"Mom... Tolong maafkan aku, maafkan Mas Al juga, ini bukan salah Namiya, dia bukan gadis yang hadir dalam pernikahan kami, tapi kami yang menyeret dalam rumah tangga kami, dia tidak berniat untuk menjadi wanita kedua" ucap Moana sambil mengusap tangan Namiya yang masih gemetaran. Wajah Mommy Noura perlahan melunak melihat Namiya yang sedang hamil meringkuk ketakutan. "Kamu lagi hamil anak nya Al?" tanya mommy Noura dengan suara yang mulai melunak. "Kamu nggak usah takut, ini Mommy Noura, mommy kandung nya mas Al, mommy suara nya memang besar, tapi mommy baik kok" ucap Moana menenangkan Namiya. "Iya tante aku sedang hamil anak nya Mas Al" ucap Namiya tanpa memandang sang mertua. "Sekarang ceritakan sama mommy apa yang sebenarnya terjadi hingga kamu meminta Al buat nikah lagi" tanya mommy Noura. "Pada awal nya kami hanya ingin Surrogate Mother saja mom, tapi ternyata setiap sel telur yang aku hasil kan, tidak ada yang bisa di buahi karena cacat secara genetik, efek dari rangkaia
"Astaga... Darah? Kamu nggak papa nak, apa yang terjadi?" tanya mommy Noura yang terlihat panik."Aku juga nggak tau," ucap Namiya. "Apa ada yang sakit?" tanya Moana yang tidak kalah panik."Udah berhenti bicara, ayo kita ke segera periksa, naik mobil mommy saja, kebetulan mommy punya kenalan dokter obgyn yang punya klinik tidak jauh dari sini" ucap mommy Noura sambil membantu Namiya berdiri.Moana mengeluarkan tiga lembar uang merah lalu meletakkan di meja sebelum mengikuti mertua dan madu nya itu* * *"Menantu kamu cuma kelelahan Ra, juga sedikit stress dan banyak pikiran, tidak ada hal yang harus di takutkan" ucap wanita seusia Mommy Noura sambil menutup perut Noura yang terbuka setelah mereka melakukan USG untuk melihat kondisi anak di dalam rahim nya."Yah... Hari ini kami memang banyak bepergian, kami melihat lokasi untuk restoran baru nya Namiya, kami juga mampir ke kantor desain interior, jalan jalan di mall" ucap Moana dengan nada bersalah."Lalu stress karena ketemu
"Mas..." Panggil Moana pada sang suami yang sedang menikmati makan nya dengan lahap."Iya kenapa?" Jawab Allarick tanpa menghentikan kunyahan nya."Aku tiba tiba kepikiran sesuatu, tapi kamu jangan marah ya kalau akau bilang" ucap Moana sambil menatap sang suami dengan intens.Mendengar nada serius dalam suara sang istri, Allarick meletakkan sendok nya lalu menghentikan kunyahan nya."Ada apa?" Tanya Allarick dengan lembut."Sebenarnya aku kepikiran saja ucapan mommy tadi siang" ucap Moana"Emang nya mommy bilang apa?" Tanya Allarick"Tentang anak anak" ucap Moana lirih"Tentang anak anak? Ada apa dengan anak anak?" Tanya Allarick."Mommy tadi bertanya,apa kita akan mengambil kedua anak, waktu aku jawab iya, mommy terlihat sedikit keberatan, dia terlihat sangat kasihan pada Namiya, tapi apa yang di ucap kan oleh mommy entah kenapa terngiang ngiang terus di pikiran ku" ucap Moana"Mommy bilang apa?""Mommy bilang ada dua anak dan ada dua ibu kenapa anak nya tidak di bagi saja? Satu bua
