Don, Trex, Frans, Willy, Nathan, dan Paula berada dalam posisi siaga. Mereka langsung menyiapkan pasukan untuk berjaga di sekeliling gedung perusahaan, termasuk jalan raya.Don dan Trex mengawasi Daisy dari kejauhan.Daisy tiba di di taman bermain anak-anak. Ia melihat banyak anak kecil yang berlarian dan menaiki beberapa wahana permainan.“Di mana gadis kecil menyebalkan itu?” Daisy menerobos keramaian jalan, mengawasi sekeliling. “Itu dia. Dia sangat menyebalkan karena dia bisa dekat dengan Davis.”Daisy mendekat pada Sarah yang sedang bermain ayunan bersama Paula. “Siapa wanita tua itu? Apa dia ibunya?”Daisy duduk di sebuah bangku panjang, mengamati Sarah. Ketika gadis kecil itu menoleh padanya, ia segera mengalihkan pandangan ke arah lain. “Aku harus bertanya pada anak menyebalkan itu mengenai Davis.”Daisy segera mengambil ponselnya yang berbunyi. Ia mengabaikan pesan dari Dariel karena masih sebal pada pria itu. “Meski aku tidak membuka pesan Dariel, aku sangat yakin jika Darie
Daisy berdecak sebal. “Kenapa aku harus peduli pada wanita itu? Dia pasti hanya menjatuhkan sampah ini dengan sengaja. Dasar wanita menyebalkan!”Susan menoleh ke belakang, mengawasi sekitar. “Aku seperti mendengar seseorang memanggilku. Aku sepertinya salah mendengar.”Susan berbincang dengan beberapa pria, berjalan menuju ruangan Davis di lantai atas. “Aku harus bertindak cepat. Aku tidak boleh kalah dari Rebecca dan Emmely. Jika Davis tidak mendekatiku, akulah yang harus mendekati Davis.”Susan menepuk pipinya yang memerah. “Aku seharusnya menerima perasaan Davis waktu itu. Jika aku melakukannya, aku tidak perlu sampai mengejar-ngejar Davis seperti ini.”Susan tersenyum saat melihat sebuah pintu ruangan di mana beberapa pengawal tengah berjaga di sekitar ruangan. “Wanita menjengkelkan itu pergi begitu saja.” Daisy mendengkus kesal, berjalan menuju tempat sampah. Ketika akan membuang kertas, ia tiba-tiba terdiam ketika melihat gambar dua orang di kertas yang dipegangnya.“Sebuah
Dariel terkejut ketika mendengar teriakan Daisy dari seberang telepon. “Daisy sepertinya sudah melewati hari yang sangat buruk.”Dariel mengirim pesan pada pengawal Daisy, menunggu beberapa saat. “Daisy pergi ke sebuah hotel. Pengawalnya mengatakan jika Daisy sempat mengunjungi sebuah pembukaan perusahaan baru. Pengawalnya juga mengatakan jika ada beberapa orang yang mengawasi Daisy dari kejauhan.”“Daisy sedang diawasi?” Deric memastikan. “Siapa orang-orang yang berani melakukan hal itu? Apa mungkin musuh keluarga kita?”“Pengawalnya belum membalas pesanku.” Dariel mengunduh gambar yang dikirimkan pengawal Daisy. “Ada lima orang pria dan satu wanita yang mengawasi Daisy.”Dariel mengirimkan gambar-gambar itu pada ponsel Deric. “Bukankah hal ini adalah masalah serius?” Deric mengamati satu per satu gambar. “Orang-orang ini tampak berbahaya. Kita sebaiknya segera menemui Daisy.”“Daisy sedang dalam perasaan buruk sekarang. Dia tidak akan bisa didekati meski kita memaksanya,” kata Dari
Davis dan yang lain terkejut dengan keputusan Romeo yang tiba-tiba berubah.Romeo melirik Angela, tersenyum. Jika wanita itu adalah teman Davis, maka yang harus ia lakukan adalah sedikit berpura-pura.Romeo tidak ingin kehilangan kesempatan untuk mendekati Angela, tak peduli jika ia harus sedikit berakting di depan semua orang, termasuk berbuat baik pada Davis. Ia tidak boleh membuat Angela berpikir jika dirinya memusuhi Davis.“Kenapa keputusanmu tiba-tiba berubah, Romeo?” tanya Rebecca penuh selidik.“Jangan berpikir yang tidak-tidak. Setelah aku pikir-piki, tidak ada salahnya untuk menghadiri sebuah pesta. Davis sudah mempersiapkan pesta dan aku harus mengahrgainya undagannya. Bukan begitu, Davis?”Davis mengamati Romeo saksama. “Kau benar, Romeo.”Romeo berjalan menuju pintu keluar. “Kita akan bertemu di pesta nanti malam.”Romeo keluar dari ruangan, berjalan agak terburu-buru. Ia tersenyum lebar, mengelus dadanya yang berdebar kencang. “Aku akan lebih sering datang ke tempat ini
