“Jadi, bagaimana perkembangan rencana kita?” tanya Ludwig sembari menghampiri Logan yang sedang berkutat dengan laptop.Ludwig mengamati para pekerjaan yang tampak sibuk mengecek banyak peralatan. “Kita hanya memiliki waktu tiga minggu lagi sebelum penyerangan dimulai.”“Semua berjalan sesuai dengan rencana kita, Tuan. Kita memiliki pasukan dan peralatan yang mumpuni. Aliansi itu tidak akan mampu bisa mengalahkan kita.” Logan tersenyum.Ludwig mengambil sepasang sarung tangan, mengamati saksama. “Kalau saja Levon memilih bekerja sama denganmu sejak awal, dia tidak mungkin berada dalam penjara sekarang.”Logan tertawa, melirik Ludwig sekilas. Pria itu kembali fokus memeriksa banyak persiapan. “Kau pandai memuji, Tuan. Aku tidak sehebat yang kau pikirkan. Aku hanya melakukan apa pun yang bisa aku lakukan. Bagaimana pun juga aku berhutang budi pada Levon di masa lalu.”Ludwig menyimpan sarung tangan ke dalam kotak, mengamati layar yang menunjukkan pasukan yang sedang berlatih. “Membuat a
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 35 (3160/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.322.690.000]Rombongan mobil menepi di depan sebuah restoran. Henry Tolando keluar dari kendaraan begitu pintu terbuka. Ia mengamati restoran dan sekeliling, mendengkus kesal saat melihat Davis dan para pengawalnya keluar dari pintu.“Sial! Bagaimana mungkin Davis bisa tahu keberadaan Ludwig hanya dalam waktu empat hari setelah aku memberinya tugas? Padahal pasukanku tidak tahu keberadaannya hingga saat ini.”“Aku benar-benar muak!” gerutu Henry Tolando sembari berjalan memasuki restoran.Para pelayan membungkuk hormat.“Aku tidak menduga kau datang secepat ini, Tuan,” ujar Davis.“Jangan berbasa-basi denganku, Davis. Katakan mengenai informasi yang kau tahu sekarang juga. Aku sangat sibuk sekarang.”“Kenapa kita tidak makan siang bersama lebih dahulu, Tuan? Aku sudah menyiapkan banyak sajian lezat untukm
Sebuah mobil melaju kencang di jalan raya, melewati area pantai yang sepi. Seorang pria berada tengah berkutat dengan layar hologram.“Tidak, aku salah.” Dustin mengembus napas panjang. “Dylan memang sempat berada di Pulau Salu beberapa waktu lalu. Dia bertemu dengan pasukan keluarga Miller dan bertarung dengan mereka. Akan tetapi, dia kalah dan disekap di Pulau Sema.”“Ini sangat aneh karena Dylan sempat memberikan perlawanan pada pasukan keluarga Miller. Dia bahkan mampu memecundangi mereka. Akan tetapi, setelah aku mendapatkan informasi mengenai Ryan Buldone, aku tahu apa yang terjadi.”“Dylan sengaja menyuruh seseorang untuk berpura-pura menjadi dirinya, sedangkan dia berada di sebuah tempat. Dylan bekerja sama dengan Ryan Buldone. Hal itu dibuktikan dengan perkataan Ryan Buldone soal mengubah wujud dan alat-alat canggih.”Mobil berhenti di sisi jalan. Dustin menutup layar hologram, membuka kaca mobil, mengamati lautan yang luas.Dustin mengembus napas panjang, melirik jam tangan
Helga turun dari mobil, mengamati sebuah kafe. “Aku benar-benar sangat kesal sekarang. Daisy memperlakukan sebagai bawahannya. Akan tetapi, jika aku tidak menuruti permintaannya, maka keluargaku akan berada dalam bahaya.”Helga mengentak trotoar, memasuki kafe. Ia memilih ruangan VVIP, memesan sebuah minuman. “Astaga, kenapa aku sangat kesal? Apa mungkin karena Daisy ingin bertemu dengan Davis? Aku sama sekali tidak memiliki hubungan khusus dengan Davis. Jadi, aku ....”Helga bersandar di kursi, tercenung selama beberapa waktu. Ia mendengarkan musik, bersandar di kursi hingga tertidur.Helga terbangun saat mendapat panggilan. “Apa yang kau inginkan, Harry?”“Helga, di mana kau sekarang? Ayah mengatakan jika kau pergi dari rumah tanpa izin.” Harry memasuki mobil, mengamati kantor sampai akhirnya menghilang dari pandangannya.“Aku berada di Leaventown sekarang. Aku memiliki pertemuan dengan Nona Daisy.”“Apa?” Harry terkejut. “Kau akan bertemu dengan Nona Daisy? Apakah kau membuat masal
