Arini keluar kamar dirinya sudah bersiap dengan pakaian terbaiknya karena semalam dia juga sudah janjian dengan Dira, jika hari ini dirinya akan pergi jalan-jalan berdua bersama wanita itu membiarkan anak-anaknya bersama sang suami agar mereka merasakan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu rumah tangga.
Elsyam terkejut melihat istrinya yang sudah tampil begitu mempesona sedangkan dirinya mandi saja belum karena sejak tadi. "Sudah cantik seperti ini kamu mau ke mana Arini?" tanya Elsyam."Hari ini aku ingin berjalan-jalan bersama Dira," jawab Arini. Dirinya juga sengaja tidak mengajak si kembar agar suaminya saja yang menemani karena dirinya ingin juga jika sang suami merasakan hal yang sama bagaimana bosannya di rumah dan bagaimana pusingnya harus mengurusi si kembar yang terkadang mereka selalu bertengkar. "Aku titip si kembar ya," ujar Arini kembali."Aku bisa mengantarmu hari ini," ujar Elsyam. Hari ini dirinya juga memang tidak memiliki rencana apa-apArini benar-benar merasa kesal kepada suaminya itu padahal ia sudah mengatakan agar sang suami tidak perlu mengikutinya dan menguntit seperti ini lagi. Lagi pula dirinya pun tidak sering pergi keluar sendirian dan ia pergi-pergi keluar pun setelah mengetahui jika kini dirinya sudah diperbolehkan untuk pergi-pergian. Kehamilannya yang sekarang benar-benar membuat dirinya harus terus-terusan di rumah dan juga tidak boleh ketinggalan vitamin serta kebutuhan lainnya.Dira juga merasa kesal karena suaminya mengikutinya dari belakang padahal semalaman ia juga sama menguji sang suami di luar dirinya hanya ingin membelikan pelajaran saja kepada Rido jika dia tidak bisa berlaku seperti itu. Karena menurutnya jika sudah di luar kantor lelaki itu bebas menolak perintah yang diberikan Elsyam bukan bukan justru ikut saja. "Apa kedua lelaki itu tidak lelah yang mengikuti kita terus-terusan?" tanya Dira.Arini hanya mengangkat bahunya dirinya juga tidak meminta mereka untuk mengikuti lagi pula ia be
."Ya sudah daripada lama lebih baik bibir aku yang mengantri membayar kamu ke mobil lebih dulu," ungkap Elsyam. Dirinya juga tidak tega membiarkan sang istri berdiri begitu lama mengantri apalagi mall yang istrinya kunjungi adalah salah satu mall yang sangat padat pengunjungnya. Walaupun dirinya pemilik dari mulai ini tetapi ia tidak bisa seenaknya saja mau bagaimanapun juga ia hanya ingin memberikan contoh yang baik tentang budaya mengantri karena menurutnya orang-orang terkadang bisa membaca, tetapi tidak bisa untuk menerapkannya dirinya juga tidak ingin merusak aturan yang sudah ia buat sendiri.Arini juga sudah sangat lelah hari ini dirinya sudah berbelanja kebutuhan untuk si kembar sangat banyak karena putra-putranya itu sudah meminta beberapa barang sekolahnya yang baru serta beberapa pakaian si kembar pun sudah sangat sulit digunakan karena pertumbuhan anak-anaknya itu terasa begitu cepat. "Iya, aku juga merasa begitu sangat pegal," ungkap Arini lagi."Ya su
"Kamu kenapa Arini sejak tadi diam saja?" tanya Elsyam. Dirinya benar-benar sangat khawatir dengan keadaan sang istri yang sejak tadi tidak mau bicara apakah wanita itu masih marah dan kesal kepadanya padahal tadi setelah berputar-putar berbelanja sepertinya Arini sudah mau mengajaknya berbicara lantas kenapa sekarang justru kembali mendiamkannya apakah dia sudah membuat kesalahan sehingga wanita itu kembali kesal lagi. "Maaf Arini, jika aku membuat kesalahan yang membuat kamu kesal seperti ini."Arini menatap ke arah suaminya itu menurutnya sangat beruntung dirinya mendapatkan Elsyam. Tanpa mengatakan apapun ia langsung saja memeluk suaminya dengan erat. "Kenapa harus minta maaf, bukan kamu yang salah," ungkap Arini. Memang sejak tadi pagi dirinya berniat untuk membuat sang suami merasa menyesal karena lebih mengikuti apa yang di mau oleh Abraham walaupun ia mengetahui apa yang dilakukan oleh suaminya itu hanyalah untuk mendapatkan hati dari kakaknya saja. Namun, bukan mak