Allarick mengusap perut Namiya yang menggunung, entah kenapa semakin usia kehamilan nya membesar, semakin Namiya gampang ketiduran.Padahal mereka tadi sedang ngobrol hilir mudik, tiba tiba saja sudah tidak ada tanggapan lagi dari mulut Namiya obrolan obrolan ringan Allarick. "Maafin daddy ya anak anak karena tidak selalu ada buat kalian" ucap Allarick sambil mengusap perut Namiya dengan lembut.Tiba tiba saja sebuah sentakan keras menjawab ucapan Allarick, Allarick terperangah dan menatap perut Namiya dengan ekspresi tidak percaya."Apa itu tadi?" suara serak Namiya terdengar sedikit meringis. Dia mengusap perut nya yang tadi ada bekas tendangan. "Sayang... Seperti nya bayi kita bergerak, dia menendang tangan mas yang mengusap nya" ucap Allarick yang tanpa sadar memanggil Namiya dengan sebutan sayang."Tendangan? Benar kah? Ini pertama kali nya mereka memandang mas," ucap Namiya dengan suara yang terdengar serak."Dokter memang sudah memberi tahukan pada ku saat masuk usia kehamila
"Mas... Aku lapar..." ucap Namiya setelah tangis nya mereda."Butuh energi yang banyak banget ya barusan, maka nya lansung lapar pas selesai nangis" Ucap Allarick sambil tertawa."Ya udah mau makan apa biar mas pesan" ucap Allarick sambil meraih ponsel nya di atas meja nakas."Aku mau makan nasi goreng tapi mas yang masak ya" pinta Namiya."Tapi mas Nggak bisa masak," ucap Allarick dengan wajah panik."Ya udah nggak usah aja, aku makan besok pagi aja" ucap Namiya dengan sedikit nada kesal dan sedih dalam suara nya.""Oke... Oke... Mas akan bikin, kamu tunggu di sini, mas akan ke dapur" ucap Allarick."Ikut..." rengek Namiya"Nggak usah... Kamu di sini aja""Kamu pengen lihat mas masak...""Oke... Oke... Ayo... Tapi kamu nggak usah ngapa-ngapain biar mas yang masak, kamu duduk aja" ucap Allarick yang di jawab dengan anggukan kepala penuh semangat oleh Namiya.Namiya melihat bagaimana Allarick menatap layar ponsel nya dengan fokus, hanya dua kali melihat dia bisa tau resep yang dia tont
"Aku mau cerita sama mommy" ucap Namiya sambil mengunyah capcai ayam buatan sang mertua dengan lahap. "Cerita apa?" tanya mommy Noura sambil menatap fokus pada sang menantu. "Kemarin malam mas Al tanya sama Miya mom, dia tanya apa Miya menginginkan salah satu anak kami dalam pengasuhan Miya kelak" ucap Namiya dengan mata berbinar "Oh ya? Benar dia tanya begitu? Apa kamu yang memancing duluan atau dia yang ingat begitu saja?" "Mas Al ingat begitu aja Mom, mas Al bilang gini sama aku jika tuhan memang adil, tuhan memberi dua anak untuk dua ibu jika aku menginginkan" "Terus kamu bilang apa?" Tanya mommy Noura "Aku bilang aku menginginkan" ucap Namiya dengan mata berbinar. "Jadi kamu akan memiliki salah satu anak?" Tanya mommy Noura yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Namiya. "Alhamdulillah nak... Akhir nya sejarah tidak terulang lagi di keluarga itu, keluarga yang telah menciptakan ibu tanpa anak, walaupun kamu harus menyerahkan salah satu anak mu, darah daging mu sendiri p
"Terima kasih ya mas... Mbak... Untuk dua hari ini, pengajian dua hari yang lalu dan soft opening hari ini pasti sangat melelahkan," Namiya berdiri di depan staff restoran nya yang memiliki usia di atas diri nya."Soft opening sudah berjalan dengan lancar hari ini, dan mulai besok kita akan memulai perjuangan yang sesungguh nya, semoga restoran kita bisa di nikmati pelanggan dan memiliki banyak pengunjung setiap hari nya""Seperti yang saya bilang sebelum nya, selain kita harus mempertahankan cita rasa yang kita miliki, satu hal lagi yang terpenting adalah service kita pada pelanggan, kita harus memperlakukan pelanggan kita dengan baik," ucap Namiya."Baik buk...""Kalau gitu untuk hari ini kalian pulang lebih awal, beristirahat yang cukup bersiap untuk menyambut hari baru kota esok hari, oh iya... Itu ada sedikit bingkisan, bawa pulang dan makan bersama keluarga di rumah" ucap Namiya."Terima kasih buk... Kami pamit..." ucap para staff yang satu persatu berlalu meninggal menuju ruang
