"Jangan menjauh dariku!" Langkah kaki terburu-buru sang perempuan di atas tapakan anak tangga seketika berhenti. Paras cantiknya berbalik untuk sesaat, hanya sekilas saja karena Alice bergegas kembali menaiki anak tangga dan masuk ke dalam kamar pribadinya di penginapan. Menguncinya lalu memanggil Leon. "Leon, keluar! Aku ingin bertanya tentang sesuatu padamu!" Titah Alice menahan gelisah. Setelah dua hari berlalu dengan melelahkan, dia akhirnya mulai menemukan titik terang! Kucing hitam berbulu muncul dari balik meja. Melompat keluar dari celah portal ajaib. Sepasang mata bundar biru terlihat antusias karena kucing tersebut bisa mengetahui beberapa pikiran di kepala kontraktornya saat ini. Ia bertanya gembira, "Nona berhasil membuka plot tersembunyi. Bonus poin sedang dimasukkan ke dalam rekening tabungan, selamat Nona!" Berbeda dari kebahagiaan Leon. Si gadis justru tampak lebih serius dan sedikit murung karena beberapa alasan, bukannya dia kecewa, hanya saja, 'clue' yang dia tem
Matahari bersinar redup dari arah ufuk timur. Suara ricuh keramaian sudah berdengung di pusat kota Prefektur Ci semenjak subuh tadi. Orang-orang dari berbagai desa di sekitar area Lembah Gunung berkumpul seperti kerumunan semut berebut makanan. Su Mian dan Su Dai juga ada di antara gerombolan lautan manusia. Alice berdiri stabil, bertumpu pada bilah pedang tipis tak tergoyahkan. Hari-hari menjelang upacara doa di Kuil Agung, dia bertindak tenang tanpa gerakan agresif. Ia sengaja menjadi jinak untuk melihat pergerakan apa yang akan diambil oleh Gubernur Prefektur Ci ketika seorang musuh menerobos masuk ke wilayahnya.Namun, siapa sangka bahwa pria itu sungguh tidak melakukan serangan sama sekali. Ketika orang-orang desa yang diselamatkan dari energi jahat mulai berbagi informasi tentang perubahan buruk pada kitab baru mereka. Masyarakat asli kota Prefektur Ci tidak percaya dan berpikir itu hanya omong kosong belaka. Tentu saja penduduk kota tidak akan mudah percaya rumor tersebut,
Kerumunan orang-orang yang terlihat bagaikan lautan, membelah sendirinya dengan menakjubkan ketika kata 'Immortal' keluar terdengar oleh telinga setiap orang. Status Immortal hampir setara seperti esensi Dewa bagi para manusia, sehingga mereka segera menundukkan kepala sopan. Imam Agung bernafas lega karena keributan bisa berhasil mereda dalam waktu singkat. Ia menundukkan kepala sopan, mengikuti tindakan penduduk lain. Sensasi hangat energi spiritual dapat dia rasakan di sekitar lingkungan Kuil Agung. Harum wangi bunga menyebar dengan semerbak ke seluruh tempat. "Saya memberi salam kepada Nona Immortal," sapa Imam Agung secara sopan. Tetap menundukkan pandangan ketika kembali berdiri tegak. Alice berkata santai, "Ya. Tidak perlu sungkan. Aku datang ke sini karena suatu hal penting. Penduduk yang aku bantu pasti sudah menyebarkan informasi tentang hal ini." Bisikan lemah dari keramaian kian ricuh. Masyarakat terbelah ke dua bagian. Kelompok pertama sangat percaya bahwa Kitab Suci
Untaian surai hitam pajangnya teracak-acak, Alice menutup mata sejenak ketika tengah menyibak rambut ke belakang karena frustasi. Sepertinya mempercepat jalannya misi hanyalah ilusi mimpi yang terekspetasi. Gadis itu berkata serius dengan tatapan mata tajam, "Karena kau tahu identitasku, tidakkah kau ingin menunjukkan rasa hormat kepada seorang Dewi?" Imam Agung setengah berlutut ke lantai, meluruskan punggung ke bawah dengan tangan kanan terkepal ke dada kiri. "Hamba memberi salam kepada keturunan murni Dewi Bunga." Suara lembutnya diselimuti rasa hormat yang tinggi dan kepatuhan mutlak. Alice pun merasakan perasaan halus tersebut. Imam Agung tidak berusaha melawan sama sekali. Misi pertamanya saat ini sudah setengah jalan, dia perlu beberapa bukti untuk membuktikan Gubernur bersalah ke hadapan semua orang, lalu menutup misi dan menerima bonus poin berlimpah. Atau ambil cara lain untuk lekas pergi dari sini dengan cara menuntaskan rasa suka Yue Moran yang terlalu mudah pasang suru
"Alasan mengapa saya bertindak demikian, sepertinya tidak bisa dijawab oleh saya, Dewi. Jika anda menginginkan jawaban dari teka-teki tersebut, maka anda harus datang langsung kepada Dewa Shi La. Karena hanya beliau yang tahu alasan dibalik semua tindakan saya sampai sekarang. Selama ini saya juga hanya menjalankan tugas terakhir," Imam Agung menjawab tanpa mengurangi rasa sopan dan hormat yang dia miliki terhadap Alice. Melihat emosi perempuan di depan kian keruh, Imam Agung melepaskan kalung liontin unik dari lehernya. "Dewi, tolong ambillah ini," pintanya sembari mengulurkan tangan kanan yang menyangga sebuah liontion giok berwarna hijau berbentuk seekor kelinci. "Benda ini ditinggalkan Dewi Shi La kepada saya agar bisa diserahkan kepada anda ketika kami bertemu. Sekarang saya sudah bertemu dengan anda dan benda ini akan pergi ke pemiliknya yang sesungguhnya." "Untukku?" Ekspresi Alice linglung beberapa saat. Bahkan Dewa Shi La selain meprediksi kedatangannya, ternyata juga mempe
Jemari panjang kokoh seperti bentuk bambu dengan cepat menahan bilah tajam dari ujung pedang runcing di depan wajahnya. Wajah rupawan Shi La masih tetap tenang tanpa adanya fluktuasi emosi berlebihan karena jiwa jahatnya sudah dibersihkan dari rohnya, bisa dikatakan bahwa dia tidak bisa marah dan sejenisnya. "Tenanglah, Yue Moran," suara teduhnya kembali bersuara lembut. "Datanglah kemari, aku menarikmu ke domain rohku bukan untuk memberikan kesempatan padamu untuk menghancurkan kesadaran terakhirku." Yue Moran berakhir menarik pedangnya kembali dan menyimpannya ke dalam sarung pedang. Iris merah darahnya berkilat-kilat, niat membunuh jelas tercermin di antara pupil tajamnya. "Lepaskan kakinya!" "Aku hanya mengobati.""Berikan salepnya padaku!" "Oke, oke. Anak muda jaman sekarang semakin rewel, ya? Kamu rawat lukanya, aku akan pergi ke dapur. Tunggu di sini sampai aku datang kembali, jangan berkeliaran kemana-mana atau menyentuh benda tertentu secara sembarangan." Usai menasihati s
"Dewa—" Suara Alice tertahan tatkala sebuah tabir muncul dan melingkari seolah bergerak melindungi dia dengan Shi La. Fungsi tabir ini, sepertinya adalah untuk memblokir suara percakapan mereka dari orang luar. Shi La tidak ingin Yue Moran tahu identitas aslinya? Bila demikian, maka sebelumnya, Shi La bukan bertanya karena ingin tahu. Melainkan bertanya karena ingin memastikan sesuatu. 'Nona, jangan gegabah! Kita tidak bisa membocorkan informasi anda sebagai transmigrator!' 'Karena aturan pusat melarang kita, gunakan cara lain. Aku pikir alasan Dewa Shi La mengulur waktu menceritakan masa lalunya karena ingin memastikan sesuatu padaku.' 'Tapi—''Percayalah padaku.' Suara Leon sudah meredup, tidak ada lagi jawaban datang dari alam bawah sadar. Akhirnya Alice kembali berfokus pada Shi La yang menunggu jawaban darinya. Ia mengetuk cangkir teh, bertindak misterius, sesaat kemudian berkata serius, "Dewa, anda tahu ada banyak rahasia yang tidak boleh disebarkan secara sembarangan atau
"Benar, aku tahu bahwa semuanya jelas-jelas serangkaian jebakan. Aku di masa lalu adalah orang bodoh yang tidak bisa melakukan apapun dengan benar karena terbiasa untuk sendiri dan hidup dalam ketenangan untuk waktu yang cukup lama. Aku juga membenci hal-hal merepotkan, aku mengakui kesalahanku di Alam Surga lalu dihukum di Ruang Leluhur. Selama di sana, kekuatan ganda ditubuhku sering berbenturan seolah bertarung satu sama lain hingga tubuhku hampir hancur oleh kekuatanku sendiri." "Mungkinkan reaksi aneh ini karena Huang Di Chen menaruh racun ke tubuh Dewa melalui An Ying? Terkadang, membunuh orang dengan kekuatan tinggi memanglah sulit, tetapi sisi negatifnya, kita bisa juga menggunakan kekuatan tersebut sebagai senjata makan tuan untuk membunuh pemiliknya," celetuk Alice, nada suaranya perlahan melirih seolah turut merasakan pengkhiatan licik yang diterima oleh Shi La karena Di Chen dan An Ying.Ini sama sepertinya. Karena pengkhianatan Alan dengan Malia, dia kehilangan nyawa, ke
"Seperti yang anda ketahui, kami hidup dalam satu tubuh serupa. Ketika salah satu jiwa kami meninggal dunia, maka jiwa hidup satunya akan terkontaminasi oleh esensi kematiannya, lama kelamaan akan turut ikut meninggal dunia." Gila. Berarti jiwa lain yang saat ini bersemayam pada tubuh Biksu Tang bukanlah roh jahat? Melainkan jiwa saudari kembarnya? "Melihat wajah anda tampak kesulitan, mungkinkah anda menebak bahwa saya kerasukan jiwa jahat dari lingkungan eksternal?""Benar, karena esensi jiwa lain dari tubuh Biksu Tang memiliki energi kematian cukup kental. Sifatnya juga terlalu kejam, yang terpenting ialah sifat naluriahnya ketika menanggapi energi spiritual disekitar." Helaan nafas panjang terdengar letih. Sosok Biksu Tang terlihat memasang ekspresi lelah pada paras awet mudanya, tampak linglung sementara waktu seolah terjebak dalam pusaran kenangan masa lalu. Di sisi lain, Alice terus diam menunggu dengan sopan karena reaksi Biksu Tang cukup bagus untuk diajak bekerja sama, d
"Nona kecil?" Heran Biksu Tang saat tiba-tiba kedatangan dua tamu tak diundang di lokasi ternyaman pribadinya. "Mengapa Nona repot-repot datang kemari? Jika anda membutuhkan saya, saya bisa datang, tubuh anda terlihat pucat sekali." Alice turun dari gendongan Da Yuan, menunduk sopan sebagai salam, berkata sambil tersenyum cerah dengan mulus, "Saya tidak berani. Biksu Tang adalah Biksu suci yang dihormati oleh Kerajaan, mana mungkin gadis kecil seperti saya merepotkan anda? Sebenarnya kedatangan saya kemari, karena ingin menanyakan sesuatu. Bisakah anda meluangkan waktu untuk Ziyu, Biksu?" Sepasang alis tajam Da Yuan dipaksa naik bersamaan usai melihat seberapa drastis perubahan ekspresi Alice. Gadis ini semakin mengeluarkan keterampilan unggul lainnya, contohnya dibidang akting kali ini, Alice lebih dari kata mampu untuk terlihat polos bagaikan seorang gadis kecil yang baru saja mengenal dunia. Biksu Tang juga berpikir Alice adalah gadis kecil malang, harus hidup dengan tubuh sakit
