Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 142. Ke Sebuah Cafe

Share

Bab 142. Ke Sebuah Cafe

Author: Andy Lorenza
last update Huling Na-update: 2024-10-06 00:27:07

Hotel mewah milik Harry bukan hanya menyediakan kamar dan fasilitas lainnya yang berada di dalam ruangan hotel saja, melainkan juga menyewakan berbagai macam fasilitas yang dapat digunakan di luar bangunan hotel seperti mobil untuk keperluan pengunjung hotel itu berkeliling Pulau Bali atau mengunjungi tempat-tempat yang mereka inginkan di pulau itu.

Sama halnya yang dilakukan Cristy saat ini menyewa sebuah mobil milik hotel itu, untuk ia gunakan berkeliling Pulau Bali serta singgah di tempat-tempat yang ia inginkan nanti.

Mobil-mobil yang disewakan pihak hotel beraneka ragam jenisnya, karena Cristy menyewa mobil yang tergolong mewah maka harga sewanya pun cukup mahal. Jika biasanya mobil yang disewa lengkap dengan supir, namun kali ini Cristy sengaja tak membutuhkan supir itu karena ia hanya ingin menggunakan mobil itu berdua dengan Roy saja.

“Ini kunci mobilnya, kamu aja yang bawa ya?” ujar Cristy menyerahkan kunci kontak mobil yang disewanya itu pada Roy, Roy yang memang sudah cukup
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 143. Pancingan Gairah Cristy

    “Ya, sejak aku berkunjung ke sini pertama kalinya beberapa tahun yang lalu membuat aku ketagihan ingin kembali dan kembali berkunjung. Pulau Bali ini tempat wisata yang luar biasa indahnya, aku yakin seluruh turis yang berkunjung ke sini akan memberi penilaian dan kesan yang sama sepeti aku.” Tutur Cristy, Roy terlihat mengangguk-angguk dan juga mengakui jika Bali memang indah dan tempat wisata nomor wahid di Indonesia.Sekitar jam 11 malam lebih Cristy dan Roy memasuki sebuah tempat diskotik, di sana selain minum mereka pun melantai. Entah karena ketampanan wajah Roy dan rasa nyaman Cristy dalam hal ngobrol dengannya, membuat Cristy menaruh simpati pada pria dari Desa Nelayan itu.Saat melantai tak jarang Cristy menatap erat wajah Roy, tatapan itu jelas sekali menyiratkan sesuatu kekaguman atau rasa suka melebihi teman yang diajak untuk sekedar menemaninya berkeliling kawasan Pulau Bali itu.Sementara Roy sama sekali tak menyadari hal itu, baginya Cristy adalah pengunjung hotel tempa

    Huling Na-update : 2024-10-09
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 144. Cristy Merasa Terpuaskan

    Bule cantik itu berfikir jika permainan Roy tidak akan bertahan lama dan ia pasti dapat menaklukan pria asia yang tadinya dipandang sebelah mata dalam urusan bercinta di ranjang, akan tetapi perkiraannya itu sama sekali meleset karena justru tubuhnya mulai mengejang lalu lemas diiringi senyum kepuasan mengapai puncak percintaan sementara Roy belum mencapai separuh perjalanan menuju ke sana.Dalam keadaan masih takjub dan tak percaya dengan yang baru saja ia raih dari Roy, tiba-tiba tubuhnya kembali disentuh dan pria tampan itu melakukan gerakan seperti semula.Rasa takjub dan tak percaya Cristy pun seketika itu buyar, ia sekarang fokus merespon setiap sentuhan dan gerakan penuh sensasi dari Roy. Setelah Cristy mencapai puncak yang kedua, beberapa menit kemudian barulah Roy meraih hal yang sama.Tubuh mereka bermandikan keringat meskipun hawa di kamar itu dingin ber AC, Cristy yang tadi terbaring bersebelahan dengan Roy seketika merapat memeluk. Dari senyum dan sorot matanya tersirat j