Sistem terus memberikan peringatan pada Davis.Helga masih tertidur. Tubuhnya mendadak ambruk di kursi hingga berbaring. Wanita itu mengigau sembari tersenyum. “Kau sangat menyebalkan, Davis. Kenapa kau sangat dingin padaku? Kau seharusnya beruntung karena aku memperhatikanmu.”“Apa?” Davis terkejut, mengamati Helga dan layar hologram bergantian. “Daisy semakin dekat. Dia ... tampaknya akan memasuki ruangan ini. Apa mungkin Helga akan bertemu Daisy?”“Daisy sangat menyebalkan karena dia ingin bertemu denganmu, Davis. Kau seharusnya hanya bertemu denganku dan mengabaikan wanita selain aku,” kata Helga.“Aku harus segera pergi dari tempat ini, tetapi hanya ada satu pintu masuk dan keluar dari tempat ini.” Davis menoleh ke sebuah pot tanaman besar. “Apakah aku akan baik-baik saja jika aku berdekatan dengan Daisy?”Daisy berjalan lebih cepat, mengawasi keadaan sekeliling. Wajahnya menunjukkan kebahagiaan. “Astaga, aku semakin tegang. Aku harap aku tidak melakukan tindakan bodoh.”Sammy me
“Dua anggota Shibacrom mengincarku dan Dylan. Mereka muncul beberapa hari lalu di kota Lotania. Mereka bertemu dengan salah satu bawahan Dylan. Ini berbahaya.”Dustin membuka jendela, mengamati keramaian pusat kota. “Aku ingin bertemu dengan Dylan dan berbicara soal rencana mengalahkan Shibacrom. Akan tetapi, dia tampaknya sangat sibuk sekarang. Aku dan Dylan memiliki kesempatan menang hanya lima puluh persen. Jika aku dan Dylan kalah, maka kami akan tewas.”Dustin mengembus napas panjang. “Aku dan Dylan memang seharusnya tidak bertemu untuk sekarang. Kami harus bisa menjaga diri kami sendiri.”Dustin termenung selama beberapa waktu, mengamati lalu lalang kendaraan di jalan dan pejalan kaki di trotoar. Ia mengamati beberapa mobil mewah yang bergerak cepat.Dustin menutup jendela, berbaring di ranjang, mengamati sebuah video dua anggota Shibacrom. “Mereka pasti akan menemukan keberadaanku dan Dylan cepat atau lambat.”“Aku sebaiknya mempersiapkan diri untuk kemungkinan terburuk.” Dusti
“Kakek menyelamatkanku,” gumam Davis sembari bergegas keluar kafe. Ia terkejut saat melihat Helga berdiri di dekat mobil. “Helga, aku harus segera pergi karena urusan mendadak.”Helga memutar bola mata, menoleh pada Daisy yang baru saja keluar dari kafe. “Dia sangat menyebalkan,” gumamnya.Davis memasuki mobil, melambaikan tangan sebelum menutup kaca mobil. Kendaraan melaju sangat cepat di jalan raya.Davis mengamati Daisy dan Helga, mengembus napas panjang. “Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi aku sebaiknya fokus pada quest.”Helga berpura-pura tersenyum. “Apa yang terjadi selama kalian mengobrol?”Daisy menunduk, menyembunyikan senyuman. “Davis ... tampak canggung saat bersamaku. Apa mungkin aku membosankan?”“Aku pikir siapa pun akan canggung jika bersama seorang wanita cantik sepertimu, apalagi kau berasal dari keluarga Miller. Davis merasa canggung karena dia takut melakukan kesalahan.”“Itu alasan yang masuk akal.” Daisy merasa tidak puas dengan perjumpaan tadi, t
“Dengarkan aku baik-baik, Draco. Kau harus memastikan Henry Tolando tertarik padamu. Hal bagus jika kau berhasil mengalahkan si Dewa Kematian,” ujar Ludwig.Draco mengepalkan tangan erat-erat. “Aku pasti bisa mengalahkan si Dewa Kematian itu, Tuan. Jangan meremehkanku.”“Kau harus membuktikan perkataanmu.”Draco mendengkus kesal saat panggilan berakhir. “Dasar brengsek! Kau meremehkanku, Ludwig. Aku bukanlah petarung dan berandal biasa. Aku pasti bisa mengalahkan si Dewa Kematian dan menjadi penguasa arena ini!”Draco meninggalkan ruangan, berjalan di lorong, melewati para petarung yang tengah bersiap-siap dan berbincang. “Aku akan membalas tindakan kalian di arena. Kalau bukan karena aku harus menyembunyikan kekuatanku, aku pasti akan menghajar kalian semua.”Draco berbelok ke samping, memasuki ruangan.Toba, Lexy, dan John mengamati Draco, berdiri di dekat pintu.“Apa kau masih yakin jika pria itu berbahaya, Toba?” tanya Lexy.John menyahut, “Pria itu memang lolos hingga ke tahap in
