"Udah beres makannya kak?" tiba-tiba Camelia keluar dari kamarnya dengan rambut yang ditutupi oleh handuk, rupanya dia baru saja keramas. "Oh beres dong, kenyang banget.' Jawab Danish sedikit salah tingkah, karena dia takut aksinya tadi dilihat oleh Camelia. "Oke good, terus itu udah pergi?" tanya Camelia lagi, matanya memandang ke arah pintu masuk. "Ya sepertinya sudah pergi." Jawab Danish terlihat pura-pura tidak tahu dan tidak peduli padahal dalam hati dia sangat lega.Ting tong!Terdengar Bell kembali berbunyi lagi. "Sial, kenapa anak manja itu datang lagi?" tanya Danish dalam hati. Camelia tidak bergerak sedikitpun, dia hanya melihat ke arah pintu tanpa berkata sepatah katapun. Dia mikirnya kalau itu adalah Rizki.Ting tong!Ting tong!Ting tong!Terdengar kembali orang dibalik pintu menekan bell berkali-kali tetapi Danish dan Camelia tidak berani membuka pintu tersebut. Bodyguard yang ada di kamar depan pun tidak akan berani membuka pintu sebelum mendapat perintah dari Camel
Camelia sebenarnya mengerti meskipun tanpa harus dijelaskan oleh Danish, hanya saja dia sudah sangat lama tidak memakai fashion designer lain karena Carol sudah mengontrak fashion designer pribadi untuknya.Mona tampak sadar situasi, terlebih lagi yang dari tadi nyerocos adalah Danish yang tidak meragukan kinerjanya. Tampaknya Camelia juga bukan meragukannya, hanya saja gadis ininjuga memiliki staf pribadi."Nona Camelia... Anda tidak perlu khawatir, kami akan menjaga rahasia kalian, rahasia kalian aman di tangan kami." sahut Mona dengan sikap penuh kegembiraan. "Rahasia? Rahasia apa sih? Kami tidak main rahasia-rahasiaan?" tanya Mila terheran-heran.Mona dan para asistennya hanya saling memandang, lalu tersenyum genit sambil melihat Camelia dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tampaknya mereka berpikir jika Camelia dan Danish memiliki hubungan, mungkin mereka juga mengira jika Camelia dan Danish sengaja menginap berdua di kamar tersebut. Apalagi terlihat Camelia yang baru saja selesa
Danish memandang ke arah Carol, dia tersenyum senang lalu menganggukan kepalanya. Tentu saja jawaban itu sangat mengecewakan bagi Carol tentunya, tetapi dia berusaha menyikapinya dengan tenang karena setelah dia tahu jawaban jujur Danish maka dia semakin sadar akan posisinya di hati Danish. Untuk saat ini Carol bisa berada dekat di samping Danish saja seharusnya sudah bersyukur karena hati seseorang siapa yang tahu, Carol berpikir bisa saja dengan berjalannya waktu, Danish bisa melirik dan berbalik menyukai nya. "Aku pergi berdua sama Mila gak apa-apakan Car? Aku tidak mengajakmu karena aku tahu kamu pasti capek hari ini, sibuk sekali aku lihat tetapi_" Danish tidak melanjutkan perkataannya, karena Mila si pujaan hati keluar dari dalam kamar dengan mengenakan gaun pilihannya"Sangat cantik." Desah Danish dalam hati. Carol yang masih menunggu kelanjutan dari perkataan Danish pun ikut melihat ke arah pandangan dimana kedua mata Danish terkesima. Ya, itu dia Mila adiknya, dengan gaun b