    Huling Na-update : 2024-10-12
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 145. Roy Dipecat

    “Namaku Sasha, aku salah seorang tamu hotel ini. Maksud dan tujuanku menemui Pak Harry sebagai pemilik hotel ini, ingin melaporkan salah seorang karyawan Bapak yang hampir saja membuat aku celaka.” Ujar wanita itu sembari memperkenalkan dirinya.“Salah seorang karyawan saya hampir saja membuat Mbak Sasha celaka? Siapa dia, Mbak tahu namanya?” tanya Harry terkejut.“Namanya Roy pelatih selancar itu, Pak.” Jawab Sasha, saking terkejutnya Harry pun terperanjat dari duduknya.“Roy..?! Memangnya apa yang telah ia lakukan hingga Mbak Sasha hampir celaka?” Harry penasaran.“Aku juga ingin diajarkan berselancar dan tadi Roy menerimaku bergabung dengan para turis yang ia ajarkan berselancar sore ini, akan tetapi karena keteledorannya aku pun terjatuh dan hampir tenggelam.” Jelas Sasha.“Lalu siapa yang menolong, Mbak?” tanya Harry.“Para bule yang ada di sana, benar-benar karyawan Pak Harry itu nggak ada tanggung jawabnya. Berkaitan dengan itu pula aku ingin menuntut ganti rugi atas kejadian y

    Huling Na-update : 2024-10-15
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 146. Di Pos Kamling

    Roy terbangun saat tubuhnya mulai terasa dingin karena malam telah larut, ia pun terkejut melihat 4 orang pria yang duduk di bangku panjang yang ada di teras pos kamling itu.“Maaf Mas-mas, karena kelelahan aku ketiduran di sini,” ucap Roy pada mereka, Roy pun tahu jika keempat pria itu merupakan petugas yang mendapatkan giliran ronda malam itu.“Iya nggak apa-apa Mas, silahkan dilanjut tidurnya kalau masih mengantuk.” Jawab salah seorang dari mereka begitu ramahnya.Roy yang telah bangkit dan duduk segera menghampiri dan bergabung duduk dengan keempat pria di teras pos kamling itu, karena bangku yang memanjang itu masih muat untuk diduduki mereka pun bergeser supaya Roy dapat duduk bahkan salah seorang dari mereka menyodorkan segelas kopi hangat yang ia tuang dari termos yang mereka bawa dari rumah tadi.“Silahkan Mas diminum kopinya!” tawarnya pada Roy.“Makasih Mas,” ucap Roy sembari menerima uluran gelas berisi kopi hangat itu.“Kalau boleh tahu Mas ini dari mana dan hendak ke man

    Huling Na-update : 2024-10-19
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 147. Menolong Seorang Gadis

    “Uang di rekening pun berkurang untuk biaya makan minum dan rokok selama dua hari di sini,” Roy kembali bergumam sembari hembuskan asap rokok yang baru saja ia isap dan pandangannya ia layangkan ke atap pos kamling itu.Tlak beberapa lama di seberang jalan raya tepat di depan pos kamling terlihat sebuah mobil sedan mewah berhenti, dari dalam mobil tepat di pintu pengemudinya ke luar seorang wanita muda cantik jelita.Awalnya setelah turun ia arahkan pandangannya ke salah satu ban mobil mewah miliknya itu, kemudian ia layangkan pandangan ke kiri dan ke kanan seperti mencari sesuatu.Saat itu jalan raya di depan pos kamling tak seramai biasanya, hingga saat Roy arahkan pandangannya ke depan ia jelas sekali melihat mobil sedan mewah itu dan seorang wanita cantik berdiri di sampingnya dengan wajah panik.Roy segera bangkit dari duduknya lalu ke luar dari dalam pos kamling, langkahnya ia arah ke seberang jalan di mana mobil sedan mewah dan wanita cantik itu berada.“Maaf, mobil Mbak kenapa

