Beranda / Rumah Tangga / Skandal Gila Suamiku / BAB 21 Membuat Riya Cemburu

Share

BAB 21 Membuat Riya Cemburu

last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-13 03:00:13

“Berarti kamu udah baikan sama Bang Sarip?” Tanyaku sambil menyerahkan piring dan pisau kecil pada Riya.

“Ya... Baik-baik gitu lah.” Jawabnya agak acuh.

“Maksudnya?”

“Ya aku pulang seolah nggak ada terjadi apa-apa. Dia juga biasa aja. Nggak ada membahas tentang ini sama sekali.”

“Emang dia nggak nanya, selama tiga hari ini kamu ke mana? Dengan siapa? Terus siapa yang nganter kamu kabur malam itu?” tanyaku masih penasaran. Sebab kulihat ia begitu santai, seperti bukan seseorang yang habis lari dari rumah.

“Nggak ada. Kalaupun nanya, paling nanti kalau udah agak lama. Aku pulang aja dicuekin. Sampai sekarang aja, nggak ada dia negur aku.”

Aku ternganga mendengarnya. Bagaimana bisa ada suami yang seperti itu terhadap istrinya? Aku jangankan kabur dari rumah, pergi belanja sayur agak lama aja sampai disusul dan ditanya ini itu sama Bang Roni. Ini Bang Sarip, istrinya lari dari rumah sampai berhari-hari, ditegur aja nggak.

Aku baru saja hendak bertanya
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 22 Kejujuran Roni

    “Aku boleh duduk di sini?” tanya Bang Roni padaku, yang kini sedang duduk melamun sendirian di teras rumah. Aku tak menjawab. Malas sekali bicara dengannya. Lagi pula aku tak suka ia mengganggu waktuku bersantai sendiri seperti ini. Kami baru saja selesai makan malam sehabis shalat Isya tadi. Dan aku, memang lebih suka duduk melamun di kursi teras rumahku, memandang orang yang lalu lalang.Meski tak kujawab pertanyaannya, Bang Roni langsung duduk di sampingku. Mungkin karena aku pun tak menolak. Aku menggeser posisi, agak menjauh darinya.“Nggak usah jauh-jauh dong. Masa’ didekatin suami malah menghindar.” Bang Roni berusaha menggodaku. Tapi maaf, kali ini sudah tak mempan lagi.Bang Roni menghidupkan sebatang rokok dan mengembuskan asapnya di udara. Aku melirik ke arahnya dengan tatapan tak suka. Namun, ternyata ia pun sedang memandangiku. Jadinya tanpa sengaja kami beradu pandang. Dia sempat mengangkat kedua alisnya, namun aku melengo

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 23 PoV Roni ( Riya Yang Kepo )

    Aku baru saja sampai di rumah dan mematikan mesin sepeda motorku, saat Riya nongol di pagar samping rumahnya. Dengan setengah berbisik ia memanggilku.“Sssttt... Roni. Baru pulang kerja kah?” tanyanya pelan.“Iya, emang kenapa?” “Sini dulu....” ia melambaikan tangan padaku.“Ada apa sih?” tanyaku risih. Dia memang suka memanggilku ke rumahnya saat Sarip sedang tak ada di rumah. “Sarip ada?” tanyaku lagi.“Nggak ada. Lagi keluar.”“Nggak ah. Aku nggak enak mau ke situ kalau nggak ada Sarip. Nanti dikira aku mau ngapa-ngapain.” Tolakku.“Sebentar aja. Ada yang mau kuberikan untuk istrimu.” Katanya memaksa.“Ya kenapa tadi nggak manggil atau nelfon dia langsung sih?” protesku. Jujur saja, selama ini aku agak risih kalau berdekatan dan mengobrol dengan Riya.Meski di luar tampak kalau aku suka bergurau dan menggodanya, itu sekedar hanya menghargai dia yang suka mengajakku bercanda. Yang buat aku kadang merasa tak suka, setiap kali ia Cuma be

