“Ngaco,” ungkap Joya sambil mendorong bahu Gege pelan. Joya wanita normal yang akan selalu tersenyum dan tersipu bila ada lelaki yang memuji kecantikannya yang paripurna ini.
“Hahaha ... eh beneran Szasza sudah punya pacar?” tanya Gege penasaran.
“Sudah, namanya Byan Naka Putr—“
“Byan yang pengusaha hotel dan sekarang sedang membujuk perusahaan Lars’s media?” tanya Gege yang kenal dengan Byan.
“Nggak tahu, aku nggak pernah peduli sama pekerjaan Byan. Lah ... wong tiap ketemu Byan kalau nggak tipsy pasti lagi ngoceh ke Szasza.” Joya berusaha keras menggali ingatannya tentang sosok Byan, berusaha mencari seorang Byan yang mengenakan jas dan bertampang serius. Nihil, tidak ada Byan yang seperti itu di pikirannya.
“Yang ini?” tanya Gege sambil menunjukkan masalah ekonomi yang ada di depan mereka.
Joya menatap majalah yang ada di depannya, tawanya hampir saja pecah seandainya dia tidak sadar sedang berada di supermarket. “Lah, iya itu. Kok
"Asyik pergi sama Gege?" Fajar bersandar di sofa dan melipat tangannya sambil menatap kesal pada Joya. Trauma berhubungan dengan Naomi yang selalu ditipu dan diselingkuhi membuat Fajar lebih pencemburu dan menyebalkan dari pada lelaki normal. "Kamu kenal Gege?" tanya Joya kaget. "Nggak usah balik nanya lagi, Joy. Di sini aku yang lagi nanya sama kamu. Nggak usah kamu bolak balik pertanyaan aku, kamu tinggal jawab aja." Joya hanya bisa menatap Fajar dengan tatapan menyelidik, di dalam hatinya ia sedang berpikir kenapa dengan kekasihnya ini. Jangan bilang Fajar cemburu, astaga ... Fajar cemburu pada dirinya dan parahnya ia cemburu pada Gege? Rasanya Joya ingin tertawa keras. “Jar, kamu cemburu?” tanya Joya pelan-pelan, ia hanya sedang menikmati tatapan Fajar yang penuh kecemburuan itu menatapnya tajam. Tatapan Fajar makin intens dan menyeluruh, seakan menggerayangi dan menelanjangi Joya. Joya bergidik saat membalas tatapan mata Fajar, pe
“Kamu mau makan apa?” tanya Joya sambil membuka kulkas dan meneliti bahan makanan apa yang bisa Joya masak dan hidangkan untuk Fajar. “Makan kamu, Joy.” Fajar berkata sambil menepuk bokong Joya. “Ampun ... mesum sekali Kang Fajar ieu, teu kaop ningali abdi teh nganggo acuk (nggak bisa liat aku nggak pakai baju),” ucap Joya menggunakan bahasa ibunya. “Kamu orang Sunda?” tanya Fajar kaget saat mendengar Joya berkata menggunakan bahasa yang tidak Fajar mengerti. “Aku nggak tahu, kok bisa?” “Hahaha ... ya bisalah, aku pindah ke Jakarta pas umur aku sepuluh tahun. Aku orang Bandung, Jar.” Joya akhirnya memutuskan untuk memasak nasi goreng ala Joya, ah ... masakan paling mudah dan gampang. “Terus?” tanya Fajar penasaran dengan kehidupan kekasihnya ini, Fajar baru sadar Joya hampir mengetahui semua hal dalam kehidupannya namun, dirinya sama sekali tidak tahu kehidupan Joya. “Aku pindah karena orang tua aku bangkrut di Bandung, makany
"Naomi.""Hai Joya, let's talk."Tangan Joya mencengkeram ponselnya dengan kencang, rasa kaget bercampur bingung karena mempertanyakan motivasi Naomi datang ke apartemennya."Mau apa?" tanya Joya sambil menatap Naomi