    Huling Na-update : 2024-10-25
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 148. Dicarikan Kerja

    Sebuah gedung perkantoran bertingkat 5 melebar seperti bangunan hotel, mobil yang dikemudikan Viola pun berhenti. Setelah memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus, Viola mengajak Roy untuk turun dan masuk ke dalam gedung perkantoran yang megah itu.“Bukankah ini perusahaan pariwisata yang dikenal terbesar di Pulau Bali ini?” tanya Roy setelah melihat merek perusahaan tertera besar di tengah-tengah bangunan megah itu di antara tepatnya di lantai 3.“Hemmm, ya. Aku ingin memasukan Mas Roy bekerja di kantor ini,” jawab Viola diiringi senyumnya.“Wah.. Yang benar aja Viola? Mana mungkin aku diterima bekerja di perusahaan semegah ini,” Roy merasa tak yakin.“Kita coba aja dulu masuk dan menanyakannya pada bagian personalia kantor perusahaan ini, siapa tahu Mas diterima.” Ujar Viola kembali diiringi senyumnya.Setelah naik lift tepatnya di lantai paling atas, Roy diajak ke sebuah ruangan yang di pintunya tertera Kepala Bagian Personalia.“Mas tunggu di sini biar aku yang masuk menanyaka

    Huling Na-update : 2024-10-29
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 149. Ke Rumah Viola

    Bahkan Roy mendapatkan bonus di luar gaji yang ia terima di bulan pertama itu, semua itu bukan saja perintah Viola melainkan juga karena prestasi yang ditunjukan Roy sebagai karyawan yang bertugas sebagai pemandu para pengunjung untuk memakai jasa pelayanan perusahaan pariwisata itu.****Malam itu setelah magrib, Roy yang berada di tempat tinggal yang disediakan itu nampak menelpon seseorang dengan ponselnya.“Hallo Mas Roy,” sapa seorang wanita setelah mengangkat panggilan di ponsel Roy.“Hallo juga Viola, gimana kabarmu?” balas dan tanya Roy.“Alhamdulillah baik, Mas Roy sendiri gimana?” Viola balik bertanya.“Alhamdulillah baik juga,” ucap Roy.“Oh ya Viola, kamu ada acara nggak malam ini?” sambung Roy.“Acara? Kayaknya nggak ada tuh, emangnya kenapa Mas?” jawab dan Viola balik bertanya.“Aku mau traktir kamu makan malam karena aku tadi pagi menerima gaji pertamaku, gimana kamu mau kan?” harap Roy.“Wah.. Yang baru aja nerima ngaji pertama, nggak usahlah repot-repot ngetraktirku s

    Huling Na-update : 2024-11-01
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 150. Viola Ditraktir

    ”Loh, kenapa buru-buru? Masuklah dulu, ntar lagi baru kita jalan.” Kembali Viola menawarkan Roy masuk ke dalam rumah megah miliknya itu.Karena tak enak kembali menolak, akhirnya Roy memenuhi ajakan Viola untuk masuk ke rumah meskipun Roy merasa sangat sungkan.Roy bukannya tak pernah melihat bangunan mewah dan megah, sejak ia datang ke Jakarta ia pun langsung ditawari dan tinggal di rumah mewah milik Angel. Begitu pula rumah milik Cindy serta hotel berbintang tempat ia bekerja sebelumnya, akan tetapi rumah milik Viola benar-benar lebih megah dan jauh lebih mewah kesannya hingga ia terlihat sungkan dan gerogi ketika melangkah masuk ke dalam rumah itu.Tak lama setelah Roy dipersilahkan duduk di kursi tamu yang juga super mewah, Viola yang tadi mohon diri ke ruangan tegah kembali ke ruangan tamu itu dengan pria dan seorang wanita yang usianya lebih dari 70 tahunan akan tetapi mereka berdua belum tampak tua sesuai dengan usia mereka.“Perkenalkan ini Opa dan Omaku, Mas.” Ujar Viola memp