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-13
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 24 PoV Roni ( Wanita Penggoda )

    Aku sedang asyik mengobrol dengan Mas Indra, saat sebuah chat masuk dari Riya. Aku mengerutkan kening. Jam segini dia chat aku buat apa? Ini sudah hampir tengah malam.[ Roni, mana janjimu? ] Aku berpikir, janji apa? Perasaan aku nggak pernah berjanji apa-apa padanya. Kuketik balasan.[ Emang aku ada janji apa? ][ Tuh kan pura-pura lupa. Berarti apa yang kamu bilang tadi siang itu bohong!” ]Otakku cepat berpikir. Oh, ternyata dia menagih janji bualanku? Aku ukir senyum jahat. Sungguh sangat menyenangkan mengerjai perempuan seperti ini. Perempuan kesepian yang haus akan kasih sayang dan perhatian.[ Oh, yang rekaman itu? Nggak jadi. Nanti kamu sebarkan ][ Buat apa aku sebarkan? Memangnya aku berani? ][ Nggak. Itu rahasia antara aku dan istriku. Kalau Sartika tahu aku ngirim gituan ke kamu, dia bisa ngamuk ][ Kamu takut sama Sartika? ][ Aku nggak takut. Aku Cuma menghargai dia, karena aku sayang dia ]Cukup lama Riya tak me

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 25 PoV Roni ( Video Call Pertama )

    “Mamanya Riya dulu pernah merendahkan aku.” “Merendahkan gimana? Menghina maksudnya?”Aku mengangguk lagi. Kumatikan bara api rokokku, meski masih tersisa setengah batang yang belum terbakar. Aku akan ceritakan semua pada Eko.“Dulu waktu masih SMA, aku pernah dijodohin sama Riya. Bukan dijodohkan sih. Lebih tepatnya, Bi Surani yang ngajak orang tuaku buat besanan. Tapi aku dan orang tuaku nggak setuju karena punya alasan.” Sejenak aku menghentikan cerita.“Trus?” Eko tampak tak sabar.“Nah, dulu kan Riya udah nikah duluan dari aku, dengan suami pertamanya, yang namanya Khoiri kan? Trus dia bercerai dan jadi janda. Saat itu aku udah nikah dengan Sartika. Waktu Riya janda selama beberapa waktu, Bi Surani seolah sibuk mencarikan ia suami baru. Jadi aku bercandain dia. Kubilang, biar aku aja yang nikahin Riya. Padahal waktu itu aku benar-benar Cuma bercanda, nggak ada maksud apa-apa. Tapi jawabannya Bi Surani sungguh membuatku tersinggung.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 26 PoV Roni ( Perempuan Kurang Ajar )

    “Mau ke mana?” tanya Sartika saat kami tadi berpapasan di jalan depan rumah.“Aku mau ke rumah Riya. Mau numpang transfer duit.” Kataku memberi alasan. Aku yakin Sartika tak akan curiga sedikit pun, karena kami memang sudah biasa menumpang transfer uang dengan Riya. Padahal, siang ini aku ke rumah Riya, karena dia baru saja mengirim chat, kalau Sarip sedang tak ada. Riya menagih janjiku yang bilang akan mendatangi ia ke rumahnya.“Aku izin ya, mau ke rumah Mbah Muri, mau rewang ada acara nanti malam.”Kebetulan, pikirku. Kalau Sartika tak ada di rumah, akan jauh lebih aman.“Ya udah. Pulangnya jangan terlalu sore ya.” Pesanku. Sartika mengangguk, kemudian mendekat dan mencium tanganku. Aku membalasnya. Hal yang memang sudah kami lakukan sejak dulu dari awal menikah.Kulihat ia berjalan kaki bersama Bi Rabiah, menuju rumah Mbah Muri yang memang tak begitu jauh dari rumah kami. Aku tersenyum dan mengarahkan sep

