“Aku akan segera meminta Alex untuk mencari informasi mengenai Jack.”Sammy menarik Davis ke bawah, memberi tanda untuk mengangkat tangan ke atas ketika Alan memberi tanda. “Kau kembali lengah, Davis.”Seorang berandalan tiba-tiba memasuki ruangan. “Aku mendapatkan berita buruk.”Alan segera melompat, menampar berandalan itu hingga terjatuh ke lantai. “Dasar brengsek! Cepat katakan!”Berandalan itu kembali berdiri. “Dua anggota kita diculik dan dihajar oleh seseorang. Mereka mengatakan jika orang itu mengambil pin mereka dan memaksa mereka untuk mengatakan kode-kode di Black Lizard dan kelompok kita.”“Sialan!” teriak Alan menggelegar.Alan mengembus napas panjang, kembali duduk di atas kursi kayu. “Bagaimana dengan keadaan dua orang itu?”“Wajah mereka cukup hancur meski hanya dengan satu pukulan.”Alan mendongak ke langit-langit ruangan. “Penyusup itu mungkin salah satu penyusup yang berhasil tertangkap saat perkumpulan tadi atau mungkin dia masih berkeliaran hingga sekarang, termas
Jalanan kota Spectatown dipenuhi oleh pasukan Black Lizard. Penyerangan Red Hawk pada Alan langsung tersebar ke seluruh pasukan, termasuk pemimpin tertinggi dan kelima pemimpin utama yang lain.Pasukan dalam jumlah cukup banyak mengawasi dan menjaga wilayah perbatasan Black Lizard dan Red Hawk seketat mungkin. Di saat yang sama, Red Hawk ikut menurunkan pasukan untuk berjaga di wilayah perbatasan.Kelima pemimpin utama Black Lizard kembali berkumpul di markas.“Dasar brengsek! Aku sudah menduga jika Alan tidak cocok menjadi salah satu dari kita. Dia hanya pria yang cukup beruntung karena mendapatkan kesempatan dari Jack,” ujar Randy.“Aku setuju denganmu, Randy. Kekalahan Alan dari anggota Red Hawk akan menunjukkan sisi kelemahan kita di mata kelompok yang lain. Mereka bisa menjadikan kelompok kita sebagai guyonan,” sahut Ferdinand.“Kelompok Red Hawk ternyata sudah mengambil langkah lebih dulu dibandingkan kita. Penyusup itu pasti sudah mempelajari kelompok kita cukup lama sehingga b
“Davis, kau harus mematuhi peraturan mulai sekarang. Paman Drake, Paman Louise, dan Paman Ivan sudah memberikan tanggung jawab padaku untuk mengurusmu ketika mereka tidak berada di rumah,” ujar Romeo.Davis mengabaikan ocehan Romeo ketika melihat Gabriel, Joseph, dan Paul memperhatikan Sammy dari kejauhan. Ia tersenyum saat menemukan sebuah rencana.Davis melewati Romeo, mendakat pada Gabriel, Joseph, dan Paul.“Davis!” Romeo berdecak ketika Davis meninggalkannya. “Dia semakin bertingkah sesukanya! Aku harus menyeret Davis keluar.”“Apa kalian masih memiliki keinginan untuk berlatih bersama Sammy,” ujar Davis.Gabriel, Joseph, dan Paul seketika menghadap Davis.“Tentu saja.” Gabriel tersenyum. “Kau harus membantu kami, Davis.”“Aku akan meminta Sammy untuk melatih kalian jika kalian berhasil mendaratkan pukulan di wajah Sammy dalam waktu lima belas menit.”“Kami setuju,” ujar Gabriel, Joseph, dan Paul bersamaan.“Jangan membodohi kami, Davis,” ketus Romeo, “Kau pasti sengaja mengajuka
“Dariel, kau harus mengurus masalah yang terjadi di perusahaan kita dengan benar. Kau memiliki waktu tiga bulan untuk melakukan tugasmu. Jika kau berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, kau bisa kembali lebih cepat dan mendapat jatah libur lebih banyak,” ujar Daniel.“Aku mengerti, Ayah,” sahut Dariel.“Kau boleh keluar dari ruanganku.” Daniel menoleh pada sebuah notifikasi di layar laptop. Ia membuka email di saat Dariel keluar dari ruangan.Daniel membaca informasi secermat mungkin, tersenyum. “Ayah masih belum berhasil mendapatkan informasi mengenai Damian. Aku sangat berharap jika Damian, Domique, dan putra mereka sudah benar-benar tewas. Aku tidak akan membiarkan mereka kembali ke keluarga Miller bagaimanapun caranya.”Daniel mematikan laptop, berdiri dari kursi, memandang halaman luas melalui jendela. “Jika mereka kembali, aku tidak segan untuk membunuh mereka seperti kejadian dua puluh lima tahun lalu. Posisi pewaris utama adalah milikku dan akan tetap menjadi milikku dan kel
Sebastian mencengkeram tangan Sammy erat-erat, menatap tajam. “Kau harus menjaga Davis dengan taruhan nyawamu, Samuel. Jangan biarkan pria bernama Dariel itu bertemu dengan Davis dan mencelakainya. Jika Dariel sampai melaporkan hal ini pada Daniel Miller, aku yakin dia tidak akan segan-segan menghabisi Davis”“Aku mengerti. Aku akan menjaga Davis dengan baik.” Sammy melihat ketakutan di wajah Sebastian. Dugaannya mengenai Dariel nyatanya benar. Wajah pria itu mengingatkannya pada salah satu anggota keluarga Miller.“Sejak kapan Dariel mengejar Davis?” tanya Sebastian seraya menatap Davis. Perasaannya menjadi kalut dan gelisah. Ia pernah merasa hampir mati saat mendapat kabar Davis meninggal, dan ia tidak ingin ketakutannya terulang.“Davis mengatakan jika Dariel mengejarnya sejak dia memenangkan kejuaraan pertarungan jalanan beberapa waktu lalu. Pengejaran itu terus berlanjut hingga Davis mencari anggota di beberapa kota. Selama pengejaran itu, Dariel nyaris dua kali menangkap Davis.
