Davis, Jack, Edwin, Russel, Roland, dan pasukan mereka tengah berlatih di pantai. Mereka berlari mengelilingi pantai lima puluh putaran seraya membawa beban di punggung dan bahu mereka, lalu menaiki dan menuruni tangga. Eric memandu latihan, memukul siapa pun yang berhenti bergerak.Davis, Sammy, dan pasukannya berada di garis depan, menaiki dan menuruni tangga, berpapasan dengan Jack, Edwin, Russel, Roland, dan pasukan mereka.“Kalian tidak perlu memaksakan diri. Jika kalian kelelahan, kalian bisa beristirahat,” ujar Davis ketika melewati Jack, Edwin, Russel, dan Roland.“Dasar brengsek!” pekik Jack seraya menaiki tangga lebih cepat, menoleh pada pasukannya. “Jangan membuatku malu! Gerakkan kaki kalian lebih cepat atau aku akan menghajar kalian semua hingga hancur!”“Kau tampak kesulitan, Jack.” Tommy tertawa. “Haruskah aku menghubungi dokter dan ambulance sekarang?”“Tutup mulutmu!” Jack melewati Tommy, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Davis dan orang-orang bertopengnya ta
Paula berjalan ke tengah arena, membuka topengnya. Semua orang, terutama para wanita, sontak terkejut.“Dia bukan wanita tua yang dulu menghajarku,” ujar Edwin.Russel bertanya, “Apa yang ingin dilakukan oleh wanita tua itu?”Tommy berbisik pada Jack. “Berhati-hatilah, Jack. Wanita itu sangat kuat. Jika kau pernah menonton dua wanita gila di arena hiburan Solatown, wanita itu adalah salah satunya.”“Apa?” Jack terkejut. “Apa kau serius?”“Jika wanita gila itu berada di arena, hiburan Solatown, maka Davis juga berada di sana. Sial, Davis ternyata pergi ke tempat itu.” Jack melirik sinis Davis.Paula memberi tanda pada Linda, Megan, dan Missy untuk menemaninya di tengah arena. “Aku ingin memberi kalian sebuah tantangan menarik untuk kalian semua.”Linda, Megan, dan Missy membuka topeng.“Wanita tua itu hadir.” Edwin menunjuk Missy. “Aku membenci wanita itu.”“Aku dan ketiga temanku menantang kalian semua untuk bertarung dengan kami. Jika kalian menang, maka kalian akan bebas dari latiha
Para penonton bersorak heboh ketika semua pemimpin kelompok sudah berada di arena. Davis, Jack, Edwin, Russel, dan Roland mengelilingi Eric.Nathan berjalan ke tengah arena, mengawasi keadaan sekeliling. Ia mengangkat satu tangan dan berkata, “Peraturan pertarungan sederhana. Setiap orang yang tidak sadarkan diri, menyerah, dan keluar dari arena dinyatakan kalah.”Davis, Jack, Edwin, Russel, dan Roland segera bersiap, menatap tajam Eric.“Pertarungan dimulai!” teriak Nathan.Jack menyerang pertama kali, melompat tinggi, melesatkan tendangan sekuat mungkin. Ia tersenyum ketika melihat Eric tidak bergerak.Eric melesatkan tendangan pada perut Jack tanpa mengubah posisinya. Jack terlempar ke sudut arena hingga ambruk.“Dasar brengsek!” Jack meringis kesakitan, bergegas berdiri. “Dia melemparku hanya dengan tendangan.”Russel dan Roland terlempar ke sudut arena setelah Eric memukul perut mereka. Para penonton sontak terdiam karena terkejut.“Sial!” Edwin melompat mundur, menatap Jack, Rus
Para penonton bersorak, memadati sekeliling Arena.“Aku tidak sabar menonton pertandingan ini.” Davis tersenyum. “Apakah Paula, Linda, Missy, dan Megan bisa mengalahkan Eric?”“Dasar brengsek!” Jack mendengkus kesal. “Davis pasti sengaja ingin memamerkan kehebatan pasukannya pada semua orang. Dia membuatku semakin muak.”Tommy tertawa. “Aku tahu kau sangat tertarik dengan pertarungan ini, Jack.”“Empat wanita gila itu sangat hebat. Apakah mereka bisa mengalahkan pria bertopeng itu?” tanya Edwin penasaran. “Siapa yang akan menang menurutmu, Eslon?”“Pria bertopeng itu akan mengalakan semua wanita gila itu,” ujar Eslon.Russel dan Roland mengamati Eric, Paula, dan yang lain. Mereka sama penasarannya dengan Davis, Jack, Edwin, dan para penonton.Nathan memasuki arena dan suasana seketika hening. “Peraturan pertandingan sederhana. Setiap orang yang tidak sadarkan diri, mengaku kalah, dan keluar dari arena dinyatakan kalah. Pria bertopeng dinyatakan menang ketika keempat wanita gila kalah.
