Beranda / Romansa / Simpanan Sang Miliuner / Bab 40. Keegoisan Sifat Draco Riordan

Share

Bab 40. Keegoisan Sifat Draco Riordan

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-20 00:51:16

Hati Luna seperti tertikam belati tajam mendengar apa yang Draco katakan. Tenggorokannya seperti menelan ribuan jarum. Yang sakit bukan hanya hatinya saja! Tapi sekujur tubuh gadis itu. Mata sudah berembun penuh menyimpan air mata yang pastinya akan tumpah lagi dalam hitungan detik.

Tubuh Luna terguncang akibat sakit yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya. Gadis itu ingin menjerit sekencang mungkin akibat rasa sakit yang dia dapatkan setelah mendengar pengakuan Draco. Luna belum pernah sama sekali merasakan luka seperti ini dalam hidupnya. Dia kerap ditampar oleh bibinya. Dia kerap menahan lapar di kala bibinya tak memberikannya makan.

Akan tetapi rasa sakit penderitaan yang bibinya berikan padanya, tetap tidak sebanding dengan luka yang dia rasakan sekarang. Tubuhnya layaknya piring yang sudah hancur berkeping-keping. Kaki Luna melemah. Dia nyaris tersungkur. Untungnya sosok pria yang melukainya itu masih memegangnya. Jika tidak, sudah pasti dia akan terjatuh tersungkur di lan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 41. Informasi Tentang Luna

    “Di mana Draco?” Mireya baru bangun tidur, langsung menanyakan keberadaan Draco. Yang dia inginkan adalah selama berada di rumah sakit, Draco selalu ada di sisinya. Namun, malah apa yang dia inginkan tidaklah menjadi nyata. Tunangannya itu tidak ada di ruang rawatnya.“Tuan Draco sudah pulang, Nona. Beliau sedang istirahat. Selama Tuan Draco Riordan tidak ada, Anda akan dijaga oleh pengawal dan pelayan.” Nigel menjawab sopan. Dia masih berada di ruang rawat Mireya, karena menunggu sampai Mireya membuka mata.Mireya berdecak. “Beri tahu aku di mana alamat Draco tinggal dengan pelacur itu!”Draco memiliki banyak mansion dan penthouse. Mireya tidak tahu tinggal di mana tunangannya itu bersama dengan pelacur itu. Dia sudah tak bisa menahan diri. Dia ingin sekali menemui pelacur itu dan menghajarnya.“Nona, untuk hal itu Anda lebih baik bertanya langsung pada Tuan Draco Riordan. Saya tidak memiliki hak untuk menjawab pertanyaan Anda.” Nigel tak berani memberi tahu di mana tuannya itu tingg

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-20
  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 42. Lebih Memilihmu

    Mata Luna mengerjap beberapa kali. Rasa sakit di kepalanya sedikit membuatnya kesulitan membuka mata—akibat dia meloloskan rintihan sakit. Gadis itu memijat pelipisnya demi mengurangi rasa sakit. Namun, detik di mana dia memijat keningnya—ada handuk terjatuh.Luna sedikit terkejut handuk kecil khusus kompresan demam ada di hadapannya. Raut wajahnya berubah menjadi bingung. Dia tak tahu ada apa dengan dirinya sampai dikompres. Apa dia sakit? Jika iya, kenapa dia tidak sadar?“Selamat pagi, Nona Luna.” Seorang pelayan melangkah masuk ke dalam kamar sambil membawakan nampan yang berisikan soup dan juga obat.Luna menatap sang pelayan yang sudah ada di hadapannya, menatap sang pelayan mengantarkan semangkuk soup hangat dan juga obat. “Itu obat apa?” tanyanya pelan dan bingung.“Ini adalah obat untuk menguatkan stamina Anda yang sempat menurun.” Pelayan meletakan obat itu ke atas meja. “Namun sebelumnya, saya sarankan Anda untuk memakan soup lebih dulu, selagi soup masih hangat.” Luna mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 43. Sosok Pria Asing

    Mireya sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Dokter memberikan izin padanya untuk keluar dari rumah sakit, karena kondisi Mireya sudah membaik. Pun luka di pergelangan tangan Mireya sudah memulih. Beruntung, memang Mireya tidak sampai benar-benar memotong urat nadinya. Jika saja urat nadinya putus, maka tak akan mungkin wanita itu bisa secepatnya pulih.Selama berada di rumah sakit, Draco hanya datang beberapa kali saja. Pria itu selalu beralasan sibuk dengan pekerjaan. Yang menjaga Mireya hanyalah pengawal dan pelayan. Padahal yang diinginkan wanita itu adalah sang tunangan selalu ada di sisinya. Apalagi kondisinya tengah sakit seperti ini. “Di mana Draco?” tanya Mireya pada Nigel yang baru saja datang. Dia sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit, dan dia menunggu Draco menjemputnya. Nigel menunduk. “Maaf, Nona. Kebetulan hari ini Tuan Draco Riodan sangat sibuk. Beliau tidak bisa—”“Sibuk apa dia, hah?! Sibuk dengan pelacur itu!” bentak Mireya keras.Mireya bukan orang

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-21
  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 44. Dikenalkan Mendiang Ibu Draco

    “Mireya sudah keluar dari rumah sakit?” Draco duduk di kursi kebesarannya seraya menatap Nigel yang berdiri di hadapannya. Tatapan dingin dan tersirat tegas. Pria itu kini tengah berada di ruang kerja yang ada di penthouse pribadinya. Nigel mengangguk. “Sudah, Tuan. Nona Mireya sudah keluar dari rumah sakit. Tadi saya ingin mengantar beliau, tapi beliau menolak. Beliau memilih untuk pulang dengan asisten pribadinya sendiri.”Draco menyesap wine perlahan. “Biarkan saja. Paling tidak, dia sudah keluar dari rumah sakit.” Nigel terdiam sebentar. “Tuan, Nona Mireya sudah berani untuk berbuat nekat. Tidak menutup kemungkinan, jika ke depannya Mireya akan berbuat nekat lagi.”Draco mencengkram gelas yang ada di tangannya. Tak dipungkiri bahwa apa yang dikatakan Nigel adalah benar. Besar kemungkinan Mireya akan lebih berbuat nekat. Dia sudah memikirkan akan hal ini. Namun sayang, dia belum bisa bertindak lebih.“Aku belum bisa mengambil keputusan apa-apa. Tunggulah, Nigel. Aku masih membutu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 45. Aku Terlalu Rumit untuk Kau Pahami

    Luna sama sekali tidak menyangka kalau Draco akan membawanya ke makam mendiang ibu pria itu. Hatinya tersentuh tak menentu. Jutaan pertanyaan menelusup masuk ke dalam pikirannya. Luna butuh jawaban pasti. Akan tetapi, lidahnya terlalu kelu untuk merangkai banyak pertanyaan. Yang dia bisa tangkap dari matanya adalah sosok Draco Riordan sangatlah mencintai ibunya.Seseorang pria yang mencintai ibunya, maka pasti pria itu sangatlah menghargai seorang wanita. Namun kenapa malah Draco tega memberikan harapan palsu padanya? Draco tega menjadikannya nomor dua. Membuat Luna sangatlah berharap. Padahal jelas pria itu telah dimiliki oleh wanita lain.Sepulang dari pemakaman, Luna melangkah menghampiri Draco yang menyendiri di kamar sambil menatap foto mendiang ibu pria itu. Luna belum pernah melihat sisi Draco yang seperti ini.“Ibumu sangat cantik, Draco,” puji Luna. “Wajahmu mirip sekali ibumu.”Draco mengangguk membenarkan apa yang dikatakan Luna. “Ya, kau benar. Wajahku memang mirip dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-22
  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 46. Tamparan Menyakitkan