Namiya masuk ke rumah nya dengan langkah kecil, walaupun kehamilan nya sudah memasuki bulan ke sembilan tapi dia masih aktif di restoran nya yang sudah sangat ramai setiap hari nya. Omset harian nya pun di luar perkiraan Namiya, rasa yang ontentik, tempat yang strategis dan pelayanan yang ramah membuat para pelanggan datang berulang ke restoran mereka. Restoran mereka mulai terkenal sebagai restoran khas indonesia dengan rasa nya yang sangat medok. Restoran itu di beri nama "Kemangi". Selama mengelola restoran Namiya seakan menemukan pasion dalam hidup nya, hal itu menjadi salah satu sumber kebahagiaan dalam hidup nya. "Mbak udah pulang?" saat sampai di rumah dia di sambut oleh ketiga adik nya yang sedang sibuk di ruang tengah dengan tumpukan buku di depan nya. Namiya senang sekarang ketiga adik nya begitu semangat untuk sekolah. Impian untuk kuliah yang dulu hanya sebatas khayalan sekarang tak lagi hanya angan angan. Mereka sudah bisa bermimpi untuk kuliah nanti nya. Nal
Enam bulan berlalu begitu saja, seperti yang Namiya janjikan pada diri nya sendiri, dia akan pergi, sejauh mungkin untuk menghilang dari kehidupan yang kelam sebagai simpanan.Istri kedua yang tersembunyi. Enam bulan terakhir Namiya menghabiskan waktu mengumpulkan jutaan kenangan indah bersama sang suami, saat suami nya bersama diri nya.Namiya tau saat ini Moana sendiri sudah sangat berat hidup memiliki madu, Walaupun dia sendiri yang membawa madu itu ke rumah nya.Dahulu, saat Namiya hamil tidak sekali pun Moana memanggil Allarick yang harus nya bersama diri nya pulang ke rumah nya.Dahulu saat jatah Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana tidak pernah memanggil Allarick untuk pulang ke rumah nya.Tapi sekarang, saat Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana sering menelpon Allarick menyuruh nya buat pulang ke rumah nya dengan berbagai alasan.Dan alasan nya selalu tentang Niscalla. Entah Niscalla rewel lah, Niscalla nggak mau tidur lah, bahkan dia pernah mengatakan Niscalla yang baik
"Mom, aku ini bukan istri mas Al yang sebenarnya, aku ini istri yang di beli oleh mbak Moana untuk suami nya, bayaran ku adalah nafkah bulanan dan mahar berupa rumah untuk ketiga adik ku" Ucap Namiya "Dan aku di beli untuk mengandung anak buat mereka, saat ini tugas ku sudah selesai Mom, aku bersyukur mereka merelakan Arunika untuk ku, aku sudah puas walaupun hanya memiliki salah satu anak ku dan kehilangan anak ku yang lain untuk selama nya""Mom, aku dilema, di satu sisi aku ingin pergi karena aku tidak sanggup menjadi yang kedua, di sisi lain lain aku tidak bisa pergi meninggalkan adik adik ku yang masib kecil dan usaha restoran kami yang sedang naik"Ucap Namiya dengan mata menerawang "Kamu ingin pergi? Meninggal kan putra mommy? Apa kamu tidak mencintai nya?" tanya mommy Noura "Cinta... Bagaimana mungkin aku tidak mencintai nya mom, dia pria pertama yang menyentuh ku dan menghujani ku dengan cinta yang besar" "Aku jatuh cinta pada pria milik orang lain mommy" ucap Namiya "Da
