Namiya mengikuti langkah Allarick menuju kamar utama, setelah makan malam tadi Allarick bilang ingin berbicara pada nya karena itu lah Allarick mengajak nya masuk ke kamar yang akan menjadi kamar utama."Tutup pintu nya" Ucap Allarick pada Namiya dengan patuh gadis itu gadis itu melalukan perintah pria yang baru saja menjadi suami nya tersebut Allarick duduk di sisi ranjang lalu menunjukkan sisi samping nya meminta Namiya untuk ikut duduk."Kita belum pernah berbicara dari hati ke hati sebelum nya, karena sekarang kita sudah menikah, ayo kita berbicara isi hati masing masing, karena sesungguhnya nya saya sangat tidak suka ketidakjujuran, karena itu lah, ayo kita saling jujur untuk memulai hubungan kita" ucap Allarick. "Baik mas" ucap Namiya. "Mungin ini akan menyakitkan hati mu, tapi Saya sesungguhnya menentang pernikahan ini, saya melakukan ini demi kebahagiaan istri saya dan demi impian terbesar dalam hidup nya" ucap Allarick. "Saya tau mas, mbak Moana udah bilang, beliau juga
Namiya memiliki alarm tubuh konstan, tanpa alarm dari ponsel nya setiap jam empat pagi otomatis mata nya langsung terbuka dan kantuk nya langsung lenyap tak berbekas. Namiya segera duduk dari tidur nya seperti biasa, tapi kali ini ada yang berbeda, saat dia duduk ada rasa sakit yang tajam di inti tubuh nya. Rasa sakit itu menjadi pengingat nya tentang apa yang terjadi semalam, bagaimana dia menghabiskan malam bersama sang suami. Walaupun tanpa cinta, hal yang mereka lakukan semalam di kendalikan oleh insting purba mereka sebagai manusia. Namiya menatap ke sisi ranjang nya, dia melihat sang suami masih tertidur dengan lelap, Namiya akui wajah sang suami sangat lah tampan,apa lagi di saat tertidur seperti sekarang, wajah nya tidak memiliki ekpresi yang berat. Namiya mencoba untuk bangun dan meraih daster pendek nya untuk menutupi ketelanjangannya tubuh nya. Namiya mandi dengan cepat menyucikan tubuh nya yang sedang hadas besar setelah melakukan ibadah panjang bersama Allaric
Moana masuk ke istana mewah milik keluarga suami nya,rumah keluarga Nugraha yang merah berdiri di tengah lahan luas di pinggir kota.Rumah tersebut memiliki empat lantai, dengan pagar besi ulir modern dan mewah setinggi dua setengah meter.Di sisi barat istana terdapat garasi besar dengan deretan mobil mobil yang terparkir rapi.Saat mobil Moana sampai di depan gerbang dengan sigap seorang security-nya membukakan gerbang hingga mobil Moana bisa masuk.Rumah itu seperti biasa terlihat sangat sunyi, itu karena bertolak belakang dengan ukuran nya yang super luas rumah itu hanya di huni oleh tiga lansia dan dua anak gadis. Oma Winarti Nugraha sebagai nyonya tua rumah tersebut, adalah wanita nyinyir yang sangat klasik dan berbudaya di usia nya yang sudah senja kekasaran nya bukan nya berkurang malah semakin menjadi jadi.Lalu ada Wirman Nugraha ayah nya Allarick dan sang istri Natiti Nugraha.Di sana juga tinggal dua anak perempuan Wirman Nugraha yaitu Alya Nugraha dan Alisa Nugraha, Alya
"Gini aja deh, saya kasih kamu waktu tiga bulan, jika dalam tiga bulan kamu masih belum hamil juga, lebih baik kamu segera meninggalkan Allarick, saya bisa mencarikan wanita subur dan sehat untuk mendampingi nya" ultimatum wanita tua itu seperti palu godam yang menghantam dada Moana. Moana hanya bisa tersenyum kecil menjawab ucapan wanita tua tersebut. "Do'akan saja ya nek, semoga secepat nya aku bisa kasih kabar baik buat nenek, aku dan mas Al sedang promil saat ini" ucap Moana."Walaupun jika berhasil bayi itu tidak tumbuh di rahim ku" ucap Moana di dalam hati nya."Buat apa promil promil lagi, langsung saja bikin bayi tabung, biar kemungkin berhasil nya lebih besar, untuk orang penyakitan yang hanya punya separuh ovarium kayak kamu kemungkin hamil nya sangat rendah, karena itu bikin yang pasti pasti aja" ucap wanita tua itu."Baik nek..." sudah menjadi pelajaran bagi Moana jika nyonya tua sudah banyak bicara jawaban yang terbaik hanya baiklah, menyetujui apapun yang dia katakan
"Uhuk... Uhuk... Uhuk..." Batuk Moana di tengah malam membangun Allarick yang tengah tertidur lelap di samping nya.Allarick bergegas bangun dan mengambilkan air minum di atas nakas dan menyerahkan pada sang istri, Moana menerima gelas tersebut dan meminum nya dengan lahap hingga akhir nya batuk nya perlahan berhenti."Batuk kamu makin parah, besok kita ke rumah sakit ya sayang" ucap Allarick sambil mengusap punggung Moana dengan lembut."Nggak usah mas, aku baik baik saja, dokter memang pernah bilang kalau dalam masa pemulihan paska rangkaian kemo yang aku lakukan beberapa bulan lalu imun tubuh ku menurun dan aku gampang sakit, itu semua normal" ucap Moana."Tapi aku cemas sayang,apa lagi aku sekarang nggak selalu sama kamu, apa lagi kamu udah sakit tiga hari tapi kamu nggak ngabarin aku, aku cemas sayang," ucap Allarick."Aku nggak papa mas, aku baik baik saja, mas fokus saja sama promil nya dek Namiya, minggu depan saat mas nginap di sana mas harus konsul promil lagi, mas juga har
"Selamat pak, promil yang kita lakukan akhirnya berhasil... Istri anda positif hamil, dari hasil USG tadi terlihat ibu Namiya memiliki dua kantong bayi, yang itu berarti ibu Namiya akan memiliki akan kembar..." ucapan dokter itu seakan menjadi angin segar bagi Allarick, wajah nya bersinar penuh cahaya.Tapi cahaya itu meredup dengan cepat saat mengingat jika yang hamil itu bukan lah Moana, tapi Namiya.Walaupun Allarick tau Moana akan selalu tersenyum, tapi yang nama nya mata sebagai cerminan hati pasti tidak bisa berbohong. Allarick memang melihat luka yang tercermin dari mata Moana tapi, Moana selalu menutupi nya dengan senyum yang selalu menghiasi bibir nya."Usai kandungan ibu Namiya memasuki minggu ke lima, bayi nya kuat, kandungan nya ibu Namiya juga kuat, hanya kondisi ibu Namiya sedikit lemah, mungkin karena postur ibu Namiya yang sedikit kurus dan usia yang masih muda, baru 18 tahun lebih dikit" Ucap Dokter tersebut menyambung ucaoan nya."Lalu apa yang harua kami lakukan d
Namiya terbangun dan meraba sisi ranjang nya yang dingin, dan pria yang seharusnya nya ada di sana tidak lagi ada. Namiya menatap sekeliling tapi tetap Tidak terlihat sang suami di sana.Namiya lalu bangun dan menghidupkan lampu tidur di nakas lalu meraih jubah tidur untuk melapisi baju tidur nya sebelum turun dari ranjang dan keluar dari kamar.Saat akan turun dari tangga menuju lantai dua Namiya melihat lampu dapur terlihat menyala terang, Namiya juga mencium aroma enak yang seperti nya aroma mie instan. "Mas ngapain tengah malam begini di dapur?" saat melihat kalau yang di dapur adalah sang suami, Namiya langsung menyapa nya."Mas lapar," jawab Allarick singkat sambil melanjutkan memasak nya. "Tengah malam begini? Tumben? Biasa nya mas membatasi makan di jam delapan malam, tapi ini udah tengah malam, makan mie rebus pula, aneh banget, kalau mas emang lapar kenapa Nggak bangunin aku biar aku bisa masakin sesuatu buat mas Al" ucap Namiya. "Saya memang lagi pengen nya makan mie reb