    Draco menatap dingin asistennya yang ada di hadapannya. Aura wajah dingin dan tegas, menyimpan jutaan hal di sana. Napasnya memburu. Rahangnya mengetat. Kemarahan menyelimuti dirinya.“Untuk apa tua bangka itu mencariku?!” seru Draco dengan kemarahan yang tak bisa tertahankan. Nigel sudah menduga ini. Dia melaporkan tentang sosok yang paling dibenci tuannya akan datang menemui Tuannya itu—dan detik itu juga kemarahan menyelimuti jelas Tuannya. “Tuan Danny Fergie hanya mengatakan ingin bertemu dengan Anda. Tidak ada alasan apa pun. Apakah Anda ingin menolak? Jika Anda ingin menolak, maka saya akan menolak keinginan beliau yang ingin bertemu Anda.” Nigel memberi tahu.Draco terdiam dengan sorot mata tajam mendengar apa yang dikatakan oleh sang asisten. ‘Danny Fergie’, nama yang tak pernah ingin Draco dengar. Nama yang menumbuhkan rasa benci yang menggebu-gebu dalam dirinya. Aura kebencian, dendam, dan emosi telah melebur menjadi satu. Dia mengingat kejadian menyakitkan dalam dirinya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 47. Pertemuan dengan Danny Fergie

    Keheningan membentang menyelimuti suasana itu. Luna duduk di ranjang sambil dikompres handuk hangat oleh Draco. Gadis cantik itu tak bersuara sedikit pun. Hanya tatapan lurus menatap manik mata hangat dan dalam Draco. Tatapan yang tersirat menunjukkan bahwa dia memiliki ribuan pertanyaan.“Kau hanya diam. Kau tidak merintih. Apa tamparan Mireya tidak menyakitkan?” Draco memberikan salep ke wajah Luna. “Tamparan ini menyakitkan. Bohong jika aku tidak merasakan sakit. Aku bukan wonder woman yang memiliki kekuatan. Tapi, sebagai sesama perempuan, tamparan ini sebagai bentuk luapaan emosi dari pasangannya yang ketahuan berselingkuh.” Luna menjawab dengan suara tenang, dan pelan.Luna tak menyalahkan Mireya sama sekali yang datang menemuinya, demi meluapkan kemarahan padanya. Menurut Luna, tindakan Mireya merupakan hal yang sudah sangat sepantasnya dilakukan. Mireya hanya marah karena posisi Draco telah berselingkuh. Andai saja Draco tak melukai hati Mireya, maka pasti tak mungkin Mireya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-23
  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 48. Kesalahan Apa yang Mireya Lakukan

    “Mom, aku sudah pulang.” Draco melangkah masuk ke dalam rumahnya, berseru memanggil ibunya. Namun, sayangnya di kala dia mencari-cari keberadaan ibunya, dia tidak menemukan ibunya. Baik itu di kamar, di ruang tengah, atau di halaman belakang tidak ada ibunya. “Mom? Kau di mana?” Draco melangkah menelusuri rumahnya yang sederhana, dan tiba-tiba langkahnya terhenti di dapur melihat ada darah yang berlinang. Raut wajah pemuda tampan itu berubah kaku dan ketakutan. Jantungnya berdebar jauh lebih kencang dari biasanya akibat rasa takut yang mendera. “Mom!” Betapa terkejutnya Draco melihat ibunya tergeletak di lantai dengan pergelangan tangan yang sudah dipenuhi darah. Pun pisau ada di sana. Menandakan bahwa ibunya melukai diri sendiri. Tangis Draco pecah bersimpuh seraya memeluk ibunya. “Mom! Buka matamu! Jangan tinggalkan aku, Mom!” Draco merasakan tubuh ibunya mulai dingin. Dia berteriak meminta ibunya bangun, tapi hasilnya nihil. Ibunya tak kunjung membuka mata. Tatapan Draco teral

