“Siapa kalian?” tanya salah seorang anggota pasukan Davis, “kami melihat kalian berkeliaran di jalanan Leaventown sejak semalam. Kalian tampak mencurigakan. Jika kalian bukan musuh dan berniat buruk, kalian tidak akan keberatan jika kami memeriksa kalian.”Ethan, Rico, dan Felix seketika berhenti, mengawasi sekeliling. Mereka sudah terjebak dengan pasukan Davis.Ethan, Rico, dan Felix bersiap dengan senjata masing-masing. Ketika mendapat waktu yang tepat, mereka seketika menyerang beberapa anggota pasukan Davis di depan mereka, lalu berlari sekencang mungkin.“Brengsek! Mereka memang musuh!”“Jangan biarkan mereka lolos!”“Kejar mereka!”“Kepung mereka!”Ethan, Rico, dan Felix menoleh ke belakang sesaat. Anggota pasukan mengejar mereka dengan cepat.“Penyamaran kita akan terbongkar jika kita sampai tertangkap.” Rico menoleh ke sekeliling. “Kita akan berpencar dan kembali berkumpul di gedung kosong blok A2. Pastikan kalian masih hidup.”Ethan, Rico, dan Felix menyebar ke tiga arah berb
“Semua pertanyaan kita akan terjawab ketika kita bertemu dengan orang itu dan melihat kemampuannya.” Toba menatap lurus ke arah semak-semak. “Kita harus kembali bergerak sebelum pasukan Davis melihat keberadaan kita.”Toba, Lexy, John, Ethan, Rico, dan Felix meninggalkan bangunan. Mereka terpaksa melewati jalur memutar untuk menghindari pemeriksaan pasukan Davis.“Julian mengabariku jika orang yang disewa Jack sangatlah kuat. Dia bisa mengalahkan Randy, Ferdinand, dan Wilson dengan waktu singkat,” ujar Toba.“Dasar brengsek! Aku semakin penasaran dengan orang itu.” Lexy tertawa.Toba tersenyum. “Apa kalian sudah mendengar jika beberapa tahun lalu, Black Lizard memiliki tiga petarung hebat?”Lexy, John, Ethan, dan Rico menggeleng, kecuali Felix yang sedang tertidur. Mobil melintasi jalan raya dengan cepat, melewati beberapa kendaraan, keluar dari pusat kota. Hujan semakin deras hingga beberapa titik jalan mulai terendam.“Ketiga petarung hebat itu tiba-tiba mengundurkan diri setelah
Davis segera keluar dari kamar, menuruni tangga, mendekat pada Alex.Alex mengetik dengan cepat di keyboard. Layar menunjukkan Jack yang baru memasuki sebuah ruangan di mana para pemimpin utama Black Lizard berada.“Siapa pria yang datang bersama Jack?” tanya Davis.“Aku sedang mencari informasi mengenai pria itu.” Alex mengetik dan layar skeetika terbagi menjadi dua bagian. “Aku sudah menyambungkan tayangan video ke ponselmu, Davis. Kau bisa menontonnya lebih leluasa di saat aku berusaha mencari identitas pria itu.”Davis menggeser kursi, duduk di samping Alex. Ia menonton tayangan dan mulai merekam untuk dijadikan sebagai bukti. “Pria yang berdiri di samping Jack tampak berbahaya. Aku seolah bisa merasakan aura yang dipancarkannya.”Pria tinggi besar di samping Jack tiba-tiba berjalan ke samping. Layar mendadak bergoyang dan tiba-tiba saja tayangan menghilang.“Apa yang terjadi, Alex? Kenapa layar tiba-tiba menghilang?” tanya Davis.Alex tiba-tiba tertawa. “Sepertinya mereka sudah m
“Jika kau setuju, aku bisa pergi ke Liantown bersama beberapa anggota pasukan malam ini juga, Davis,” kata Trex.Davis berpikir sesaat. Jika Trex pergi, maka kekuatannya hanya berada pada Sammy, Don, dan beberapa pasukannya saja.“Kau tampak ketakutan, Davis,” sindir Sammy.“Aku hanya sedang berpikir.” Davis tersenyum. “Baiklah, kau bisa pergi dengan beberapa anggota pasukan ke Liantown malam ini, Trex.”“Aku akan membawa sepuluh orang anggota terlatih untuk pergi bersamaku. Aku hanya membutuhkan kendaraan, senjata, dan beberapa pakaian untuk melakukan penyamaran. Perjalanan cukup panjang. Aku akan tiba dini hari di kota Liantown.”“Kau mendapatkan apa yang kau mau.”Trex segera menghubungi beberapa pengawal, menjauh dari Davis, Sammy, dan Alex.Davis memperhatikan Alex yang tengah sibuk mengetik. Layar menunjukkan deretan kode yang cukup sulit ia pahami.Alex meneguk minuman berkali-kali dengan tatapan yang tidak beralih dari layar. Pemuda itu tampak sibuk dengan pekerjaannya dan di
Seluruh anggota keluarga Miller sontak terkejut, terutama Daniel. Pria itu sontak terjatuh hingga terduduk di lantai dengan mata membulat lebar. Kebahagiannya karena akan mendapatkan status pewaris keluarga seketika sirna.“Sialan!” Daniel memekik kencang sebelum akhirnya tubuhnya terbaring di lantai. Matanya memelotot tajam dengan bibir yang menggumamkan makian pada Damian, Dylan, dan Dominique.“Ayah.” Dariel seketika berdiri dari kursi, terpaksa duduk kembali ketika Donald dan Dennis memberi tanda dengan tangan.Donald dan Dennis membantu Daniel duduk. Suasana ruangan menjadi sangat sepi. Anggota keluarga Miller mulai berbisik-bisik. Mereka tampak cemas setelah melihat foto sekaligus tulisan di layar.“Dasar brengsek!” Daniel mengepalkan tangan kuat-kuat. Beberapa menit lalu ia mengatakan jika sebuah pasukan besar sedang mencari keberadaan Dylan, dan sekarang Dylan justru muncul dan membuatnya ketakutan sekaligus merasa terhina.Layar tiba-tiba menunjukkan seorang pria yang berada
