Memikirkan cara untuk mengalahkan Monster Lendir itu, Zhu Lian berkata-kata dalam hatinya. Kemudian ia memantapkan diri, bersuara melanjutkan apa yang akan ia ucapkan.“… jangan menyentuh tanah!”Betul. Satu-satunya cara untuk menghindari sengatan listrik Monster Lendir berwarna kuning itu adalah dengan tidak menapak di tanah. Dengan begitu, tembakan listrik mereka tidak akan berarti.Mengerahkan teknik Langkah Bayangan Angin, tubuhnya terangkat tipis saja di udara. Ia mendekat pada makhluk mirip dengan balon mengilat tersebut dan mengerahkan sepakan.Duang!Setelah sebelumnya merasa dikerjai oleh makhluk-makhluk lunak tersebut, sekarang Zhu Lian merasa berada di atas angin. Dengan cerdas, ia menaklukkan mereka yang berwarna kuning terlebih dahulu.Sesudah itu, barulah ia mengarah Monster-monster Lendir warna lainnya baik menggunakan tendangan maupun pukulan.Tetapi, Zhu Lian yang masih buta akan kekuatan musuh-musuhnya belum mengetahui. Makhluk-makhluk itu memiliki kemampuan yang ber
Sontak, Zhu Lian bersuara begitu melihat tampilan sistem pada pelupuk matanya namun tidak menghalangi pandangan tersebut. Setelah dia sempat pasrah karena tidak dapat menjual sisa-sisa yang ditinggalkan oleh para Monster Lendir tersebut, sekarang Zhu Lian berjalan mendekat pada benda-benda mengilat itu. “Mungkin, aku bisa menerka. Bahan apa sebenarnya yang terkandung di dalam benda-benda ini dari warnanya,” pikir Zhu Lian. Informasi dari sistemnya membuat Zhu Lian mulai memasukkan bahan-bahan yang ia temukan pada tas ransel yang ia bawa. “Merah, mungkin pedas. Kuning, kari? Bagaimana dengan yang putih, cokelat dan warna-warna lain?” lanjut Zhu Lian berpikir. Walau demikian, Zhu Lian mengumpulkan semua bahan temuannya tersebut. Kemudian, dia melangkah menuju Exit Portal terdekat. Lucu. Beberapa Monster Lendir sempat mengikuti dia hingga beberapa langkah. Benar-benar mirip dengan hewan peliharaan. Begitu Zhu Lian semakin menjauh, sebagian dari mereka kembali menuju ke sarangnya. S
Sudah barang tentu. Zhu Lian tidak bisa menjawab: sistem dalam dirinyalah yang memberitahu dia bahwa Moster Lendir meninggalkan bahan makanan setelah mereka ditaklukkan. Untung saja, Zhu Lian sudah siap untuk menghadapi pertanyaan dari Chou Tien Chen.“Seorang pendekar yang memberitahuku, Dok. Sepertinya dia seorang Ronin. Awalnya, aku tidak percaya. Tetapi sebagai pedagang makanan, aku jadi penasaran. Apa benar begitu. Sehingga, aku berburu Monster Lendir,” jawab Zhu Lian Menjelaskan.“Ya, ya,” Chou Tien Chen menanggapi. Dia adalah seorang dokter dunia persilatan ternama. Namun saat itu, ia mengeluarkan rokok dan menyalakannya. Lalu, dia mulai bertutur.“30 tahun sudah Menara Nirwana berdiri di sana. Orang-orang seperti Grandmaster Ren Hao, Ketua Fan dan yang lain sudah berada di sana melebihi para pendekar-pendekar zaman sekarang yang hanya ingin menjadi kaya. Tetap saja, menara itu menyimpan banyak misteri.”Sang dokter tidak langsung menjawab pertanyaan Zhu Lian. Selanjutnya, ia m
Pada saat Zhu Lian keluar dari taman yang terdapat di puncak bangunan rumah sakit Air Mancur Kesembuhan, Chou Tien Chen berkata pada Luo Yan.Terang saja, apa yang ketua sektenya itu ucapkan pada dia membuat Luo Yan memandang pada Dokter Chou.“Maksud Anda, Master?”Para dokter dunia persilatan memang tidak mau disebut menggunakan titel macam-macam oleh orang lain. Walau demikian, tentu saja para anak buah satu sektenya sangat menghormati mereka. Sehingga, Luo Yan menyebut pemimpinnya demikian.“Paras Zhu Lian itu merupakan versi lebih muda dari seseorang yang jika aku sebut namanya, kau pasti akan terkejut,” ujar Dokter Chou pada Luo Yan, seraya memperhatikan Zhu Lian yang berlalu dari balik jendela kaca taman yang besar.Berikutnya, tampak sang dokter berkata-kata pada Luo Yan yang memandangi pimpinannya dengan melebarkan mata. Tanda, bahwa ia agak terkejut. Entah apa yang dikatakan Chou Tien Chen pada Luo Yan.Hari itu setelah ia selesai berdagangan, Zhu Lian kembali masuk ke dalam
Mendengar suara orang yang berkata-kata itu, Zhu Lian memalingkan tubuhnya. Di sanalah ia melihat. Ternyata, yang berbicara padanya itu adalah Hu Chen. Putra pemimpin sekte Buaya Penjelajah tersebut datang bersama Song Mei Li. “Zhu Lian? Sedang apa kamu disini?! Ini adalah toko untuk menjual peralatan pendekar petualang. Kamu itu bukan pendekar. Buat apa kamu datang kemari?” Mei Li berkata pada mantan kekasihnya.“Biasa, sayang. Dia itu tertular oleh orang-orang. Bergaya seperti pendekar, membeli atribut sekte hanya untuk bergaya saja. Bukan begitu, Zhu Lian?” sindir Hu Chen.Apa yang dikatakan Hu Chen tidak salah. Banyak warga sipil atau mereka yang datang dari kalangan non pendekar membeli busana untuk bertualang. Tetapi tentu saja, orang-orang tersebut tidak memiliki qi apalagi kekuatan spiritual. Mereka melakukannya sebatas bergaya.Kemudian, mereka juga membeli emblem atau pakaian dengan logo sekte tertentu dan dikenakan sebagai gaya berbusana sehari-hari.Biasanya yang melakuka
“Jangan mengada-ada kau, Zhu Lian! Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa. Tetapi setidaknya aku mengenalmu. Jangan sampai kamu membuat aku malu di hadapan orang banyak karena akan berbelanja 10 miliar lebih!” tegur Mei Li pada mantan kekasihnya.“Zhu Lian, Zhu Lian. Calon istriku saja sampai merasa iba padamu karena kau berhalusinasi bisa berbelanja sebanyak itu di sini. Sudahlah, terimalah bantuanku untuk membayarkan belanjaanmu. Memangnya apa saja yang ingin kau beli, hah?” sambung Hu Chen merendahkan.“Aku bertanya pada kalian: apakah kalian mau bertaruh denganku. Bukan berharap belas kasihan dari kalian berdua.”Begitu kalem, Zhu Lian menanggapi perkataan Hu Chen dan Mei Li. Merasa Zhu Lian jumawa padahal mereka berdua yang sombong, Hu Chen dan Mei Li mulai merasa dongkol dengan tingkah lelaki jangkung yang berdiri di depan mereka.Terlalu congkak, sama sekali tidak terpikirkan oleh Hu Chen dan Mei Li. Kini, Zhu Lian sudah bolak-balik ke dalam Menara Nirwana. Untungnya sejauh ini,
“Hei, Zhu Lian! Aku ingatkan. Aku mau membantumu membayar belanjaanmu tapi hanya 10 miliar saja sesuai perkataanmu. Kalau kau ingin membeli pisau itu, jangan harap aku mau mengeluarkan uang sebanyak itu untukmu!” “Zhu Lian, kamu sudah gila, ya? Kak. Jangan ladeni orang ini. Dia itu tidak waras. Aku tahu dia. Tidak mungkin dia merogoh kocek sebesar itu. Kakak pikir saja. Dia itu hanya seorang pedagang bakmi. Tukang bakmi mana yang punya duit 32 miliar?!”Mendengar Zhu Lian akan membeli pisau Tombak Taring Naga, Hu Chen dan Mei Li langsung bereaksi. Keduanya masih tidak percaya Zhu Lian mampu untuk mengeluarkan uang sebesar itu.“Terima kasih untuk perhatian kalian. Tetapi, aku tidak berharap kau membantuku, Hu Chen. Mei Li, kau juga tidak perlu kahwatir. Aku akan membayar semua belanjaanku sendiri. Kalian tenang saja dan bersiaplah untuk kelaur dari sini dengan berjalan jongkok.”Begitu kalem, Zhu Lian menanggapi kata-kata mantan kekasih dan rivalnya. Para pendekar juga orang-orang si
