Semenjak memergoki Radit bersama wanita selingkuhannya di lobi Senopati Apartment, Anita berusaha menghindari moment berdua bersama Radit. Namun, di pesta malam ini dia mengalah untuk tampak anggun dan tenang mendampingi suaminya di hadapan para kolega politik dan tamu pesta lainnya.Pesta itu diadakan outdoor di halaman samping rumah, mengelilingi kolam renang yang berair jernih yang dinding dalamnya dinyalakan lampu bawah air. Pihak event organizer yang disewa Radit menyulap halaman itu menjadi tempat garden party yang tampak mewah dan meriah.Lampu-lampu hias kerlap-kerlip dibentangkan kabelnya setinggi 3 meter sepanjang atas kolam renang. Pot-pot berisi karangan bunga segar di tempatkan di penjuru halaman rumah. Sebuah panggung didirikan untuk tempat biduanita menyanyi menghibur para tamu pesta.Papa mamanya serta mertua Anita pun hadir di pesta perayaan ulang tahun kedua pernikahannya dengan Radit. "Selamat ya, Nita Sayang. Jangan lupa pesan Mama, cepetan kasih Mama cucu!" ujar
Sesampainya di rumah sakit, Agus membopong tubuh majikannya turun dari mobil ke IGD Rumah Sakit Siloam. Dia setengah berlari melapor ke perawat jaga IGD. "Sus, tolong pasien ini baru saja tenggelam di kolam renang!""Bawa ke bilik 1, Mas. Baringkan di atas bed!" jawab perawat itu membantu membetulkan posisi berbaring Anita. Kemudian dia menyuruh Agus keluar terlebih dahulu karena ingin mengganti baju Anita yang basah dengan gaun pasien rumah sakit yang kering dan menyelimuti tubuh Anita hingga setinggi dada.Usai mengganti baju Anita, perawat itu memasukkan ke tas plastik dan menyerahkannya ke Agus lalu memanggil dokter jaga IGD. Segera sang dokter memeriksa kondisi Anita."Tadi minum air ya Mas, saat Mbak ini tenggelam?" tanya dokter yang bername tag Dokter Susilo Yuwono."Betul, Dok. Tadi saya lakukan pertolongan pertama orang tenggelam, airnya keluar dari mulut dan hidung. Setelah siuman langsung saya bawa kemari," jawab Agus menjelaskan kronologi kejadiannya.Setelah memeriksa ko
Berhubung majikannya sedang dirawat di rumah sakit, Agus pun menghubungi pelatih bolanya untuk libur latihan pagi ini. Baginya menjaga Anita lebih penting karena orang terdekat wanita itu semuanya orang sibuk dan meninggalkannya sendirian di rumah sakit."Maaf ya, Nit. Mas nggak bisa nemenin kamu pagi ini karena jadwal di kantor padat sekali," ujar Radit sebelum berpamitan berangkat ke kantornya usai menjenguk istrinya di rumah sakit."Nggakpapa Mas, Nita paham kok kesibukan Mas sebagai pejabat publik. Ada dokter dan perawat yang merawatku di sini," jawab Anita menenangkan hati suaminya.Senyum terbit di wajah Radit, dia senang istrinya percaya bahwa ia berangkat ke kantor. "Oke, Mas pamit dulu ya, Nita Sayang!" Pria itu mengecup kening Anita lalu berjalan keluar dari ruang perawatan.Selang setengah jam, Agus pun sampai di ruang perawatan Anita. Dia membawakan sarapan buatan Bik Murni dari rumah dan juga kosmetika perawatan wajah pesanan majikannya."Selamat pagi, Mbak Anita. Gimana
