Waktu terus berjalan dan jumlah para Vampir yang telah kehilangan kendali hanya berkurang sedikit saja, Viona dan lainnya mulai kelelahan menghadapi mereka semua yang seperti tiada akhir itu, bagaimana tidak? Perlahan sebagian prajurit kerajaan vampir mulai kehilangan kesadaran mereka dan menyerang kawan mereka sendiri. Semua ini karena kabut yang Edric sebarkan ke seluruh kerajaan Maraham. Beruntung Dokter Alvin segera menyadarinya dan langsung memerintahkan beberapa penjaga untuk membuat penghalang agar kabur itu tidak menyebar semakin luas." Apa yang harus kita lakukan Dokter Alvin? " Tanya Viona yang mulai cemas dengan situasi perang yang semakin menyudutkan mereka.Dokter Alvin hanya terdiam, ia menyadari maksud dari pertanyaan Viona, tapi dirinya juga sudah kehabisan akal, satu-satunya harapan adalah dengan menunggu Edward dan juga Alona.Spontan, Viona pun menghela nafasnya dengan kasar sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sesekali melihat perjuangan Enes Tikta dan
Kekuatan Edric seketika meningkat berkali-kali lipat secara drastis hingga mengakibatkan ledakan yang begitu kuat, bahkan beberapa bangunan dibuat terbang oleh ledakan kekuatannya yang begitu besar nan dahyat itu.Semua orang di sana dibuat gemetar dan takut di buatnya, bahkan beberapa penjaga pelindung kota di buat tewas karena tak sanggup menahan ledakan serangan tersebut.Meski seluruh tubuhnya gemetar, tetapi Enes Tikta melawan semua rasa takut itu dan memberi semangat pada semua bawahannya untuk tidak menyerah sedikit pun karena selama ada sang Noblesse, ia yakin, bahwa dia akan memenangkan peperangan ini apapun yang terjadi.Memang layak di sebut Jendral terkuat sepanjang masa, hanya dengan kata-katanya saja membuat semua para Vampir kembali tenang dari rasa takut mereka sekaligus menyakinkan diri mereka sendiri bahwa Edward akan memenangi peperangan ini.Sementara itu, Edward memeluk erat Alona dalam dekapannya, tanpanya mungkin Alona akan hancur seperti bangunan yang ada di
Semua tubuh Vampir membeku, menyaksikan detik-detik Raja Orland berubah menjadi abu di depan mata kepala mereka sendiri, bahkan sang Ratu langsung tak sadarkan diri di pelukan Zaiden. Berbeda dengan Edric yang berdecak sambil mengibaskan tangannya di udara dengan tatapan jijik. Ia kemudian menolehkan kepalanya pada Edward dengan tatapan sedikit kecewa, jika saja dirinya tak memiliki kemampuan memulihkan mungkin abu itu adalah dirinya dan bukan Raja Orland.Edric juga kecewa pada Raja Orland, bisa-bisanya orang bodoh sepertinya memimpin kerajaan Vampir berabad-abad lamanya, pantas saja semua rakyatnya sangat bodoh jika rajanya saja sangat bodoh." Saudara ku, aku sungguh kecewa padamu bagaimana bisa kamu mempermainkan perasaan ku seperti ini? Apa kamu sungguh menganggap hubungan persaudaraan di antara kita? " ujar Edric dengan nada sedih.Tanpa sadar, Edward menelan salivanya, jika saja Raja Orland tidak bertindak sesuka hati, mungkin Edric sudah ia segel dan sekarang satu-satunya kese
" Apa sungguh tak ada cara lain? " Tanya Alona kembali.Dengan perlahan Edward menggelengkan kepalannya, meski semua kekuatannya kembali sekalipun, dia tak bisa mengalahkan Edric seorang diri.Alona pun kembali terdiam, sambil berusaha berpikir, akan tetapi sebuah serangan tiba-tiba muncul menyerang mereka, untungnya Edward segera menyadari serangan itu dan langsung menangkisnya dengan pedang di tangannya." Ternyata di sini kalian rupanya, sudah berhenti bermain petak umpetnya? " Ujar Edric yang terlihat sudah bosan dengan aksi kejar kejaran mereka yang sejak tadi mereka lakukan. Melihat sosok Edric yang berdiri tak jauh dengannya, Seketika Edward pun meningkatkan kewaspadaannya sembari melindungi Alona sebisa mungkin, akan tetapi kedua bola matanya membesar ketika istrinya tiba-tiba telah berada di genggaman tangan Edric, seluruh tubuhnya menegang, sejak kapan dia. . .Edric pun menyunggingkan bibirnya sambil menarik rambut Alona dengan kuat hingga membuat wanita di genggamannya me