Di pagi yang masih dingin dan gelap, Sammy membangunkan Davis dengan seember air es. “Bangunlah, pemalas!”Davis seketika terbangun. Sistem memberi peringatan ketika tubuhnya sudah basah kuyup dan menggigil. “Apa yang terjadi?”Sammy tersenyum bengis. “Ini hari pertamamu berlatih denganku. Aku menunggumu di pantai dua puluh menit lagi. Jika kau terlambat, kau akan mendapatkan hukuman. Waktumu dimulai dari sekarang.”Sammy menyalakan stopwatch, bergegas keluar kamar, menuruni tangga dengan cepat. “Pelatihan nerakamu dimulai hari ini, Davis. Hanya karena kau putra dari tuanku, bukan berarti aku akan berbaik hati padamu. Aku justru akan membimbingku dengan keras.”Sammy melirik rumah sesaat, menuruni tangga dengan cepat.Davis melempas baju hingga bertelanjang dada, bergegas keluar kamar. “Aku sepertinya sudah memberi kesan pertama yang cukup buruk pada Sammy di hari pertamaku berlatih.”Davis menuruni tangga berbatu, melewati deretan pepohonan yang tinggi. Angin berembus cukup kencang h
Dua minggu berjalan dengan berat bagi Davis. Ia menjalani latihan keras yang sangat melelahkan. Rutinistasnya tidak jauh dari menaiki dan menuruni tangga, berlari di pantai, memindahkan bebatuan besar, berenang di laut hingga menaiki dan menuruni tebing.Davis benar-benar fokus pada latihan. Semua tugasnya untuk mengawasi pelatihan pasukannya dan anggota-angotanya diserahkan pada Sammy. Ia hanya mendapatkan kabar Sebastian dan yang lain dari Sarah yang seringkali menghubungi pria tua itu.Di tengah matahari yang sedang terik, Davis tengah berenang di laut. Setelah tiba di pantai, ia harus berlari, lalu menaiki tebing yang cukup curam.Davis membungkuk untuk mengendalikan napas yang terengah-engah ketika tiba di tempat tujuan. Keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Ia merasakan perubahan yang cukup drastis setelah melewati latihan. Tubuhnya menjadi lebih sehat, berotot dan kekar. Ia bahkan mendapatkan peningkatan kekuatan, pertahanan, dan kelincahan dalam statusnya meski belum mendapatk
“Kalian belum berhasil menemukan keberadaan anggota lain?” Sebastian memastikan.“Kami berdua sudah pergi ke berbagai kota, tetapi kami belum menemukan jejak anggota lain. Kami menduga jika anggota lain berada di luar negeri saat ini. Minimnya petunjuk yang kami miliki membuat kami kesulitan. Di saat yang sama, kami khawatir dengan keselamatan Davis jika kami harus pergi ke luar negeri,” kata Don.Mobil melaju semakin cepat. Leaventown tampak ramai malam ini dengan lalu lalang kendaraan dan aktivitas warga. Iringan-iringan motor terlihat dari arah berlawanan di mana beberapa penumpang mengibarkan sebuah bendera.“Kalian berdua kembalilah ke tempat pelatihan dan selesaikan tugas kalian di sana sebaik mungkin. Jika anggota pasukan sudah terlatih, kalian bisa kembali mencari anggota lain dengan bantuan pasukan. Aku akan memberi tahu kalian jika aku mendapat petunjuk.”“Kami mengerti,” ucap Don dan Trex bersahutan.Mobil tiba di kediaman keluarga Anderson beberapa menit kemudian.Sebastia
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (965/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.995.000]Sebastian tengah berada di sisi kolam, duduk di kursi roda. Pikirannya tertuju pada peristiwa semalam. “Davis tidak fokus dengan pertarungan. Dia tampaknya sedang memikirkan cara untuk menghadapi Logan dan Ludwig. Meski dia tidak terlibat langsung dengan dua orang itu, tetapi aku yakin dia akan turun dalam pertarungan untuk mengamankan Henry Tolando.”Sebastian menoleh ke belakang saat Sonya menghampirinya.“Apa sudah ada perkembangan dari pencarian anggota lain, Simon?” tanya Sonya sembari melirik sekeliling, memastikan keadaan aman. Ia menyimpan sebuah gelas di meja.“Grey dan Benny memberi tahuku jika mereka bertemu dengan Moses semalam. Sung dan Tora juga bertemu dengan Mathilda di lokasi berbeda. Akan tetapi, Toshi dan Taka belum bertemu siapa pun hingga saat ini. Moses dan Mathilda berak
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais