Dariel berjongkok, mengulurkan tangan ke arah tangan Davis. Dadanya berdebar karena tegang. Di saat yang sama, seseorang bergerak sangat cepat dari belakang Dariel.Dariel menyentuh tangan Davis. Ia terkejut ketika cincin Davis berhenti berkedip. Tidak ada gelombang merah yang menerjang ke arahnya seperti saat di bangunan rumah sakit.“Topengku tidak retak dan cincinku masih berfungsi.”Dariel segera berbalik ke belakang ketika melihat cincinnya berkedip merah. Ia terkejut ketika melihat seorang pria bertopeng hitam berlari ke arahnya.“Siapa dia?” Dariel terdorong kuat ke belakang ketika Sammy menendangnya. Kedua tangannya refleks menyilang sebagai pertahanan, tetapi serangan Sammy terlampau kuat.Dariel terjatuh, berguling-guling di tanah beberapa kali. Ia segera berdiri, menatap Sammy yang memeriksa kondisi Davis dan Sarah.“Siapa pria bertopeng hitam itu?” Dariel meringis ketika merasakan dadanya sesak dan tangannya kesakitan. “Kenapa dia menolong Davis dan gadis kecil itu?”Darie
Seorang dokter memasuki ruangan, memanggil Sarah.“Davis, kita akan bermain setelah dokter memeriksaku.” Sarah berlari ke arah dokter, menghilang ketika pintu ruangan tertutup.Suasana ruangan menjadi sangat sepi. Suara detak jam terdengar di saat Davis dan Sammy masih menutup mulut rapat-rapat.Davis turun dari ranjang, memunggungi Sammy, menatap keadaan luar dari jendela. Titik-titik embun tampak terperangkap di kaca. Ingatannya seketika kembali pada kejadian semalam. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi padanya setelah menolong Sarah, pertemuannya dengan Dariel hingga ia berada di rumah sakit.Sammy menatap Davis yang tengah tercenung. Kejadian semalam terus muncul di kepalanya. Adegan saat Davis melompat dari kereta untuk menyelamatkan Sarah seakan menempel kuat di ingatannya. Davis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati cincinnya. “Aku gagal menyelesaikan quest, tapi aku senang karena Sarah selamat.”Davis memejamkan mata. “Kegagalan sekali tidak akan membuatku hancur. Aku ma
“Selain Dariel, aku melihat seorang wanita yang datang. Dia terlihat sangat mengkhawatirkanmu. Dia juga memanggil Sarah dengan anak kecil menjengkelkan. Wanita itu tampaknya kenal dengan pria bernama Dariel,” kata Sammy.“Daisy?” Davis terkejut, menoleh pada Sammy. “Dia mengkhawatirkanku? Kenapa?” “Daisy pergi setelah aku membawamu dan Sarah. Dia sempat meminta Dariel untuk mengejarku karena khawatir aku akan mencelakaimu dan Sarah.”“Aku hanya tahu jika Daisy memiliki hubungan dengan Dariel dan pria lain bernama Deric.” Davis berbalik, menatap Sarah yang masih asyik bermain boneka. “Tapi aku sama sekali tidak mengenalnya.”“Dariel, Daisy, Deric,” gumam Sammy. Davis mengembus napas panjang. “Aku sudah memiliki rencana untukmu dan Sarah. Kalian akan tinggal bersamaku di Leaventown. Jika kau keberatan, aku akan membeli sebuah rumah untukmu dan Sarah di dekat rumahku.”Sammy terkejut, tersenyum tipis. “Kau berbicara hal itu dengan sangat mudah.”“Aku berencana untuk membuat sebuah pasu