Karena terpesona akan fenomena alam yang begitu langka, tak ada satu pun dari mereka yang memperhatikan Elios sama sekali bahkan Kakeknya, Enes Tikta juga tak menyadari bahwa cucunya telah bangun dan keluar dari tembok. Layaknya terkena hipnotis, mereka tak bisa mengalihkan pandangan mereka sama sekali meskipun hanya untuk satu detik saja dan tanpa mereka sadari juga, pertahanan mereka menjadi lemah, hingga beberapa vampir yang telah kehilangan kesadaran masuk dan mencoba menyerang seorang bocah lelaki. Beruntung, kakak perempuannya menyadari hal tersebut dan segera menarik tangan adik laki-lakinya ke dalam pelukannya.Akan tetapi, vampir yang telah kehilangan kesadaran itu tak menyerah begitu saja, dia pun kembali menyerang mangsanya. Gadis itu pun segera menjerit dengan begitu keras.Viona yang tersadar pun, langsung bergerak dengan cepat, melepaskan anak panahnya hingga mengenai jantung vampir itu dan beberapa vampir yang berada di sekitar sana dan membuat mereka seketika menj
Meski sudah menjelaskan niatan aslinya, tapi tampaknya semua orang tidak setuju dengan keputusan Viona yang ingin membiarkan gadis kecil di sampingnya beserta adik laki-lakinya masuk ke dalam untuk menemui dokter Alvin agar luka gadis itu di obati segera mungkin. Kendati begitu, pria itu bersikeras menolak Viona masuk bersama gadis kecil itu dan menyuruhnya pergi keluar dari penghalang. Dia berpendapat bahwa gadis kecil itu tak bisa di selamatkan dan sebentar lagi akan berubah menjadi monster seperti yang lainnya.Kedua tangan Viona mengepal dengan erat lalu berusaha meninju wajah pria itu, namun Enes Tikta segera menghentikannya dan berkata bahwa kekerasan tak akan menyelesaikan masalah apapun." Lalu apa kamu akan menyetujuinya? " Tanya Viona dengan nada kecewa." Sejujurnya aku berpikir hal yang sama dengan dia, sebagai orang yang bertanggung jawab atas keamanan warga Vampir aku tak bisa membahayakan mereka dan membiarkan gadis ini masuk. " Jelas Enes Tikta." Tapi apa kalian l
Di hutan yang begitu gelap nan lebat Elios terus berjalan sembari menatap ke langit di mana kedua orangtuanya tengah berjuang melawan seseorang yang memiliki kekuatan besar. Entah kenapa, Elios merasa bahwa ini adalah salahnya, jika saja dirinya tidak terlahir ke dunia ini. Mungkin hal seperti ini tidak akan pernah terjadi.Jika saja, jika saja waktu bisa di putar kembali, dirinya memilih mati bersama ibunya kala itu.Sembari berjalan, Elios memperhatikan setiap detik pertarungan yang tengah terjadi di langit, Ini adalah pertarungan paling menegangkan yang pernah Elios rasakan. Apalagi saat dirinya menyadari bahwa ada yang salah dengan kekuatan kedua orang tuanya yang awalnya meledak tapi kini perlahan menurun secara drastis. Tanpa sadar, kedua langkah kakinya berjalan setengah berlari ke arah di mana kedua orang tuanya berada.Tiba-tiba kepalanya tak bisa berpikir dengan jernih karena perasaan aneh yang terus mengganggunya, " nggak! Mereka nggak mungkin pergi meninggalkan
Sepuluh tahun kemudian Sejak kejadian itu seluruh rakyat kerajaan Maraham, setiap tahunnya di tanggal yang sama , mereka membuat sebuah perayaan festival untuk mengenang Alona, Edward dan para vampir yang telah gugur dalam berperang. Berkat obat penemuan Dokter Alvin, para Vampir bisa bernafas lega dan memulai kehidupan yang baru untuk kedua kalinya. Kali ini mereka tak akan menyia-nyiakan kesempatan kedua itu dengan tidak membiarkan siapapun membuat benda terkutuk itu dan mengulang kejadian mengerikan itu. Jika ada salah satu mereka yang kedapatan membuat benda tersebut, maka orang itu akan di bunuh saat itu juga. Adapun keberadaan Fako yang menghilang setelah melawan Emma dan Reyan, masih belum di temukan hingga saat ini. Banyak yang mengira bahwa pria itu telah mati karena luka yang di terimanya dan abunya tersapu oleh angin, ada pula yang mengatakan bahwa pria itu masih hidup dan sedang memperhatikan mereka, beberapa bahkan mengatakan pernah melihat sosoknya membeli ramuan unt