“Dasar brengsek! Aku tidak pernah bersekutu dengan Lucas Frangkrut! Lepaskan aku sekarang!” Roland terus berontak, tetapi Jack, Edwin, dan Russel menekannya semakin kuat.“Kalian tidak memiliki bukti jika aku bersekutu dengan Lucas Frangkrut!” teriak Roland seraya terus berontak. Sayangnya, tenaganya semakin melemah.Davis menunjukkan sebuah video. “Aku yakin kau tahu mengenai video ini.”“Apa?” Roland membuka mata lebar-lebar, tidak berkedip selama beberapa waktu. Video itu menunjukkan dirinya sedang bertemu dengan Larry di sebuah hotel. “Brengsek! Bagaimana Davis bisa mengetahuinya?” gumamnya.Jack memukul perut Roland dengan sangat keras. “Dasar pengkhianat sialan! Levon sudah berniat menghancurkan kita berkali-kali, tapi kenapa kau justru bekerja sama dengannya? Dasar pengecut brengsek!”“Kalaupun kau bekerja sama dengannya sekarang, dia akan memanfaatkanmu dan menghancurkanmu suatu waktu nanti!” teriak Edwin.Russel memukul wajah Roland. “Kau tidak lebih dari seorang pengecut!”R
Alvin seketika melompat, melesatkan beberapa tembakan. Peluru berubah menjadi jaring listrik yang menjerat Samson dan semua pasukannya.“Dasar brengsek! Aku tidak bisa bergerak, dan alat-alatku tidak bisa digunakan lagi,” ujar Samson seraya memaksakan diri untuk bergerak.Alvin mendarat di tengah kerumunan, berjalan melewati anggota pasukan keluarga Miller, menoleh pada Chris sesaat. “Kau tampak menyedihkan, Samson.”Samson berusaha untuk bergerak, tetapi tubuhnya mendadak mati rasa.Alvin menekan sebuah tombol, dan ponsel Samson mendadak menyala. Ia mengambil ponsel itu dan menghubungi Daniel.“A-apa yang kau lakukan?” tanya Samson.Alvin memukul punggung Samson hingga pria itu kembali berbaring di tanah. “Aku akan memberi kejutan pada Daniel dan adik-adiknya. Bukankah mereka ingin bertemu denganku?”“Brengsek!” maki Samson.Sementara itu, Daniel tengah berada di ruangan sendirian. Ia nyaris tertidur jika tidak mendengar panggilan Samson di ponselnya.“Aku akan menghabisimu jika kau
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 27 (585/2700)][Health Point: 47/47][Kekuatan: 46 | Pertahanan: 47 | Kecerdasan: 42 | Kelincahan: 46][Money Power: $16.121.280.000]Pelatihan bersama sudah memasuki hari terakhir. Pelatihan berlangsung lebih berat dari hari ke hari. Eric melatih mereka dengan sangat keras hingga beberapa anggota pasukan tidak sadarkan diri ketika berlatih, dan sisanya mengutuk Eric dalam hati.Davis, Jack, Edwin, Russel, dan Roland sepakat untuk menutup perselisihan dari pasukan mereka. Mereka ingin pasukan mereka fokus untuk berlatih. Roland sepakat untuk bergabung dan menjadi mata-mata di aliansi keluarga Frangkrut dengan syarat Davis dan yang lain akan mengambil wilayah kekuasaannya setelahDavis, Jack, Edwin, Russel, dan Roland berada di pantai, sedangkan pasukan mereka berkumpul di halaman hotel, mengelilingi dua orang pria yang tengah bertarung.“Aku akan menghadiri pertemuan aliansi Lucas Frangkrut tiga hari lagi. Mereka tampakny
Davis dan pasukannya meninggalkan hotel setelah sarapan. Rombongan mobil melaju sangat cepat di jalan, melewati pantai dan laut.Davis mengamati bangunan hotel yang semakin mengecil hingga akhirnya menghilang dari pandangannya. “Aku mendapatkan pengalaman berharga dari latihan bersama. Aku semakin mengenal Jack, Edwin, Russel, dan Roland sekaligus mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka.”“Aku menganggap mereka sebagai lawan yang sulit aku kalahkan sebelumnya. Akan tetapi, seiring aku berlatih dan berjalan banyak hal, aku berhasil melewati mereka. Aku tidak ingin meremehkan mereka. Mereka bisa mengalahkanku jika aku berleha-leha.”“Aku memiliki waktu empat hari untuk pertemuan dengan Henry Tolando dan rekan-rekannya. Aku harus menggunakan kesempatan itu sebaik mungkin. Keluarga Frangkrut dan sekutu mereka kemungkinan mengetahui pertemuan itu dan melakukan kekacauan.”Davis mengembus napas panjang. “Ini membuatku sangat tegang. Keluarga Frangkrut seperti monster bersar yang berbahaya.
Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig tengah sarapan bersama di meja makan. Hujan deras menemani kesunyian. Beberapa petir menggelegar, tetapi masih tidak ada obrolan. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig saling melirik sesekali, menoleh pada pintu. Mereka tidak sabar mendengar cerita dari Logan mengenai pertemuannya dengan seniornya. Levon mengutuk Levon dalam hati. Ia amat kesal pada Logan, tetapi tidak bisa melakukan apa pun selain mengalah saat ini. Levon meneguk minuman hingga habis, mengamati hujan dari jendela. “Tempat ini jauh lebih baik dibandingkan penjara, tetapi aku merasa sangat kesal”Levon mengembus napas panjang, memejamkan mata erat-erat. “Aku seharusnya berterima kasih pada Logan karena dia sudah menolongku dan keluargaku. Aku seharusnya tidak menjadikannya sasaran kebencianku karena situasi yang aku dan keluargaku hadapi sekarang.”Levon mengamati Lucas, Liam, dan Ludwig sekilas. “Dibandingkan terus merasa jengkel dan benci, aku seha
“Selamat, kau berhasil lolos dari ujian, Logan.”Aaron bertepuk tangan, tersenyum saat melihat para pengawalnya terbaring tidak sadarkan diri di lantai. “Kau memang pantas menjadi juniorku.”Logan tiba-tiba terjatuh terduduk, mengendalikan napas yang terengah-engah. Ia mengamati tetes keringatnya di lantai, menoleh pada para pengawal di sekelilingnya. “Aku berhasil lolos dari ujian.” Logan mengamati pistol di tangannya, tersenyum. “Sialan! Aku pikir aku akan gagal.”“Jadi, sampai kapan kau akan duduk di lantai, Logan? Apa kau tidak ingin mengelilingi bangunan ini sebelum kau kembali ke rumahmu? Kau tidak memiliki waktu untuk beristirahat.”Logan memaksakan berdiri, terhuyung-huyung sesaat. Ia menampar wajahnya saat penglihatannya tidak jelas. “Tentu saja, Tuan.” Logan menghadap Aaron. “Aku siap untuk berkeliling.”“Kau bebas pergi ke mana pun yang kau mau di lantai ini. Sayangnya, kau harus pergi sendiri. Aku akan kembali ke ruanganku untuk beristirahat.”“Aku mengerti, Tuan.”Aaron