Begging YouJoya berjalan di lorong yang gelap, langkahnya terus membawanya sampai ke ujung lorong, menuju satu-satunya cahaya di sana. Kebingungan menyelimuti Joya, ia bingung kenapa ia ada di sana dan kenapa dia berjalan di lorong gelap itu.Hal terakhir yang ia ingat adalah kedatangan Naomi yang menghinanya sebagai penadah sperma dan memberikan amplop berisikan Foto-foto dirinya bercinta dengan Fajar yang membuat Joya kehilangan kesadaran saking kaget dan cemburunya. Cemburu, iya ... Joya cemburu pada Naomi, gadis itu sempurna dan memiliki segalanya kaya, cantik dan populer. Queen Bee.Sedangkan dirinya? Cuman anak yatim piatu yang berjuang untuk hidup di dunia bersama sahabatnya Szasza. Tidak kaya, tidak cantik dan tidak populer. Bahkan, untuk bertahan hidup dia harus menjual kegadisannya. Miris.Joya sudah sampai ke ujung lorong dan matanya berjuang untuk menyesuaikan dengan cahaya yang menyilaukan di ruangan itu
"Hei ...." Szasza mengusap rambut Joya pelan, mencoba membangunkan sahabatnya ini."Sza? Kamu di sini?" tanya Joya saat membuka matanya, "Fajar mana?""Fajar udah pulang, Joy. Dia bilang ada kerjaan yang harus dia urus bareng Byan dan minta aku jaga kamu." Szasza duduk di pinggiran kasur sambil melirik Joya yang berusaha untuk duduk. "Mau aku bantu?""Nggak, nggak usah aku bisa kok." Joya menolak bantuan Szasza."Kamu kenapa sampai pingsan? Fajar ngamuk loh, sampai dia telepon Byan. Byan cuman bisa garuk-garuk kepala dengar ocehan Fajar," kenang Szasza, Szasza ingat betapa kagetnya Byan saat menerima telepon Fajar."Naomi.""Kenapa dia? Bikin perkara apa? Dia bilang kamu gundi
Detik ini Fajar dan Byan sudah duduk dan mengikuti rapat di perusahaan Lar’s media milik Fajar. Mereka sedang mendengarkan paparan Tresno yang ingin mengambil perusahaan milik Fajar.Rapat sudah berjalan selama satu jam, selama satu jam itu pula Tresno sudah mengungkapkan keinginannya untuk mengambil alih perusahaan secara keseluruhan. Membuat, Fajar tidak ada kuasa lagi di sana.Dewan direksi langsung bereaksi kaget saat mendengar perkataan Tresno. Seingatnya, Tresno hanya dititipkan perusahaan oleh Fajar, memang Fajar dan Tresno pada awalnya akan melakukan merger saat Fajar akan menikahi Naomi. Namun, semuanya gagal karena Naomi melarikan diri entah ke mana. Kenapa, sekarang tiba-tiba Tresno berkata akan mengambil alih semuanya?"Maaf, Pak Tresno, tidak bisa seperti itu. Anda cuman di titipkan saja, tidak bisa anda tiba-tiba mengambil pucuk pimpinan seperti itu saja." Pak Jarot yang tidak menyetujui ide Tresno langsung mengungkapkan pikirannya."K