Saat Camelia berjalan secara tiba-tiba kerumunan mulai datang dan banyak yang meminta foto bersama artis itu, tetapi untungnya dihalangi oleh para bodyguardnya. Perjalanan menuju salahsatu ballroom di tempat itu terasa sangat lambat, banyak penghalang dan orang-orang mulai berdatangan ikut dalam kerumunan. Danish memegang erat tangan Camelia, dia takut jika saja ada yang berani menariknya dari sisinya. Sedangkan Mila hanya tertunduk malu seperti biasanya, dia merasa muak dan tidak nyaman ketika para wartawan mulai mengikutinya, cahaya kamera mereka begitu menyilaukan, dia hanya bisa berpegangan erat pada lengan Danish dan situasi itu dimanfaatkan oleh para pencari berita untuk mereka berimajinasi sesuka hati dan juga berasumsi jika pewaris Global Angkasa itu adalah kekasih dari super star Camelia Zahra. Seperti biasa juga kehadiran Camelia selalu menjadi trending topik di berbagai jejaring sosial yang mendadak viral secepat kilat, karena rata-rata dari netizen itu memfoto dan merekam
Terlihat Rizki juga ada di pesta itu, pria itu begitu terpukau saat sang pujaan hati yang baru beberapa hari ini mampu menyiksa hatinya setiap saat itu tiba-tiba muncul dan sedang berjalan dengan begitu anggun. Rizki yang sedang minum-minum bersama temannya merasa tidak nyaman saat Camelia datang dengan digandeng Danish. "Wow, Nona Camelia Zahra rupanya Anda juga datang?" sapa seseorang yang sengaja menghampiri."Lihatlah siapa yang datang ini? Sungguh kalian adalah pasangan yang sangat serasi, hari ini Nona juga begitu cantik, tuan rumah pesta kami ingin sekali mengundang Anda untuk duduk bersama mereka. Mari?" sapa seseorang lainnya dan itu adalah salah satu MC acara tersebut yang tiba-tiba berteriak dari atas panggung dengan menggunakan pengeras suara. Danish tersenyum senang, dia melambaikan tangannya pada tuan rumah yang MC tersebut sebutkan. "Kita sebaiknya duduk bersama mereka ya?" bisik Danish di telinga Mila, pemandangan itu terlihat manis bagi sebagian orang tetapi tidak
Terlihat seorang pelayan datang, "ada yang bisa saya bantu Tuan?" Tanya pelayan itu sangat sopan. "Tolong minta makan malamnya, semua menu enak keluarin untuk Nona dan Tuan ini." Jawab Albert sambil melihat ke arah Danish dan Camelia. Pelayan itu melihat dan tertegun saat memandang ke arah Camelia yang menurut pandangannya begitu sangat cantik itu. "Wah Dans, lihatkan? Pembawa masalah ini." Tanya Albert dan tentu saja itu hanya becandaan.Danish pun hanya mengangguk, sedangkan Camelia merasa kagum dengan sifat Albert juga Danish yang begitu humble, mereka tidak sombong meskipun perlakuan pelayan yang memandangnya itu tidaklah sopan, jika Ayahnya yang melihat, mungkin pelayan itu sudah babak belur dipukulinya. "Hehe... ma-maaf Tuan, jika begitu saya pergi dulu membawakan pesanan untuk Anda semua." Ucap Pelayan itu sambil menggaruk-garuk kepalanya karena grogi digoda terus oleh Albert juga malu dengan tatapan Camelia yang memergokinya sedang melihatnya juga. Albert mengibaskan telap
Sebenarnya Camelia sudah terbiasa dengan orang seperti Rizki ini, hanya saja dulu dia tidak pernah akrab sebelumnya jadi dia bisa menyikapinya dengan santai lalu pergi. Rizki berbeda, dia pernah akrab dan berkenalan dengannya, bahkan Camelia awalnya sangat menyukai pemuda ini hingga menginginkannya menjadi teman, tapi itu sebelum dia tahu jika sifatnya sangat mengganggu. "Saya tidak selalu berada di kamar, dan jujur saja... saya tidak suka seseorang siapapun itu mengganggu saya hingga ke kamar tidur saya, apa Anda tahu?" balas Camelia bertanya."Hal itu tidak sopan dan membuat Saya tidak nyaman." Lanjutnya, Camelia terlihat sedikit marah membuat Danish dan Albert merasa sangat bersalah. "Mil, bukankah kamu bilang kita teman, maafkan aku ya? Aku tidak tahu itu." Jawab Rizki memelas. "Bukan begitu Rizki... ada kalanya aku benar-benar sedang tidak ingin diganggu, maaf bukan maksudku begitu." Balas Camelia, terlihat dia sangat tidak nyaman dan dia memandang ke arah Danish seakan minta p