    Huling Na-update : 2024-11-05

Pinakabagong kabanata

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 201. Terkejut Dan Menyayangkan

    Ardi terkejut setelah mengetahui sosok yang mengetuk pintu ruangannya dan dipersilahkan masuk itu adalah Roy, secara spontan ia berdiri dari duduknya lalu menyongsong Roy kemudian mengajaknya duduk di kursi tamu dalam ruangan manajer hotel itu.“Aku kira tadi siapa, ternyata kamu Roy. Ada yang perlu aku bantu sampai kamu datang menemuiku di sini?” Ardi mengawali obrolan mereka di ruangan itu dengan bertanya.“Maaf Bang kalau aku ke sini nggak kasih kabar dulu, nggak ada sih aku hanya ingin menginap di hotel ini untuk malam ini sebelum besok pagi aku berangkat ke Jakarta.” Jawab Roy diiringi senyum ramahnya.“Loh, tumben kamu mau menginap di sini segala? Bukankah kamu disediakan tempat tinggal oleh kantor tempat kamu bekerja itu?” Ardi heran.“Aku udah resign dari perusahaan itu dan besok pagi aku akan ke Jakarta..”“Apa?! Kamu resign?!” potong Ardi terkejut.“Iya Bang, makanya aku akan menginap di sini dulu untuk malam ini.” jawab Roy.“Loh, apa yang terjadi sampai kamu resign dari pe

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 200. Roy Resign

    Seperti biasa pagi hari Roy yang telah mandi dan rapi bersiap pergi ke kantor, akan tetapi ada yang berbeda dari penampilannya kali ini, biasanya mengenakan pakaian kerja berupa seragam tertera logo dan nama perusahaan pariwisata milik Viola itu namun pakaian yang ia pakai sekarang pakaian biasa mengenakan baju kemeja dan celana jeans.Bukan hanya itu saja kejanggalannya, biasanya ia pergi ke kantor ke luar dari tempat kediaman tanpa membawa apa-apa selain kunci kontak mobil operasional yang ia gunakan untuk mengantar jemput para turis, saat ini terlihat ia ke luar dari tempat kediamannya menggandeng koper scooter.Koper scooter itu ternyata hanya ia keluarkan dari dalam rumah dan menaruhnya di teras, lalu ia tinggalkan menuju kantor perusahaan tempat ia bekerja dengan hanya berjalan kaki karena memang dari tempat kediamannya itu jarak kantor hanya 200 meter saja.Mulai dari satpam hingga para karyawan kantor yang berada di ruangan terkejut melihat penampilan Roy yang tak seperti bias

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 199. Luapan Amarah Viola

    Selepas menampar pipi Roy cukup keras, Viola kemudian meninggalkan meja di mana di sana Roy masih duduk dan tak terlihat mengusap pipinya padahal tamparan itu membuat pipi kirinya memerah.Roy kemudian ikut berdiri dan berusaha memanggil Viola beberapa kali agar berhenti, namun kekasihnya itu seakan tak mendengar dan terus berlalu meninggalkan ruangan cafe itu menuju mobilnya.Roy tak memaksa dirinya untuk terus mengejar, setelah berdiri mematung sejenak menatap kepergian Viola ia pun kembali ke meja tempat dia dan kekasihnya tadi duduk. Maksud hati melanjutkan makannya namun karena tiba-tiba selera makannya sama sekali hilang, Roy pun memutuskan untuk menyudahinya dengan hanya meneguk air putih di gelas yang ia pegang.Setelah membayar makanan dan minuman yang ia dan Viola pesan tadi di kasir, Roy pun kembali ke kediamannya dengan taksi.“Udah aku duga kamu nggak akan bisa terima dan pasti marah setelah aku ceritakan semuanya, tapi aku nggak bisa pula menunda lagi apalagi tetap merah