“Sarah, aku pamit.” Sammy melambaikan tangan di kursi kemudi.Sarah membalas lambaian tangan, menatap kepergian Sammy. “Apa pekerjaan ayahku?”“Ayahmu bekerja sebagai orang kepercayaanku. Dia orang yang paling tepat untuk posisi itu,” jawab Davis.“Apa karena ayahku kuat?”“Kau sudah melihat bagaimana hebatnya ayahmu saat mengalahkan para penculik itu.”Sarah tersenyum. “Kau benar.”Davis dan Sarah memasuki mobil. Mereka bermain di pusat permainan selama beberapa jam, lalu berjalan-jalan di pusat kota.Davis menikmati masa liburannya dengan menghabiskan waktu dengan Sarah. Akan tetapi, ia menjadi takut jika seandainya para berandalan atau Ethan menargetkan Sarah. Davis dan Sarah berada di taman kota setelah puas berjalan-jalan.Sarah menikmati es krim dengan lahap, menggoyang-goyangkan kaki. “Kenapa kau seperti sedang menyamar, Davis? Apa kau tidak ingin orang lain mengetahuimu?”Davis tertawa. “Kau benar, Sarah. Aku tidak ingin orang lain mengetahuiku.”“Apa kau memiliki seorang kek
“Dia pria tinggi yang memakai topeng hitam. Meski dia memakai satu kaki palsu, tapi dia memiliki tendangan yang sangat kuat,” ujar Dariel.“Dia cacat?” Deric memastikan. “Aku menyesal karena tidak ikut pergi denganmu ke Galatown. Aku juga ingin menyaksikan dan membuktikan kemampuan pria itu.”Dariel memberikan sebuah foto pada Deric. “Pria inilah yang aku maksud.”Deric mengamati foto Sammy. “Dia memancarkan aura yang tidak biasa. Aku penasaran hubungan pria itu dengan Davis.”“Tunggu.” Deric memperbesar foto Sarah, mengamati saksama. “Siapa anak kecil itu? Apa dia adik Davis?”“Entahlah.” Dariel memperbesar foto Sammy. “Davis melompat ke sungai untuk menyelamatkan gadis kecil itu. Berdasarkan informasi, gadis kecil itu terjatuh dari kereta yang bermuatan anak-anak yang diculik oleh para berandalan.”“Dengan kata lain, Davis kembali berhadapan dengan para penculik itu seperti malam kemarin.” Deric terkekeh, menoleh pada Daisy yang mengintip dari balik pohon. “Apa yang kau lakukan di s
Pria berkacamata itu menghapus informasi yang sudah dikumpulkan pasukan Darius mengenai Davis dan jejak kedua orang tuanya.Pria berkacamata itu turun dari kursi, merenggangkan badan. “Aku belum mengetahui posisi Damian dan Dominique sampai saat ini meski aku memperoleh salinan data dari pasukan Tuan Darius mengenai kemungkinan keberadaan Damian dan Dominique. Aku harap mereka baik-baik saja dan tetap setia menunggu kedatangan Davis.”Pria berkacamata itu melewati deretan sampah di lantai, melemparkan tubuh ke kasur. “Punggungku terasa sangat panas karena terus duduk di depan layar hampir sepanjang waktu. Mataku juga seperti semakin kurang jelas melihat. Aku akan menggunakan waktu libur ini untuk bersantai dan bermalasan-malasan.”Pria itu menguap sangat lebar, memejamkan mata. “Aku harap kau tidak membuatmu masalah yang membuatku kesulitan, Davis.”Sementara itu, seorang pria tengah memukuli semua bawahannya yang ada di ruangan. Ia tidak memedulikan suara permohonan ampun hingga pera
“Kita harus segera melaporkan penculikan ini pada polisi,” ujar Joseph, “Ethan mungkin saja kabur dari penjara dengan bantuan salah satu temannya.”“Kita harus bergerak cepat. Aku takut Ethan melakukan tindakan tidak senonoh pada Susan, Rebecca, dan Emmely.” Romeo memasuki mobil lebih dahulu, diikuti oleh Gabriel, Joseph, dan Paul.“Joseph, Paul, kalian berdua akan melaporkan kejadian ini pada polisi. Aku dan Gabriel akan melaporkan hal ini pada Paman Drake, Paman Louise, Paman Ivan. Aku harap tidak ada dari kalian yang memberi tahu kakek. Kakek pasti akan syok mendengar kabar ini.”Romeo, Gabriel, Joseph, dan Paul tiba di kediaman keluarga Anderson. Joseph dan Paul segera pergi ke kantor polisi, sedang Romeo dan Gabriel memasuki ruangan tempat di mana ketiga paman mereka berada.“Kami memiliki kabar buruk,” ujar Romeo.Drake, Louise, dan Ivan sontak terkejut, menatap Romeo dan Gabriel bergantian.“Apa yang terjadi, Romeo?” Drake berdiri dari kursi.Romeo meneguk ludah beberapa kali.
