi, kau benar-benar akan menikahi Mia?" Tanya Daniel memastikan."Ya, aku akan menikah dengan Mia dan aku membutuhkan berkat dari keluargaku," jawab Mark. "Aku tahu Mia bukan dari keluarga kaya dan tidak sesuai dengan harapan kak Daniel tapi ... aku mencintainya dan aku ingin menghabiskan hidupku bersama dengan Mia," lanjutnya."Dasar anak bodoh!! Memangnya sejak kapan aku mempermasalahkan tentang status Mia, asalkan kau bahagia maka itu sudah lebih dari cukup," ucap Daniel sambil memeluk Mark."Selamat Mark," ucap Jane.Alice keluar dari kamar mandi setelah mendengar suara ribut -ribut. "Ada apa ini? Kenapa kalian berpelukan? Apakah kau naik pangkat, Mark?" Tanyanya."Bukan kenaikan pangkat, tapi ini." Daniel memberikan undangan pernikahan Mark kepada Alice sambil menunggu reaksi yang akan ditunjukkan oleh istrinya."Oh my God!!! Apakah ini benar? Mark akan menikah dengan Mia?" Pekik Alice sambil menatap Daniel dan Mark bergantian, ia sangat terkejut setelah membaca undan
"Alice sedang dioperasi karena rahimnya mengalami masalah dan bayi kami harus segera dikeluarkan atau nyawa mereka berdua dalam bahaya," jelas Daniel dengan ekspresi wajah yang depresi.Ryo duduk tepat di samping Daniel untuk memberikan support serta kekuatannya kepada sang sepupu, ia berusaha menenangkan kegundahan serta kegelisahan hati Daniel dengan cara menepuk pundak sepupunya."Alice adalah wanita yang kuat dan tangguh jadi kau tidak perlu merasa khawatir. Bayimu dan istrimu pasti baik-baik saja," ucap Ryo."Tapi Alice sudah keguguran dua kali, kali ini aku benar-benar takut kehilangan salah satu dari keduanya, Ryo. Apalagi tubuh Alice sangat lemah dan ...." Ucapan Daniel terhenti dan tiba-tiba lidahnya terasa kaku yang membuatnya tidak bisa lagi berkata-kata."Daniel, semuanya akan baik-baik saja. Percayalah kepadaku," ucap Ryo.Beberapa menit berlalu dengan sangat lambat dan membuat Daniel menjadi gila karena tidak kunjung mendapatkan kepastian kondisi istri serta bayinya, ota
"YEEESSS!! IT'S BABY GIRL!!" Daniel melompat senang setelah mengetahui jenis kelamin calon anaknya.Image dingin dan kejam tidak lagi terlihat di wajah sang CEO gagah, Daniel terlihat layaknya suami dan ayah pada umumnya yang terlihat begitu bersemangat karena tak lama lagi ia akan bisa menimang bayi kecil yang lucu dan cantik."Thanks, God!! Thanks, Babe." Daniel memeluk erat dan menciumi seluruh wajah sang istri sebagai bentuk rasa terima kasihnya kepada wanita yang selama ini selalu memberikan kebahagiaan untuknya."Kau terlihat sangat bahagia," ucap Alice."Tentu saja aku sangat bahagia karena semenjak kau datang dalam hidupku, semua harapan dan keinginanku terpenuhi. Kau telah memberiku seorang putra yang luar biasa dan sekarang kau memberiku seorang putri," ucap Daniel dengan wajah yang memerah dan air mata yang terus berlinang membasahi pipinya."Daniel, Alice. Selamat ya, akhirnya kalian mendapatkan anak perempuan. Yeeey," ucap Ryo.Daniel memeluk Ryo erat lalu ia berkata. "T
"Sekarang jawab pertanyaanku baik-baik, apa kau mendekati Mia hanya karena gadis itu mirip dengan Alice?" Tanya Daniel sambil menatap Mark dengan tatapan penuh selidik."Apa maksud kak Daniel? Aku sudah lama melupakan Alice tapi kenapa kakak malah menuduhku seperti itu," timpal Mark."Aku bertanya karena aku melihat kemiripan antara Alice dan Mia," jawab Daniel."Ah!! Jadi hanya karena kemiripan warna bola mata, rambut dan juga bentuk tubuh makanya kak Daniel menuduhku masih memiliki perasaan terhadap Alice? Jangan berpikiran konyol seperti itu," ujar Mark sambil tersenyum kecut."Baik kalau begitu, satu hal lagi yang ingin aku tanyakan kepadamu tentang Mia," ucap Daniel."Apa itu?""Apa kau tahu tentang asal-asul Mia? Pekerjaannya yang dulu sebagai pencopet?" Tanya Daniel yang membuat Mark terhenyak. "Mark, pikirkan lagi masak-masak. Masih banyak gadis yang lebih baik di luar sana," lanjutnya."Aku tahu semuanya dan aku tidak akan pernah mundur, semua orang punya masa lalu dan aku ya