“Black Platinum Dragon Card …?!” sang pendekar mengulang ucapan si petugas kasir.“Siapa dia, mengapa bisa membawa kartu itu ke mana-mana?”“Bukannya meremehkan, dia hanya seorang Ronin. Apa mungkin seorang Ronin membuka rekening di Dragon Bank?”“Bisa saja kalau ternyata dia memiliki tambang Kristal Pijar pribadi. Tapi rasa-rasanya, tidak mungkin juga.”Para pendekar yang ada di situ bertanya-tanya. Warga sipil yang ada di sana kurang paham. Mengapa mereka mempertanyakan kartu milik Zhu Lian.Intinya, seorang pemimpin sekte besar dapat memiliki pemasukan triliunan dalam sebulan, karena mereka memiliki tambang Kristal Pijar di dalam Ether Realm.Sementara penghasilan seorang Ronin dari berburu kira-kira menghasilkan ratusan miliar saja dalam satu bulan. Karena, mereka bagai seorang pekerja lepas. Hasil yang mereka dapatkan tergantung dari klien yang menyewa mereka.Sedangkan untuk memiliki sebuah kartu Black Platinum Dargon Card, seseorang diwajibkan berpenghasilan triliunan setiap bu
Merapal ilmu spiritual sementara ia telah menenggak pil kultivasi, sama seperti Hu Chen, wujud Duan Bao berubah dan menyerang Zhu Lian.Pertarungan antara dua pendekar itu pun terjadi. Satu kesalahan Duan Bao selama ini. Merasa ajaran ayahnya adalah yang terbaik untuk mengalahkan pendekar, ia melupakan legenda di Negeri Utama. Zhu Lian bukan orang sembarangan.Sekarang, ia merasakan kesaktian Zhu Lian yang telah mencapai tingkat Summit. Menggunakan teknik Kuda-kuda Salib Pengusir Roh Jahat, Zhu Lian berhasil merobohkan Duan Bao. Kini, si Konselor merebah tak berdaya di tanah walau berusaha untuk tersenyum.“Tetaplah berbaring di sana, Tuan Duan Bao. Kamu beruntung. Metodis Liu merasa bertanggungjawab karena sektenya telah disusupi pengikut ilmu hitam seperti kamu. Kamu hanya akan dipenjara, entah berapa lama.”Perkataan Zhu Lian ia ucapkan sembari beranjak. Pendekar-pendekar Bintang Antariksa muncul untuk membekuk Duan Bao yang masih tergeletak di tempat latihan mereka.“Ayah …, sehar
“Tendangan Kibasan Ekor Naga Mabuk Mengamuk!”Buagh!Seketika itu para pendekar yang tengah menyaksikan kota mereka terancam bersorak-sorak. Ya. God Cultivatron V hadir.Barusan, Jing Yi yang berseru dan melepas salah satu teknik andalannya. Robot yang ia kemudikan bersama dengan teman-temannya itu menyepak Si Bayangan Kelam yang berbentuk setengah bayangan hingga mundur cukup jauh.“Yeaaah!”“Bagus Zhu Lian, hajar mereka!” Dokter Chou berkomentar.“Zexian, ayo Nak, bikin ayah bangga!”“Hei, hei, Zemin. Putriku juga mengemudikan robot itu, tahu tidak!”“Dasar para kakek. Jangan meributkan hal yang tidak penting! Omong-omong, tangan kiri robot itu dikemudikan oleh Bai Lu.”Agak kocak jadinya. Para Ayah seperti membanggakan putri mereka masing-masing. Suasana jadi tambah lucu, pada saat Qian Bingbing yang entah berada di mana berbicara melalui alat komunikasi nirkabel yang mereka gunakan.“Maaf, kakek-kakek. Kalau aku boleh berbangga hati, putrinya Qian Bingbing juga ada di sana.”Walau