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 27 Sedikit-Sedikit Mulai Tersebar

    PoV SartikaAku sedang mengupas kulit bawang di rumah Bi Rabiah. Nanti malam, akan diadakan pengajian ibu-ibu yang diadakan setiap malam Jumat. Karena itu, Bi Rabiah memintaku untuk membantunya memasak menu nasi campur untuk nanti malam.Hanya aku berdua saja dengan Bi Rabiah. Karena itu, untuk mengusir kebosanan, kami bercerita sambil bercanda. Namun entah kenapa, aku merasa kalau tatapan Bi Rabiah padaku hari ini terlihat lain. Seperti ada sesuatu yang ingin ia tanyakan.“Roni kerja ya Sar?” Tanyanya sambil memotong-motong bawang yang sudah kukupas dan memasukkannya ke dalam blender.“Iya, kayak biasa Bi. Kalau nggak kerja, nanti nggak bisa makan.” Selorohku.Bi Rabiah hanya mengangguk. Namun sejurus kemudian ia kembali bertanya, “Bibi boleh nanya nggak? Tapi kamu jangan marah, dan jangan cerita ke Roni juga.”“Boleh, nanya aja Bi. Soal apa?” tanyaku dengan kening berkerut. Kalau Bi Rabiah berkata seperti itu, artinya yang ia t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 28 Memblokir Sosmed Riya

    “Sar, tadi siang Tante Sheila nelfon. Dia bilang, ada temannya yang minta diajarin nyetir mobil sama aku. Boleh kuambil nggak?”“Ya bolehlah. Ambil aja. Uangnya untuk aku semua. Dari kemarin kan aku minta lima ratus ribu buat beli skincare. Sampe sekarang kamu belum ngasih. Emang dia mau bayar berapa?” Tanyaku sambil melipat mukena dan sajadah, setelah baru saja selesai shalat Isya.“Aku sih minta tujuh ratus ribu. Tapi dia baru bayar kalau udah mahir.”“Ya minta DP dulu lah biarpun bayarnya pas udah lancar nyetir. Seenggaknya dua ratus dulu. Mulai kapan mau ngajarin?” tanyaku.“Malam ini. Sekarang aku mau ke tempat Tante dulu, baru pergi ke rumah temannya yang mau kursus nyetir.”“Latihan di mana?”“Di stadion. Kalau malam kan nggak ada orang. Jadi bisa belajar di sana.”Aku mengangguk. “Ya udah, pergi aja sana. Uang DP nya jangan lupa. Kalau dia nggak mau bayar, nggak usah ajarin.”“Aku nggak enak mau bilang.”“Enak nggak enaklah. Kan k

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Skandal Gila Suamiku   BAB 29 Riya Protes

    Sudah beberapa hari, sejak aku memblokir akses WhatsApp dan Facebook Riya di ponsel Bang Roni. Belum ada tanda-tanda kalau Riya protes atau marah. Entah karena dia memang belum menghubungi Bang Roni, atau karena dia sudah tahu, namun tak mau bertanya. Biar saja, setidaknya aku lega karena ia tak bisa lagi menggoda suamiku. Riya masih sesekali menghubungiku lewat chat, namun Cuma sekedar minta dimasakkan sesuatu atau menyuruhku untuk menjaga kedua anaknya.Ponselku berdering saat sedang melipat pakaian. Kulihat di layar, ternyata ibu mertuaku yang menelepon.“Assalamualaikum Ma. Ada apa?” tanyaku begitu mengangkat panggilan telepon.“Roni ke mana Sar?”“Bang Roni masih kerja, belum pulang. Paling nanti sore.” Kataku. “Emang kenapa Ma?”“Tolong sampaikan ke Roni ya. Paman Aryo yang rumahnya di kampung seberang lagi sakit parah. Nanti malam insya Allah kami mau jenguk. Roni suruh siap-siap, dia harus ikut. Biar bisa gantian bawa mobil sama Ayahnya.”