Sekalipun Agus hanya jagoan sepak bola kampung, tapi penggemar beratnya seperti Abah Ajisaka, Pak RT, Pak RW, satpam perumahan, dan bapak-bapak lainnya sudah maniak nonton tanding bola si Agus. Ketika diberitahu bahwa dia akan tanding bola liga seri C atau papan kelas 3 di Stadion Atang Sutrisna, Jakarta Timur, mereka semangat mengatakan akan datang menonton Agus bertanding.Pukul 14.00 WIB, Agus pamit kepada Anita yang sudah pulang dari rumah sakit tadi pagi. Mereka bertemu di kamar Anita."Mbak, saya berangkat tanding bola dulu ya. Nggak usah dicariin di TV karena nggak disiarin. Hehehe," ucapnya sambil melingkarkan lengan kokohnya di pinggang Anita yang berdiri di dekat pintu kamarnya.Tangan Anita meraih wajah Agus lalu mengecup kening pemuda itu. "Kudoain menang deh, Mas!" ujarnya membelai pipi Agus.Tentu saja dukungan pujaan hatinya membuat Agus bersemangat. "Pasti aku semangat buat menang, Mbak. Sampai nanti malam ya," balasnya lalu mencuri sebuah ciuman di bibir ranum Anita s
Pertandingan antara Harum Tanurie FC versus Pupuk Sri Rezeki FC semakin sengit kendati tim lawan Agus itu belum berhasil mencetak satu gol pun mereka tak ingin cepat menyerah sebelum peluit pertandingan usai ditiup wasit.Bola pun bergulir ke arah gawang Harum Tanurie FC digiring oleh Yusrizal, pemain gelandang tim Pupuk Sri Rezeki FC dengan lari cepat disusul pemain pertahanan Harum Tanurie FC. Sementara Agus yang berada di lini penyerang tidak dapat berbuat banyak sekalipun ikut mundur ke arah gawangnya.Sebuah tendangan spekulasi yang ditendang kencang dengan kaki kanan Yusrizal dari jarak 20 meter berhasil membobol gawang Antonio Rici, kiper Harum Tanurie FC yang berkebangsaan Timor Leste itu."GOOOOOOLLLLLLL!" Teriakan suporter kesebelasan Pupuk Sri Rezeki FC bergema riuh di Stadion Atang Sutrisna. Sementara pendukung Harum Tanurie FC harus kecewa karena posisi menjadi 2-1 dengan keunggulan masih di pihak Harum Tanurie FC.Agus pun merasa ketar-ketir karena hanya beda posisi sa
"Aakkhh ... Masss!" desah suara wanita itu memecah keheningan sore di salah satu unit apartment exclusive di tengah kota Jakarta Pusat.Sementara pria yang dia panggil seolah belum tuntas memuaskan hasratnya atas tubuh berlekuk menggoda yang tergolek pasrah tanpa sehelai kain pun menutupi dirinya. Pria itu terus berpacu mereguk kenikmatan duniawi hingga partikel-partikel cahaya itu seolah pecah terdispersi di dalam otaknya. "AAARRGGHH!" pekiknya tertahan. Seusai olahraga ranjang yang panas di sore hari itu, Radit berbaring mendekap tubuh Sheila dengan rasa puas. Sudah tiga hari ia tidak pulang ke rumah menemui istrinya dengan dalih perjalanan dinas ke Jambi. Padahal dia sama sekali tidak meninggalkan Jakarta dan tidur dengan selingkuhannya di Senopati Apartment."La, abis mandi nanti kita makan malam keluar aja yuk. Bosen nih room service melulu!" ujar Radit santai sembari membelai mesra tubuh Sheila yang berlekuk-lekuk bak gitar Spanyol."Ayo, Mas. Aku mandi duluan ya ...," pamit S
Sesampainya di rumah, Radit turun dari mobil sedan Camry istrinya terlebih dahulu di depan teras. Dia berpikir Anita juga akan ikut turun bersamanya, tetapi ..."Mas Radit, aku nggak mau tinggal serumah sama Mas lagi!" seru Anita lalu menutup pintu mobilnya di hadapan Radit.Kemudian dia berkata, "Jalan, Mas Agus. Kita ke Senopati!"Agus pun menuruti perintah majikannya lalu menjalankan mobil itu kembali keluar dari halaman depan rumah Anita meninggalkan Radit yang mengejar-ngejar mobil itu seperti orang gila di belakang.Setelah agak jauh dari rumah Anita, dia pun bertanya, "Mbak, apa nggakpapa kalau ninggalin suaminya Mbak Anita begitu?"Namun, Anita hanya mendengkus lalu terdiam melihat pemandangan jalanan melalui kaca jendelanya. Dia merasa begitu bodoh karena dulu percaya saja dengan segala kesibukan Radit. Entah dengan Sheila atau berbeda orang, suaminya itu melakukan perselingkuhannya. Dua tahun sudah dia menjalani pernikahan dengan melangkah tak seiring jalan bersama suaminy