Dariel berjalan melewati lorong panjang, berusaha menenangkan diri. Ketika akan berbelok ke kanan, ia melihat Donald, Dennis, Dawson, dan Deavon tengah berkerumunan di depan sebuah ruangan.“Aku sebaiknya harus bertanya pada paman-pamanku mengenai Dylan.”“Dylan bisa saja menyerang kita. Dia memiliki sebagian besar harta kekayaan milik Damian dan kakaknya Dominique. Kekayaannya mungkin sudah bertambah berkali-kali lipat sekarang. Dia tidak main-main saat mengancam kita,” ujar Dawson.Dariel yang baru selangkah berjalan seketika menarik kakinya, bersembunyi di balik dinding. “Dylan adalah adik dari Dominique? Itu berarti dia adalah adik ipar dari pamanku Damian. Kenapa dia ingin menghabisi keluarga Miller? Lalu kenapa dia memiliki setengah harta kekayaan mendiang Paman Damian?”“Sial!” Dariel berdecak. “Aku tidak mengetahui apa pun soal masalah ini. Ayah dan paman-pamanku sepertinya sengaja merahasiakan hal ini dariku atau bahkan semua anggota keluarga Miller yang sebaya denganku.”Dea
“Dari mana Davis mengetahui nama asliku?” gumam Sammy seraya menatap kosong pintu yang setengah terbuka.“Sammy tampak terkejut ketika aku memanggil nama ‘Samuel’. Jika Samuel adalah nama asli Sammy, maka aku bisa memastikan jika mimpi tadi adalah sebuah kenyataan.”“Apa nama aslimu Samuel, Sammy?” tanya Davis seraya mendekat.Sammy terdiam agak lama, berbalik menghadap Davis. “Benar. Dari mana kau mengetahuinya? Hanya orang-orang terdekatku yang mengetahui nama asliku. Apa Don, Trex, Frans, Willy, Nathan, atau Paula yang memberitahumu?”“Mereka tidak akan mengatakan apa pun soal nama aslimu.” Davis duduk di sofa, mengingat kembali mimpi buruk yang ia alami beberapa menit lalu. “Apa kau bisa mengatakan sesuatu mengenai tuanmu di masa lalu?”“Kenapa kau bertanya hal yang sama lagi padaku, DAvis? Bukankah aku sudah mengatakan jika kau tidak perlu mengetahuinya?”Sammy mendekati Davis, berdiri di depan putra tuannya itu. “Apa kau mulai mencurigaiku, Davis?”Davis berdiri, menatap Sammy s
Davis, Sammy, dan Don mengunjungi kediaman keluarga Anderson. Drake, Louise, dan Ivan menyambut mereka dengan tatapan sinis.“Apa yang kau inginkan, Davis?” ketus Drake.“Aku ingin bertemu dengan kakek.” Davis melewati Drake, Louise, dan Ivan, mencari keberadaan Sebastian.Drake, Louise, dan Ivan menatap Davis penuh kekesalan, tetapi mereka tidak berani mencibir atau mengusir ketika melihat Sammy dan Don.Drake, Louise, dan Ivan keluar dari rumah dengan terburu-buru.“Dasar brengsek! Davis semakin bertingkah semaunya.” Drake mendengkus kesal. “Dia merasa dirinya berada di atas kita. Aku benar-benar sudah muak.”“Sialnya, kita tidak berbuat apa pun sekarang.” Louise mengintip keadaan rumah melalui pintu yang terbuka.“Ayah selalu membela Davis sehingga Davis menjadi angkuh dan menjengkelkan seperti sekarang. Di saat yang sama, kita tidak bisa membantah perintah ayah,” ucap Ivan.Don keluar dari rumah, memperhatikan Drake, Louise, dan Ivan dengan tatapan tajam. “Jika kalian memiliki pes
Ludwig berjalan menuju gedung, mengawasi keadaan sekeliling saksama. Ia mengabaikan para tahanan yang berkumpul di halaman.Ludwig menghubungi Logan, berjalan lebih cepat. “Bagaimana keadaan di tempat ini? Apakah musuh mencurigai keberadaanku?”Logan menamati layar-layar yang menunjukkan Ludwig dan kondisi penjara. “Tidak ada hal yang mencurigakan hingga sekarang. Akan tetapi, kau harus tetap waspada. Ingat kau hanya memiliki waktu setengah jam. Saat ini, aku masih mengunduh data sekarang.”“Aku mengerti.” Ludwig menutup panggilan, menuruni sebuah tangga. Saat tiba di lantai bawah, ia bergabung dengan para petugas kebersihan yang lain.“Para bawahan Evan Mulikas masih berkeliaran di dalam penjara dan kepolisian hingga saat ini. Mereka mengawasi Lucas, Liam, dan Levon dengan sangat ketat. Mereka bahkan tidak mengalihkan pandangan dari Paman Lando meski dia sedang sakit. Aku tidak boleh sampai tertangkap oleh mereka.”Beberapa polisi memasuki ruangan. Pemimpin mereka memberikan arahan s
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis