“Apa?” Davis sontak terkejut, berhenti berlari. Ia mengamati informasi di layar hologram. “Pasukan Lucas menanamkan banyak bom di pantai. Mereka sengaja memancing aliansi ke pantai.”“Ada apa, Davis?” tanya Sammy. “Aku baru saja mendapatkan informasi jika pasukan Lucas menanam banyak bom di pantai. Kita tidak boleh mendekat.”Jack dadn pasukannya berhenti berlari. “Apa benar yang kau katakan barusan, Davis?” tanya Jack memastikan. “Ya, aku mendapatkan informasi itu dari timku. Aku akan segera memberi tahu Tuan Henry mengenai hal ini.” Davis segera mengirim pesan pada Henry Tolando. “Aku hanya memiliki waktu lima menit lagi untuk menyelesaikan quest.”Jack mendengkus kesal. “Dasar brengsek! Davis membuatku semakin muak. Dia memang memiliki hubungan dengan Tuan Henry,” gumamnya. Henry Tolano terkejut saat Harold memberitahunya kabar dari Davis. “Sial! Timku tidak memberi tahu apa pun soal bom. Davis terus memberitahuku informasi keberadaan Lucas sesuai dengan janjinya. Aku terpaksa
“Apa yang sebenarnya kau rencanakan, Davis?” tanya Jack. “Aku tidak memiliki waktu untuk menjelaskan padamu, Jack.” Davis tengah bersiap-siap, tidak menatap Jack. “Jika kau ingin membantuku, tetaplah bersama pasukanmu di tempat ini.”“Dasar brengsek!” Jack membentak. “Beri tahu aku sekarang, atau aku ... sial!”Davis, Sammy, Don, Trex, dan pasukan bergegas menuruni bukit, berlari secepat mungkin. Davis berada di tengah-tengah pasukan. Saat pasukan Lucas menghadang, pasukannya segera menangani mereka. Jack mendengkus kesal, menatap kepergian Davis dan pasukannya. “Sial! Apa yang sebarnya Davis rencanakan? Dia bahkan tidak ingin memberitahuku!”“Jika kau ingin tidak ingin dipanggil sebagai pengecut oleh Davis, kau sebaiknya memerintahkan pasukanmu untuk mengalahkan pasukan Lucas sekarang. Aku yakin Davis dan pasukannya merencanakan sesuatu untuk menangani bom-bom itu.”“Kenapa kau seyakin itu, Tommy? Apa kau berpihak pada mereka sekarang?” ketus Jack dengan tatapan tajam. “Davis berk
Larry menonton pertarungan di layar. “Pasukan aliansi bodoh itu terus bergerak menuju pantai. Sialnya, Henry Tolando dan anggota inti aliansi bertahan di bukit. Mereka sungguh pengecut!”Larry berdecak saat mendapatkan laporan dari bawahannya. “Mereka masih kesulitan melepaskan Tuan Lucas dari para bawahan Henry Tolando. Empat orang pengawal bahkan menghajar pasukan bantuan dengan mudah. Dia memiliki anggota pasukan yang sangat hebat.”Larry tiba-tiba tersenyum. “Sekuat apa pun mereka, mereka tidak akan mampu menghadapi serangan balasan dari pasukan bantuan. Aliansi bodoh itu hanya akan menyia-nyiakan seluruh hidup mereka di pulau ini.”Larry mendapatkan beberapa laporan dalam waktu nyaris bersamaan. “Aliansi bodoh itu berusaha untuk meretas sistemku agar mereka mampu menjinakkan bom. Akan tetapi, mereka tidak akan mampu melakukannya tepat waktu. Begitu pasukan aliansi bodoh itu tiba di pantai, bom akan segera meledak.”Larry tertawa saat mendapatkan sebuah notifikasi. “Pasukan bantua