Suara langkah kaki Fajar dan Byan terdengar berirama saat mereka berjalan di lorong perusahaan Lar's Group yang bergerak dibidang multimedia. Perusahaan keluarga Fajar yang ia tinggalkan karena ia ingin mengejar passion-nya menjadi seorang pilot."Jar, kamu yakin?" tanya Byan."Yakin.""Kamu nggak takut aku kabur gitu, ninggalin kamu. Berkhianat?"Berani?" tanya Fajar.Byan hanya bisa menelan ludahnya saat Fajar berkata itu, "Berani.""Oh ... aku cabut semua saham di peru—""Nggak gitu caranya cuy, itu perusahaan aku bikin dari kuliah, woi." Byan menepuk bahu Fajar."Makanya jangan bikin perkara, kamu kabur bawa perusahaan aku. Aku jual semua saham milik aku, anjloklah perusahaan kamu itu," ancam Fajar."Sial, kenapa dulu aku paksa kamu beli saham perusahaan aku sih," rutuk Byan sambil menggaruk kepalanya kesal.Byan yang saat itu sedang membutuhkan suntikkan dana untuk mengukuhkan perusahaannya di Ind
Gelenyar kenikmatan langsung menggulung Szasza di bagian pribadinya, tangan Szasza berjuang menyeimbangkan tubuhnya agar tetap stabil saat merasakan jemari Byan yang keluar dan masuk.“Byan ... Byan,” pekik Szasza kesal saat Byan melepaskan jemarinya dari bagian pribadinya, ia hampir merasakan pelepasannya. “Byan, aku masih ma—ah.”Byan mengangkat Szasza dengan sekali angkat dan mendudukkannya di pinggiran kolam renang. “Buka, Sayang.”Dengan patuh Szasza melebarkan pahanya dan detik itu juga Byan langsung mengecup dan menjilati ceruk kenikmatannya, memujanya dan memanjakan bagian terkecil tubuhnya. Menyerangnya dengan gulungan kenikmatan yang luar biasa.Szasza menekan jemarinya ke pinggir kolam renang, tanpa Szasza sadari pinggulnya terangkat seakan meminta lebih pada Byan. Ia ingin lebih banyak lagi, ia ingin dipuja dan diberikan sebanyak mungkin kenikmatan dari lidah kekasihnya itu.Byan terus menyurukk
Hai ... pembaca Skandal Cinta Pilot Angkuh, kaget ada bonchapter yah?jarang-jarang gallon kasih Bonchapter kan hehehe ....Bonchapter ini aku buat sekalian woro-woro nih, kalau aku punya karya baru yang berjudul Di Atas Ranjang Dokter Sonya.Kalian bisa cari judulnya di Goodnovel, langsung saja tulis Di Atas Ranjang Dokter Sonya, dan kalian langsung bisa bertualang dalam desahan bersama pasangan baru Gallon yang lebih seru, panas, penuh trik, tangis, amukan, dan komedi ala Gallon.Ini Blurb-nya selamat menikmati ....“Kamu tahu aku punya suami, kan?” Sonya bertanya pada Awan seorang perawat anestesi yang saat ini sedang berada di bawah bimbingannya dan memiliki senyuman, tatapan dan tubuh yang membuat birahi Sonya meraung.“Dan aku yakin, suami kamu nggak bisa memuaskan kamu di ranjang, Dok,” jawab Awan dengan senyuman yang mampu membuat Sonya berjumpalitan.Sonya seorang Dokter Anestesi yang memilik
"Sonya." "Iya, Fajar, kamu ngapain di sini? Dan kenapa nggak pakai baju? Kamu di usir istri kamu atau kamu mau jadi bintang iklan vaksin rumah sakit?" tanya Sonya sembari menahan tawanya melihat penampakan temannya itu. "Nggak dua-duanya, Sonya, aku nggak kurang duit sampai-sampai jadi bintang iklan vaksin rumah sakit," jawab Fajar sembari membenarkan gendongan Senja. "Ya, terus kamu ngapain? Ini rumah sakit bukan pantai tempat berjemur dengan shirtless seperti itu," ucap Sonya sembari menunjuk Fajar dengan telunjuknya dari atas ke bawah. "Ngomong kamu dari dulu nggak rubah, nggak pernah diayak kadang," ucap Fajar sembari menepis telunjuk Sonya. "Ya terus kamu ngapain di sini? Dan masalah terbesarnya ngapain kamu nggak pakai baju?" "Istri aku mau lahiran Sonya, aku panik karena ketubannya pecah jadi aku secepat kilat datang ke sini," ucap Fajar sembari mengusap dahinya dan berdiri. "Oh ... panik? Bisa panik juga kamu, Fajar, se