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15

Bab terbaru

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 47 Perpisahan Yang Menyayat Hati

    “Waktu kemarin aku mau pulang, kamu ada bilang kan, kalau aku harus melakukan sesuatu yang bisa membantuku untuk bangkit dan melupakan semuanya? Aku udah berpikir masak-masak selama beberapa hari ini. Dan aku rasa, aku tahu apa yang harus dilakukan. Aku... Udah memutuskan untuk pergi menenangkan diri di pesantren.” Ujar Bang Roni sambil menunduk.“Kamu mau mondok?” tanyaku agak terkejut. Karena tak pernah terpikir kalau Bang Roni akan mengambil keputusan seperti ini.“Iya. Aku akan melanjutkan pendidikan di salah satu pondok pesantren besar di Jawa Timur.” Jawab Bang Roni.“Kapan?”“Hari ini juga, Sar. Aku ke sini hanya singgah sebentar. Ada yang mau kuberikan padamu.”Aku mengerutkan alis. “Memangnya kamu mau memberikan apa?” tanyaku penasaran.Bang Roni tak langsung menjawab. Ia justru meletakkan di depan kami, tas ransel yang sejak tadi ada di punggungnya.Dan apa yang ia keluarkan dari dalam tas itu membuatku membelalakkan mata.Itu gepoka

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 46 Berpamitan

    Aku benar-benar terkejut mendengar pengakuan Azmil. Menjadi salah satu selingkuhan Riya, adalah sesuatu yang sangat tak masuk akal bagiku. Dari mana mereka bisa saling mengenal?“Kamu nggak lagi bercanda kan, Mil? Bagaimana bisa kamu jadi selingkuhan Riya? Dari mana kamu kenal dia?” tanyaku.“Aku sering melihat akun Facebook kamu, Sar. Dan nggak tahu gimana, dia meminta untuk berteman denganku di Facebook. Awalnya aku hanya berharap bisa mendapat kabar tentang kamu, karena aku tahu dia adalah sepupu Roni. Tapi....”“Tapi kenapa?” tanyaku, karena kulihat Azmil seakan ragu untuk melanjutkan kalimatnya.“Lama-kelamaan dia minta aku untuk jadi selingkuhannya. Dia banyak cerita dan curhat soal rumah tangganya yang hambar. Dia bilang, kalau suaminya nggak perhatian dan dingin.”“Dan kamu setuju, menjadi selingkuhan istri orang?” tanyaku geram.“Aku nggak bisa nolak. Selain karena dia membayar aku, dia juga selalu melakukan hal yang mem

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 45 Kenyataan Yang Mengejutkan

    “Ayah jangan pulang....”Erin dan Erlan merengek bersamaan saat Bang Roni pamit pulang pagi ini. Sudah lima hari Bang Roni di sini, dan memang sudah saatnya untuk pergi.Meski ikut sedih melihat betapa beratnya melihat perpisahan di depan mata antara ayah dan anak, aku berusaha untuk bersikap biasa saja.“Aku pulang dulu ya Sar. Kamu yakin nggak apa-apa kalau aku tinggal? Aku khawatir Azmil dan ibunya akan mengganggu kamu lagi.” Ujar Bang Roni, sesaat setelah ia melepaskan pelukan pada kedua anaknya.“Nggak apa. Aku bisa mengurus diriku sendiri.” Kataku datar.Bang Roni mengangguk. “Aku tahu, kamu pasti akan baik-baik aja. Kamu adalah perempuan yang hebat.” Katanya dengan nada sedih.Kami berdua sempat terdiam. Bang Roni juga seakan enggan untuk langsung pergi. Mungkin saja dalam hati ia berharap agar aku menahan langkahnya.Tapi itu tak mungkin aku lakukan karena aku sudah melepaskan dan mengikhlaskan dia untuk pergi dari hidupku.“Sartika, s