Allarick merasa tubuh nya sangat lemas, makanan apapun yang dia konsumsi tidak pernah bisa bertahan di lambung nya dan langsung keluar kembali. "Mas sebenarnya kenapa? Sudah tiga hari mas seperti ini" ucap Moana sambil mengurut tengkuk Allarick yang menunduk di atas wastafel. "Mas juga nggak ngerti sayang," ucap Allarick, wajah nya yang pucat terlihat mengkerut tak mengerti. "Kita ke dokter aja ya sayang, aku cemas kalau kamu seperti ini" ucap Moana dengan nada setengah memaksa. "Baiklah" ucap Allarick akhir nya.Sudah tiga hari seperti ini membuat Allarick sangat kesusahan, belum lagi dia harus bekerja, tapi kondisi nya membuat dia tidak nyaman."Aku reservasi dulu ya, mas ganti baju dulu, baju ini lengket penuh keringat" Ucap Moana. Allarick mengangguk.Rumah sakit yang mereka tuju tidak terlalu jauh dari rumah mereka, rumah sakit nya tidak terlalu besar, hanya seperti klinik saja."Tidak ada yang salah dengan kondisi bapak, baik lambung, usus maupun hasil tes darah semua nya s
Namiya masuk ke sebuah kawasan sekolah elite internasional dengan menggunakan taxi online sembari menggandeng tangan sang putri yang terlihat sangat antusias. ini pertama kali nya Arunika masuk sekolah, dia akan mulai dari preschool karena usia nya belum genap lima tahun dan sekolah ini adalah sekolah pilihan nya mommy Noura. Menurut mommy Noura sekolah ini adalah sekolah terbaik di kawasan. "Kamu senang mau sekolah?" tanya Namiya pada sang anak yang seperti akan terbang jika tidak pegang erat erat. "Senang... aku tidak sabar bertemu teman teman," ucap Arunika dengan penuh semangat. "ingat yang mommy bilang, jangan pakai bahasa jepang, bicara sama teman teman pakai bahasa Indonesia oke..." ucap Namiya. "Oke mommy..." ucap nya lantang, kepala nya mengangguk hingga dua kuncir kuda di sisi kiri dan kanan kepala nya bergerak dengan lucu. "selamat pagi bunda... selamat datang di sekolah... siapa ini murid Miss nama nya?" seorang wanita muda menyambut Arunika dengan ramah.
"Daddy Daddy... apa Daddy tau tadi Kalla melihat ada Tante cantik dengan anak nya, anak nya juga cantik Daddy, tapi kenapa Kalla rasa nya kenal ya Daddy sama anak perempuan dan mommy nya itu" "entah kenapa rasa nya Kalla sayang sama mereka, aneh bukan Daddy?" tanya Niscalla yang sedang di gendong dan di peluk oleh sang ayah. "benarkah? siapa mereka?" tanya Allarick "nggak tau Daddy, tapi Kalla suka sama mereka" ucap Niscalla. Allarick menatap adik tiri nya Alya yang berdiri di samping nya. "Tadi kayak nya Kalla nabrak wanita muda gitu mas, dia bawa anak perempuan seusia Kalla, tapi entah kenapa rasa nya saat melihat anak perempuan wanita itu seakan aku melihat Kalla versi cewek hanya saja anak perempuan itu memiliki rambut lebat yang panjang hingga ke pinggang dan sedikit ikal" ucap Alya dengan pandangan menerawang. tubuh Allarick menegang karena perasaan familiar yang dia rasakan. "apa mungkin itu Namiya dan Arunika, apa kalian akhirnya kembali ke Daddy?" ucap Allarick
Anak di depan nya pasti lah Niscalla nya, bayi yang dia peluk dengan erat di atas meja bersalin sebelum di serahkan pada istri pertama suami nya. Anak itu adalah anak nya... Anak yang tidak pernah lagi dia lihat sejak saat itu, debaran jantung ini bukti nya, dada nya bergemuruh membuncah. Niscalla nya... Itu adalah putra nya... Tidak mungkin tidak. Ingin rasa nya Namiya merengkuh tubuh mungil ini ke dalam pelukan nya, tapi pikiran rasional nya membuat nya dengan cepat sadar. "Siapa nama mu nak?" Tanya Namiya dengan senyum indah terukir di bibir nya. "Kalla... di mana kamu... Kalla..." belum sempat bocah dengan wajah mirip dengan Arunika tersebut menjawab sebuah panggilan terdengar keras memanggil nya "Astaga Kalla, Tante udah nyariin kamu dari tadi, kamu kemana saja, daddy udah tungguin kamu dari tadi, sebentar lagi pesawat Daddy akan take off" seorang wanita berlari dengan terdengah dan berhenti tepat di hadapan Namiya. "maaf ya mbak, apa keponakan saya ganggu mbak nya? d
"Onee-sama... Arigatou... Terima kasih untuk selama ini, terima kasih sudah jadi ibu kedua yang menjaga Arunika selama aku kuliah, terima kasih karena sudah mencintai kami empat tahun terakhir"Tangis Namiya pecah saat Masayu dan Ryuku serta kedua anak mereka Yuka dan Yuki mengantar mereka bertiga ke bandara.Hari ini setelah empat setengah tahun lama nya dia tinggal di Jepang untuk meraih pendidikan di sana, akhir nya hari ini dia harus pulang.Meninggal kan keluarga Inosuke yang sudah menemani nya empat tahun terakhir."Jaga diri baik baik di sana, sering sering telpon ke rumah oke... Aku juga akan menghubungi kalian kalau aku merindukan Ru-chan kesayangan ku" ucap Masayu."Ru-chan... Jangan lupa kan Oka-sama ya, Oka-sama akan sering menelepon mu, baik baik di sana, sekolah yang rajin dan dengar kan kata kata mommy, wakarimasu ka...?""Wakattta oka-sama" jawab Arunika dengan kepala mengangguk cepat."Sudah waktu nya kalian berangkat," ucap Inosuke Ryuku sembari memberikan ketiga tik
Namiya berjalan masuk ke rumah besar keluarga Inosuke dengan langkah kecil sembari menggendong Arunika, di belakang nya mbak Sri berjalan dengan menarik dua koper besar.Setelah bersembunyi dari orang suruhan Allarick selama tiga bulan di sebuah villa keluarga Inosuke pinggir kota, akhir hari ini setelah ketiga utusan Allarick kembali ke Indonesia Namiya datang ke rumah keluarga Inosuke.Keluarga Inosuke dulu nya saat zaman kakek buyut nya Allarick adalah keluarga Yakuza dengan ribuan anak buah, tapi semakin bergeser nya zaman mereka mulai meninggalkan tradisi lama dan mulai masuk dunia yang baru.Mereka mulai dengan bisnis properti dan e-commers, lalu perlahan mulai merambah dunia ekspor impor hingga bisa membuka cabang di Indonesia.Di sana lah Inosuke ojii-sama berkenalan dengan seorang wanita yang akhirnya menjadi teman seumur hidup nya, dan dari pernikahan mereka lahir lah dua orang anak.Anak pertama nya sudah meninggal dan dari nya kakek memiliki satu cucu laki laki bernama Ino
Sudah tiga bulan lama nya Allarick mencari jejak Namiya dan Arunika, dia menjadi sangat terobsesi dengan pencarian nya.Berdasarkan penyelidikan yang dia lakukan dia berhasil mendapat kan tiga penerbangan internasional atas nama Namiya dan Arunika. Penerbangan menuju Jepang, ke Malaysia dan ke new york, amerika serikat.Tentu saja kecurigaan terbesar Allarick pelarian Namiya adalah ke Jepang, Karena di sana lah kampung halaman sang ibu, bahkan kakek dan paman nya masih tinggal di sana bersama sepupu nya Inosuke Ryoku dan istri nya Masayu.Tapi bisa jadi juga itu hanya jebakan agar Allarick berfikir demikian. Jadi nya saat itu Allarick ingin ke Jepang untuk mencari tau sendiri kebenaran nya, tapi... Kondisi Niscalla memburukDemam nya semakin tinggi hingga dia harus di rawat di rumah sakit, dia menjadi kolokan dan tidak bisa di tinggal, dia lengket seperti lem pada Allarick, hanya Allarick.Tidak ada satu orang lain pun yang dia izinkan memeluk diri nya kecuali sang ayah. Niscalla se