Di dalam mobil sedan Camry hitam yang melaju di tengah hiruk pikuk jalan raya ibu kota. Anita mengajak sopirnya yang merangkap pria simpanannya itu berbincang."Mas Agus, nanti siang anterin aku makan mie ayam bakso ya, tapi jangan yang di mall. Aku pengin yang asli kampung gitu, Mas!" pinta Anita sembari mengamati pemandangan di sebelah kaca jendela mobilnya.Sebenarnya Agus jarang kelayapan keliling kota sendirian. Dia menggaruk-garuk kepalanya bingung mau mengajak majikannya makan mie ayam bakso dimana? Lalu ia pun teringat warung mie ayam bakso milik Lik Supriyadi yang ada di daerah Tanah Abang."Kalau mie ayam bakso tempat teman saya yang di daerah Tanah Abang apa mau, Mbak?" tanya Agus."Boleh, nggakpapa dicoba aja ke sana nanti siang, Mas! Oya, ada latihan bola nggak, Mas Agus hari ini?" balas Anita.Agus masih melajukan mobil yang ia kemudikan dengan kecepatan stabil menuju ke Mall Plaza Senayan. "Hari ini ada tanding sore. Nanti sesudah mengantar makan siang saya izin ya, Mba
Gustav Gonzales berdiri menatap piala Copa Del Rey yang berdiri tegak di rak kaca pajang di kantornya. Di dinding hall of fame ruangan itu terpajang momen-momen selebrasi kemenangan tak terlupakan yang telah dijalani oleh sang kapten Agus Sampurna.Sepuluh tahun sudah pemuda asal sebuah kampung di Indonesia membela timnya. Pria itu membawa kejayaan bagi FC Barcelona dalam setiap tetes peluh perjuangannya. Kini tiba saatnya untuk mengucap sebuah kata perpisahan dengannya."TOK TOK TOK.""Masuk!" sahut Gustav dari dalam ruang kantornya. Dia sudah menunggu kedatangan pria yang dia kasihinya selama 10 tahun belakangan, yang menjadi kesayangan Barcelonistas juga."Selamat siang, Señor Gustav," sapa Agus dengan tatapan sendu dibarengi hati yang tegar. Baginya saat ini sungguh berat, separuh jiwanya telah ada bersama Barça selama satu dasawarsa.Pria berdarah Spanyol itu bergegas mendekati Agus dan memberikan pelukan eratnya. Dia menepuk-nepuk punggung Agus dengan mata basah. Rasanya terlalu
Sebuah kejutan yang terjadi di Final Match Copa Del Rey (Piala Raja Spanyol) musim kali ini, klub FC Levante berhasil naik kelas dengan bertemu juara bertahan FC Barcelona di babak puncak perjuangan itu.Mantan kapten FC Barcelona yaitu William Aufbahn rupanya membuktikan performa terbaiknya bersama tim barunya, FC Levante. Pria asal Perancis itu bermain dengan sangat mengesankan, membuat gol-gol jitunya bersama rekan-rekannya dalam setiap pertandingan.Kekecewaannya terhadap Barça dalam hal ini mantan bosnya yang melecut semangatnya untuk bangkit. Bahkan, William Aufbahn masih belum bisa move on dengan perasaan cintanya kepada Paula Simona Gonzales, adik perempuan bos Barça yang justru menikahi striker baru asal Argentina itu yang kini merumput bersama tim Blaugrana di Barcelona.William Aufbahn sekali lagi berhadapan dengan Agus Sampurna memperebutkan bola tendangan pertama di garis tengah lapangan hijau setelah peluit wasit berbunyi."Priiittt!"Bola bergulir ke kaki Jorge Barrocel