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 198. Roy Ceritakan Masa Lalunya

    Setelah makan siang dan beristirahat sejenak di restoran itu, Roy pun kembali ke lapangan melanjutkan pekerjaannya sebagai petugas kantor yang melayani antar jemput para turis di pulau itu.Siang itu cuaca di Pulau Bali agak mendung, meskipun begitu belum ada turun gerimis apalagi hujan. Mungkin dikarenakan angin yang bertiup secara kontinu membuat hujan tertunda, hal itu justru membuat hawa di dalam ruangan yang tak ber AC terasa panas.Seperti halnya yang dirasakan Roy saat ia berada di dalam ruangan tempat kediamannya, karena hawa makin terasa panas dan dapat menimbulkan keringat Roy memutuskan untuk ke luar dan duduk di teras.Sesuai dengan niatnya kemarin siang bahwa siang ini dia akan mengajak Viola bertemu sembari makan siang, begitu pula tadi pagi dia telah meminta izin pada Puspa untuk tidak masuk kerja.“Hallo Mas,” sapa Viola ketika Roy melakukan panggilan di ponselnya.“Hallo juga Viola, kamu masuk kantor hari ini?” tanya Roy.“Iya, emang kenapa Mas?” Viola balik bertanya.

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 197. Terjawabnya Rasa Penasaran

    “Benarkah tadi siang kamu diminta bertemu oleh cewek bule?” sambung Viola dan hal itu membuat Roy terkejut.“Tahu dari mana kamu? Apa Bu Puspa yang memberi tahu?” Roy balik bertanya.“Iya, tadi siang saat dia mengantar beberapa bekas ke ruanganku Puspa cerita soal itu. Emang ada urusan apa hingga bule itu minta bertemu dengan Mas?” jawab Viola kemudian bertanya kembali dengan berusaha menahan rasa kecurigaan yang sejak tadi siang mengganggu pikirannya.“Namanya Alice, dia salah seorang dari para turis yang memakai jasa perusahaan. Beberapa hari yang lalu dia minta pada Bang Ardi agar aku bersedia mengantar sekaligus menunjukan tempat-tempat wisata di pulau di luar jam kerja, karena aku segan sama Bang Ardi akupun menyetujuinya,” tutur Roy.“Bang Ardi manajer hotel itu? Lalu kenapa bule itu datang ke kantor dan minta ketemuan dengan Mas?” Viola bertanya kembali.“Iya, dia datang ke kantor bertemu dengan Bu Puspa dan meminta bertemu denganku karena aku nggak mau menerimanya untuk kembal

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 196. Viola Mengajak Bertemu

    “Hemmm, kan emang perjanjiannya sejak awal begitu.” ulas Alice.“Perjanjian apa? Aku merasa nggak pernah buat perjanjian soal honor berkaitan dengan menemani kamu jalan,” ujar Roy heran.“Aku dan Pak Ardi yang berjanji, jika nanti kamu mau menemaniku jalan ke kawasan wisata pulau ini aku akan memberi honor.” Jelas Alice.“Wah, serius aku nggak tahu jika kamu dan Bang Ardi berjanji begitu. Aku bersedia menemani kamu jalan karena Bang Ardi yang meminta, aku akan bilang sama Bang Ardi nanti agar uang yang kamu berikan itu diserahkan lagi sama kamu.” Ujar Roy yang memang tak pernah berharap honor sepesepun atas kesediaannya menemani Alice.“Nggak Roy, aku harap kamu mau menerimanya karena aku udah terlanjur berjanji sama Pak Ardi dan mohon jangan kamu menolak atau meminta Pak Ardi untuk mengembalikannya sama aku. Anggap aja itu sebagai ucapan terima kasihku atas kesediaanmu menemani selama aku di sini,” pinta Alice.Roy tak dapat berkata apa-apa lagi atau kembali menolak, dia tak ingin me