"Selamat malam semuanya wah aku datangi saat yang pas." Abraham menyerahkan dua tentengan yang dirinya bahwa untuk kedua keponakannya itu. Wajahnya tersenyum bahagia tanpa rasa bersalah sama sekali setelah apa yang sudah semalam ia lakukan hingga membuat pertengkaran di antara pabriknya itu dan juga suaminya.Si kembar sangat bahagia mendapatkan hadiah dari omnya tersebut, apalagi setiap hadiah yang diberikan oleh Abraham adalah barang-barang mahal dan juga barang-barang mewah. Setelah mengucapkan terima kasih dan tersenyum senang, si kembar kembali melanjutkan lagi makan malamnya."Pelayan sediakan piring lagi," ujar Tuan Alfon. Dirinya merasa senang kini ia seperti memiliki dua putra laki-laki dan satu anak perempuan yang saling melengkapi apalagi sudah memiliki cucu kembar yang sangat menggemaskan di masa tuanya ini hal sederhana seperti itu sudah membuatnya merasa paling beruntung dan juga bahagia. "Ayo Abraham pasti kamu belum makan kan kita makan bersama," u
Elsyam, melirik jam tangan yang berada di tangan kirinya ia benar-benar kesal karena rekan kerjanya kali ini benar-benar tidak bisa menghargai waktu. Meeting baru saja dimulai dan Pak Yordan dulu memiliki tanda-tanda akan muncul bahkan lelaki itu sudah menanyakan beberapa kali kepada sekretarisnya apakah dia memberikan pesan jika akan terlambat datang."Benar-benar tidak bisa diajak bekerja sama jika seperti ini." Elsyam berulang kali mengeluh jika bukan karena sebuah tender besar dirinya tidak mau menunggu seperti ini. Sebuah penghinaan untuknya terus-terusan menunggu.Rido pun terlihat begitu gusar karena dirinya yakin jika kerjasama dengan Pak Yordan pasti akan bermasalah karena kedua belah pemimpin tersebut sama-sama keras kepala apalagi pak Yordan dan yang tidak bisa menghargai waktu sedangkan bosnya selalu on time dalam segala hal apapun. Meeting pun sudah dibuka oleh Rido yang menampilkan sebuah layar pada monitor serta lelaki itu membagikan kopian mate
Arini menoleh saat ada orang yang membuka pintu, di mana dirinya melihat sang suami dan juga kakaknya Abraham."Sedang apa kamu Arini di sini?" tanya Abraham heran."Memangnya tidak boleh ini kan kantor suamiku bebas dong aku mau ke sini kapan saja," jawab Arini sengit. Bukankah tidak jadi masalah dia mau berada di ruangan suaminya kapan saja lantas kenapa kakaknya yang repot padahal suaminya saja tidak mempermasalahkan tentang itu.Elsyam hanya menggeleng melihat mereka berdua seperti dirinya melihat Abiyan dan juga Abiyyu yang selalu saja bertengkar jika tengah bersama. "Arini datang ke sini hanya untuk mengantarkan flash disk ku saja yang tertinggal," ungkap Elsyam.Lelaki itu membantu sang istri untuk duduk di sofa bersama dengan dirinya dan juga kakak iparnya Abraham. Posisi Arini berada di tengah-tengah kedua lelaki itu."Pak Yordan itu benar-benar sangat keterlaluan tadi dia datang terlambat dan sikapnya begitu sangat som
Abraham untuk pertama kali dirinya mengunjungi Pak Kurniawan yang ada di balik jeruji besi, dirinya mendapatkan kabar jika kini lelaki itu tengah menderita sakit yang sangat parah, tetapi rasa kasih sayangnya sudah mati kepada lelaki itu."Aku datang ke sini bukan berarti aku masih peduli kepadamu diriku juga masih mengingat dengan jelas bagaimana kamu membuangku dan juga mama saat itu, di mana Arini pun harus ditaruh di panti asuhan dan kami terpisah cukup lama," ungkap Abraham.Melihat putra pertamanya yang untuk pertama kali datang menjenguk dirinya di rumah tahanan ini, membuat hati Pak Kurniawan tersebut terharu. Anak yang dahulu ia telantarkan kini sudah menjadi seorang bos besar. Dirinya juga sudah mengetahui bagaimana karakter dari putranya tersebut.Tatapan Abraham begitu bengis kepada ayahnya tersebut, ia sepertinya memang sudah benar-benar mati rasa terhadap ayahnya.Berbeda dengan Abraham, justru Pak Kurniawan sudah berkaca-kaca, tetap