Dini hari, Alice keluar dari lokasi kuil bersama Ah Bing. Semalam ketika tubuh klonning dari Leon kembali dari menara di belakang, kecurigaannya berhasil terpuaskan dengan fakta bahwa Biksu Tang bukan mengalami penyakit Karakter Ganda, melainkan ... dibalik tubuh suci tersebut, ada jiwa hitam yang menguasai tubuhnya ketika malam tiba. Berjalan menelusuri halaman samping Kuil, lebih tepatnya di area bawah bagian taman. Alice berjalan hati-hati dibantu Ah Bing, nafasnya sudah terputus-putus karena rasa lelah, "Ah Bing, kakiku rasanya sangat lemas. Kita berhenti dulu, aku akan duduk di atas batu itu, antarkan aku ke sana." "Baik, Nona!" Dua gadis itu berbelok ke arah lain, bergerak mendekati susunan batu yang memiliki ujung tumpul. Lantas mereka berdua duduk bersama-sama di sana, untuk sejenak menikmati pemandangan sunyi tanpa keramaian seperti di Ibu Kota. Karena Kuil dikelilingi oleh banyak Hutan, udara disekitar pun turut lebih segar dari wilayah pusat. Ah Bing yang semula diam, m
Leon pergi bersama Ketua Fu diikuti sejumlah orang berpakaian hitam. Lokasi menara ternyata cukup jauh saat ditelusuri secara langsung, dan semakin Leon mendekati menara tersebut, aura negatif semakin terasaa lebih kental dan bercampur dengan jiwa-jiwa bergentayangan. Dalam wujud seekor kucing, Leon berhenti karena merasakan jiwa dendam begitu kuat. Ketua Fu bingung, ikut berhenti di belakang Leon. Awalnya dia tidak percaya binatang ini punya kesadaran spiritual, meski sejarah binatang suci bukan hal asing, melihatnya langsung tetap memberikan kesan berbeda. "Tuan Kucing, adakah sesuatu yang mengganggu anda?" Prajurit lain berpikir Ketua Fu sudah gila karena berbicara dengan kucing. Tetapi mereka lebih merasa gila saat kucing tersebut— tubuh Klon dari Leon benar-benar berbicara. "Kalian pergilah ke bawah, aku merasakan energi jahat terasa kental dibagian bawah. Biksu Tang pasti menyembunyikan sesuatu lebih besar di sana, tetap waspada dan berhati-hati karena ini mungkin berkaitan
Satu minggu berlalu, Alice secara diam-diam pergi saat waktu hampir tengah malam. Berjalan sendirian ke wilayah sebelah barat Kuil. Gadis itu menghindari prajurit penjaga milik Kaisar dan berhasil sampai di depan kediaman Da Yuan. Dia membuka pintu begitu saja, "Yuan!" Pria di dalam kamar membuang nafas lelah, "Tidak bisakah Nona terhormat sepertimu mengetuk pintu? Ilmu dasar seorang bangsawan seperti ini pun kau tidak bisa memahaminya." Mengangkat kedua bahunya acuh tak acuh, Alice melepaskan mantel dari tubuhnya dan duduk di depan Da Yuan. Bertanya ingin tahu, "Itu informasi baru dari pengawasan Biksu Tang? Bagaimana penyelidikannya?" Jari panjang Da Yuan mendorong kertas informasi mendekat ke Alice, "Lihatlah, banyak keanehan." "Tunggu, ini— maksudmu, Biksu Tang punya penyakit mental?" "Aku tidak tahu pasti jelasnya bagaimana. Setelah anak buahku mengawasi Biksu Tang dari kejauhan, saat siang dan malam, Biksu Tang seolah memiliki kepribadian berbeda. Saat siang hari, kepribadi
Esok hari, Alice bisa bangun dengan kondisi tubuh lebih segar berkat perawatan cepat dari Da Yuan. Ia keluar pagi-pagi sekali untuk ikut serta dalam kegiatan doa pagi rutin. Sesampainya di ruangan doa, dia menemukan Nenek Ruo sedang duduk bersama seorang Biksu wanita berwajah asing. "Nenek," panggil Alice dari belakang sebelum duduk tepat disebelah perempuan tua itu. Dengan ramah bertanya, "Siapakah Biksu disisi Nenek? Aku belum pernah melihatnya selama tinggal di sini." "Ini adalah Biksu Tang. Beliau biasanya berkeliling ke berbagai tempat dan mengunjungi bayak Kuil untuk beribadah kepada Buddha, kemarin malam Biksu Tang kembali ke Kuil dan memutuskan untuk kembali mengabdi di sini. Beliau sangat pandai dalam hal pengobatan." 'Jadi Biksu penyendiri yang terkenal dengan kemampuannya adalah Biksu Tang ini. Leon, bagaimana deskripsi karakter Biksu Tang?' Leon memeriksa layar monitor sistem, 'Sedang diperiksa, Nona.' Selang lima detik, seluruh deskripsi muncul, 'Biksu Tang awalnya me
Tanpa memunggu waktu lama, Da Yuan sudah bergerak terlebih dahulu. Berinisiatif datang ke halaman timur dan berkata bahwa pria muda tersebut bersedia melepaskan Ruo Feng dan Nenek Ruo, kemudian Alice menambahkan beberapa kata bahwa dia tidak akan menyangkal hukuman apapun yang diberikan oleh Da Yuan pada Ruo Feng di masa depan, asalkan tidak berbahaya sampai mengancam nyawa Ruo Feng. Mereka menemui kesepakatan. Dua orang tersebut mulai belajar menerima saran dan kritik satu sama lain, Da Yuan pun yang sekeras batu dan suka membantah— berhasil jinak dalam waktu dua bulan setelah tinggal bersama Alice dan terus bertukar pikiran. Meski temboknya masih teramat tinggi, setidaknya Alice bisa melihat tingkat kesukaan Da Yuan. Jadi ketika anak itu berbohong dengan bersikap dingin, Alice tetap tahu bagaimana perasaan sebenarnya Da Yuan. Anak muda ini adalah tipikal tsundere. Selalu marah-marah dan bersikap dingin dengan gengsi setinggi langit, namun disisi lain juga masih memiliki hati nura
Da Yuan kembali ke wilayah barat, beralasan sakit kepala. Meninggalkan Alice seorang diri di dalam kamar minimalis Nenek Ruo, pintu terbuka di depan ruangan berhasil dimasuki Ah Bing yang berlari tergesa-gesa. "Nona! Kenapa wajah anda terlihat pucat sekali? Apakah sampah itu mengganggu anda!" Ah Bing bersiap menggulung lengan bajunya, mengumpat kejam, "Setan kecil tidak berguna sepertinya berani-beraninya mengganggu Nonaku! Biarkan aku datang dan memukulinya hingga jera!" "Sudahlah, sudahlah, jangan membuat kekacauan di malam hari atau Nenek akan marah padaku. Bawa aku pulang saja ke halaman kita, aku harus segera tidur, kepalaku rasanya ingin pecah." Alice menerima bantuan Ah Bing secara langsung. Tubuh ini sudah keletihan total hanya dengan berdebat melawan Da Yuan. Tidak masalah, setidaknya— dia berhasil mempengaruhi pemikiran anak tersebut. Memang masih awal untuk disebut berhasil, tetapi Alice juga enggan mundur ditengah jalan. Cepat atau lambat, Da Yuan akan datang padanya da
Alice bermain nasi dengan sumpit, kembali melanjutkan berkata-kata lewat telepati bersama Leon, 'Pikirkan ini, kucing gendut. Meski Jenderal Cai, Kakekku juga bukan orang jahat. Namun, setiap bangsawan sangat mengidamkan posisi Putra Langit. Dan Jenderal Cai kemungkinan memperlihatkan ambisinya terhadap Da Yuan dan takhta, saat Kaisar menyadari bahwa dua keluarga jenderal terhebat berusaha menodongkan pedang dikursi miliknya, bagaimana mungkin Kaisar tidak menjadi sensitif? Menurut informasi, Selir Cai barulah teramat dicintai ketika Da Yuan berumur satu tahun, pada saat itulah kecemasan Kaisar meningkat, berpikir untuk mengambil seluruh kekuatan militer agar menjadi miliknya sehingga dia bisa tenang sebelum mendapatkan pengganti setia mati untuknya. Jenderal Cai memiliki kontribusi besar sebagai Jenderal Tua, sedangkan Ruo Feng memiliki banyak prestasi sebagai Jenderal Muda. Dua pedang, satu di jantung, satu di leher belakang. Kaisar akan merasa sesak dan terhimpit dan merasa ini ter