Logan turun dari kapal, mengamati keadaan sekeliling.“Tempat ini adalah tempat persembunyian yang sangat menarik.” Logan tersenyum saat kakinya menyentuh pasir putih pantai.Logan dan beberapa pengawalnya berjalan memasuki kawasan hutan. Dari kejauhan, beberapa pria bertopeng sudah berbaris di depan pintu masuk.“Aku datang untuk bertemu dengan Tuan Aaron,” ujar Logan sembari menunjukkan sebuah pesan di ponsel.Seorang penjaga memindai tulisan dan kode di ponsel, mengangguk pada temannya. “Kode yang kau tunjukkan adalah asli. Tapi sebelum kau memasuki bangunan, kami harus memeriksanya dan para pengawalmu lebih dahulu.”“Aku sama sekali tidak keberatan. Aku datang dengan damai.”Para penjaga memeriksa Logan dan para pengawalnya, membuka jalan bagi mereka untuk melanjutkan perjalanan.Para penjaga kembali muncul dan melakukan pemeriksaan hingga berkali-kali hingga Logan dan para pengawalnya tiba di depan sebuah bangunan.“Siapa yang mengira ada sebuah bangunan unik di pulau terpencil s
Suara alarm membangunkan Dariel. Pria itu mengerjap beberapa kali, duduk di kasur. Tatapannya memindai sekeliling kamar.Dariel merenggangkan badan beberapa kali, menatap pantulan dirinya di cermin. Ia menyentuh dahi, leher, dan lengannya. “Aku sudah sembuh?”Dariel melompat dari kasur, tersenyum. “Aku tidak merasakan pusing.”“Tunggu, apa ini?” Dariel terdiam saat melihat tulisan di layar hologram. “Quest sudah terbuka. Aku harus berolahraga selama satu jam untuk mendapatkan EXP.”“Ini adalah quest pertamaku. Aku harus menyelesaikan quest ini dengan baik.”Dariel bergegas mencuci wajah, bersiap-siap berolahraga, keluar dari kamar.“Ke mana Anda akan pergi, Tuan Muda?” tanya Chris.Dariel menoleh pada Chris dan Adrian. “Kalian berdua datang di waktu yang tepat. Aku ingin kalian menemaniku berolahraga di halaman belakang.”“Anda masih harus beristirahat, Tuan Muda,” kata Adrian, “kondisi Anda ....”“Aku sudah sehat sekarang. Aku akan memastikan aku bertanggung jawab jika terjadi sesuat
“Aku sangat menantikan pertemuan itu, Tuan.”Logan tersenyum, mengamati ponselnya sesaat. “Tuan Aaron tampaknya sedang dalam keadaan bahagia sekarang. Kabar apa yang akan dia berikan padaku?”“Apa pun kabar itu, aku tampaknya akan mendapatkan sesuatu yang menarik.”Logan berjalan menuju ruangan utama, mengamati Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig. “Sampah-sampah itu membuatku semakin kesal. Mereka bertingkah layaknya seorang raja.”“Siapa yang meneleponmu, Logan?” tanya Levon. “Seniorku baru saja menghubungiku. Dia ingin bertemu denganku besok.” Logan duduk di sofa, mengambil minuman di meja. “Kau harus mempertemukanku dengan seniormu, Logan. Kau sudah berjanji padaku.”“Aku tentu ingin mengenalkan kalian pada seniorku. Akan tetapi, semua tergantung seniorku. Aku tidak bisa memaksanya.”Lucas, Liam, Levon, dan Ludwig menatap Logan tajam. Logan tertawa. “Jangan berpikiran buruk tentangku. Aku akan memberikan kalian sedikit cara agar seniorku mau membantu kalian.”“Katakan,” ujar Liam. “
“Apa kau mengatakan sesuatu, Dariel?” tanya Daniel. Dariel teringat dengan pembicaraannya dengan Green. “Aku tidak boleh memberi tahu siapa pun mengenai kemampuanku dan cincin ini, termasuk pada ayah,” gumamnya. “Kau sepertinya harus segera beristirahat, Dariel. Kau tampak pucat.” Daniel melirik Donald dan Deric sekilas, berbisik di telinga Dariel. “Kau harus mengabaikan mereka, Dariel.”“Aku mengerti, Ayah.” Dariel merasakan kepalanya pusing. Dariel dan Daniel pergi menuju ruangan, mengabaikan Donald dan Deric yang masih berada di lantai atas. Dariel memejamkan mata untuk mengurangi pening. Saat akan menaiki tangga, ia mendadak ambruk dan tidak sadarkan diri. “Dariel!” teriak Daniel sembari mengguncang tubuh Dariel. Kekhawatiran dan ketakutan terlihat sangat jelas di wajahnya. “Panggilkan dokter sekarang juga!”Chris segera menghubungi dokter, memberi tanda pada Adrian. Tiga dokter datang bersama beberapa pengawal tak lama setelahnya. Mereka membawa Dariel ke sebuah ruangan.“D