Namiya terbangun dari tidur nya saat merasakan pelukan hangat seorang pria di belakang nya.Saat Namiya membuka mata dia melihat Allarick tertidur belakang nya dan memeluk nya dengan erat.Namiya terkejut, tapi dengan cepat dia menetralisir keterkejutan nya. Namiya menatap jam yang ada di atas nakas dan sudah menunjuk pukul setengah sepuluh malam.Namiya memang ketiduran sejak jam delapan tadi, Setelah Arunika tertidur di ikutan tertidur hingga tidak menyadari kedatangan sang suami.Namiya menatap Arunika di ranjang bayi nya yang masih pulas, biarpun baru satu minggu sejak mereka tinggal di rumah mommy Noura tapi Namiya merasa sangat nyaman di sana.Mommy dan opa nya mas Allarick mencintai Namiya dan Arunika, mereka bahkan juga terlihat menyayangi adik adik nya Namiya. Mommy Noura dan opa terlihat sangat bersyukur memiliki Namiya dan adik adik nya sebagai bagian dari keluarga mereka.Keluarga kesepian yang hanya tentang mereka berdua pada awal nya.Tapi sekarang sangat ramai dengan
Mommy Noura berjalan bersama pria yang terlihat sangat tua, tapi masih gesit dan cekatan. Dia berjalan sendiri tanpa kursi roda, dia memegang sebuah tongkat jalan dari kayu jati, terlihat kuat dan mewah. Pria itu adalah ayah nya mommy Noura, kakek Allarick dari pihak ibu nya. Mereka keluar dari kamar inap Moana dan menyeberang ke kamar inap Namiya, hari ini kedua ibu baru itu akan pulang, Moana akan di jemput ayah dan ibu tiri Allarick. Sedangkan Namiya dia hanya bersama adik adik nya saja, saat Mommy Noura membuka pintu dia melihat Nalisa sedang memasukkan barang barang Namiya dan Arunika ke dalam tas pakaian berwana hitam berukuran sedang. Dan Namiya duduk di ranjang menggendong Arunika yang sedari tadi menangis, Namiya juga mendengar suara tangisan Niscalla dari kamar samping. Kedua anak itu terlihat masih sama sama gelisah, seakan tau jika hari adalah kebersamaan terakhir mereka, lalu mereka akan berpisah selama nya. "Kalian udah siap siap?" Mommy Noura berjalan masuk
Namiya menatap dua bayi laki laki dan perempuan yang di letakkan di atas dada nya yang penuh keringat, kedua bayi itu seakan mengetahui jika di letak kan di sumber nutrisi nya.Mulut mereka bergerak gerak mencari mengikuti insting mereka.Allarick yang berdiri di samping nya nyaris menangis melihat kedua buah hati nya berhasil di keluarkan dengan selamat. Melihat langsung sang istri bertaruh nyawa di ruang persalinan membuat perasaan Allarick bercampur aduk tak karuan.Dulu dia pernah melihat Moana bertaruh nyawa melawan kanker, dan sekarang dia di paksa keadaan melihat Namiya bertaruh nyawa membawa ka bahagian untuk diri nya."Maafkan mas ya, udah bikin kamu kayak gini" ucap Allarick sambil mengecup ubun ubun Namiya dengan penuh perasaan yang membuncah tak terkira.Namiya tersenyum dan menggeleng."Bayi nya kita pindah kan dulu ya" ucap dokter Lusi pada mereka berdua."Kamu bisa mengazankan mereka sekarang, ayo ikut tante" ucap dokter Lusi."Tapi ibun nya anak anak..." Allarick seaka
Sesampai nya di klinik, Namiya di dorong ke dalam ruang bersalin menggunakan brankar. Dokter Lusi yang sudah di hubungi oleh mommy Noura sendiri yang menyambut kedatangan mereka ke klinik pribadi nya. Memang hanya mommy Noura dan Allarick saja yang ke rumah sakit,Sedangkan Nalisa di perintah kan menjaga Sesampai dalam ruang persalinan hal pertama yang di lakukan oleh dokter Lusi adalah memeriksa bukaan nya Namiya. "Bagaimana Lus?" tanya mommy Noura pada sang sahabat. "Belum ada bukaan, Tapi karena ketuban sudah pecah, kita akan mencoba cara tradisional dahulu," ucap Dokter Lusi. "Tradisional?" tanya Mommy Noura dengan kening berkerut. "Kita akan memancing kontraksi dengan stimulasi puting, Allarick bisa membantu melakukan nya, istimulasi puting termasuk salah satu cara terbaik memancing kontraksi, itu adalah induksi terbaik saat kontraksi tidak kunjungi datang" ucap dokter Lusi. "Baiklah Allarick akan melakukan nya, kamu kasih petunjuk aja sama Allarick bagaimana m
