Share

Bab 18. Lupa Janji

“Aku tidak pernah seyakin ini tentang sebuah hubungan, Amal. Aku tahu kita bukanlah yang pertama dalam sebuah hubungan. Tapi, aku ingin kita menjadi yang terakhir menjalin di mana hanya ada kita berdua dan juga calon anak-anak kita kelak!”

Ucapan Orion bagaikan nyanyian yang selalu membuatnya terngiang-ngiang. “Anak,” gumam Ama.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Namun, rasa kantuk sama sekali tidak menghampiri. Ama justru terjaga setelah mereka menghabiskan malam panjang. Sementara Orion sendiri sudah terlelap di sampingnya.

Ia mendongak, menatap wajah suaminya dalam diam. Pillow talk mereka semalam benar-benar berefek dahsyat pada dirinya. Jangankan untuk memejamkan mata, untuk sekedar menyerongkan tubuh saja ia enggan.

Helaan napas panjang terembus begitu saja dari hidungnya. “Apakah tidak apa jika aku mempunyai anak sekarang? Bahkan, aku belum bisa mewujudkan mimpiku untuk menjadi seorang bisniswomen yang diakui oleh semua orang?”

Ada ketakutan dalam hati Ama. Mengingat jik
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status