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 44 Dilabrak

    “Masuk dulu, Bu.” Kataku sambil menunjuk ke dalam rumah, mencoba untuk beramah-tamah.“Saya nggak mau lama-lama di sini. Saya datang ke sini karena saya dengar kamu menggoda Azmil.”Dahiku berkerut. “Mungkin Ibu salah paham, saya nggak melakukan hal yang seperti itu.” Kataku kemudian.“Halah nggak ada gimana? Kamu ngajak Azmil ketemuan sampai dua kali kan? Gara-gara itu, Azmil juga jadi nggak mau dijodohin, padahal kemarin udah setuju. Dia bilang mau nikahin kamu aja, karena sekarang kamu udah jadi janda.” Bu Erna terus nyerocos. Terlihat sekali kalau dia tidak menyukaiku.“Saya ketemu dengan Azmil Cuma sebagai teman kok, Bu.”“Bohong! Saya nggak percaya! Denger ya, saya nggak suka kalau Azmil sampai nikah sama kamu. Saya nggak mau anak saya kawin sama janda yang udah punya anak. Enak aja, nanti capek-capek kerja Cuma buat ngumpanin makan anak orang. Kamu itu udah berapa lama sih menjanda? Masih baru kan? Belum lama. Nggak bisa apa tahan sedikit, biar nggak

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 43 Permintaan Azmil

    “Azmil, maukah kau memberitahu jawaban dari apa yang kutanyakan tadi?” desakku, karena kulihat ia terus diam.Azmil bergeming. Ia tampak takut menatap wajahku.“Sartika, bisa nggak kau tak menanyakan hal itu lagi? Anggap aja aku Cuma sembarangan bicara.” Katanya kemudian. “Sejak kemarin aku mengajakmu bertemu, karena ada yang mau aku katakan padamu. Bukan hendak membahas masalah rumah tangga kalian.” Ujarnya lagi.Aku menghela nafas. Meski hatiku masih merasa tak puas karena belum mendapatkan jawaban, aku memilih untuk mengalah dan memberikan kesempatan pada Azmil untuk bicara.“Baiklah. Kalau gitu, katakan. Apa yang mau kamu omongin ke aku?” tanyaku.Azmil membuang nafas melalui mulut, seolah sedang melepas beban berat di dadanya. Ia memandangku lekat namun tampak ragu untuk memulai kalimat.“Aku nggak bisa lama-lama di sini, Mil. Sebelum adzan Dzuhur aku udah harus ada di rumah. Kalau memang ada hal penting yang ingin kau sampaikan, tolong bilang seka

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 42 Hal Yang Mengganjal Dari Azmil

    “Memangnya apa yang Roni perbuat? Ibu tahu persis, kalau suamimu ini nggak pernah macam-macam kok. Dia nggak tahu ini itu. Roni anaknya sopan sama orang tua. Dan selama ini, Ibu lihat dia itu sangat menyayangi kamu. Ya mungkin dia memang hampir tak memiliki waktu untuk anak istri. Tapi itu karena dia kerja kan? Dia cari uang untuk menghidupi kalian. Masalah kalau yang dia dapat itu sedikit, kan semua tergantung rezeki dari Allah. Dia anak baik, Sar. Kalau pun kamu menikah lagi, belum tentu akan dapat suami yang seperti dia lagi. Kalau dia memang pernah berbuat salah, maafkan. Beri kesempatan. Siapa di dunia ini yang nggak pernah berbuat salah?” Ibu mencecarku dengan segala argumennya. Aku hanya bisa menghela napas panjang sambil menunduk dan memejamkan mata. Aku beristighfar dalam hati.Hampir saja aku membuka aib Bang Roni. Padahal bukankah aku punya komitmen untuk membuat nama Bang Roni tetap bagus di hadapan Ibu dan keluargaku yang lain? Aku berjanji pada diriku sendir