Sebuah ledakan kencang terjadi di kapal yang Larry naiki. Kapal itu menabrak beberapa kapal lain. Asap membumbung tinggi ke udara, disusul oleh angin yang berembus ke sekeliling.Davis dan Sammy terjatuh dari perahu, tenggelam ke laut.Davis mendengar suara ledakan berkali-kali, disusul oleh aliran kuat yang mendorongnya ke belakang. Ia melihat layar hologram menunjukkan waktu penyelesaian quest yang tersisa empat detik lagi.Davis mendengar teriakan Sammy dan suara notifikasi sistem. Saat memejamkan mata, ia mendadak berada di depan sebuah rumah yang memiliki halaman luas.“Aku melihat rumah itu lagi. Apakah penghuninya masih berada di sana?” Davis berjalan mendekat. “Mereka adalah orang-orang yang sedang diburu oleh keluarga Miller. Mereka jugalah yang meminta bantuan Dylan.”Davis membuka pintu, mengawasi keadaan sekeliling. Ia memasuki ruangan, mengambil sebuah foto di atas meja. “Aku tidak bisa melihat wajah ketiga orang ini.”Saat Davis menyimpan foto di meja, ia seketika berada
Larry mengamati beberapa kapal yang terbakar. “Dasar brengsek! Aku pasti akan menghabisi siapa pun yang melakukan hal ini.”Larry berteriak, “Cari tahu siapa pelakunya sekarang juga dan seret dia ke hadapanku! Aku akan menghabisinya!”Larry mendengkus kesal, mendongak ke langit. Ia terkejut saat melihat sebuah benda yang mendadak menghilang. “Sial! Apa itu?”Larry menggeleng beberapa kali, mengamati langit saksama. Ia meringis kesakitan, berpegangan pada para pengawalnya. “Sial! Bagaimana dengan pasukan bantuan? Kenapa mereka lama sekali?”“Semua ponsel dan alat-alat kita mendadak rusak, Tuan. Kita tidak bisa berkomunikasi dengan pasukan bantuan maupun pasukan yang masih berada di Pulau Salu,” ujar seorang anggota.“Apa?” Larry sontak terkejut, menampar bawahan itu. “Aku tidak bisa meledakkan para aliansi sialan itu!”Seorang anggota berkata, “Aliansi bodoh itu kemungkinan besar berhasil meretas sistem kita saat mereka menembakkan beberapa misil ke kapal. Misil itu datang dari atas. P
“Mereka tiba-tiba menyadari keberadaanku?” Davis terkejut, mundur beberapa langkah. Ia tiba-tiba tertarik ke sebuah lubang hitam.Davis tidak bisa melihat apa pun, tetapi ia bisa mendengar suara tawa dan tangis bayi. “Apa yang sebenarnya terjadi? Aku kembali mendengar suara tawa dan tangis bayi itu. Apa mungkin bayi itu adalah aku, dan kedua orang itu adalah orang tuaku?”Davis mengepalkan tangan erat-erat. “Mereka akan adalah anggota keluarga Miller, begitupun dengan kakek itu. Akan tetapi, kenapa Dylan berada di sana? Mereka memiliki hubungan yang baik dengan Dylan.”Davis melayang-melayang di ruangan hampa. Ia sangat mengantuk sampai akhirnya ia terlelap.Davis nyatanya masih tidak sadarkan diri. Sammy, Don, dan Trex semakin khawatir karena Davis tidak merespons meski dokter mengatakan dia baik-baik saja.“Kita pasti mati jika Tuan Simon melihat kejadian ini,” ujar Trex.Don tampak khawatir. “Aku pasti akan memberikan hukuman berat saat latihan, Davis. Kau membuatku ketakutan.”Sua