“Sarah, apa kau ingin bertemu dengan kakekku?” tanya Davis.Sarah tersenyum. “Ya, aku ingin bertemu dengan kakek.”“Aku akan mengenalkanmu pada kakek, tapi kau harus berjanji untuk tidak merepotkan kakek dan orang-orang di rumah kakek.”“Aku berjanji.” Sarah dengan cepat membereskan buku-buku, memasukkan ke dalam tas. “Aku akan mengganti pakaianku dulu.”Davis mengangguk.Sarah menaiki tangga dengan cepat, menghilang ketika memasuki kamar.“Aku akan menitipkan Sarah pada kakek. Aku harap kakek tidak keberatan.” Davis mengamati pesan yang dikirimkan Romeo. “Paman Drake dan yang lain pergi untuk melaporkan penculikan Susan, Rebecca, dan Emmely pada polisi.”Davis berdecak. “Ethan pasti sengaja menculik Susan, Rebecca, dan Emmely untuk menjebakku. Aku yakin dia sudah menyiapkan rencana untukku.”Davis memakai jaket. “Keadaanku masih belum sembuh total, tapi aku harus menyelamatkan Susan, Rebecca, dan Emmely. Kalau saja Sammy berada di sampingku, aku akan lebih mudah mengatasi hal ini.”“
Langit sudah sepenuhnya gelap saat beberapa rombongan mobil mulai memasuki gerbang, menepi di depan sebuah bangunan mewah. Satu per satu anggota aliansi turun dari kendaraan, memasuki gedung. Mereka berbincang mengenai pesan dari Henry Tolando yang mendadak.Jack tiba beberapa menit kemudian. Pria itu turun dari mobil, mendengkus kesal saat melihat Emir dan Russel. “Dasar brengsek! Kenapa aku terus terlibat dengan sampah-sampah itu?”Jack mengabaikan Emir dan Russel, berjalan memasuki gedung. “Ayah sudah tiba lebih dahulu. Dia tampak tegang setelah mendapatkan pesan dari Tuan Henry. Sial! Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku juga menjadi tegang?”“Aku yakin Tuan Henry memiliki informasi penting. Dia tidak mungkin meminta seluruh anggota aliansi untuk berkumpul dalam waktu mendadak,” ujar Emir yang berjalan di samping Jack. “Apa kau bisa menebak?”“Tutup mulutmu, brengsek! Kita akan tahu setelah kita tiba di ruangan.” Jack mendengkus kesal, berjalan lebih cepat saat Russel juga mend
Rombongan mobil mulai meninggalkan penjara, melewati sebuah jembatan panjang.Donald melirik Dennis, tersenyum. “Kau akhirnya mau memihakku, Dennis. Aku tahu kau sudah sangat kesal pada Daniel.”Dennis mendengkus kesal. “Aku hanya tahu berandal seperti apa yang kau rekrut menjadi sekutumu. Aku sama sekali tidak ingin terlibat dalam perselisihanmu dengan Daniel.”“Kehadiranmu sekarang cukup membuatku senang.” Donald tersenyum, menoleh ke samping, mengamati laut dan pantai yang tampak ramai. “Kau akan terikat denganku selamanya, Dennis. Aku tahu kau sangat menyayangi Daisy sehingga kau tidak ingin dia menderita,” batinnya.“Sial! Aku akhirnya terseret dalam perselisihan ini.” Dennis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati gedung pencakar langit di pusat kota Pixeltown. “Aku melakukan semua ini demi Daisy. Aku harus menjaganya sampai akhir hidupku.”“Daisy sering kali pergi menuju Leaventown akhir-akhir ini. Apakah ada sesuatu yang menarik di kota kecil itu?” tanya Donald.“Dia hanya ing