“Kau … tukang bakmi berengsek …, kamu—, akan ku bunuh kau …!”Semuanya berlangsung dengan cepat. Crocodile Hu hanya bisa terperangah tataka melihat fisik putranya berubah.Wajah Hu Chen menjadi pucat. Perlahan-lahan suaranya tidak lagi seperti sebelumnya, menjadi berat dan seperti menggeram.Kemudian, tubuh Hu chen juga berubah menjadi beberapa kali lipat dari postur dia yang sebenarnya. Sehingga, baju pendekar yang ia kenakan robek.“Heaaa …!”Set!Berubah menjadi seperti makhluk lain, Hu Chen melompat dan menerjang ke arah Zhu Lian. Akan tetapi, tentu saja orang yang baru dilantik menjadi kapten atau pemimpin lapangan pasukan pembunuh Bayangan Teratai Merah itu bergeming.Deps!Hu Chen melayangkan tinju pada Zhu Lian namun ditahan bagai tanpa menegrahkan tenaga oleh calon suami Qian Xue Er tersebut. Malah dengan cepat, Zhu Lian membanting tubuh Hu Chen ke tanah.Buak!Semua orang di situ tak dapat berbuat apa-apa tidak terkecuali Corcodile Hu. Mereka menyaksikan dengan mata kepala m
Begitu Qian Bingbing berkata seperti itu, Zhu Lian dan Xue Er saling menoleh tipis. Keduanya silih bertatapan malu-malu.Selama ini, Bingbing memang memiliki hubungan baik dengan keluarga Ren. Ia sudah mendengar desas-desus mengenai putra Songyun dan Daoming yang konon tidak memiliki qi.Kini, pemuda itu tinggal satu rumah dengannya. Malahan sebentar lagi seperti yang ia katakan. Zhu Lian bakal menjadi menantunya. “Ibumu itu seru orangnya, Zhu Lian. Sudah berapa kali kami berjumpa dan kami banyak persamaannya. Lihat, bahkan kami berdua saja sepertinya cocok menjadi besan,” ujar Qian Bingbing.“Kami akan menikah. Lalu bagaimana dengan Ibu dan Paman Topeng badut ini?” celetuk Xue Er sembari melahap hidangan makan malamnya.“Aku dan ibumu katakanlah … ‘agak berbeda’, Xue Er. Kami akan menikah memang. Akan tetapi, rasa-rasanya kami tidak butuh perayaan. Panggil saja pendeta kemari, dirayakan oleh sekte, sudah selesai. Tapi kalian adalah pangeran dan putri sekte masing-masing,” jelas Lin
Sang Menteri bersama Raven Zhou dan Wendu Yawen berada di ruangan dalam markas mereka yang berfungsi sebagai ruang perawatan medis, tempat Zhu Lian menjalani pemerikasaan tempo hari.Dari situ, Doaming dapat memantau medan pertempuran dan para pilot Cultivatron dari sebuah monitor berukuran besar dan monitor-monitor kecil yang berada di hadapannya.Raven Zhou dan Wendu Yawen berdiri di atas sebuah panggung besi berbentuk bundar. Di tengah-tengah palform tersebut terdapat sebuah logo yang sama dengan simbol pada Exit Portal.Dua pendekar tingkat Summit itu segera menggerak-gerakkan tangan mereka. Kemudian, keduanya merentangkan tangan, saling berhadapan.“Ha …!” hentak Raven Zhou dan Wendu Yawen.Sebuah cahaya menyilaukan tercipta. Simbol tempat mereka berpijak memancarkan cahaya biru yang sangat terang.Kemudian cahaya terang-benderang tersebut memudar. Tahu-tahu saja, sosok Xian Hua muncul, tergolek di atas platform.Chou Tien Chen yang sejak tadi berdiri di bawah pijakan berbentuk l
Pagi hari itu, Ren Daoming tengah berbincang dengan para stafnya. Wendu Yawen dan Raven Zhou ada di sana. Beberapa pendekar sekaligus cendikiawan termasuk Dokter Chou Tien Chen duduk bersama dia. Termasuk, sang putra.“Apakah memutuskan untuk memberi Xian Hua kesempatan mengendarai Cultivatron 01 merupakan tindakan yang tepat, Daoming?” tanya Dokter Chou.“Untuk mengendarainya, sipapun di antara kita bisa. Tapi terus terang, pada saat penggabungan, itu adalah sebuah pertanyaan besar. Zhu Lian telah bertualang lama bersama para gadis cantik itu dan kekuatannya tidaklah biasa. Itulah yang membuat ia mampu menyatu dengan mereka.”Doaming menjelaskan, sementara Zhu Lian duduk menyimak perbincangan yang terjadi di situ dengan lugu. Raven Zhou berkata.“Jika terjadi sesuatu, apakah itu akan menempatkan kita pada risiko yang besar, Master Daoming?”Menatap pada Raven Zhou sejenak, Daoming menjawab dengan tenang. “Sebetulnya, kita tinggal menukar Xian Hua dengan Zhu Lian secara paksa. Itu ada