Pertarungan masih terus terjadi. Suara ledakan terdengar beberapa kali, disusul oleh asap hitam yang mengepul ke langit. Angin berembus sangat kencang, membawa udara dingin. Sebuah helikopter terbang di langit, dan beberapa pria menembaki musuh yang berada di hutan.Sammy, Don, Trex, dan pasukan masih berlari menuju bukti Salu. Mereka bergerak di tengah kegelapan dan rute yang terjal. Davis masih belum sadarkan diri hingga sekarang.Jack, Emir, dan Russel mengejar Davis secepat mungkin. Pasukan Lucas berkali-kali menghalangi mereka hingga perjalanan mereka terhenti.Di waktu yang sama, Henry Tolando dan anggota utama aliansi terus bergerak. Sayangnya, pasukan Lucas terus berdatangan tanpa henti.“Bagaimana dengan keadaan Davis sekarang, Harold?” tanya Henry Tolando di tengah pertarungan. Ia berdecak saat salah satu anggotanya terjatuh di depannya.“Aku masih belum mendapatkan kabar, Tuan. Pasukan bantuan Lucas memukul mundur pasukan kita di pantai. Pertarunggan kembali terjadi di huta
Waktu terus berjalan, begitu pun dengan pertarungan di antara pasukan aliansi dengan pasukan Lucas di pulau Salu. Di saat yang sama, pasukan keluarga Miller terus bergerak membawa Alvin menuju tempat khusus.Daniel, Donald, Dennis, Dawson, dan Deavon masih berada di ruangan, menyaksikan perjalanan pasukan mereka. Mereka nyaris tidak mengalihkan perhatian dari layar. Mereka merasa belum tenang sebelum Alvin berada di ruangan khusus.Asap mengepul ke langit seriring dengan ledakan yang terjadi di beberapa titik pulau. Angin berembus kencang bersamaan dengan ombak yang mengguyur beberapa anggota yang tidak sadarkan diri di pantai.Davis mulai sadarkan diri, membuka mata perlahan. Ia melihat sekelilingnya berputar dan telinganya berdengung kencang.“Di mana aku sekarang? Apa aku kembali berpindah-pindah tempat lagi?”“Davis!” teriak Sammy, Don, Trex, dan beberapa anggota yang lain.Davis memejamkan mata, kembali tidak sadarkan diri. Seorang dokter segera mengecek keadaannya.Davis terbang
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha
“Selamat, kau berhasil lolos dari ujian, Logan.”Aaron bertepuk tangan, tersenyum saat melihat para pengawalnya terbaring tidak sadarkan diri di lantai. “Kau memang pantas menjadi juniorku.”Logan tiba-tiba terjatuh terduduk, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengamati tetes keringatnya di lantai, menoleh pada para pengawal di sekelilingnya. “Aku berhasil lolos dari ujian.” Logan mengamati pistol di tangannya, tersenyum. “Sialan! Aku pikir aku akan gagal.”“Jadi, sampai kapan kau akan duduk di lantai, Logan? Apa kau tidak ingin mengelilingi bangunan ini sebelum kau kembali ke rumahmu? Kau tidak memiliki waktu untuk beristirahat.”Logan memaksakan berdiri, terhuyung-huyung sesaat. Ia menampar wajahnya saat penglihatannya tidak jelas. “Tentu saja, Tuan.” Logan menghadap Aaron. “Aku siap untuk berkeliling.”“Kau bebas pergi ke mana pun yang kau mau di lantai ini. Sayangnya, kau harus pergi sendiri. Aku akan kembali ke ruanganku untuk beristirahat.”“Aku mengerti, Tuan.”Aaron
Logan turun dari kapal, mengamati keadaan sekeliling.“Tempat ini adalah tempat persembunyian yang sangat menarik.” Logan tersenyum saat kakinya menyentuh pasir putih pantai.Logan dan beberapa pengawalnya berjalan memasuki kawasan hutan. Dari kejauhan, beberapa pria bertopeng sudah berbaris di depan pintu masuk.“Aku datang untuk bertemu dengan Tuan Aaron,” ujar Logan sembari menunjukkan sebuah pesan di ponsel.Seorang penjaga memindai tulisan dan kode di ponsel, mengangguk pada temannya. “Kode yang kau tunjukkan adalah asli. Tapi sebelum kau memasuki bangunan, kami harus memeriksanya dan para pengawalmu lebih dahulu.”“Aku sama sekali tidak keberatan. Aku datang dengan damai.”Para penjaga memeriksa Logan dan para pengawalnya, membuka jalan bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.Para penjaga kembali muncul dan melakukan pemeriksaan hingga berkali-kali hingga Logan dan para pengawalnya tiba di depan sebuah bangunan.“Siapa yang mengira ada sebuah bangunan unik di pulau terpencil s