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 195. Roy Memaafkan Alice

    Sepeninggalnya Alice kembali ke hotel tempat ia menginap, Puspa pun menghubungi Roy melalui ponselnya.“Hallo Bu Puspa,” sapa Roy setelah mengangkat panggilan di ponselnya.“Hallo juga Mas, masih di lapangankan?” tanya Puspa.“Iya, kan waktu istirahat siang belum masuk. Emang ada apa Bu?” jawab Roy balik bertanya.“Barusan ada bule datang menemuiku, namanya Alice. Mas Roy kenalkan?” tanya Puspa.“Ya, dia menginap di hotel tempat Bang Ardi kerja.” jawab Roy, dalam hatinya mulai merasa tak enak dan terkejut mendengar jika Alice mendatangi kantor menemui Puspa.“Dia minta Mas menemuinya karena ada hal penting yang akan disampaikannya, Mas bersediakan?” jelas Puspa sembari meminta kesediaan Roy.“Iya Bu, nanti jam istirahat siang aku akan menemui.” Karena yang meminta itu Puspa dan berkaitan dengan urusan kantor maka dengan berat hati Roy bersedia.“Oke deh kalau begitu, silahkan Mas Roy lanjutkan kerjaannya.” Ulas Puspa.“Iya Bu, terima kasih.” Ucap Roy, lalu percakapan mereka melalui sa

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 194. Alice Mendatangi Kantor Roy

    Di sebuah meja makan malam itu di Qatar, Pak Husein dan Bu Astrid bercakap-cakap sembari menikmati makan malam mereka.“Bagaimana cara kita menyampaikan perihal Viola yang menolak dijodohkan dengan Rehan pada kedua orang tuanya, Pi?” tanya Bu Astrid.“Itulah yang membuatku pusing karena mereka terlalu berharap perjodohan itu akan terlaksana,” jawab Pak Husein dengan raut wajah yang risau.“Tapi kita nggak boleh diam aja, apapun itu harus kita beri tahu mereka agar nanti masalahnya nggak semakin rumit,” Bu Astrid menyarankan.“Ya, aku cari waktu yang tepat untuk menyampaikannya pada mereka.” ulas Pak Husein tak bersemangat.“Papa dan Mama sepertinya memang nggak ingin Viola berpisah dengan mereka makanya mereka ngotot membela penolakan Viola yang akan kita jodohkan dengan Rehan,” ujar Bu Astrid.“Aku sampai nggak kepikiran jika Papa dan Mama akan menyangkut pautkan dengan masa lalu kita hingga kita nggak berkutik dibuatnya, tapi aku tetap nggak akan setuju jika Viola memilih Roy untuk

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 193. Menyelesaikan Masalah

    “Ada yang perlu aku bantu Non Alice?” tanya Ardi saat bule cantik berambut pirang itu menghampirinya di ruangan manajer hotel itu.“Sepertinya Roy marah sama aku, beberapa kali aku telpon nggak diangkatnya,” jawab Alice.“Loh, emangnya ada masalah apa sampai Roy nggak mau mengangkat telpon dari Non?” tanya Ardi lagi.“Mungkin karena kejadian malam itu,” ulas Alice merasa ragu untuk menjelaskan lebih rinci.“Kejadian? Kejadian apa?” Ardi penasaran.“Malam itu aku ngajak Roy jalan dan pulang ke hotel ini lewat dari jam 11 malam, sebelum kembali ke sini kami singgah dulu di night club dan karena cukup banyak minum membuat kami setengah mabuk. Saat itulah setiba di kamar kami hampir saja berhubungan badan, Roy kemudian pergi dengan raut wajah kesal karena aku memang aku yang memancingnya untuk melakukan hubungan badan itu.” jelas Alice.“Wah, kok sampai kamu kepikiran untuk melakukan hubungan badan dengannya?” Ardi terkejut.“Aku juga nggak tahu kenapa setiap kali aku jalan dengan Roy, ak

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status