"Apa katamu? Mia pembunuh? Jangan sembarangan bicara atau aku akan membuat kakimu lumpuh selama-lamanya," ujar Daniel yang kembali menekan pisau di paha Carl hingga pemuda itu mengerang semakin kencang. "Mia, apa kau mengenal pria berengsek ini?" Tanyanya kepada Mia."Tidak, Tuan Myers. Saya baru sekali ini melihatnya jadi mana mungkin saya mengenalnya," jawab Mia."Fuck you," umpat Daniel penuh emosi."Akkkhh!! Bohong!! Gadis itu bohong, dia yang telah membunuh kakakku!! Dia adalah pencopet dan dia mencuri dompetku yang berisi uang untuk biaya operasi kakakku yang mengalami kecelakaan," jelas Carl.Daniel melirik Mia, dan ia melihat sang gadis menunjukkan reaksi terkejut setelah mendengar pengakuan Carl akan tetapi Daniel masih belum sepenuhnya percaya dengan ucapan Carl."Mia, apakah yang dikatakan pria ini benar?" Tanya Daniel.Mia hanya terdiam sambil menatap nanar wajah Carl dan mengingat-ingat kembali semua nama korban yang telah ia copet. "Siapa nama panjangmu?" Tanyanya kepad
"Daniel, bisakah kau jelaskan maksud ucapan Mark barusan? Aku rasa otakku sudah sudah dipenuhi oleh bayangan Jane makanya aku jadi sulit mencerna ucapan Mark," pinta Ryo sambil menatap punggung Mark yang kian menjauh.Daniel menghela napas panjang seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. "Aku rasa si bodoh itu kali ini benar-benar serius dengan Mia, aku bisa melihat kesungguhannya dari pancaran mata serta caranya berbicara," ucapnya."Aahh!! Jadi begitu, sekarang aku mengerti dan hey!! Bukankah kita harus membuat pesta untuk merayakannya?" Ujar Ryo penuh semangat."Apa kau ingin kepalamu aku pukul? Kenapa kau malah memikirkan pesta sementara Mark sedang terkena masalah, daripada kau memikirkan sebuah pesta bukankah lebih baik kita kirimkan dulu beberapa pengacara untuk membela Mark," timpal Daniel."Oke, sorry. Aku akan menghubungi pengacara sekarang juga untuk membantu Mark," ucap Ryo sambil mengotak-atik ponselnya untuk mencari kontak pengacaranya.Daniel berjalan mas
Nasib sial kini menimpa Mia yang baru sehari bekerja di perusahaan Myers, ia harus menyelesaikan pekerjaan yang sangat banyak hingga ia terpaksa pulang larut malam dan bus yang terakhir sudah lewat sehingga gadis cantik bertubuh langsing itu terpaksa pulang dengan jalan berjalan kaki menuju ke apartemen MYS yang jaraknya lumayan jauh dari perusahaan Myers.Mia tersesat, ia melewati jalan berbahaya dan rawan kejahatan. Langkah kaki Mia terhenti dan ia langsung berbalik arah saat melihat beberapa anggota gengster yang sedang minum-minum di jalan. Kesialan Mia dimulai saat anggota gengster itu melihatnya dan kini sedang mengejar sang gadis."Apa yang kalian inginkan? A ... aku tidak punya uang jadi tolong jangan ganggu aku," ucap gadis cantik bermata biru tersebut."Tidak ada uang tidak masalah, karena kami hanya butuh tubuhmu untuk menghangatkan tubuh kami dari dinginnya angin malam," ucap salah satu pria."Jangan mendekat!! Tolong, biarkan aku pergi dan aku janji tidak akan melaporkan