Suara alarm membangunkan Dariel. Pria itu mengerjap beberapa kali, duduk di kasur. Tatapannya memindai sekeliling kamar.Dariel merenggangkan badan beberapa kali, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh dahi, leher, dan lengannya. “Aku sudah sembuh?”Dariel melompat dari kasur, tersenyum. “Aku tidak merasakan pusing.”“Tunggu, apa ini?” Dariel terdiam saat melihat tulisan di layar hologram. “Quest sudah terbuka. Aku harus berolahraga selama satu jam untuk mendapatkan EXP.”“Ini adalah quest pertamaku. Aku harus menyelesaikan quest ini dengan baik.”Dariel bergegas mencuci wajah, bersiap-siap berolahraga, keluar dari kamar.“Ke mana Anda akan pergi, Tuan Muda?” tanya Chris.Dariel menoleh pada Chris dan Adrian. “Kalian berdua datang di waktu yang tepat. Aku ingin kalian menemaniku berolahraga di halaman belakang.”“Anda masih harus beristirahat, Tuan Muda,” kata Adrian, “kondisi Anda ....”“Aku sudah sehat sekarang. Aku akan memastikan aku bertanggung jawab jika terjadi sesuat
“Aku sangat menantikan pertemuan itu, Tuan.”Logan tersenyum, mengamati ponselnya sesaat. “Tuan Aaron tampaknya sedang dalam keadaan bahagia sekarang. Kabar apa yang akan dia berikan padaku?”“Apa pun kabar itu, aku tampaknya akan mendapatkan sesuatu yang menarik.”Logan berjalan menuju ruangan utama, mengamati Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig. “Sampah-sampah itu membuatku semakin kesal. Mereka bertingkah layaknya seorang raja.”“Siapa yang meneleponmu, Logan?” tanya Levon. “Seniorku baru saja menghubungiku. Dia ingin bertemu denganku besok.” Logan duduk di sofa, mengambil minuman di meja. “Kau harus mempertemukanku dengan seniormu, Logan. Kau sudah berjanji padaku.”“Aku tentu ingin mengenalkan kalian pada seniorku. Akan tetapi, semua tergantung seniorku. Aku tidak bisa memaksanya.”Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig menatap Logan tajam. Logan tertawa. “Jangan berpikiran buruk tentangku. Aku akan memberikan kalian sedikit cara agar seniorku mau membantu kalian.”“Katakan,” ujar Liam. “
“Apa kau mengatakan sesuatu, Dariel?” tanya Daniel. Dariel teringat dengan pembicaraannya dengan Green. “Aku tidak boleh memberi tahu siapa pun mengenai kemampuanku dan cincin ini, termasuk pada ayah,” gumamnya. “Kau sepertinya harus segera beristirahat, Dariel. Kau tampak pucat.” Daniel melirik Donald dan Deric sekilas, berbisik di telinga Dariel. “Kau harus mengabaikan mereka, Dariel.”“Aku mengerti, Ayah.” Dariel merasakan kepalanya pusing. Dariel dan Daniel pergi menuju ruangan, mengabaikan Donald dan Deric yang masih berada di lantai atas. Dariel memejamkan mata untuk mengurangi pening. Saat akan menaiki tangga, ia mendadak ambruk dan tidak sadarkan diri. “Dariel!” teriak Daniel sembari mengguncang tubuh Dariel. Kekhawatiran dan ketakutan terlihat sangat jelas di wajahnya. “Panggilkan dokter sekarang juga!”Chris segera menghubungi dokter, memberi tanda pada Adrian. Tiga dokter datang bersama beberapa pengawal tak lama setelahnya. Mereka membawa Dariel ke sebuah ruangan.“D
Dariel tengah berjalan di lorong. Pandangannya mengabur dan telinganya berdengung kencang. Ia bersikap senormal mungkin meski ia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya.Dariel merasakan tubuhnya sangat kesakitan. Ia memilih untuk beristirahat di hotel dibandingkan terus melanjutkan perjalanan. Ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.Chris, Adrian, dan para pengawal tidak berani bertanya meski mereka melihat kondisi Dariel yang aneh.“Aku tidak diganggu sampai dua jam ke depan,” ujar Dariel saat di depan sebuah kamar.Chris, Adrian, dan para pengawal sontak mengangguk.Dariel bergegas memasuki kamar, mengunci pintu. Ia berjalan pontang-panting hingga akhirnya terjatuh ke lantai.“Tuan muda,” panggil Chris sembari mengetuk pintu. “Apa Anda baik-baik saja?”Dariel nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang. Semua benda di sekelilingnya seperti berputar-
“Aku dengan senang hati akan menyerangmu.”Dariel tersenyum, menggeser layar. Ia hanya menemukan satu jenis serangan. “Pelumpuh.”“Jenis serangan akan bertambah seiring dengan levelmu, Tuan.” Green berdiri, mundur beberapa langkah, merentangkan kedua tangan. “Baiklah, serang aku sekarang, Tuan.”Dariel berdiri dari sofa, melirik Chris dan Adrian yang masih berada di tempat mereka sekilas. “Mereka sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka.”“Jangan mengkhawatirkan keadaanku, Tuan. Aku akan baik-baik saja,” kata Green.Dariel menekan tombol serang. Aliran listrik seketika muncul dan menyerang Green.Sebuah pelindung muncul di depan Green untuk menghadang serangan.Dariel terkejut, mengamati cincin di jarinya. “Cincin ini benar-benar hebat, bahkan jauh lebih hebat dibandingkan dengan cincinku.”Dariel menatap Green lekat-lekat. “Mereka tidak mungkin memberikan cincin canggih ini padaku secara cuma-cuma. Aku tidak boleh lengah.”“Apakah sekarang kau percaya, Tuan?” Green duduk di sofa
“Serum bakat itu sudah menyebar ke seluruh tubuhmu, Tuan. Tubuhmu sedang beradaptasi dengan kemampuan itu sekarang. Kau sedang tidak sehat sejak kemarin, bukan?”Green menunjukkan layar. “Kemampuanmu akan aktif kurang dari dua jam. Semakin dekat waktu pengaktifan kemampuan itu, semakin besar rasa sakit yang akan kau rasakan. Kau hanya perlu bertahan selama proses berlangsung.”Green melanjutkan, “Jika serum bakat itu tidak cocok denganmu, kau pasti akan langsung tewas. Akan tetapi, karena serum bakat itu cocok, kau mampu bertahan hingga sekarang.”“Bakat apa yang akan aku dapatkan?” tanya Dariel.“Kau akan mendapatkan bakat untuk melihat masa depan.”Dariel sontak tertegun, menatap Green lekat-lekat. Suasana menjadi sangat hening, tetapi kesunyian mendadak lenyap saat Dariel tertawa. Dariel memelotot tajam. “Hentikan semua omong kosong ini! Aku tidak ingin mendengarkan semua penjelasan tidak masuk akalmu lagi.” “Ah!” Dariel tiba-tiba meringis, menyentuh leher belakangnya. Dariel m