"Kamu?" tanya Camelia lirih."Ayo berlarilah denganku seperti biasanya?" ajak Gio sambil tersenyum dan itu sangat menawan. Camelia tersenyum saat melihat pria di sampingnya bukanlah orang asing. Giovanni saat ini memakai kaos dan jaket hitam, memakai topi juga masker, tidak ada yang akan mengenalinya. Camelia kini menuruni tangga tapi langkahnya terlihat sangat susah karena gaun dan high heels yang kini dipakainya."Berhentilah dulu, aku rasa kita sudah sedikit aman sekarang, apa kamu sulit berjalan?" tanya Giovanni sambil melepaskan pegangan tangan pada gadis idolanya itu. Camelia hanya mengangguk, Giovanni melepaskan jaket dan memakaikannya pada Camelia, tidak lupa dia menutupi kepala Camelia dengan penutup kepala jaket hoodinya itu."Aku menutupinya agar kamu tidak kedinginan dan terlalu mencolok, lihatlah ada kamera dimana-mana.""Ayo naiklah ke punggungku?" tawar Giovanni lagi dan kali inj sambil sedikit membungkukkan tubuhnya. "Aku berat loh?" balas Camelia. "Percayalah, aku
Setibanya di cafe tempat Samuel dan Leonard bernaung, Leonard segera melihat ponsel miliknya, disana tidak ada pesan satupun, dari siapapun. Terlebih lagi dia memang tidak memiliki teman selain samuel, Richie, Alice dan Aurora. Dia bahkan tidak menghubungi keluarga ataupun asisten terpercayanya seperti Oliver juga Justin saat dia sudah memiliki ponsel dari tips yang dia kumpulkan beberapa minggu yang lalu hasil dari ngmen jari jemarinya menekan piano di cafe itu.''Lihat ponsel terus? Berharap seseorang membalas chat mu?'' Goda Samuel sambil membereskan barang belanjaan yang baru saja dibelinya dari Supermarket.''Ya, pas dilihat kosong.'' Keluh Leonard terdengar lemas.''Ya, makanya jangan terlalu berharap pada manusia kalau kamu tidak ingin kecewa.'' Protes Samuel.''Dasar sok bijak.'' Dengus Leonard dan dia kembali membaringkan tubuhnya di atas sofa yang biasa dijadikan tempatnya berbaring.''Sudahlah … jangan terlalu dipikirkan, jika masih kepikiran, itu namanya kamu sedang jatuh
''Mikirin apa, sampai-sampai melayang tanpa nyawa seperti itu?'' tanyaLeonard setengah berbisik.''Aku memikirkan, apa kamu tahu jika aku suruh membeli sauce tomat untuk bahan barbeque nanti malam?" balas Samuel, pertanyaannya keluar dari topik yang sedang dipikirkannya sedari tadi.''Tentu saja aku tahu, perasaan aku tidak sedungu penilaianmu. Eh, ngomong-ngomong tentang orang dungu, kamu tahu jika ada yang lebih dungu daripada aku?'' tanya Leonard, matanya mendadak berbinar, wajahnya yang tadi murung kini ceria.''Siapa? Ibumu?""Opps maaf kawan, kualat," celetuk Samuel lalu segera menutup mulutnya karena telah sembarangan bicara.''Bukan …," jawab Leonard santai saja, karena dia tahu jika Samuel tidak bermaksud menghina ibunya itu, perkataan tadi spontan keluar dari mulutnya saja.''Pamanmu?'' Tebak Samuel lagi.Terlihat Leonard menggelengkan kepalanya, raut wajahnya mulai kesal.''Oliver? Justin?'' Tebak Samuel lagi dan Leonard masih menjawab dengan gelengan kepala alias bukan ked