Bai Lu mendatangi Zhu Lian dari arah belakang. Tempat mereka berada adalah sebuah ruangan santai yang memiliki balkon.Sedangkan Xue Er dan Feihong ada di bawahnya, duduk-duduk pada sebuah ruangan lain yang begitu lega layaknya sebuah hangar. Di sana, Jing Yi dan Zexian juga duduk bersama mereka.“Ya, Guru?” sahut Zhu Lian tidak seserius itu.“Kau masih mau memanggilku ‘guru’?” canda Bai Lu.“Bagaimana pun juga kamu adalah guru keduaku, bahkan orang yang mau mengajariku bertualang,” kata Zhu Lian.“Dan ternyata sebetulnya kau tidak juga membutuhkan seorang guru,” Bai Lu berkata seraya tersenyum.“Tidak juga. Sekuat apapun seorang pendekar, ia membutuhkan seorang mentor, bukan?” ujar Zhu Lian lagi.“Jika aku adalah guru, bagaimana dengan Xue Er?”Pertanyaan Bai Lu membuat Zhu Lian terdiam. Terus terang, mendengar nama kekasihnya itu disebut saja, hati Zhu Lian bak bergetar.Dia bagai percaya tidak percaya. Ia sudah memastikan bahwa dirinya sudah bertekad bakal menikahi Xue Er yang begi
Hu Chen tercengang. Xue Er berkata-kata di belakangnya. Tubuhnya tidak dapat digerakkan sementara ia merasakan ada sesuatu yang menjalar dalam badannya.Si Buaya Penjelajah melakukan kebodohan. Baru saja, Xue Er memperagakan teknik tingkat Summit miliknya yang bernama Ilusi Klon Para Penari Maut.Selain itu, dia langsung mengerahkan jurus totoknya yang disebut Sentuhan Bayangan Racun Perampas Sukma.Xue Er berkata lagi, “Kau beruntung karena hasrat pembunuhku tidak sedang menggelora, Hu Chen. Tapi sekali lagi kamu berani berada di dekatku, kau bahkan tidak akan menyadari bahwa aku telah merenggut nyawamu.”Selanjutnya, Hu Chen merasa salah satu titik pada tulang punggungnya disentuh. Ia dapat kembali bergerak. Begitu ia membalikkan badan, dirinya melihat. Xue Er sudah ada berada dengan Zhu Lian jauh di sudut ruangan sebelah sana.“Aku melihatnya, berengsek. Apa yang kau katakan pada Xue Er sehingga si Putri Teratai Emas mengamuk, Hu Chen?”Untuk yang kedua kali, Hu Chen dibuat terkeju
Sekali lagi, Xue Er merapal kekuatan spiritualnya. “Kak Zhu Lian, aku mengasihimu dan ini adalah kekuatan cinta,” Xue Er berkata dalam benaknya.Seketika itu tangan kanan God Cultivatron V yang berwarna keemasan menyala layaknya bara api. Lalu, Xue Er berucap.“Tinju Badai Sakti Pemurni Jiwa!”Kekuatan spiritual berkaitan dengan kekuatan pikiran juka tekad. Nama-nama teknik yang dimiliki para pendekar tercetus begitu saja dalam pikiran mereka secara spontan.Sementara Bai Lu yang pernah menggunakan busur panah ayahnya mengucapkan jurus yang pernah ia kerahkan, Xue Er menciptakan dan menamai tekniknya sendiri.“Xue Er …” ucap Zhu Lian kagum dalam dirinya.Tangan kanan God Cultivatron V yang mengepal pun menghentak ke depan. Seketika itu, bara pada lengan mesin tempur tersebut melesat ke arah Jenderal Kelam.Pancaran energi tersebut berbentuk sebuah kepalan berwarna layaknya api tersebut menerpa tubuh makhluk itu.Bwussshhh …!“Hriaaaakh …!”Dalam hitungan detik, tubuh dari monster raks