"Apa maksud mommy? Tas ASI terakhir buat Niscalla? Kenapa? Di mana Namiya mom? Seharus nya dia sudah di rumah karena ini minggu ini jatah nya aku di bersama nya""Apa dia masih di restoran? Tapi ini sudah lewat isya?"Allarick berdiri di ruang tengah sembari memegang tas ASI yang baru saja di serahkan oleh Mommy Noura pada nya.Allarick sungguh tidak mengerti dengan maksud sang ibu yang mengatakan jika ini adalah Stock ASI terakhir buat sang putra."Namiya sudah pergi, dia ingin meminta cerai dari mu," ucap mommy Noura singkat."Cerai? Tidak mom... Aku tidak ingin menceraikan nya, aku tidak bisa kehilangan Namiya dan Arunika, mereka adalah milik ku" ucap Allarick dengan mata memancarkan kemarahan."Mommy tidak berhak ikut campur dengan keputusan yang di buat oleh Namiya, jika kamu ingin tau kamu bisa membaca surat yang di tinggalkan oleh Namiya" ucap mommy Noura sambil menyerah surat beramplop putih yang di pegang nya sejak tadi."Pergi dan hanya meninggal kan sepucuk surat... Ha.. Ha
Bandara Narita, tokyo Jepang adalah bandara tersibuk di negara matahari terbit tersebut. Namiya turun di terminal dua bandara dengan mata bengkak, selama hampir delapan jam dalam penerbangan nonstop itu Namiya sering sekali menangis.Begitu juga Arunika, gadis kecil berusia enam setengah bulan itu juga rewel dan sering menangis, entah karena tidak nyaman di pesawat dengan ketinggian ribuan kaki itu atau karena di pisah kan dengan paksa dengan sang ayah yang begitu dekat dengan nya.Arunika adalah tipe anak perempuan yang suka sekali dengan sentuhan sang ayah, saat sedang rewel bersama Namiya jika Allarick datang dan dia di gendong tangis nya langsung berubah jadi tawa.Saat tidur pun dia lebih suka di pelukan sang ayah dari pada pelukan sang ibu.Setelah segala urusan imigrasi selesai, Namiya berjalan keluar menggendong Arunika di ikuti suster Sri yang mendorong stroller berisi tiga koper besar dan beberapa tas tangan kecil."Arunika... Oji-sama merindukan mu, aitakatta Arunika" Buka
Enam bulan berlalu begitu saja, seperti yang Namiya janjikan pada diri nya sendiri, dia akan pergi, sejauh mungkin untuk menghilang dari kehidupan yang kelam sebagai simpanan.Istri kedua yang tersembunyi. Enam bulan terakhir Namiya menghabiskan waktu mengumpulkan jutaan kenangan indah bersama sang suami, saat suami nya bersama diri nya.Namiya tau saat ini Moana sendiri sudah sangat berat hidup memiliki madu, Walaupun dia sendiri yang membawa madu itu ke rumah nya.Dahulu, saat Namiya hamil tidak sekali pun Moana memanggil Allarick yang harus nya bersama diri nya pulang ke rumah nya.Dahulu saat jatah Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana tidak pernah memanggil Allarick untuk pulang ke rumah nya.Tapi sekarang, saat Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana sering menelpon Allarick menyuruh nya buat pulang ke rumah nya dengan berbagai alasan.Dan alasan nya selalu tentang Niscalla. Entah Niscalla rewel lah, Niscalla nggak mau tidur lah, bahkan dia pernah mengatakan Niscalla yang baik