Arini benar-benar heran dengan kedatangan kakaknya yang secara tiba-tiba itu di jam kerja seperti ini memangnya sang kakak tidak bekerja dia hanya menatap lelaki yang tengah duduk menikmati secangkir kopi hitam di hadapannya tersebut dengan terheran-heran."Ada apa tumben sekali kakak mau bertemu denganku dipinjam kerja seperti ini memangnya tidak ada pekerjaan?" tanya Arini.Sebelum menjawab Abraham memilih untuk menyesap kopi hitam itu, lalu ia menatap ke arah adiknya. Setelah itu dirinya kembali menaruh cangkir kopi tersebut di meja dan bersiap untuk menjawab pertanyaan dari Arini."Lusa lalu aku datang ke kantor polisi karena dia meminta polisi untuk menghubungi itu ingin bertemu," ungkap Abraham.Arini hanya menaikkan sebelah alisnya karena ia belum mengerti tentang siapa orang yang dimaksud oleh kakaknya. "Dia? Dia siapa?" Abraham terlihat begitu enggan untuk menyebutkan nama pak Kurniawan karena menurutnya menyebut nama lelaki itu
"Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Elea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
"Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Setelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Abraham benar-benar merasa begitu gelisah. Sudah satu minggu, Santira mengabaikannya bahkan wanita itu tidak mau berbicara dengannya dan di kantor pun saat berpapasan bahkan Santira langsung saja membuang wajah tidak mau menatap ke arahnya.Ketukan di pintu membuat lamunan dari Abraham pun buyar, ia langsung saja menatap di mana orang yang sedang dirinya nanti sudah berada di ambang pintu."Ada apa Pak Abraham memanggil saya?" Memang seperti biasa jika di kantor Santira akan bersikap formal dan mereka pun seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain. Semua itu karena mereka berdua menjunjung tinggi profesionalitas saat bekerja.Abraham benar-benar sangat merindukan wanita itu, bahkan Santira pun sudah tidak mau lagi mengangkat dan membalas chat serta panggilan telepon dari dirinya. Lelaki itu langsung saja melangkah menuju pintu dan langsung mengunci pintu dari dalam, ia tidak mau lagi jika sampai Santira melarikan diri karena menurutnya sangat sulit sekali untuk berbicara dengan
Elsyam benar-benar seperti tengah mendengarkan seorang ABG yang sedang bercerita mengenai kisah asmaranya. Lelaki itu terus saja menahan tawa, mendengar cerita Abraham yang dituntut meminta kepastian oleh Santira.Dirinya juga benar-benar merasa heran kepada kakak iparnya tersebut, bagaimana bisa ia menggantungkan perasaan seorang wanita hampir 2 tahun. Padahal selama ini mereka seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah backstreet saja karena memang tidak ada orang yang mengetahuinya selain dirinya itu.Elsyam juga memang sering mengatakan kepada Abraham agar dia mau memberikan penjelasan dan juga kebenaran ini kepada istrinya Arini, dirinya takut jika sampai Arini tahu dari orang lain justru akan marah."Oh, jadi sekarang kalian berdua sudah resmi pacaran?"Abraham melirik ke arah Elsyam dengan tatapan yang begitu aneh. Mereka berdua memang berada di ruang kerja dari lelaki itu, untung saja tadi elea menangis jadi Arini tidak ikut nimbrung bersama dan memilih untuk kembali lagi k
Walaupun Abraham sudah mengatakan jika dirinya memang mencintai Santira dan juga ingin menikahinya, tetapi tetap saja wanita itu masih merajuk kepada Abraham atas apa yang selama ini dilakukan oleh dirinya. Mungkin rumus matematika memang sulit untuk dipahami, dihafal. Namun, memahami hati wanita jauhlah lebih sulit daripada itu.Abraham benar-benar merasa sangat pusing, karena sejak pulang dari restoran itu Santira tidak memberikan jawaban apapun dan wajahnya masih sangat masam.Dirinya sudah meminta maaf berulang kali kepada Santira, tetapi tetap saja wanita itu masih kesal dan juga marah. Dirinya juga sangat merasa bingung, sebenarnya apa yang diinginkan oleh seorang wanita. Tadi Santira meminta dirinya sebuah kepastian, lalu ia sudah memberikan kepastian. Lantas di saat ia sudah memberikan jawaban apa yang diinginkan oleh Santira mengapa wanita itu justru berbalik merajuk kepadanya."Santira, kamu tahu jika aku sangat tidak suka didiamkan kenapa kamu melakukan itu?" Dirinya bukan