Dariel tengah berjalan di lorong. Pandangannya mengabur dan telinganya berdengung kencang. Ia bersikap senormal mungkin meski ia nyaris tidak bisa mengendalikan dirinya.Dariel merasakan tubuhnya sangat kesakitan. Ia memilih untuk beristirahat di hotel dibandingkan terus melanjutkan perjalanan. Ia tidak ingin membuat ayahnya khawatir karena kondisinya yang tiba-tiba memburuk.Chris, Adrian, dan para pengawal tidak berani bertanya meski mereka melihat kondisi Dariel yang aneh.“Aku tidak diganggu sampai dua jam ke depan,” ujar Dariel saat di depan sebuah kamar.Chris, Adrian, dan para pengawal sontak mengangguk.Dariel bergegas memasuki kamar, mengunci pintu. Ia berjalan pontang-panting hingga akhirnya terjatuh ke lantai.“Tuan muda,” panggil Chris sembari mengetuk pintu. “Apa Anda baik-baik saja?”Dariel nyaris tidak bisa menggerakkan tubuhnya sekarang. Semua benda di sekelilingnya seperti berputar-
“Aku dengan senang hati akan menyerangmu.”Dariel tersenyum, menggeser layar. Ia hanya menemukan satu jenis serangan. “Pelumpuh.”“Jenis serangan akan bertambah seiring dengan levelmu, Tuan.” Green berdiri, mundur beberapa langkah, merentangkan kedua tangan. “Baiklah, serang aku sekarang, Tuan.”Dariel berdiri dari sofa, melirik Chris dan Adrian yang masih berada di tempat mereka sekilas. “Mereka sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka.”“Jangan mengkhawatirkan keadaanku, Tuan. Aku akan baik-baik saja,” kata Green.Dariel menekan tombol serang. Aliran listrik seketika muncul dan menyerang Green.Sebuah pelindung muncul di depan Green untuk menghadang serangan.Dariel terkejut, mengamati cincin di jarinya. “Cincin ini benar-benar hebat, bahkan jauh lebih hebat dibandingkan dengan cincinku.”Dariel menatap Green lekat-lekat. “Mereka tidak mungkin memberikan cincin canggih ini padaku secara cuma-cuma. Aku tidak boleh lengah.”“Apakah sekarang kau percaya, Tuan?” Green duduk di sofa
“Serum bakat itu sudah menyebar ke seluruh tubuhmu, Tuan. Tubuhmu sedang beradaptasi dengan kemampuan itu sekarang. Kau sedang tidak sehat sejak kemarin, bukan?”Green menunjukkan layar. “Kemampuanmu akan aktif kurang dari dua jam. Semakin dekat waktu pengaktifan kemampuan itu, semakin besar rasa sakit yang akan kau rasakan. Kau hanya perlu bertahan selama proses berlangsung.”Green melanjutkan, “Jika serum bakat itu tidak cocok denganmu, kau pasti akan langsung tewas. Akan tetapi, karena serum bakat itu cocok, kau mampu bertahan hingga sekarang.”“Bakat apa yang akan aku dapatkan?” tanya Dariel.“Kau akan mendapatkan bakat untuk melihat masa depan.”Dariel sontak tertegun, menatap Green lekat-lekat. Suasana menjadi sangat hening, tetapi kesunyian mendadak lenyap saat Dariel tertawa. Dariel memelotot tajam. “Hentikan semua omong kosong ini! Aku tidak ingin mendengarkan semua penjelasan tidak masuk akalmu lagi.” “Ah!” Dariel tiba-tiba meringis, menyentuh leher belakangnya. Dariel m