[Nama Host: Davis][Keluarga: Miller][Status Pewaris: Level 36 (800/3500)][Health Point: 54/54][Kekuatan: 54 | Pertahanan: 55 | Kecerdasan: 53 | Kelincahan: 54][Money Power: $30.323.830.000]Davis dan henry Tolando berada di sebuah ruangan. Sammy dan para pengawal menunggu di luar ruangan, begitu pun dengan Harry dan para bawahan Henry Tolando.Langit sore terlihat indah dari arah jendela. Kawanan burung bergerak serempak menuju arah selatan. Beberapa pengunjung tampak keluar masuk kawasan.“Aku akan langsung berbicara pada intinya, Tuan.” Davis mengembus napas panjang. “Timku sudah mendapatkan lokasi keberadaan Logan dan Ludwig. Mereka berada di Somacity, sebuah kota yang terletak di wilayah timur ibu kota Floxia. Mereka sering bertemu di sebuah rumah di kawasan elit.”Davis mengirimkan lokasi rumah itu pada Henry Tolando.Henry Tolando bergegas memeriksa alamat, menghubungi Harold. Wajahnya tampak tegang dan kesal. “Harold, kirimkan pasukan kita ke alamat itu.”“Tunggu, Tuan. Ak
Lima hari berjalan sangat lambat bagi Dariel. Ia terus berada di rumah untuk menjaga Daniel.Dariel sedang berlatih bersama Adrian di ruangan olahraga. Sayangnya, ia tidak fokus hingga berkali-kali terkena serangan.Adrian menendang Dariel hingga pria itu terjatuh dan ambruk di arena. “Kau tidak fokus dalam berlatih, Tuan Muda. Aku sebaiknya memberimu waktu untuk beristirahat. Aku berharap kau bisa fokus setelahnya.”Dariel mengembus napas panjang, mengamati langit-langit ruangan. “Aku akan tertidur selama beberapa waktu di sini.”“Baiklah, aku tidak akan mengganggumu, Tuan Muda.” Adrian berjalan ke sisi arena, meneguk minuman sembari mengamati Dariel. “Tuan Dylan mengatakan jika Donald dan Deric pergi untuk mencari sekutu. Dariel pasti tertekan dengan kabar tersebut. Dia ... masih belum siap menghadapi keluarganya sendiri.”Adrian meninggalkan ruangan olahraga, berdiri di samping kursi. “Kau adalah pria yang baik, Tuan Muda. Sayangnya, kau harus menanggung dosa dan kesalahan dari aya
“Apa kau setuju jika dia menjadi menggantikan Draco, Tuan?” tanya Logan.Ludwig mendengkus kesal, mengembus napas panjang. “Dia adalah kaki tangan, Draco. Aku pikir tidak ada sosok lain yang lebih layak selainnya.”Logan berdiri dari sofa. “Kau akan pergi ke Leaventown hari ini, Pedro. Seperti yang sudah aku jelaskan padamu melalui telepon, kau akan menggantikan Draco untuk menjadi mata-mata. Targetmu adalah Jeremy, Erwin, atau anggota utama aliansi yang lain.”“Aku mengerti.” Pedro mengganggu. “Jika tidak ada lagi hal yang perlu aku dengar, aku akan segera pergi ke Leaventown sekarang juga.”“Kau boleh pergi sekarang. Semua persiapanmu sudah aku siapkan.”Pedro meninggalkan ruangan, menutup pintu. Ia bergegas memasuki mobil, meninggalkan bangunan. “Aku mendengar Henry Tolando memanggil Draco ke kediamannya. Akan tetapi, hal yang menggaguku adalah si Dewa Kematian Seberapa kuat dia sampai Draco kalah melawannya?”Pedro mengepalkan tangan erat-erat. “Aku tahu seberapa kuat Draco. Dia t
Dariel tiba di kediaman utama pukul dua pagi. Pria itu bergegas memasuki kamar Daniel, terkejut saat seorang dokter memeriksa ayahnya.“Ayah.” Dariel terpaksa menunggu di sofa selama beberapa waktu. Ia tidak mengalihkan pandangan sedetik pun dari Daniel. Kekhawatiran tampak jelas di wajahnya.Dariel merasa sangat tegang selama dalam perjalanan pulang. Meski kendaraan melaju sangat cepat, tetapi ia merasa waktu berjalan lambat.Dariel menghampiri Daniel setelah dokter meninggalkan ruangan. Ia duduk di samping ranjang, mengamati keadaan ayahnya.Daniel tampak lebih kurus dan pucat akhir-akhir ini meski kondisinya sempat membaik.Daniel menyentuh tombol di jam tangannya. Ruangan seketika terkunci dengan rapat. Ia membuka mata perlahan, tersenyum saat melihat Dariel. Ia tentu merasa sangat bangga pada putra semata wayangnya itu.“Dariel, aku senang kau tiba tepat waktu. Aku mengkhawatirkan keselamatanmu selama kau menuju rumah.” Daniel menyentuh tangan Dariel, mencengkeram kuat.“Ayah, ka
Henry Tolando menatap bangunan mewah di depannya sekilas, berlari menuju teras. Ia bergegas pergi setelah membaca pesan Davis.“Davis! Di mana kau?” teriak Henry Tolando sekeras mungkin. Ia berusaha mengendalikan napas yang terengah-engah. “Dasar bajingan!”Davis berhenti di tengah tangga saat mendengar teriakan, menoleh ke arah pintu. “Apa mungkin Tuan Henry datang?”Sammy bergegas menghampiri Davis. “Tuan Henry baru saja tiba, Davis.”Davis tersenyum. “Bukakah pintu untuknya. Ini saatnya aku memberinya sebuah kejutan.”“Kau benar-benar licik, Davis.” Sammy tersenyum, membuka pintu.“Di mana Davis?” Henry Tolando memelotot tajam, mengawasi keadaan sekeliling. Ia berjalan saat melihat Davis di tangga.“Kau mengejutkanku, Tuan. Apa yang terjadi? Apa kau marah karena petarungmu kalah dalam pertarungan tadi?” tanya Davis tanpa bergerak dari posisinya saat ini.“Hentikan basa-basimu, sialan! Aku ingin berbicara denganmu sekarang!” Henry Tolando terdiam saat melihat beberapa pengawal Davis
“Itu bukan masalah besar, Tuan Muda. Aku akan menemani Anda bertemu Davis. Aku yakin Davis pasti akan terkejut,” ujar Harry.Dariel berdiri dari sofa. “Ya, aku sejujurnya ingin bertanya beberapa hal pada Davis, terutama dari mana dia mendapatkan Si Dewa Kematian. Dia memiliki selera yang bagus.”Jack, Emir, dan Russel tampak kesal mendengarnya.Daisy dan Helga memasuki ruangan.“Dariel,” panggil Daisy. Ia terkejut saat melihat Jack, Emir, Russel, dan Harry hingga berhenti berjalan.Helga temenung di belakang Daisy, bertatapan dengan Harry sesaat. Ia melirik Jack yang terus mengamatinya. “Situasi menjadi canggung,” gumamnya.Dariel berkata, “Kau datang terlambat, Daisy. Pertandingan baru saja selesai.”Daisy memutar bola mata. “Aku memang sengaja datang terlambat. Aku tidak suka teriakan para penonton dan pertarungan di arena. Bisakah kita berbicara berdua, Dariel?”Jack, Emir, Russel, Harry, dan Helga meninggalkan ruangan.Harry mendekati Helga. “Apa yang sudah kau lakukan dengan Dais
Pertarungan semakin memanas saat Draco melayangkan banyak serangan pada Jay. Para penonton bersorak heboh, termasuk Dariel dan Henry Tolando. Jay terdesak hingga ke sisi arena. Para penantang lain ikut menyerang.Draco mendengkus kesal, berusaha menahan para penantang lain agar tidak mengganggu pertarungannya dengan Jay. “Dasar brengsek! Berhenti mengganggu pertarunganku!”Draco berlari secepat mungkin, melompat tinggi, melayangkan tendangan sekuat mungkin. Jay berhasil menangkap kaki Draco, tetapi ia berpura-pura ambruk dan terdorong ke tanah. Para penonton kembali bersorak.“Apa yang terjadi? Si Dewa Kematian terdesak sehingga ia tersudut ke sisi arena? Apakah dia akan kalah dan harus menyerahkan gelarnya pada penantang baru?” teriak si pembawa acara.“Dasar bajingan!” ketus Toba saat ia terdorong karena dorongan beberapa penantang. Ia menoleh ke belakang saat beberapa penonton terus mencibirnya. “Aku pasti akan menghajar kalian setelah pertandingan ini usai.”Toba berlari mengikuti