Namiya masuk ke rumah nya dengan langkah kecil, walaupun kehamilan nya sudah memasuki bulan ke sembilan tapi dia masih aktif di restoran nya yang sudah sangat ramai setiap hari nya. Omset harian nya pun di luar perkiraan Namiya, rasa yang ontentik, tempat yang strategis dan pelayanan yang ramah membuat para pelanggan datang berulang ke restoran mereka. Restoran mereka mulai terkenal sebagai restoran khas indonesia dengan rasa nya yang sangat medok. Restoran itu di beri nama "Kemangi". Selama mengelola restoran Namiya seakan menemukan pasion dalam hidup nya, hal itu menjadi salah satu sumber kebahagiaan dalam hidup nya. "Mbak udah pulang?" saat sampai di rumah dia di sambut oleh ketiga adik nya yang sedang sibuk di ruang tengah dengan tumpukan buku di depan nya. Namiya senang sekarang ketiga adik nya begitu semangat untuk sekolah. Impian untuk kuliah yang dulu hanya sebatas khayalan sekarang tak lagi hanya angan angan. Mereka sudah bisa bermimpi untuk kuliah nanti nya. Nal
"Terima kasih ya mas... Mbak... Untuk dua hari ini, pengajian dua hari yang lalu dan soft opening hari ini pasti sangat melelahkan," Namiya berdiri di depan staff restoran nya yang memiliki usia di atas diri nya."Soft opening sudah berjalan dengan lancar hari ini, dan mulai besok kita akan memulai perjuangan yang sesungguh nya, semoga restoran kita bisa di nikmati pelanggan dan memiliki banyak pengunjung setiap hari nya""Seperti yang saya bilang sebelum nya, selain kita harus mempertahankan cita rasa yang kita miliki, satu hal lagi yang terpenting adalah service kita pada pelanggan, kita harus memperlakukan pelanggan kita dengan baik," ucap Namiya."Baik buk...""Kalau gitu untuk hari ini kalian pulang lebih awal, beristirahat yang cukup bersiap untuk menyambut hari baru kota esok hari, oh iya... Itu ada sedikit bingkisan, bawa pulang dan makan bersama keluarga di rumah" ucap Namiya."Terima kasih buk... Kami pamit..." ucap para staff yang satu persatu berlalu meninggal menuju ruang
"Aku mau cerita sama mommy" ucap Namiya sambil mengunyah capcai ayam buatan sang mertua dengan lahap. "Cerita apa?" tanya mommy Noura sambil menatap fokus pada sang menantu. "Kemarin malam mas Al tanya sama Miya mom, dia tanya apa Miya menginginkan salah satu anak kami dalam pengasuhan Miya kelak" ucap Namiya dengan mata berbinar "Oh ya? Benar dia tanya begitu? Apa kamu yang memancing duluan atau dia yang ingat begitu saja?" "Mas Al ingat begitu aja Mom, mas Al bilang gini sama aku jika tuhan memang adil, tuhan memberi dua anak untuk dua ibu jika aku menginginkan" "Terus kamu bilang apa?" Tanya mommy Noura "Aku bilang aku menginginkan" ucap Namiya dengan mata berbinar. "Jadi kamu akan memiliki salah satu anak?" Tanya mommy Noura yang di jawab dengan anggukan kepala oleh Namiya. "Alhamdulillah nak... Akhir nya sejarah tidak terulang lagi di keluarga itu, keluarga yang telah menciptakan ibu tanpa anak, walaupun kamu harus menyerahkan salah satu anak mu, darah daging mu sendiri p