Plak ...."Ah ... Fajar," desah Joya saat merasakan bokongnya ditampar oleh Fajar, rasa sakit di bagian bokongnya menyebar ke seluruh tubuh Joya, menyelimuti setiap inci tubuhnya dengan gulungan kenikmatan.Fajar mengentak dengan dalam juga keras, membenamkan bagian tubuh pribadinya sedalam mungkin ke dalam tubuh Joya, meledakkan pelepasannya.Joya meremas seprai di samping kiri dan kanannya saat merasakan pelepasan miliknya berbarengan dengan pelepasan Fajar yang meledak di dalam tubuhnya, suaminya ini memang sangat suka mengeluarkan pelepasannya di dalam tubuh Joya.Sebuah kecupan hangat mendarat di bibir Joya bersamaan dengan Fajar melepas batang kenikmatannya kemudian berguling ke samping. Seolah tidak mau jauh dari suaminya itu Joya bergerak dan memosisikan dirinya tidur di dada Fajar."Bentar lagi aku mau melahirkan," ucap Joya sembari mengusap-usap dada suaminya."Iya, kata dokter sekitar minggu depan, kan? Pas sama jadwal pulang Dokt
Terima kasih sudah menemani perjalanan cinta Fajar Larsson dan Joya Dimitra yang penuh dengan gairah yang panas, tawa, kekecewaan, putus asa dan rasa cinta yang menggebu. Sebuah, kisah cinta yang berakhir manis bagi pasangan Fajar Larsson dan Joya Dimitra. Jadi, izinkan Gallon untuk menulis cerita manis lainnya yang mampu membuat pembacanya menikmati setiap kata yang ada dengan penuh tawa, marah, sedih dan bergairah bersama. Terima kasih dan Gallon pinta tetap dukung Gallon dalam karya Gallon selanjutnya di Goodnovel Indonesia. Info lebih lanjut untuk Novel selanjutnya bisa follow akun sosial media Gallon dengan nama @storyby_Gallon. XOXO Gallon yang Hobi Kellon Salam Kellon 18 Mei 2021 (10.55 WIB) 18 Desember 2021 (19.00 WIB) Bandung-Palembang
Fajar mengerang saat merasakan ada sesuatu yang menggeliat di bagian kakinya, kakinya bergetar hebat saat merasakan gesekkan kuku di bagian dalam pahanya yang dengan cepat menjadi liukkan hangat dan empuk di bagian batang kenikmatannya.Saat itu juga Fajar merasakan kehangatan dan liukkan lidah yang membuat Fajar merasakan kenikmatan hingga membuat dirinya terjaga sepenuhnya, dengan cepat Fajar membuka kelopak matanya dan menyibak selimut yang menutupi bagian kakinya.Napasnya tercekat saat mendapat Joya yang sedang mengulum batang kenikmatan miliknya, kepalanya naik dan turun namun, tatapan mata Joya menatap Fajar dengan pandangan yang hasrat seksual miliknya meraung.“Joy, kamu nga—“ Fajar sama sekali tidak bisa melanjutkan kata-katanya saat merasakan isapan yang Joya lakukan di batang kenikmatan miliknya, dengan cepat Fajar menyusupkan jemarinya ke rambut panjang Joya, menekannya agar memasukkan batang kenikmatan miliknya lebih dalam lagi.