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 41 Sudah Tak Ada Harapan Lagi

    “Aku tahu kalau dulu sudah menyia-nyiakan kalian. Tapi apakah kamu sama sekali nggak mau memberikan aku kesempatan untuk menebus segala kekuranganku yang dulu? Aku berjanji, akan memperlakukan kalian semua dengan baik.” Bang Roni berkata dengan mata memerah.“Aku udah memberi kamu banyak kesempatan, Roni. Tapi beberapa kali juga kau sudah mengecewakan aku. Sekarang tolong biarkan aku tenang sendiri. Udah saatnya aku bahagia.” Kataku tajam.Bang Roni tampak terdiam. Namun kemudian ia berkata, “aku sudah mengakui pada Sarip, soal hubungan aku dengan Riya. Aku ceritakan semua termasuk semua bukti yang pernah ada padamu.”Kalimat Bang Roni sungguh membuatku terkejut. Aku tak menyangka kalau dia ternyata melakukan apa yang kemarin ia bilang. “Kenapa seperti itu? Aku udah bilang agar kau tak merusak rumah tangga orang lain.”“Rumah tangga kita udah rusak Sartika. Kalaupun kau tak bisa kembali padaku, maka Riya juga harus hancur. Dia tak boleh bahagia, sementara h

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 40 Roni Datang

    “Ayaah....!” Erin dan Erlan berlari mengejar Bang Roni. Kelihatan sekali kalau mereka sangat merindukan ayahnya. Sekilas kulihat ke arah Azmil, wajahnya tampak mendung melihat pemandangan antara ayah dan anak itu. Bang Roni berjongkok dan memeluk anaknya bergantian. Ia tampak ingin menangis. Tapi dapat kulihat ia seperti sedang berusaha menguatkan dirinya. Aku tertegun melihat kedatangan Bang Roni yang tiba-tiba seperti ini. Ada rasa tak enak dalam hatiku, karena sekarang sedang bersama Azmil. Memang kami sudah bercerai, namun aku masih berada dalam masa Iddah. Aku khawatir Bang Roni akan berpikir macam-macam dan justru balik merendahkan aku. Bang Roni berdiri dan mendekatiku yang masih berdiri mematung. Tatapan matanya terasa menusuk, terutama saat ia melihat ke arah Azmil. Berbanding terbalik dengan Azmil, ia justru tak tampak sedikit pun merasa takut atau khawatir melihat kedatangan Bang Roni. Azmil terlihat santai, seolah tak akan mungkin terjadi apa-apa. Aku yang ju

  • Skandal Gila Suamiku   BAB 39 Bertemu Mantan

    Suara salam terdengar dari depan pintu rumah. Aku yang sedang berbaring sambil bermain-main dengan kucing, memilih untuk tak menghiraukannya. Karena kupikir pasti tamu Ibuku. Dan beliau juga kebetulan sedang berada di ruang tamu.Namun ternyata tak lama kemudian kudengar suara Ibu memanggil.“Sartika, keluar sebentar. Ini ada Rusdi, teman sekolahmu.” Jujur saja aku agak kaget. Karena Rusdi adalah temanku sejak SD dan kami sudah tak pernah lagi berjumpa sejak aku menikah dengan Bang Roni.Aku langsung keluar kamar karena terlalu antusias bertemu dengan teman lama. Begitu sampai di ruang tamu, kulihat dia sedang duduk di sofa. Ibu memilih untuk meninggalkan kami, katanya mau menonton acara TV kesayangannya.“Eh Rusdi, apa kabar?” Tanyaku sambil menyalami Rusdi yang langsung berdiri melihat aku datang.“Baik-baik aja. Kamu gimana? Udah lama ya nggak pulang kampung.” Katanya sambil kembali duduk. Aku pun ikut duduk di kursi yang berseberangan dengannya.

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status