Pebisnis kaya lain yang juga filantropis pada masa lalu adalah pendiri perusahaan otomotif Ford, Henry Ford yang mendirikan yayasan sumbangan terbesar di Amerika. Juga industrialis Jean Paul Getty yang membuat institusi seni terkaya di dunia. Penulis American Foundations Mark Dowie mengatakan, meski tujuan dari sumbangan yang mereka keluarkan berbeda, mereka memberikan satu motivasi yang sama: "Rasa bersalah, narsisme, paternalisme, keinginan untuk keabadian dan cinta kemanusiaan."Zaman sekarang, tradisi beramal itu tetap ada. Banyak orang menyebut, orang kaya dermawan saat ini adalah filantropis modern. Orang terkaya dunia yang masih hidup, Bill Gates yang punya kekayaan mencapai US$ 79 miliar mendirikan yayasan amal bersama istrinya Melinda Gates pada tahun 2000. Yayasan itu bernama Bill and Melinda Gates Foundation. Bill telah mendonasikan US$ 28 miliar ke yayasannya. Dia juga mengajak orang terkaya kedua dunia, Warren Buffet untuk ikut menyumbang. Buffet secara bertahap mendonasi
Samuel tahu, jika sudah tradisi sebagai seseorang yang menyandang predikat sebagai orang kaya pastinya akan selalu dipertanyakan tentang amal mereka, entah itu pencitraan ataupun benar-benar ingin berbagi hartanya yang sudah sangat melimpah dan tidak akan habis ratusan turunan itu, karena ternyata tradisi tersebut tak hanya terjadi di zaman sekarang saja. Orang terkaya dunia sepanjang masa Andrew Carnegie adalah miliarder pertama yang menjadi filantropis, bahkan sebelum Bill Gates lahir apalagi Mark Zuckerberg menjadi ikon yang digemari para orang kaya yang ingin mengikuti jejaknya.Bahkan pada zaman dahulu, tumbuhnya industri telah menciptakan pemisah kekayaan antara pekerja di bawah dan dengan pimpinan yang kala itu disebut robber baron alias perampok. Robber baron kala itu diartikan sebagai kapitalis dan orang kaya yang tidak bermoral. Dalam rangka mengatasi ketidakseimbangan ini, dan mungkin juga untuk meningkatkan reputasi mereka saat mendekati masa tuanya, beberapa pebisnis terk
Samuel mengangguk-anggukkan kepalanya, meskipun matanya melihat dan membaca barang yang akan dibeli, tetapi telinganya begitu tajam mendengarkan setiap ucapan yang Giovanni lontarkan untuknya, kini dia merasa jika dia benar-benar memiliki seorang teman, sahabat bahkan saudara. Karena sebelumnya dia tidak pernah sedekat ini dengan seseorang, hal ini terjadi bukan karena dia mengetahui bahwa yang bersamanya ini jelmaan miliarder tapi lebih kepada kepribadian Giovanni yang sangat menakjubkan itu, dia rendah hati, tidak mau ambil pusing, setia kawan dan sangat pintar.''Ayo kita lanjutkan perbincangan kita di cafe saja, aku rasa cukup sudah kita berbelanja hari ini.'' Ajak Samuel lalu berbalik arah menuju antrian kasir, Giovanni terlihat mengekor sambil melihat sekeliling.''Apakah aneh?'' tanya Samuel dengan dahi mengkerut.''Maksudnya?'' Giovanni balik bertanya.''Maksudku, kamu seperti orang udik yang baru pertama kali masuk supermarket.'' Jawab Samuel sambil menutupi mulutnya karena m
Sore harinya Samuel mengajak Giovanni untuk pergi ke supermarket dan berbelanja membeli masakan yang akan mereka masak nanti malam, Samuel merencanakan pesta kecil-kecilan untuknya juga sahabat barunya yang baru saja dia dapatkan setelah beberapa minggu ini selalu menemaninya dalam mengelola Cafe.''Oh iya Gio, apa kalian berdua masih berhubungan?'' tanya Samuel ambigu, hingga Giovanni tidak mengerti apa yang dimaksud temannya itu.''Maksudmu apa? Bicaralah yang jelas.'' Jawab Giovanni sambil memilih sesuatu yang dia butuhkan untuk dibeli di supermarket itu.''Maksudku … kamu dan nona selebritis itu.'' Jelas Samuel.''Oh, entahlah … dia tidak membalas beberapa pesan yang aku kirim dari kemarin malam.'' Jawab Giovanni terlihat kekecewaan di wajahnya.''Ah mungkin dia sibuk, kamu sungguh hebat bisa dekat dengan selebritis seterkenal itu.'' Puji Samuel sambil berjalan pelan dan memasuk-masukan barang belanjaannya ke dalam stroller yang sedang di dorongnya itu.''ya … itulah nasib baikku,
