Davis bergeser ke samping ketika Ben menariknya. “Aku sempat melihat anak perempuan itu membuka matanya. Aku mengamatinya untuk memastikan apa dia terbangun atau tidak.”Ben menatap Davis dan Sarah bergantian. “Anak kecil itu aku pukul hingga tidak sadarkan diri ketika dia akan melarikan diri. Dia bisa terbangun kapan pun.”Ben mencubit tangan Sarah, menunggu respons anak kecil itu hingga bebera waktu. Davis yang melihatnya menjadi sangat geram. Di saat yang sama, Sarah menahan rasa sakit, berusaha untuk tidak membuka mata dan menjerit.Ben mengambil sesuatu dari saku celana, memberikan benda itu pada Davis. “Masukkan pil ini pada anak kecil itu. Dia akan tertidur seperti anak-anak yang lain ketika menelannya.”Ben kembali duduk di tempatnya semula.Davis mengamati pil itu, meremasnya kuat-kuat hingga nyaris hancur.“Apa kau tunggu, brengsek?” Ben memekik hingga beberapa berandalan terbangun.“Aku akan melakukannya.” Davis mendekat pada Sarah, memberi anggukan kecil ketika gadis kecil
Sarah segera membuka kain, memeluk Davis dengan cepat. Gadis kecil itu menangis sesegukan. “Aku sangat takut.” Davis berjongkok, mengamati lengan Sarah yang membiru, memeluk gadis kecil itu. “Jangan takut. Aku pasti melindungimu.”Sarah menyeka tangis meski air mata terus mengalir. “Aku anak yang nakal. Aku pergi tanpa seizin ayah. Ayahku pasti sedang bersedih dan mencariku sekarang.”Davis melepas pelukan, menyeka tangis Sarah. “Ayahmu juga datang untuk menolongmu. Dia yang sudah mengalahkan orang-orang jahat di gerbong belakang.”Sarah tiba-tiba terdiam. “Benarkah? Tapi ayahku hanya memiliki satu kaki. Dia kesulitan berjalan. Ayahku tidak mungkin bisa mengalahkan orang-orang jahat itu.”“Ayahmu sangat hebat dan kuat. Dia bahkan jauh lebih kuat dariku.”“Benarkah?” Sarah tersenyum.Davis mengangguk. “Dia sangat kuat. Dia pasti sedang berusaha sangat keras untuk menyelamatkanmu sekarang.”Davis memotret para berandalan dan keadaan anak-anak di dalam kotak. Ia segera menghubungi Sammy
“Apa yang harus aku lakukan sekarang?” gumam Davis di saat kedua tangannya mulai terangkat ke atas.Vin, Ben, dan para berandalan tertawa.“Dasar pengecut!” teriak Davis.“Aku tidak peduli dengan hinaanmu, Davis!” Vin berdecak. “Aku lebih peduli dengan anak-anak brengsek itu yang akan menjadi uangku. Meski kau sudah menyulitkanku sejak semalam, aku tidak akan menghajarmu sampai mati karena aku akan mengirimmu pada orang yang mencarimu.”Davis mundur beberapa langkah. Ia terdorong ke arah Sarah dan dengan sengaja menjatuhkan ponselnya ke arah gadis kecil itu.Davis terdorong ke depan ketika dua berandalan menendang punggungnya. Ia menoleh pada tempat persembunyian Sarah.“Ke mana kalian akan mengirim anak-anak itu?” tanya Davis.Vin meludah hingga nyaris mengenai sepatu Davis. “Itu bukan urasanmu, brengsek! Orang yang nyaris dua kali mengggalkan pekerjaanku tidak akan beri tahu!”“Berapa bayaran yang akan kalian dapatkan dari pekerjaan kalian?”“Kenapa kau ingin tahu, brengsek?” Vin me
[Waktu penyelesaian sub quest : 6 menit 25 detik]“Berhenti atau aku akan lempar anak ini ke luar!”Davis sontak terkejut ketika melihat Sarah disekap oleh seorang berandalan.“Davis, tolong aku,” ujar Sarah ketakutan. Ponsel di tangannya terjatuh. Suara sirine polisi terdengar setelahnya.“Dasar brengsek!” Vin menyeka darah yang keluar dari hidung. “Gadis kecil sialan itu yang sudah membunyikan sirine polisi. Aku memang tidak melihatnya setelah aku akan memukulnya.”Para berandalan segera mengelilingi Davis.“Bawa anak kecil itu ke gerbong depan,” perintah Vin seraya mengarahkan pistol pada Davis, “Kau benar-benar sudah membuatku sangat kerepotan, Davis.”“Davis.” Sarah menangis ketika tubuhnya ditarik mundur dengan paksa.Ben muncul dari jendela, menggantikan posisi yang menyekap Sarah. Ia mengarahkan pistol ke dahi gadis kecil itu. “Menyerahlah Davis.”Davis mengepalkan tangan erat-erat, menatap tajam Ben yang tengah tersenyum bengis. Sarah terus menangis, berusaha melepaskan diri,
“Sarah!” teriak Davis dan Sammy bersamaan.Sarah sontak terdiam ketika merasakan tubuhnya melayang di udara. Ia melihat Davis dan Sammy berlari ke arahnya sembari meneriakkan namanya. “Ayah, Davis.”“Sarah!” Davis tanpa segan melompat, menggapai Sarah, memenluk gadis kecil itu dengan erat.“Davis,” gumam Sarah, menatap Davis lekat-lekat, memeluk pria itu dengan erat. Ia melihat Sammy berlari ke arahnya. “Ayah!”Sammy terkejut ketika melihat Davis melompat keluar. Ia sama sekali tidak melihat wajah ragu dan ketakutan Davis.“Dasar gila!” Vin tertawa ketika melihat Davis ikut melompat. “Kau harus membusuk di sungai agar tidak lagi mengangguku, Davis.”Vin menendang satu kotak kayu hingga kotak-kotak kayu yang lain berjatuhan.“Dasar brengsek!” pekik Sammy murka, melewati satu per satu kotak, bersiap menghajar Vin. Vin segera membuka pintu gerbong, menguncinya, berlari menjauh.“Sarah!” Sammy berdiri di pintu, memekik sangat kencang, menatap Davis dan Sarah yang terus melesat ke bawah.
Dariel berjongkok, mengulurkan tangan ke arah tangan Davis. Dadanya berdebar karena tegang. Di saat yang sama, seseorang bergerak sangat cepat dari belakang Dariel.Dariel menyentuh tangan Davis. Ia terkejut ketika cincin Davis berhenti berkedip. Tidak ada gelombang merah yang menerjang ke arahnya seperti saat di bangunan rumah sakit.“Topengku tidak retak dan cincinku masih berfungsi.”Dariel segera berbalik ke belakang ketika melihat cincinnya berkedip merah. Ia terkejut ketika melihat seorang pria bertopeng hitam berlari ke arahnya.“Siapa dia?” Dariel terdorong kuat ke belakang ketika Sammy menendangnya. Kedua tangannya refleks menyilang sebagai pertahanan, tetapi serangan Sammy terlampau kuat.Dariel terjatuh, berguling-guling di tanah beberapa kali. Ia segera berdiri, menatap Sammy yang memeriksa kondisi Davis dan Sarah.“Siapa pria bertopeng hitam itu?” Dariel meringis ketika merasakan dadanya sesak dan tangannya kesakitan. “Kenapa dia menolong Davis dan gadis kecil itu?”Darie
Seorang dokter memasuki ruangan, memanggil Sarah.“Davis, kita akan bermain setelah dokter memeriksaku.” Sarah berlari ke arah dokter, menghilang ketika pintu ruangan tertutup.Suasana ruangan menjadi sangat sepi. Suara detak jam terdengar di saat Davis dan Sammy masih menutup mulut rapat-rapat.Davis turun dari ranjang, memunggungi Sammy, menatap keadaan luar dari jendela. Titik-titik embun tampak terperangkap di kaca. Ingatannya seketika kembali pada kejadian semalam. Ia berusaha mengingat apa yang terjadi padanya setelah menolong Sarah, pertemuannya dengan Dariel hingga ia berada di rumah sakit.Sammy menatap Davis yang tengah tercenung. Kejadian semalam terus muncul di kepalanya. Adegan saat Davis melompat dari kereta untuk menyelamatkan Sarah seakan menempel kuat di ingatannya. Davis mengepalkan tangan erat-erat, mengamati cincinnya. “Aku gagal menyelesaikan quest, tapi aku senang karena Sarah selamat.”Davis memejamkan mata. “Kegagalan sekali tidak akan membuatku hancur. Aku ma
“Selain Dariel, aku melihat seorang wanita yang datang. Dia terlihat sangat mengkhawatirkanmu. Dia juga memanggil Sarah dengan anak kecil menjengkelkan. Wanita itu tampaknya kenal dengan pria bernama Dariel,” kata Sammy.“Daisy?” Davis terkejut, menoleh pada Sammy. “Dia mengkhawatirkanku? Kenapa?” “Daisy pergi setelah aku membawamu dan Sarah. Dia sempat meminta Dariel untuk mengejarku karena khawatir aku akan mencelakaimu dan Sarah.”“Aku hanya tahu jika Daisy memiliki hubungan dengan Dariel dan pria lain bernama Deric.” Davis berbalik, menatap Sarah yang masih asyik bermain boneka. “Tapi aku sama sekali tidak mengenalnya.”“Dariel, Daisy, Deric,” gumam Sammy. Davis mengembus napas panjang. “Aku sudah memiliki rencana untukmu dan Sarah. Kalian akan tinggal bersamaku di Leaventown. Jika kau keberatan, aku akan membeli sebuah rumah untukmu dan Sarah di dekat rumahku.”Sammy terkejut, tersenyum tipis. “Kau berbicara hal itu dengan sangat mudah.”“Aku berencana untuk membuat sebuah pasu
Jack sontak menahan napas, menggigit tangan Tommy. “Kita terkurung di tempat sialan ini sekarang! Musuh pasti akan datang ke tempat ini jika kita hanya diam saja!”“Seluruh komunikasi kita terputus dengan pasukan lain. Meski begitu, aku yakin pasukan bantuan sedang dalam perjalanan menuju tempat ini.”Sebuah ledakan tiba-tiba terdengar. Jack dan Tommy sontak terdiam.[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 3 menit 30 detik]Sementara itu, pasukan gabungan aliansi dan pemerintah Floxia masih memburu Lucas, Liam, dan Levon. Mereka mengerahkan pasukan untuk mengejar melalui jalur darat dan udara.Ledakan terjadi di beberapa titik hutan, disusul asap hitam yang membumbung tinggi.Pasukan Logan dan Ludwig terus melindungi Lucas, Liam, dan Levon. Mereka juga bergerak untuk menghadang pasukan lawan.Rombongan mobil terlihat melewati jalan setapak. Titik kecil cahaya menjadi tanda pergerakan mobil di bawah rimbun daun.“Dasar brengsek!” Lucas menendang kursi. “Kenapa pasukan bodoh itu seakan-seak
Jay, Noah, dan Layla berhasil membekuk Draco.“Dasar brengsek! Lepaskan aku!” teriak Draco sembari terus memberontak. Ia merasakan aliran listrik di tubuhnya. “Mereka tersengat listrik, tetapi mereka tetap tidak melepaskanku! Siapa sebenarnya mereka, dan seberapa kuat mereka?”Draco mengamati Henry Tolando di dalam helikopter. “Sialan! Padahal aku hampir berhasil mengalahkannya! Kenapa orang-orang sialan ini sangat sulit dikalahkan?”“Ah!” Draco meringis kesakitan ketika Jay mematahkan tangan dan kakinya. “Dasar bajingan! Aku pasti akan membalas kalian semua!”Draco menggertakkan gigi, menahan rasa sakit yang semakin parah. Ia semakin kesulitan menggerakkan tangannya. “Apa yang harus aku lakukan sekarang?”Draco memaksakan mendongak saat beberapa pengawal memasuki helikopter. Ia tiba-tiba tersenyum saat menyadari sesuatu. “Mereka tidak bisa menghidupkan helikopter itu. Benda itu tampaknya rusak bersama seluruh sistem dan alat-alat canggih di gedung ini. Mereka tidak akan bisa meningga
Pedro tidak sadarkan diri setelah terkena pukulan di belakang lehernya. Meski begitu, alat di tubuhnya masih menyala dan mengirimkan informasi pada Logan dan Ludwig.Leon segera mengikat tubuh Pedro, menoleh ke lantai bawah. “Dia melemparkan koper-koper itu ke lantai bawah. Koper-koper itu kemungkinan adalah koper-koper yang tersimpan di ruangan rahasia.”Leon membunyikan peluit untuk mengirimkan pesan pada Jay, Noah, dan Layla. Ia bergegas menuruni tangga secepat mungkin, mengawasi keadaan sekeliling.Di waktu yang sama, pasukan bantuan musuh sudah memasuki bangunan. Mereka menyebar dan bergerak ke sekeliling, memasuki satu per satu ruangan, bergerak menuju tangga.“Aku baru saja mendapatkan informasi dari Tuan Logan. Ada musuh yang sudah sadarkan diri. Dia ... bahkan berhasil mengalahkan Tuan Pedro sendirian,” ujar pemimpin pasukan saat menghubungi anggota pasukan. “Jika kalian menemukan pria itu, kalian harus segera mengirimkan pesan darurat. Kalian harus menghindari pertarungan de
“Dasar brengsek! Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi aku harus menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin,” ujar Draco sembari melompati para penjaga yang tidak sadarkan diri di sepanjang lorong. Draco tersenyum, menendang seorang penjaga. “Apakah aku harus tetap menghabisi Henry Tolando sesuai perintah Logan dan Ludwig?”Draco mendengkus kesal, terkejut saat melihat layar hologram di depannya. “Apa ini? Kenapa tanganku bisa menembus layar ini?”Pedro berlari di samping Draco. “Itu adalah layar hologram, Tuan. Aku tidak tahu bagaimana pastinya, tetapi aku menduga layar hologram dan keadaan sekarang adalah ulah Logan.”Logan mendadak muncul di layar hologram. “Aku akan menjelaskan sedetail mungkin apa yang sedang terjadi sekarang. Aku menempatkan sebuah alat canggih di tubuh kalian sebelum kalian menyamar sebagai mata-mata. Alat itu aktif saat dalam keadaan darurat. Alat itu memiliki kemampuan untuk meretas semua sistem canggih, alat komunikasi sekaligus alat pelacak. Selama alat i
[Waktu penyelesaian Quest Rahasia : 30 menit 15 detik]Rombongan mobil yang membawa Lucas, Liam, dan Levon terus melaju menuju bukit, melewati tanjakan dan hutan lebat. Di saat yang sama, pertarungan terjadi halaman dan sepanjang jalan. Pasukan Logan dan Ludwig berhasil mengecoh musuh dan melakukan serangan mendadak. Asap membumbung tinggi di beberapa titik lokasi. Beberapa anggota pasukan terlihat terkapar di tanah dan jalan. Suara tembakan terdengar bersahutan berkali-kali. Dua anggota pasukan tengah menyingkirkan batang pohon yang menimpa mobil. Seorang anggota menarik Evan Mulikas dari dalam kendaraan, menjauhkan pria itu dari lokasi kecelakaan. Evan Mulikas tidak sadarkan diri setelah sebuah bom meledak di depan mobilnya. Pohon tumbang dan mengenai kendaraan hingga ia terjepit. Darah mengalir dari kepala dan wajahnya. Seorang dokter bergegas mengecek keadaannya. Di saat para pengawal utama Evan Mulikas mengobatinya, sebagian pasukannya dan pasukan aliansi bergegas mengejar Lu
Lucas, Liam, dan Levon seketika bersiaga saat mendapatkan informasi dari bawahan mereka. Suara ledakan terdengar dari arah cukup jauh. “Dasar bajingan! Bagaimana mungkin aliansi bodoh itu menemukan keberadaan kita di tempat ini?” tanya Lucas sembari mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia melihat asap mengepul di arah barat dan timur. Lucas mendengkus kesal. “Bukankah orang-orang itu mengatakan bahwa aliansi bodoh itu tidak mungkin menemukan keberadaan kita di tempat ini?”“Aku menduga jika ada pengkhianat di antara pasukan kita, Ayah. Mengingat penjelasan Paman Ludwig sekaligus melihat tindakan pasukan khusus itu, mereka tidak mungkin berbohong dengan ucapan mereka,” kata Liam. Levon menimpali, “Ya, aku juga menduga hal yang sama, Ayah. Pengkhianat itu pasti sudah membocorkan informasi lokasi ini pada Henry Tolando dan yang lain. Kalaupun tidak ada pengkhianat di pihak kita, kemungkinan lainnya adalah aliansi memang sudah mengikuti kita sejak kita keluar dari penjara. Meski beg
Henry Tolando dan para anggota aliansi berada dalam situasi yang cukup aman sekarang. Mereka berada dalam penjagaan yang lebih ketat dibandingkan sebelumnya. Meski begitu, pasukan Logan dan Ludwig tidak tinggal diam. Mereka menyebar ke berbagai lokasi untuk menemukan tempat persembunyian anggota aliansi sekaligus untuk melakukan serangan balasan. Situasi beberapa kota masih mencekam. Para polisi terus berpatroli di berbagai jalan, mencari dan mengejar para tahanan yang melarikan diri. Pemerintah kota menetapkan situasi gawat darurat dan melarang semua warganya untuk meninggalkan rumah. Di waktu yang sama, beragam media terus memperbaharui informasi seputar kerusuhan.Pasukan khusus aliansi berjaga di depan sebuah rumah, hilir mudik memeriksa keadaan. Para penjaga menjaga lorong dengan persenjataan lengkap. Setiap pasukan saling berkomunikasi, memperbaharui informasi. Di sebuah ruangan, Draco baru saja sadarkan diri. Pria itu membuka mata perlahan, mengawasi keadaan sekeliling. Saat
Rebecca memutar bola mata. “Susan, bisakah kau duduk? Kau terus jalan mondar-mandir sampai membuatku pusing.”Emmely menyahut, “Tenanglah, Susan. Aku yakin Davis akan baik-baik saja. Para pengawalnya akan melindunginya.”“Ya, orang-orang menyeramkan itu tidak akan mungkin membiarkan Davis dalam bahaya.” Rebecca meneguk teh hangat. “Suasana berbagai kota dalam bahaya sekarang. Kita beruntung karena Leaventown masih terkendali. Orang-orang Davis juga menjaga rumah ini. Kita akan aman selama kita berada di dalam rumah.”Susan menjatuhkan diri di sofa, mengendalikan napas yang terengah-engah. “Aku tetap mengkhawatirkan Davis. Dia bahkan tidak mengangkat panggilan dan membalas pesanku sejak tadi. Aku sangat takut sekarang.”Rebecca dan Emmely memutar bola mata, mengabaikan Susan. Romeo mendengkus kesal, menggerutu, “Susan sangat menyebalkan karena terus membicarakan Davis.”Gabriel tertawa. “Aku percaya bahwa Davis akan baik-baik saja. Dia memiliki keberuntungan yang sangat banyak.”“Apa
“Apa?” Henry Tolando terkejut saat mendengar ucapan Davis di telepon. “Kau akan pergi untuk menangkap Lucas?”Harold dan para pengawal yang berjaga sontak terkejut, tetapi mereka memilih diam. Henry Tolando menjatuhkan tubuh ke soga, mencengkeram ponsel lebih erat. Ia seolah tidak peduli benda itu akan hancur. “Kenapa kau tiba-tiba berubah pikiran, Davis? Bukankah kau mengatakan akan berada di balik layar? Bagaimana jika kau tewas dalam penyerangan itu? Kelompok sialan itu mungkin saja akan muncul kembali.”Davis mengamati penampilannya di cermin, tersenyum. “Aku akan baik-baik saja, Tuan. Aku sudah menyusun rencana untuk tindakan ini. Kau juga tidak perlu khawatir jika aku tidak akan memberikan informasi padamu. Aku akan tetap memberikan informasi padamu sesuai dengan janjiku. Aku juga sudah mengirim pasukanku untuk menjagamu, Harry, dan Helga.”“Dasar bajingan tengik! Apa yang sebenarnya ada dalam otakmu? Pertarungan masih terjadi, dan kemungkinan musuh akan tahu pergerakanmu dan m