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-24

Bab terbaru

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 60. Extra Part  

    Lima tahun kemudian … “Ayo Dickson! Lenita! Semangat!” Luna bersorak menyemangati anak kembarnya yang sedang lomba renang. Tampak wanita itu menunjukkan kegirangannya di kala anak kembarnya unggul dari yang lain.Draco berdiri di samping Luna, menatap tenang anak kembarnya yang lebih unggul dari yang lain. Luna sejak memiliki anak jauh lebih heboh dan cerewet, sedangkan Draco lebih tenang. Namun, jika Draco sudah bicara tegas, maka pasti semua akan takut pada pria itu. Hingga kemudian, waktu berakhir. Dickson juara satu dan Lenita juara dua. Sontak Luna memekik kegirangan anak kembarnya berhasil menang. Dia memeluk Draco karena terlalu sedang. Ekspresi Draco tersenyum tipis dan penuh bangga pada Dickson dan Lenita.“Sayang, anak kita menang,” seru Luna antusias.Draco mengecup kening Luna. “Kemenangan sudah pasti berada di tangan mereka.”“Daddy! Mommy!” Dickson dan Lenita berlari menghampiri kedua orang tua mereka, memeluk erat kedua orang tua mereka.“Anak Mommy dan Daddy hebat!

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 59. Perfect Ending 

    “Saya, Draco Riordan, mengambil engkau Luna Granger sebagai istriku untuk saling memiliki dan menjaga, dalam keadaan susah atau senang, dalam keadaan kekurangan atau berkelimpahan—dan dalam keadaaan sakit atau sehat. Aku berjanji di hadapan Tuhan dan para saksi, untuk selalu mengasihi dan menghargai engkau, sampai maut memisahkan kita.”“Saya, Luna Granger, mengambil engkau Draco Riordan sebagai suamiku untuk saling memiliki dan menjaga, dalam keadaan susah atau senang, dalam keadaan kekurangan atau berkelimpahan—dan dalam keadaan sakit atau sehat. Aku berjanji di hadapan Tuhan dan para saksi, untuk selalu mengasihi dan menghargai engkau sampai maut memisahkan kita.”Pastor mensahkan pernikahan Draco dan Luna. Dua insan yang baru saja resmi menjadi sepasang suami istri bertukar cincin, dan mereka langsung berciuman di hadapan ribuan para tamu undangan. Suara tepuk tangan riuh terdengar.Pernikahan Draco dan Luna mengukir sejarah. Pernikahan yang megah dihadiri oleh para pengusaha, art

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 58. Lamaran Manis di Hadapan Kedua Orang Tua Luna

    “Draco, kita mau ke mana? Ini kan bukan arah rumah kita,” ucap Luna di kala Draco mengambil arah ke jalan yang lain. Bukan jalan ke rumah baru mereka. Gadis itu menoleh menatap Draco dengan tatapan bingung.“Nanti kau akan tahu ke mana aku akan membawamu.” Draco membelai rambut panjang Luna. Pria itu menatap ke depan, fokus pada jalanan. Luna ingin bertanya ke mana Draco akan membawanya, tapi karena tatapan Draco sangat serius menatap jalanan, itu membuatnya mengurungkan diri untuk bertanya. Luna memilih diam sampai dia tahu ke mana Draco akan membawanya. Butuh perjalanan sekitar tiga puluh menit. Mobil Draco mulai memasuki halaman parkir pemakaman. Luna sekarang mengerti Draco mengajaknya untuk mengunjungi makam mendiang ibu Draco. Luna tersenyum. “Kau ingin kita mengunjungi makam ibumu, ya?”Draco mengangguk sambil membelai pipi Luna. “Ya, tapi bukan hanya makam ibuku saja.”Kening Luna mengerut dalam. “Makam siapa?”“Nanti kau akan tahu. Kita turun dulu.” Draco mengajak Luna unt