''Hanya kamu yang tidak tahu apa-apa, kasihan sekali ck ck ck … sungguh malang nasibmu, apa jadinya jika status anak harammu itu terungkap? Bukan hanya kamu tapi ayah, ibumu dan kakak perempuanmu akan malu, hingga mereka tidak memiliki muka.'' Lanjut Samuel lagi, kali ini dia berniat akan habis-habisan menghina adik tirinya itu dengan maksud supaya dia sadar dan tahu batasan bahwa dirinya dan dia adalah dua orang yang berbeda.''Awas kamu anak buangan, aku akan adukan penghinaanmu ini pada ayah dan ibuku, lihat saja nanti bagaimana ayah akan menghukummu.'' Ancam Rizki karena dia sudah kehabisan kata-kata untuk melawan kakak tirinya itu.''Ya silahkan saja, aku tidak takut.'' Jawab Samuel seolah sengaja menantang adik tirinya itu tanpa memperlihatkan rasa takut sedikitpun, dulu dia memang selalu takut pada ayahnya tapi kini dia tidak merasakan hal itu lagi, kali ini dia benar-benar tidak peduli lagi meskipun harus dicoret dari buku silsilah keluarganya itu.Rizki terlihat begitu marah
Samuel menghentikan gerakan bersih-bersihnya untuk sesaat, dia terlihat tertawa sendiri, kini Rizki yang dibuat geram oleh sikap kakak tirinya itu karena sama sekali tidak terpengaruh dengan semua ejekan dan hinaannya. ''Kenapa tertawa? Apa ada yang lucu?'' tanya Rizki dengan wajah merengut karena heran. Samuel menggelengkan kepalanya dan masih tertawa senang, "apa aku tidak salah dengar? Bahwa kamu memiliki teman? Siapa yang mau berteman denganmu Riz? Hahaha.…'' kini berbalik Samuel yang mengejek adik tirinya itu. ''Apa maksudmu? Tentu saja aku memiliki teman, memangnya kamu? Tinggal di tempat sampah ini dengan sejuta kesepian.'' Dengus Rizki terlihat tidak terima dengan ejekan kakak tirinya itu.''Setahuku tidak ada yang mau berteman dengan orang yang sombong sepertimu. Jadi, daripada melayanimu terus menerus, lebih baik tinggalkan saja. Lama-lama orang sombong itu akan menyesal sendiri karena mereka tak memiliki teman sama sekali. Jadi? Siapa sih temanmu itu? Setahuku kamu tidak
''Ya, terserah kamu saja Riz, hanya saja hari ini kamu tidak akan mendapatkan keinginanmu itu, lagipula... aku sedang sangat sibuk, tidak ada waktu meladenimu.'' Dengus Samuel lalu dia pergi ke belakang dan beberapa saat kemudian datang dengan membawa ember sepaket dengan alat pel lantai.Dia tahu jika meladeni Rizki tidak akan pernah ada habisnya, hal yang bisa dia lakukan adalah mengabaikannya, intinya Jangan biarkan orang yang sombong seperti adik tirinya itu merusak kepercayaan dirinya. Jadi cukup abaikan saja dia dan jangan sampai dia mempengaruhinya. Malah sebaliknya, kalau dia menanggapinya dengan serius, dia bisa semakin menjadi-jadi. Karena menghadapi James sangat berbeda dengan menghadapi seorang teman yang sering bersikap sombong, mereka bisa saja diperlakukan dengan sebaliknya yakni dengan menunjukkan kesederhanaan. Ini bisa menjadi tamparan yang keras buat mereka bahwa tak selamanya bersikap sederhana itu hal yang rendahan.''Sebenarnya apa salahku kak? Kenapa kamu begitu