Desahan demi desahan terus berloncatan dari bibir Joya saat merakan Fajar menggerakkan pinggulnya, mengeluar masukkan bagian ternikmat milik suaminya itu ke dalam tubuhnya, melesaknya semakin tersesat di dalam tubuhnya.“Aw ....” Joya memekik saat tiba-tiba merasakan isapan dan gigitan di bagian putingnya, sensasi bercinta dengan Fajar tanpa bisa melihat sama sekali benar-benar membuat Joya kaget dengan semua yang Fajar lakukan pada tubuhnya, indra penglihatannya tergantikan dengan indra peraba yang ada di sekujur tubuhnya dan seolah mengetahui hal itu, Fajar benar-benar memanfaatkan semuanya.Suaminya itu menggigit, meraba, mengisap, dan menjilat seluruh tubuhnya, Joya bersumpah dia akan menemukan banyak bukti kepemilikan di sekujur tubuhnya dan Joya tidak peduli dia menyukainya, dia menyukai tiap gesekkan yang Fajar berikan di sekitar kewanitaannya, payudaranya bahkan bokongnya yang sudah Fajar remas.“Oya ...,” bisik Fajar di sela kecu
“Jar, mau gantian?” tanya Joya saat melihat Fajar yang terlihat letih dan menggendong Senja.Fajar menggeleng dan berjalan terus di samping Joya yang tampak kesulitan karena gaun pengantin yang istrinya itu kenakan, “Aku nggak tega kasih kamu Senja, Joy, kamu buat jalan aja susah.”Joya menari gaun pengantinnya pelan, “Iya, ternyata berat banget ini baju, ingin cepat-cepat aku buka.”“Oh ... kamu harus tunggu sampai aku yang buka, Joy.” Seringai nakal langsung terlihat di wajah Fajar dan dengan cepat Joya menepuk bahu Fajar pelan.“Mau apa kamu?” tanya Joya.“Mau ngelakuin apa yang Senja ingini,” sahut Fajar sembari membenarkan gendongannya.“Memang Senja minta apa?” tanya Joya penasaran, apa lagi yang Senja inginkan dari Fajar. Joya bersumpah akan memukul pantat Senja bila dia meminta lebih banyak mainan pada Fajar, sumpah demi apa pun kepalanya hampir pecah
Fajar berjalan berdua di lorong bersama dengan Senja, mereka berdua akan masuk ke dalam ballroom hotel tempat di mana acara pernikahan antara Joya dan Fajar berlangsung. Sedangkan, Joya saat ini sedang melakukan touch up make up bersama Szasza di ruangan yang sudah di sediakan.“Papa,” panggil Senja yang sedang berjalan di samping Fajar.“Iya, kenapa?” tanya Fajar sembari menggenggam tangan Senja dengan tangan kanannya.“Papa sama Mama mulai sekarang bakal di rumah terus, kan?” tanya Senja sembari melirik Fajar.“Maksudnya?” tanya Fajar.“Maksudnya, sekarang Papa sama Mama bakal di rumah bareng, kaya Papa dan Mama teman-teman Senja, kan? Jadi, nggak bakal kan Papa pulang dan baru datang lagi kalau Senja udah rengek ke Mama kalau Senja rindu Papa?” tanya Senja dengan mata yang jenaka.“Oh ....” Fajar mengangguk, saat ini Fajar baru sadar apa yang di maksud oleh Senja, Sen
Joya terdiam melihat Fajar mengucapkan kata-kata sakral yang menjadikan dirinya sebagai istri Fajar, tak berapa lama senyuman Joya berkembang saat penghulu bernama Karto tersebut berteriak sah dengan sangat keras hingga membuat Fajar mengumpat.“Sinting ini penghulu—““Jar,” potong Joya sembari menepuk paha Fajar pelan hingga membuat suaminya itu menoleh pada dirinya.“Abis di—““Kamu jangan bikin ulah di acara nikahan sendiri bisa nggak?” tanya Joya pelan sembari mengambil salah satu tangan Fajar dan mencium tangan suaminya itu dengan penuh kelembutan hingga membuat kemarahan Fajar meredup.Fajar mengusap pucuk kepala rambut Joya dan mengecupnya pelan, “Finally, Joy, kamu jadi istri aku juga.”Joya tersenyum mendengar bisikan Fajar, rasanya ia ingin berteriak kalau sesungguhnya dirinyalah yang ingin berteriak keras karena kesabarannya berbuah hasil. Menghadapi seorang F