“Aku sudah mengirimkan informasi keenam orang yang mengawasi Daisy pada pasukan kita.” Dariel mengambil sebuah tas di kursi belakang. “Kita akan memasuki gedung itu dan mencari keenam orang itu.”Dariel dan Deric melakukan penyamaran, keluar dari mobil. Mereka melewati kerumunan pengunjung di halaman, memasuki gedung.“Kita sebaiknya berpencar,” ujar Dariel.Dariel dan Deric mengambil jalur berbeda. Mereka menerobos kerumunan, mengawasi keadaan sekeliling, mencari keberadaan keenam orang yang mengawasi Daisy.Dariel melihat keramain di butik yang penuh sesak oleh para wanita. Ia juga melihat kerumunan di pusat permainan. “Tempat ini tidak jauh berbeda dengan pusat perbelanjaan lain. Apa mungkin keenam orang itu mengawasi Daisy karena Daisy terlihat seperti wanita dari keluarga kelas atas?”Dariel menaiki lantai atas. “Hal itu bisa saja terjadi. Tempat ini terlihat seperti tempat hiburan dan pusat perbelanjaan untuk kalangan menengah ke bawah.”Dariel mengawasi sekeliling. Ia belum men
Sementara itu, Romeo tampak semangat memilih pakaian yang akan dikenakannya dalam pesta beberapa jam lagi. Pria itu bersenandung dengan wajah yang bahagia. Sosok Angela terus menyesaki pikiran dan hatinya.Romeo memilih sebuah jas hitam. “Angela pasti akan sangat terkesima ketika melihat penampilanku malam ini. Aku tidak akan membiarkan Davis merebut Angela dariku.”Gabriel, Joseph, dan Paul mengintip Romeo melalui celah pintu kamar yang terbuka. Mereka cukup heran karena Romeo tidak pernah bertingkah seperti ini sebelumnya. “Romeo sedang mabuk cinta sekarang. Dia bahkan tidak berhenti tersenyum dan bersenandung sejak kepulangan dari perusahaan Davis,” ujar Joseph.“Bagaimana jika Angela menolak Romeo atau bagaimana jika orang tua Romeo tidak menyetujui hubungan mereka?” tanya Paul, “Meski Angela sangat cantik dan berbakat, tapi kita belum mengetahui asal-usulnya, termasuk keluarganya.”“Setiap orang yang jatuh cinta harus siap merasakan penolakan dan patah hati.” Gabriel mengamati p
“Davis sedang sendirian. Aku harus menemuinya sekarang.”Daisy tersenyum lebar, tak biasa menahan ledakan perasaan bahagia. Semua kekesalahnnya seketika menghilang. “Tunggu, aku tidak boleh berpenampilan seperti ini. Davis pasti menganggapku sebagai wanita yang tidak bisa merias diri.”Daisy menatap penampilannya di cermin. “Aku tidak seharusnya pergi dari hotel dengan pakaian dan penampilan seperti ini. Dariel dan Deric membuatku terlihat buruk di depan Davis. Dasar menjengkelkan!”Daisy mengambil satu tas berisi pakaian yang ia beli dari butik siang tadi. “Gaun ini tampak cocok denganku. Davis pasti akan sangat terkejut.”“Tunggu dulu.” Daisy meletakkan gaun ke dalam tas. Ia mendadak cemberut. “Apa Davis akan menghindar jika dia bertemu langsung denganku seperti yang dia lakukan di bangunan rumah sakit berhantu?”“Jika Davis kembali menghindariku, maka aku hanya membuang-buang waktu dengan gaun ini. Aku sepertinya harus memilih cara lain.”Sementara itu, Davis berjalan ke arah panta
Pesta berlangsung semakin meriah. Dave, Ricky, dan Tonny menyanyikan sebuah lagu. Alex dan Jacob tengah berdebat di meja, sedang Angela tengah sibuk merapikan gaun Sarah.Dave, Ricky, dan Tonny tiba-tiba menarik Davis ke atas panggung.“Aku tidak bisa bernyanyi,” kata Davis saat Dave memberikannya mikrofon.Semua perhatian seketika tertuju pada Davis.“Kau harus menghibur kami semua, Davis. Kau tidak akan mendapatkan hukuman hanya karena suara sumbang dan fals,” ujar Ricky sambil tertawa.Susan, Rebecca, dan Emmely dengan cepat duduk di sofa. Ketika melihat Angela mendekat, mereka langsung memberikan tatapan sinis.Alex dan Jacob berhenti bertengkar.“Davis hiburlah kami semua!” teriak Alex.Davis cukup percaya diri dengan suaranya, tetapi ia tidak pernah bernyanyi di hadapan orang banyak. Selain itu, ia tidak menghafal banyak lagu.“Davis bernyanyilah.” Sebastian mendekat bersama Sammy ke arah panggung.Davis mengembus napas panjang. Ia tidak bisa menolak perintah Sebastian. “Baiklah
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais