Home / Fantasi / Sistem Legenda Sepak Bola / BAB 7. Terus Berlatih

Share

BAB 7. Terus Berlatih

Author: Hudi
last update Last Updated: 2023-03-06 10:41:09

[Atribut Pemain]

[Shooting 5] [Red] [+2%]

"Yah cuma 2% saja nambahnya!" seru Ali seolah tidak percaya dengan apa yang ia lihat di dalam hologramnya, "Berarti hanya 20 tembakan yang tepat sasaran." ucap Ali yang sepertinya kecewa melihat hasil yang telah ia peroleh dari hasil latihannya semalam.

"Sistem, sepertinya aku kemarin yakin tembakanku yang mengenai sasaran lebih dari 20, kenapa hanya dihitungnya 20 yang kena sasaran!" ucap Ali yang mengeluh kepada sistem tentang hasil yang ia terima dari hasil latihannya semalam.

[Sikap dan cara dalam menendang harus selalu benar, apabila tembakan mengenai sasaran tetapi sikap dan cara menendangnya salah itu tidak dihitung]

"Apa! Sampai teknik dalam menendang juga kamu perhatikan!" keluh Ali dengan wajah tak percayanya, "Kalau tahu tantangannya akan sesulit ini seharusnya kemarin yang aku tingkatkan adalah Atribut Shooting saja!" ucap Ali yang kali ini justru menyayangkan pilihannya dalam menentukan penambahan Atributnya hari kemarin.

.

Sebelumnya pada hari kemarin malam.

Malam semakin larut, lampu dari lapangan pun sudah dipadamkan, akhirnya Ali harus pulang walaupun ia masih mempunyai energi untuk melakukan tendangan-tendangan ke arah sasaran.

Ali pun pulang ke rumah dengan menaiki bus umum.

Terlihat Ali yang sedang termangu, Ia merasa kehidupannya akan berbeda dan berubah total setelah ada sistem ini.

Dulu ia tidak pernah terpikirkan untuk terus berlatih sampai malam hari, karena setelah pulang latihan biasanya ia akan buru-buru pulang ke rumah untuk rebahan dan bermain game.

Sekarang keadaannya berbeda, justru sekarang game itu ada yang di dalam dirinya, sehingga ia yang akan memainkan game yang ada di dalam dirinya sendiri.

Sesuatu kenikmatan dalam bermain game yang belum tentu semua orang dapat merasakannya, dan ia merasa sangat beruntung dengan hal itu.

"Sebenarnya petir apa yang menyambar aku ketika itu?" gumam Ali bertanya dalam hati, "Apakah itu datang dari kebaikan Dewa yang iba melihat diriku yang selalu diinjak-injak oleh teman-temanku sendiri bahkan oleh Bapakku sendiri … ." lanjutnya bergumam.

Dalam hati terdalamnya Ali berjanji akan membuktikan kepada mereka yang pernah menginjak-injak harga dirinya kalau ia akan menjadi pemain hebat dan akan membuat orang-orang itu pada akhirnya mengakui kehebatannya.

Dhiin...

Dhiin...

Suara keras klakson dari bus memecah kemangguan Ali, "Owh iya aku belum menghubungi Ibuku kalau aku akan pulang malam, pasti Ibu merasa khawatir."

Ali lalu mengeluarkan telepon selulernya.

[Sayang dimana?]

[Sayang Ko belum pulang-pulang juga]

[Panggilan telepon tak terjawab]

[Sayang, kamu tidak sedang kabur 'kan?]

[Panggilan telepon tak terjawab]

Benar saja semua pesan dari telepon seluler Ali berisi pesan dan panggilan tidak terjawab dari Liana sang ibu tersayang dari Ali.

Setelah Ali sampai di rumah, Liana langsung menyambut dengan hangat anak kesayangannya itu, "Ali sudah pulang?" tanya Liana dengan wajah cemasnya, "Kenapa tidak kirim pesan dulu sayang, Ibu sangat khawatir takut kamu kabur dari rumah." lanjut Liana mengungkapkan keresahannya.

Sementara itu Abdul yang sedang duduk bersantai tampak sinis melihat Ali yang pulang telat itu, "Jangan terlalu memaksakan diri untuk latihan yang berlebihan, stamina kamu masih belum mumpuni untuk berlatih dengan porsi sekeras itu, bisa-bisa kamu malah mengalami cedera nantinya" ucapnya sinis.

"Si Andre tuh sudah Bapak suruh untuk memulangkan Ali, malah diem aja dia!" ucap Abdul seraya berjalan masuk ke dalam kamarnya.

.

Pada sore hari ini di lapangan Akademi Phoenix FC, Ali kembali akan didampingi oleh Pelatih Andre untuk mengembangkan kemampuan menembaknya.

"Ali kulihat kamu kemarin terus berlatih menembak sampai malam, Coach sebenarnya kagum atas kegigihanmu untuk berusaha untuk menjadi penyerang yang mempunyai Shooting yang bagus" ucap kagum Andre kepada Ali, "Tetapi ada hal yang perlu kamu ketahui."

Andre kembali menjelaskan bahwa dalam semua teknik di bidang olahraga apapun seorang atlet harus bisa menjaga kestabilannya dalam bergerak, yang Ali lakukan kemarin malam itu pergerakannya tidak stabil, Ali harus mengetahui bagaimana cara bergerak cepat dan bukan bergerak karena hanya untuk di buru-buru saja. Pikiran mempunyai peranan penting dalam menjaga kestabilan ini, Ali harus fokus untuk menjaga sikap dalam menendang, bukannya berpikir untuk secepat cepatnya dalam menendang bola.

"Ingat Sikap sangat penting untuk menjaga kestabilan dirimu, jangan terburu buru untuk menendang, mengerti kamu Ali!" seru Andre menutup penjelasannya.

"Siap mengerti coach!" sahut Ali.

Hari terus berjalan dengan para pemain dari Akademi Phoenix FC yang terus berlatih sampai sore sudah mulai gelap dan para pemain pun pulang mengakhiri sesi latihannya hari ini di lapangan Akademi Phoenix FC.

Kembali hanya Ali seorang yang masih terlihat berlatih di lapangan, ia dengan penuh semangat masih terus melakukan tembakan ke arah sasaran kerucut plastik, hal ini ia lakukan agar persentase atribut Shooting yang ada dalam tantangan di sistemnya terus semakin bertambah.

Kata - kata dari Sistem dan Pelatih Andre masih terngiang di kepala Ali, Ia pun lalu menerapkan di dalam lapangan, tidak seperti kemarin malam lagi dimana ia sering melakukan banyak kesalahan dalam sikap menendangnya.

Kali ini Ali tidak terlalu terburu buru untuk menendang yang ada di pikirannya adalah bagaimana membentuk sikap yang benar dulu agar tendangannya tidak menjadi percuma.

Dhuuus..

Dhuuus..

Dhuuus..

Dhuuus..

Dhuuus..

Dengan tenang Ali kali ini ia menendang dan terus menendang.

Tidak terasa waktu sudah hampir jam 9 malam, waktu dimana lapangan akan segera ditutup dan lampu dari atas mengarah ke lapangan akan dimatikan.

Ali pun selesai dengan Tantangan Hariannya dan mulai bersiap siap untuk pulang.

"Ali!"

Terdengar suara perempuan muda yang meneriaki nama Ali.

Related chapters

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 8. Fokus

    Ali mendengar namanya dipanggil oleh suara perempuan muda yang datang dari arah punggungnya. Ia pun lalu menoleh ke belakang."Minda!" Ali terperangah, ia melihat seorang perempuan cantik yang sudah ia kenal sebelumnya, perempuan bergaya modis dengan senyumannya yang manis berjalan mendekat menuju dirinya.Nama perempuan itu Minda Olivia Johnson atau biasa dipanggil Minda."Halo Al, bagaimana kabarnya?" tanya Minda masih dengan senyuman manis nan ramahnya."A-aku baik, kamu sendiri bagaimana kabarnya?" jawab Ali kikuk."Aku juga baik ko." ucap minda dengan suara imutnya."Kamu bisa ada disini Da?" tanya Ali kembali."Aku mau jemput kakakku."Ali sedikit terkejut mendengar jawaban dari Minda, "Siapa kakaknya? Disini hanya ada aku saja." gumamnya."Si-siapa kakakmu?""Ka Andre.""Hah!" Ali merasa terkejut Minda menyebut nama itu, "Maksudmu coach Andre? Pe-pelatih teknik pemain depan Phoenix FC U19!" Terka Ali, "Ka-kamu ada hubungan apa dengan coach Andre?""Aku adiknya! Masa kamu lupa

    Last Updated : 2023-03-23
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 9. Latih Tanding

    Bila dilihat dari komposisi pemainnya, jelas terlihat bahwa pemain yang memakai rompi berwarna merah adalah pemain inti dari Phoenix FC U19, sementara pemain yang memakai rompi biru merupakan pemain cadangannya. Tim rompi merah sebagai tim yang menyerang akan memakai formasi 4-3-3, sementara tim rompi merah sebagai tim bertahan akan memakai formasi 4-5-1.Dalam pertandingan latih tanding ini, Ali yang merupakan satu-satunya pemain depan dari tim rompi biru, ia akan berhadapan langsung dengan Johnson yang merupakan bek tangguh dari Phoenix FC U19 yang bertubuh gempal.Johnson adalah orang yang selalu mencemooh kemampuan Ali sebagai kiper cadangan ketika tim nya Phoenix FC U19 berhadapan dengan tim Rockets FC U19 minggu lalu, yang berkesudahan 0 - 8 untuk kemenangan tim Rockets FC U19.Priit!Pertandingan pun dimulai.Seperti yang sudah diduga sebelumnya pada menit-menit awal pertandingan tim rompi merah langsung memainkan tempo cepat untuk melakukan serangan yang bertubi-tubi ke arah

    Last Updated : 2023-03-24
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 10. Stamina Ali

    Latih tanding antara tim rompi merah melawan tim rompi biru dari Akademi Phoenix FC, saat ini skor sementara adalah 2 - 0 untuk kemenangan dari tim rompi merah yang diisi oleh pemain inti.Setelah gol kedua dari tim rompi merah, terlihat Ali kali ini ia berinisiatif untuk membantu pertahanan dari tim rompi biru, karena ia merasa tidak memiliki manfaat kalau harus terus menunggu bola di pertahanan tim lawan rompi merah dan dengan staminanya yang sangat tinggi apabila dibanding dengan pemain-pemain lainnya dari Akademi Phoenix FC, Ali selalu bisa berlari dan terus berlari untuk dapat memotong umpan-umpan dari pemain tengah dari tim rompi merah.“Ali!” teriak Reza sang kapten pemain tengah dari tim rompi merah kepada Ali, “Kenapa kamu malah turun menjaga pertahanan!” ungkapnya kesal karena saat ini Ali sedang menjaga dirinya dengan ketat.“Aku tidak ada manfaat apabila terus berada di depan kotak penalti lawan, lebih baik aku turun untuk membantu pertahanan.” jawab Ali.Dengan adanya ban

    Last Updated : 2023-03-25
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 11. Meningkatkan Atribut Shooting

    Namun Ali lalu melangkahkan lagi kakinya untuk berjalan kembali meninggalkan Minda, "Aku sudah berjanji pada diriku sendiri untuk terus fokus pada sepak bola, dan tidak akan terganggu dengan hal-hal lainnya." Pikirnya menguatkan ambisinya untuk menjadi pesepak bola profesional.Minda pun untuk kedua kalinya harus rela dan pasrah melihat Ali tidak memperdulikannya setelah hari kemarin pun mendapatkan perlakuan yang sama dari Ali, "Ali kamu memang sudah benar-benar berubah, kamu bukan dirimu yang dulu lagi. Kamu dulu baik, sangat ringkih dan hanya aku yang bisa menjaga dan menolong saat kamu di injak-injak oleh teman-teman mu saat SMP." ungkapnya dalam hatiAli saat ini memang sudah semakin ambisius dan sangat berpikir keras untuk bagaimana caranya agar kemampuan sistem sepak bolanya bisa meningkat dengan cepat, dan tidak ingin ada masalah apapun yang bisa menghambatnya.Keesokan pagi hari.Ting! [Sistem Aktif]"Buka Atribut pemain"[Atribut Pemain][Shooting 5] [Red] [+12%]"Yah, han

    Last Updated : 2023-03-25
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 12. Ibuku Sayang

    Abdul dan Liana mendapatkan laporan dari SMA Bright Sky tempat Ali menimba ilmu akademik pendidikannya, bahwa sudah tiga hari ini Ali tidak pernah masuk ke sekolah untuk belajar di kelasnya. Hal itu yang membuat Abdul kecewa dan langsung naik pitam, sementara Liana yang terkejut merasa sedih dan cemas dengan keadaan anaknya Ali.Abdul yang melihat Liana sedang memeluk dan melindungi Ali akhirnya mengurungkan niatnya untuk memukul Ali sekali lagi, "Kamu harus mengambil tanggung jawabmu sebagai anak dan melakukan yang terbaik untuk menjadi pribadi yang lebih baik!" ucap Abdul yang berusaha menasehati Ali, "Libur Minggu ini kamu harus tetap berada di rumah! Tidak ada latihan sepak bola lagi!". Tutup Abdul seraya berjalan masuk ke dalam kamarnya.Liana yang melihat Abdul sudah tidak berada di dekat Ali lalu melepas pelukannya dari tubuh Ali, "Sayang, Apa yang terjadi di Sekolah?" tanya Liana lembut menyelidik, "Ceritakan pada Ibu semuanya, kamu jangan terlalu khawatir, mari kita cari tahu

    Last Updated : 2023-03-25
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 13. Membujuk Ayah

    "Bolehkah aku meminta bantuan Ibu?"[Boleh]"Kalau begitu aku mau meminta bantuan ibu saja."Ting![Sistem Non Aktif]Tak beberapa lama kemudian, setelah Ali melihat Abdul keluar rumah, ia langsung berjalan menghampiri Liana ibunya dan meminta waktunya untuk bisa berbicara dengan ibunya di meja makan.Ali terdiam sejenak, kemudian ia mengambil nafas dalam-dalam. "Bu, aku tahu sesuatu yang mungkin tidak seharusnya aku tahu. Tetapi aku merasa harus berbicara tentang ini."Liana memperhatikan anaknya dengan cemas. "Apa yang terjadi, Nak?"Ali menatap ibunya dengan serius. "Atasan ayah melakukan penyelewengan anggaran di perusahaan. Ayah ikut terlibat."Liana terkejut mendengar hal itu. "Kamu yakin, Nak?""Iya, Bu. Aku sangat yakin. Tetapi, ayah tidak mau melaporkannya karena takut beban keuangan keluarga akan bertambah berat."Liana merasa kebingungan. "Aku tahu ayahmu. Dia tidak akan melakukan hal seperti itu.""Bu, aku tahu ini sulit untuk dipercaya. Tetapi kita harus menyelesaikan ini

    Last Updated : 2023-04-04
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 14. Pemain Depan Bertahan

    Ali bertanya kepada Liana Ibunya. "Ibu, bagaimana dengan reaksi Ayah?""Reaksi apa Nak?" jawab Liana balik bertanya. Ia seolah bingung dengan pertanyaan yang diajukan oleh Ali, meskipun sebenarnya dia menyadari apa maksud yang ingin disampaikan oleh Ali."Ibu belum mencoba membujuk Ayah?" Ali berusaha menekankan pertanyaannya, "Bukannya Ibu kemarin bilang mau membujuk Ayah supaya melaporkan atasannya yang akan melakukan penyelewengan anggaran di perusahaannya?!"Liana lalu melayangkan senyuman lembut terhangatnya kepada Ali dan berkata, "Sudah kok." Liana lalu merapikan meja makan."Terus apa kata Ayah?!" selidik Ali penasaran."Ayah masih belum mau melaporkan atasannya." "Apa! Ta-tapi kenapa! I-ibu mungkin belum cukup berusaha untuk membujuk Ayah!"Mendengar keluhan dari anaknya Ali, Liana lalu terdiam dan menatap tegas ke arah wajah Ali dan berkata, "Ali, Ibu sudah berusaha. Sekarang cepat habiskan sarapanmu dan berangkat bersama Ibu ke Sekolah.""Ba-baiklah." Ali yang melihat waja

    Last Updated : 2023-04-04
  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 15. Juggling

    “Ju-juggling Coach?!” Ali langsung terkejut mendengar permintaan Andre, karena ia memang belum pernah sama sekali melakukan juggling seumur hidupnya. Juggling adalah teknik menggiring bola dengan kaki yang dilakukan secara bergantian antara kaki kanan dan kaki kiri tanpa membiarkan bola jatuh ke tanah. “Siap Coach!” Coach Andre lalu memberikan bola kepada Ali, dan ketika Ali mencoba melakukan juggling, ia kesulitan untuk mengendalikan bola, karena bola itu selalu terlepas dari kendalinya setelah hanya dua atau tiga kali sentuhan. Ali tidak ingin menyerah dan mencoba untuk melakukan juggling dengan lebih serius. Namun, hasilnya tetap sama, bola itu selalu terlepas dari kendalinya setelah hanya dua atau tiga kali sentuhan saja. Melihat kemampuan juggling Ali yang sangat buruk, Andre lalu memberikan pengarahan kepada Ali bagaimana cara melakukan juggling yang benar. Namun, kembali hasilnya tetap sama, Ali memang tidak mempunyai kemampuan dalam mengontrol bola. "Baiklah Ali, selama se

    Last Updated : 2023-04-04

Latest chapter

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 48.

    "Aku ingin tinggal disini Pak." ucap Dylan lirih namun terdengar tegas, "Itulah alasan aku kenapa aku pergi ke Desa Rocky Valley ini." ungkapnya menjelaskan."Aku tidak betah tinggal bersama orang tua angkatku yang sangat galak."Dylan berkilah bahwa ia datang ke rumah Logan karena tidak kerasan tinggal bersama orang tua angkatnya yang galak dengan wajahnya yang berpura-pura terlihat seperti orang yang bersedih.Logan menarik nafas dalam-dalam, ia berusaha tenang untuk mendengar keluhan Dylan yang ia kira anak kandungnya."Maafkan bapak sekali lagi Dylan." ucap Logan dengan wajah bersalah, "Kamu mulai saat ini tinggal saja di rumahku." ujarnya dengan sorot mata yang penuh kehangatan untuk menerima anak kandungnya kembali."Terima kasih bapak, mau menerimaku kembali." ucap lembut Dylan.Logan kemudian bertanya tentang alasan Dylan merasa tidak betah tinggal bersama orang tua angkatnya dan ia mencoba memahami perasaan dan pengalaman Dylan secara lebih mendalam. Logan juga berbicara tent

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 47. Mengganti Nama Dylan

    “Apa aku harus menghilang?!”Setelah Ali sampai di rumahnya, ia dengan bergegas mencari laptop milik Liana yang kemungkinan besar telah disimpan di tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah menemukannya, Ali kemudian membukanya dengan membuka tutup layar laptop dan menekan tombol power untuk menyalakan laptop tersebut. Ketika laptop telah menyala, tampilan awal akan meminta masukkan password untuk masuk ke akun pengguna. Ali kemudian mengingat bahwa ibunya Liana memberitahunya password laptop tersebut adalah angka-angka ulang tahun Ali. Ali kemudian memasukkan angka-angka tersebut dengan urutan yang benar, yaitu mungkin dari tanggal, bulan, dan tahun kelahirannya. Setelah memasukkan angka-angka tersebut dengan benar, ia kemudian menekan tombol "Enter" atau "Masuk" pada layar untuk memverifikasi password tersebut.Ali duduk di depan laptop-nya dengan tenang. Ia memasukkan sebuah flashdisk ke dalam laptop dan membukanya. Setelah itu, ia menemukan sebuah file video dengan nama "B

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 46. Di kejar Sarah

    “Sudah lepaskan aku!” ucap Liana dengan kesal, “Siapa yang telah mengutusmu untuk menangkap aku?” tanyanya kepada Agen no. 1 dengan wajah menyelidik, “Pasti sang pemimpin CYTO yang elegan dan maskulin itu yah?” Lanjutnya berceloteh.Agen no. 1 tampaknya sangat tenang dan tidak terpengaruh oleh pertanyaan Liana. Ia hanya diam dan menatap Liana dengan tatapan tajam yang sulit untuk dibaca. Walaupun begitu, terdapat perasaan ketegangan yang terasa di antara keduanya, seakan-akan ada sesuatu yang disembunyikan oleh agen tersebut. Liana merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi tersebut, ia mencoba untuk menembus tatapan tajam agen no. 1 tetapi tidak berhasil. Selama beberapa detik yang terasa lama, agen no. 1 masih diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.Liana yang duduk di jok belakang bersama Agen no. 1, merenungkan kembali kenangan masa lalu ketika ia dan temannya, yang kini menjadi pemimpin CYTO, merintis organisasi tersebut dari sebuah komunitas rahasia ilmuwan biologi sel. Mereka

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 45. Sarah dan CYTO

    “Ali adalah lawanku!” Suara lantang terdengar dan seorang perempuan keluar dari mobil salah satu agen, perempuan itu nampak sangat percaya diri saat keluar dari mobil. “Sarah!” Ali terkejut ketika dilihatnya Sarah yang keluar dari mobil itu, “Kamu ngapain ada di dalam mobil itu Sarah?” tanyanya penasaran. “Aku ada di mobil ini untuk menangkapmu.” jawab Sarah dengan senyuman tipis yang tampak di wajahnya, “Jangan kira hanya kamu saja yang memiliki sistem.” ucapnya menegaskan seraya berjalan perlahan mendekati Ali. “A-apa maksud dari ucapanmu, Sarah?” tanya Ali yang mulai merasa cemas karena ucapan dari Sarah, “Sistem apa?” tanyanya kembali berusaha berkilah mengenai keberadaan sistem yang ada di tubuhnya. “Jangan berpura-pura tidak mengerti kamu, Ali.” ungkap Sarah agar Ali mau berkata jujur tentang sistem yang ada di dalam tubuhnya, “Aku juga memiliki sistem dalam tubuhku.” ucapnya mengungkapkan kebenaran tentang dirinya. “Apa?! Kamu juga memiliki sistem?!” Sarah merupakan ana

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 44. Agen Misterius

    "Iya, itu Liana!" ujar Agen no. 2 memberitahukan kalau yang didepan itu memang mobil Liana, "Agen no. 3 cepat halangi mobilnya!" Perintahnya lantang supaya Agen no. 3 bergerak cepat mencegat mobil Liana."Baiklah!" sahut Agen no. 3 dengan sigap, "Cepat salip mobil putih yang ada di depan itu!" Perintahnya kepada supir yang mengendarai mobil Agen no.3, "Kita harus menghentikan mobil putih itu!" Mobil sport Agen no. 3 dengan kecepatan penuh langsung mendahului mobil Liana yang melaju dengan kecepatan rendah. Mobil itu menyalip dari sebelah kanan.Liana terkejut karena melihat ada mobil di sebelah kanan yang tiba-tiba menyusul mobilnya dan karena panik ia dengan gegabah malah semakin menginjak gas dari mobilnya, "Liana! Injak rem nya!"Pengajar mengemudi berteriak dengan keras kepada Liana agar segera menginjak rem nya, karena akan sangat berbahaya apabila mobil yang dikendarai oleh Liana yang baru belajar menyetir melaju dengan kecepatan penuh."Ibu! Jangan panik!" teriak Ali yang ber

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 43. Kehilangan

    Ketika Ali baru saja tiba di rumah setelah pulang dari latihan sepak bola, ia melihat Liana sang ibu yang sedang bersedih sambil memegang telepon selulernya.“Ibu kenapa?!” tanya Ali yang dengan cepat menghampiri Liana, “Apa yang terjadi Bu?” tanyanya lagi dengan wajahnya yang mulai terlihat cemas dan khawatir.“Ibu baru saja ditelepon dari rumah sakit.” ucap lirih Liana sambil memegang erat ponselnya, “Katanya Ayah mengalami kecelakaan tunggal dan sekarang ada di IGD Rumah Sakit Portville,” ungkapnya dengan wajah yang sudah berlinangan air mata.“Apa! Ayah kecelakaan!” seru Ali terkejut dengan mata yang terbuka lebar, “Kita harus cepat pergi Rumah Sakit sekarang, Bu.” ucap lantang Ali sembari menarik tangan Liana, agar dengan cepat pergi menuju ke Rumah Sakit.Akhirnya mereka berdua bergegas pergi ke Rumah Sakit dengan menggunakan kendaraan mobil yang dipesan online dengan pelayanan kilat terbaik agar bisa secepatnya sampai ke Rumah Sakit.Ketika Ali dan Liana tiba di rumah sakit, me

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 42. Hangatnya Hati Abdul

    Agen tersebut mengangguk-angguk, "Aku sudah mendengar tentang pemain sepakbola muda yang bernama Ali itu. Bagaimana kamu bisa yakin bahwa Ali memakainya?" Sarah menjelaskan bahwa dia melihat Ali melakukan gerakan-gerakan yang tidak mungkin dilakukan oleh pemain sepak bola biasa. Dia juga melihat Ali dengan mudah menerobos pertahanan para pemain lawan dan mencetak gol-gol spektakuler. "Aku punya bukti video," kata Sarah sambil mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video Ali yang sedang beraksi di lapangan. Agen tersebut melihat video tersebut dengan seksama dan kemudian berkata, "Baiklah, saya akan menyelidiki lebih lanjut. Terima kasih atas informasinya." Setelah selesai dengan pembuktian Ali yang memakai sistem kepada agen misterius itu, Sarah pergi meninggalkan agen misterius itu sendiri duduk di dalam cafe. Agen itu membuka laptopnya dan mengklik sebuah dokumen yang ada di dalamnya. Layar laptopnya pun berubah menjadi tampilan halaman dokumen yang berisi beberapa gambar dan in

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 41. Kemenangan Besar

    "Besok pertandingan Ali terakhir. Mari kita nonton pertandingannya."Liana mengajak Abdul untuk menonton pertandingan sepak bola Ali di Emerald Stadium besok. Ia sangat ingin menonton Ali bertanding ke Emerald Stadium, karena belum pernah sekalipun pergi kesana.Mereka terlihat sedang duduk santai di sofa ruang tamu yang nyaman di rumah kediaman Abdul. Di samping mereka, terdapat meja kecil berisi beberapa cangkir teh dan bungkus kue yang masih tersisa beberapa buah lagi."Tidak mau Li." ucap Abdul menolak dengan cepat, "Aku tidak mau melihat Ali bermain sebagai pemain depan." ungkap Abdul dengan wajah datar lalu mengambil telepon selulernya. "Tidak ada salahnya bagi kita untuk menonton Ali bertanding, sayang." ungkap Liana berusaha mengajak Abdul dengan lembut, "Apalagi ini merupakan pertandingan terakhirnya di liga kecil U19." Lanjutnya menerangkan."Malas aku Li." sahut Abdul sambil melihat telepon selulernya yang dipegang di depan wajahnya, "Aku tidak berminat," seraya menyesap te

  • Sistem Legenda Sepak Bola   BAB 40. Malam Istimewa.

    Ali merasa grogi dan kikuk ketika menatap wajah Minda yang memejamkan matanya, ia tertegun dengan menelan ludahnya sendiri dan tidak tahu apa yang harus lakukan. Lalu dengan perasaan ragu Ali mendekatkan wajahnya perlahan menghampiri wajah dari Minda, dan mencium bibir Minda. Ia merasakan kehangatan dari bibir tipis Minda yang lembut. Minda tidak menolak ketika kedua bibir mereka saling bersentuhan. Ia hanya terdiam, namun matanya seketika terbuka lebar, membiarkan Ali merasakan sentuhan lembut dari bibirnya.Mereka merasakan kehangatan satu sama lain di dalam mobil yang sunyi. Waktu berlalu begitu cepat dan mereka terus berciuman dengan semangat yang tak terbendung. Namun, akhirnya, Ali melepaskan ciuman tersebut."A-aku pulang dulu ya, Da." ucap gugup Ali seraya dirinya keluar dari mobil Minda dengan hati-hati dan perlahan, "Dadah," ucapnya sembari melambaikan tangannya cepat lalu berjalan pulang ke rumahnya. Minda menyambut lambaian tangan Ali, lalu berkata, "Daah," dengan senyu

DMCA.com Protection Status