"Pak ... mohon sedekah ... saya belum makan sejak kemarin ...," ucap Radit dengan tangan menengadah di depan kaca jendela mobil yang berhenti di lampu lalu lintas yang menyala merah.Tiba-tiba beberapa pria berseragam Satpol PP ibukota bergegas mendekat ke arah Radit dengan tatapan tak bersahabat."Hey, kamu! Dilarang mengemis di lampu merah, jangan kabur kamu! Ayo ikut ke kantor!" teriak petugas Satpol PP mengacungkan tongkat hitamnya yang keras ke arah Radit yang lari tunggang langgang menghindari kejaran Satpol PP itu.Sayangnya Radit tertangkap dan kedua petugas Satpol PP itu sudah bersiap memukulinya dengan tongkat hitam yang keras. "TIDAAAAKKKKK!!!" jerit Radit kencang yang membangunkan ketiga rekan satu selnya jelang pagi itu.Pak Untung Saripan dan Pak Bintoro Wasesa mendekati ranjang Radit lalu menepuk-nepuk badan Radit agar pria itu terbangun daru mimpi buruknya yang membuatnya sampai mengigau berteriak-teriak."Pak ... Pak ... bangun, Pak Radit!" ujar Pak Bintoro yang beru
"Hey Satria, papa kamu keren banget! Dia idolaku," ucap Jordan Ralleigh, teman sekolah Satria Sampurna di sekolah Taman Kanak-kanak di Barri Gothic."Aku juga ngefans dengan Kapten Agus, tendangannya jitu dan jarang sekali meleset dari gawang!" timpal anak yang lain.Sementara bocah yang ayahnya dipuji oleh teman-temannya itu tersenyum lebar. "Tentu saja, papaku memang keren. Larinya secepat kilat dan badannya seperti Hercules!" sahut Satria dengan bangga.Sesampainya di depan butik mamanya, Satria pun melambaikan tangannya kepada rombongan teman-teman sekolahnya yang berjalan kaki menjauh meneruskan perjalanan pulang ke rumah mereka masing-masing yang terletak tak jauh dari situ."TING." Bel pintu butik penanda ada tamu yang datang berbunyi."Mamaaa ...," panggil Satria manja lalu menubruk tubuh ramping mamanya yang cantik itu di belakang konter meja kasir.Sambil mengusap-usap kepala puteranya, Anita bertanya, "Apa sekolahnya asik, Sayang?"Bocah laki-laki kesayangan Anita itu menja
Yuni Sahara menggendong puterinya yang masih berusia 5 bulan saat menghadiri sidang vonis suaminya atas kasus suap perundangan megaproyek. "Terdakwa Raditya Poncobuwono terbukti bersalah terlibat dalam kasus suap PT. DPU, PT. SKC, PT. UBM, PT. GGA, PT. KPA. Sanksi yang akan diterima adalah sebagai berikut; denda senilai 1 milyar rupiah dan penjara selama 10 tahun. Ada pun barang bukti berupa hasil korupsi akan disita oleh negara. TOK TOK TOK!" Hakim ketua persidangan tipikor mengetuk palu 3 kali untuk mengesahkan putusan vonis untuk kasus yang menjerat Radit.Sang terdakwa yang mengenakan baju oranye pun tertunduk lesu di kursi pesakitan. Dalam benak Radit masa depannya terasa gelap, kebahagiaan yang seharusnya dia nikmati bersama istrinya yang beberapa bulan lalu melahirkan puterinya, Juwita seolah sirna.Petugas kepolisian menggelandang pria berperawakan tegap itu keluar dari ruang persidangan di antara serbuan kilat blitz kamera kuli tinta dan reporter pencari berita utama. Radit
"TING." Bunyi bel penanda ada tamu yang masuk ke butik Bohemian Twilight itu terdengar nyaring.Kepala Anita dan Claudia sontak menoleh ke arah pintu butik mereka. Keduanya pun tersenyum menyambut kedatangan kedua suami mereka masing-masing. Mereka berdua sedang melayani pelanggan yang membayar belanjaan."Terima kasih, Nyonya Anderson!" ucap Anita melepas kepergian klien langganannya.Kedua pemuda tampan berpakaian setelan jas necis itu mendekati pasangan mereka masing-masing di meja konter kasir."Hallo Liefje!" (Halo Sayangku!) sapa Pedro dalam bahasa Belanda lalu memeluk dan mengecup bibir Claudia dengan mesra.Claudia Bijlow pun bertanya, "Apa menang tadi pertandingannya, Bebe?" "Kapten dan Argentine Boy membuat gol. Barça menang lagi, Cloud," jawab Pedro santai lalu dia bertanya, "apa kau suka model rambutku yang baru?""Itu cute, Pedro," jawab Claudia terkikik geli menatap wajah suaminya yang kali ini berganti model rambut spike Harajuku, sedikit funky dan kekanak-kanakan.Sem