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 57. Berkunjung ke Penjara dan Rumah Sakit Jiwa

    Luna bergerak-gerak gelisah. Peluh membanjiri keningnya. Jeritan kata ‘Tidak’ membuat Draco terbangun lebih dulu. Pria tampan itu mendapati Luna yang seperti tengah mimpi buruk. Refleks, Draco membangunkan Luna.“Luna? Hey, Luna?” panggil Draco lembut.“Jangan bunuh anakku!” teriak Luna bersamaan dengan dia sudah bangun, dan bercampur dengan derai air mata.Draco langsung memeluk Luna erat, dan menciumi puncak kepala gadis itu. Tangis Luna pecah dalam pelukan Draco. “Luna, kau mimpi buruk. Aku di sini. Aku selalu menjagamu.”Tangis Luna mengecil dalam pelukan Draco. “Draco, aku bermimpi Danny dan Mireya ingin membunuh anak kita.”Draco mengeratkan pelukannya mendengar cerita Luna. Pasti trauma kejadian penculikan itu masih ada. Tidak mungkin dalam sekejap bisa sirna begitu saja. Dalam hati Draco mengumpati kebodohannya yang terlalu lama menyelamatkan Luna. “Pria tua itu sudah berada di penjara, sedangkan Mireya berada di rumah sakit jiwa. Mereka tidak akan melukaimu,” ucap Draco sung

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 56. Pindah Rumah

    Kesehatan Luna berangsur-angsur membaik. Dia mendapatkan perawatan terbaik Selama berada di rumah sakit. Hamil membuat Luna mendapatkan perhatian berlebih dari Draco. Setiap Luna ingin bergerak saja, Draco selalu khawatir hal buruk menimpa Luna. Terdengar sangat berlebihan, tapi memang itulah Draco jika sudah ketakutan kehilangan sosok yang berharga di hidupnya.“Draco, aku sudah makan. Jangan minta aku untuk makan lagi. Aku sudah kenyang. Nanti aku muntah jika kau paksa,” ucap Luna dengan bibir tertekuk dalam. Perutnya sudah kenyang, tapi terus dipaksa untuk makan.Draco meletakan piringnya ke atas meja dan berkata lembut, “Baiklah, aku tidak akan memaksamu lagi. Yang penting kau sudah kenyang. Aku tenang sekarang.”Luna tersenyum mengerti rasa khawatir Draco. Gadis itu bangkit berdiri dan duduk di pangkuan Draco. “Aku akan baik-baik saja. Aku akan selalu menjaga anak kita. Kau percaya padaku, kan?”Luna mengerti kekhawatiran Draco. Pria itu pernah kehilangan anak. Jadi wajar jika se

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 55. Kejahatan Tak Akan Pernah Menang

    “D-Draco?” lirih Luna melihat Draco berada di ambang pintu. Matanya sembab akibat tangis, sekarang berubah menjadi tatapan penuh harap. Dia percaya Draco akan datang menyelamatkannya. Tubuh Mireya membeku di tempatnya melihat Draco berdiri di ambang pintu. Berbagai umpatan lolos di bibirnya. Dia tak mengira Draco akan secepat ini menemukan keberadaan Luna.Tatapan Danny menyalang tajam menatap Draco. “Sejak awal Luna adalah wanitaku! Jangan pernah kau mengaku-aku dia sebagai wanitamu!”Draco tersenyum sinis melihat Mireya juga terlibat. Dalam hati dia bersyukur datang tepat waktu. Dia mendengar jeritan Luna. Dia sudah menduga apa yang terjadi sebelum dirinya datang. Sekarang kebenciannya pada Danny dan Mireya semakin bertambah.“Kalian ingin membunuh anakku yang ada di kandungan Luna?” Draco melangkah mendekat, menatap tajam Danny dan Mireya. “Luna adalah milikku!” desis Danny menekankan.Draco tersenyum sinis. “Kau ingin tahu kenapa aku bertekad mengalahkanmu di pelelangan waktu i