Jack sontak menahan napas, menggigit tangan Tommy. “Kita terkurung di tempat sialan ini sekarang! Musuh pasti akan datang ke tempat ini jika kita hanya diam saja!”“Seluruh komunikasi kita terputus dengan pasukan lain. Meski begitu, aku yakin pasukan bantuan sedang dalam perjalanan menuju tempat ini.”Sebuah ledakan tiba-tiba terdengar. Jack dan Tommy sontak terdiam.[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 3 menit 30 detik]Sementara itu, pasukan gabungan aliansi dan pemerintah Floxia masih memburu Lucas, Liam, dan Levon. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengejar melalui jalur darat dan udara.Ledakan terjadi di beberapa titik hutan, disusul asap hitam yang membumbung tinggi.Pasukan Logan dan Ludwig terus melindungi Lucas, Liam, dan Levon. Mereka juga bergerak untuk menghadang pasukan lawan.Rombongan mobil terlihat melewati jalan setapak. Titik kecil cahaya menjadi tanda pergerakan mobil di bawah rimbun daun.“Dasar brengsek!” Lucas menendang kursi. “Kenapa pasukan bodoh itu seakan-seak
Jay, Noah, dan Layla berhasil membekuk Draco.“Dasar brengsek! Lepaskan aku!” teriak Draco sembari terus memberontak. Ia merasakan aliran listrik di tubuhnya. “Mereka tersengat listrik, tetapi mereka tetap tidak melepaskanku! Siapa sebenarnya mereka, dan seberapa kuat mereka?”Draco mengamati Henry Tolando di dalam helikopter. “Sialan! Padahal aku hampir berhasil mengalahkannya! Kenapa orang-orang sialan ini sangat sulit dikalahkan?”“Ah!” Draco meringis kesakitan ketika Jay mematahkan tangan dan kakinya. “Dasar bajingan! Aku pasti akan membalas kalian semua!”Draco menggertakkan gigi, menahan rasa sakit yang semakin parah. Ia semakin kesulitan menggerakkan tangannya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Draco memaksakan mendongak saat beberapa pengawal memasuki helikopter. Ia tiba-tiba tersenyum saat menyadari sesuatu. “Mereka tidak bisa menghidupkan helikopter itu. Benda itu tampaknya rusak bersama seluruh sistem dan alat-alat canggih di gedung ini. Mereka tidak akan bisa meningga
Pedro tidak sadarkan diri setelah terkena pukulan di belakang lehernya. Meski begitu, alat di tubuhnya masih menyala dan mengirimkan informasi pada Logan dan Ludwig.Leon segera mengikat tubuh Pedro, menoleh ke lantai bawah. “Dia melemparkan koper-koper itu ke lantai bawah. Koper-koper itu kemungkinan adalah koper-koper yang tersimpan di ruangan rahasia.”Leon membunyikan peluit untuk mengirimkan pesan pada Jay, Noah, dan Layla. Ia bergegas menuruni tangga secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling.Di waktu yang sama, pasukan bantuan musuh sudah memasuki bangunan. Mereka menyebar dan bergerak ke sekeliling, memasuki satu per satu ruangan, bergerak menuju tangga.“Aku baru saja mendapatkan informasi dari Tuan Logan. Ada musuh yang sudah sadarkan diri. Dia ... bahkan berhasil mengalahkan Tuan Pedro sendirian,” ujar pemimpin pasukan saat menghubungi anggota pasukan. “Jika kalian menemukan pria itu, kalian harus segera mengirimkan pesan darurat. Kalian harus menghindari pertarungan de
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu
Lucas, Liam, dan Levon seketika bersiaga saat mendapatkan informasi dari bawahan mereka. Suara ledakan terdengar dari arah cukup jauh. “Dasar bajingan! Bagaimana mungkin aliansi bodoh itu menemukan keberadaan kita di tempat ini?” tanya Lucas sembari mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia melihat asap mengepul di arah barat dan timur. Lucas mendengkus kesal. “Bukankah orang-orang itu mengatakan bahwa aliansi bodoh itu tidak mungkin menemukan keberadaan kita di tempat ini?”“Aku menduga jika ada pengkhianat di antara pasukan kita, Ayah. Mengingat penjelasan Paman Ludwig sekaligus melihat tindakan pasukan khusus itu, mereka tidak mungkin berbohong dengan ucapan mereka,” kata Liam. Levon menimpali, “Ya, aku juga menduga hal yang sama, Ayah. Pengkhianat itu pasti sudah membocorkan informasi lokasi ini pada Henry Tolando dan yang lain. Kalaupun tidak ada pengkhianat di pihak kita, kemungkinan lainnya adalah aliansi memang sudah mengikuti kita sejak kita keluar dari penjara. Meski beg
Henry Tolando dan para anggota aliansi berada dalam situasi yang cukup aman sekarang. Mereka berada dalam penjagaan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, pasukan Logan dan Ludwig tidak tinggal diam. Mereka menyebar ke berbagai lokasi untuk menemukan tempat persembunyian anggota aliansi sekaligus untuk melakukan serangan balasan. Situasi beberapa kota masih mencekam. Para polisi terus berpatroli di berbagai jalan, mencari dan mengejar para tahanan yang melarikan diri. Pemerintah kota menetapkan situasi gawat darurat dan melarang semua warganya untuk meninggalkan rumah. Di waktu yang sama, beragam media terus memperbaharui informasi seputar kerusuhan.Pasukan khusus aliansi berjaga di depan sebuah rumah, hilir mudik memeriksa keadaan. Para penjaga menjaga lorong dengan persenjataan lengkap. Setiap pasukan saling berkomunikasi, memperbaharui informasi. Di sebuah ruangan, Draco baru saja sadarkan diri. Pria itu membuka mata perlahan, mengawasi keadaan sekeliling. Saat
Rebecca memutar bola mata. “Susan, bisakah kau duduk? Kau terus jalan mondar-mandir sampai membuatku pusing.”Emmely menyahut, “Tenanglah, Susan. Aku yakin Davis akan baik-baik saja. Para pengawalnya akan melindunginya.”“Ya, orang-orang menyeramkan itu tidak akan mungkin membiarkan Davis dalam bahaya.” Rebecca meneguk teh hangat. “Suasana berbagai kota dalam bahaya sekarang. Kita beruntung karena Leaventown masih terkendali. Orang-orang Davis juga menjaga rumah ini. Kita akan aman selama kita berada di dalam rumah.”Susan menjatuhkan diri di sofa, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Aku tetap mengkhawatirkan Davis. Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dan membalas pesanku sejak tadi. Aku sangat takut sekarang.”Rebecca dan Emmely memutar bola mata, mengabaikan Susan. Romeo mendengkus kesal, menggerutu, “Susan sangat menyebalkan karena terus membicarakan Davis.”Gabriel tertawa. “Aku percaya bahwa Davis akan baik-baik saja. Dia memiliki keberuntungan yang sangat banyak.”“Apa
“Apa?” Henry Tolando terkejut saat mendengar ucapan Davis di telepon. “Kau akan pergi untuk menangkap Lucas?”Harold dan para pengawal yang berjaga sontak terkejut, tetapi mereka memilih diam. Henry Tolando menjatuhkan tubuh ke soga, mencengkeram ponsel lebih erat. Ia seolah tidak peduli benda itu akan hancur. “Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Davis? Bukankah kau mengatakan akan berada di balik layar? Bagaimana jika kau tewas dalam penyerangan itu? Kelompok sialan itu mungkin saja akan muncul kembali.”Davis mengamati penampilannya di cermin, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja, Tuan. Aku sudah menyusun rencana untuk tindakan ini. Kau juga tidak perlu khawatir jika aku tidak akan memberikan informasi padamu. Aku akan tetap memberikan informasi padamu sesuai dengan janjiku. Aku juga sudah mengirim pasukanku untuk menjagamu, Harry, dan Helga.”“Dasar bajingan tengik! Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu? Pertarungan masih terjadi, dan kemungkinan musuh akan tahu pergerakanmu dan m