La Liga Espanol yang dimainkan sore ini adalah pertandingan tengah musim antara FC Barcelona versus Deportivo La Coruña di Stadion Riazor yang berkapasitas hingga 34.000 penonton. Beberapa pemain yang sudah memiliki anak menggandeng anaknya masuk ke lapangan sebelum pertandingan dimulai sambil menyanyikan lagu mars tim kesebelasan di tengah lapangan. Agus pun tak sabar menantikan Satria, puteranya bisa digandeng masuk ke lapangan hijau sebelum bertanding, pasti sangat membanggakan bila anak itu kelak dewasa dan mengenangnya.Sayangnya bayi itu masih berusia 3 bulan. Sedangkan, rekan satu timnya Pedro Van Bergen juga tengah menantikan kelahiran putera pertamanya bersama Claudia. Pasangan pengantin baru yang fenomenal Paula Simona Gonzales dan Diego Martinez juga kabarnya akan segera memiliki anak setelah menikah beberapa minggu, adik bos Barça itu hamil.Karena performa Diego Martinez yang bagus di setiap pertandingan, Senhor Jose Mourinho memilih untuk menaruh posisi pemuda Argentina
"Ouuhh ... Diego ... sube sube ... akkh!" racau señorita cantik itu meminta pemuda Argentina itu bergerak menaikkan bibirnya dari betis mulus hingga ke pangkal pahanya. (sube=naik)Permainan cinta Paula Simona Gonzales bersama pemain libero Barça itu selalu liar. Malam-malam panas di Barcelona membuat Diego Martinez terperangkap dalam gairah si nona muda adik bosnya.Tubuh kekar Diego bersimbah peluh hingga nampak seperti sehabis mandi. Dia main di atas berjam-jam dengan berbagai posisi dan Simona tak kunjung lelah melayani pemain sepak bola yang tangguh staminanya itu. "Señorita, Espero que disfrutes de nuestro amor!" (Nona, saya harap Anda menikmati percintaan kita!) Diego terengah dengan jantung berpacu memagut bibir ranum wanita binal itu yang kini tengah menindih tubuh Diego."Milikmu keras terus dan aku suka, Argentine Boy! Kupikir lebih baik kita menikah saja, kau membuatku kecanduan tubuh tangguhmu ini, Diego. Uhmm ... akkh!" Simona bergerak menghentakkan tubuhnya dengan liar
Pagi itu pesawat Malaysia Airlines yang membawa Bu Rodiyah dari Jakarta menuju ke Barcelona baru saja mendarat. Wanita desa berusia setengah abad lebih itu berusaha tetap tenang dan mengikuti panduan pramugari hingga berhasil keluar dari gerbang kedatangan penumpang internasional di Bandara International Barcelona El-Prat."Ibuuu!" sambut Anita bergegas mendekati Bu Rodiyah lalu saling bertukar cium peluk dengan ibu suaminya itu."Syukur kalau nggak nyasar, Bu! Hahaha," tukas Agus sembari tertawa berderai. Sebenarnya dia sudah cemas sedari semalam karena ibunya baru sekali pergi keluar negeri sendirian.Bu Rodiyah pun tertawa gembira dan menjawab, "Aslinya Ibu juga grogi, Gus. Di pesawat akeh londo-ne (banyak bule-nya), nggak paham omong apa. Ibu cuma senyum ngangguk-ngangguk aja kalau diajak ngomong.""Kita ke tempat tinggal Agus ya, Bu. Sini tas jinjingnya Agus bawakan saja," ujar puteranya lalu mengangkat tas berisi baju ganti yang berukuran sedang itu.Mereka bertiga berkendara de