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 54. Kehamilan Luna

    Draco melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh membelah kota. Pria itu menginjak pedal gas kuat-kuat. Alamat keberadaan Luna sudah berhasil ditemukan. Hacker membobol CCTV jalanan. Draco siap mengeluarkan banyak uang demi agar bisa mengetahui keberadaan Luna. Nigel yang duduk di samping Draco memegang kuat seat belt-nya. Draco tidak mau disopiri. Pria tampan itu lebih percaya menyetir sendiri di kala keadaan mendesak. Tentu Draco mengemudikan mobil di atas kecepatan rata-rata. Nigel saja sampai shock bahkan hampir muntah. Namun Nigel tidak bisa berkomentar apa pun. Nigel hanya bisa patuh pada tuannya.“Nigel, kau sudah yakin alamat yang kau dapatkan?” seru Draco dengan sorot mata tajam.Nigel mengangguk seraya menelan salivanya susah payah. “S-sudah, Tuan. S-saya yakin dengan alamat yang saya dapatkan.”Draco menambah laju kecepatan mobilnya. Sontak tubuh Nigel tercondong ke depan akibat Draco melajukan mobil tanpa perhitungan. Beruntung Nigel sudah kuat-kuat memegang seat belt-nya.

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 53. Pendarahan

    Saat pertama kali tiba di penthouse, Draco menatap tiga pelayannya sudah berlumuran darah. Dua lagi berhasil selamat kini menangisi teman mereka yang tewas. Aroma anyir darah begitu semerbak memenuhi ruang tengah. Nigel yang ada di samping Draco terkejut melihat keadaan penthouse Draco yang berantakan. “Tuan.” Dua pelayan yang masih hidup bergetar ketakutan di kala mereka menatap Draco.Tatapan Draco menyalang tajam bagaikan singa hutan yang murka. “Ceritakan padaku apa yang terjadi!” semburnya penuh amarah tertahan. Dia sudah meminta orangnya mencari titik keberadaan Luna, tapi sampai detik ini belum juga ditemukan.Dua pelayan itu gelagapan menjawab pertanyaan Draco. Mereka tidak akan mungkin diam saja, jika sudah mendapatkan cercaan pertanyaan seperti ini. Mereka harus menjawab kebenaran yang ada.“T-tuan, m-maafkan kami. Lampu tiba-tiba saja mati. Kami berusaha menghubungi pihak keamanan, tapi seluruh telepon di penthouse tidak berfungsi. Saat salah satu di antara kami ingin meng

  • Simpanan Sang Miliuner   Bab 52. Mengambil Sebuah Keputusan Besar

    Mireya duduk di pangkuan Draco di kala tunangannya itu sudah tiba di tempat yang sudah dijanjikan mereka akan bertemu. Dia membelai rahang tegas Draco, menatap penuh damba sang tunangan yang sangat tampan dan rupawan.“Aku turut prihatin dengan apa yang terjadi padamu, Draco,” ucap Mireya hendak memberikan ciuman di bibir Draco, tapi pria itu membuang wajahnya seolah tak sudi dicium oleh Mireya.Draco mendorong tubuh Mireya, hingga membuat wanita itu tersungkur di lantai. “Aw! Draco kenapa kau kasar padaku?” serunya kesal.Draco menatap dingin Mireya yang tersungkur ke lantai. “Asistenku mengatakan kau tidak bisa diajak negosiasi karena keadaan perusahaan cabangku yang mengalami musibah. Sekarang aku datang untuk mengajakmu bernegosiasi, jadi jangan membuang-buang waktuku!”Mireya bangkit berdiri menahan sakit di bokongnya. “Kau bisa bersikap lembut pada seorang pelacur, tapi kau malah bersikap kasar pada tunanganmu sendiri!”“Berhenti mengatakan Luna seorang pelacur!” bentak Draco su

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status