Elsyam mencium kening istrinya sebelum memasuki ruangan operasi. Resah khawatir tidak bisa lelaki itu sembunyikan lagi bahkan air matanya pun menetes saat hari ini sudah didorong untuk memasuki ruangan operasi.Bu Widuri langsung saja mengajak putranya untuk duduk. Memang Arini melakukan operasi jam 08.00 pagi. Sesuai jadwal yang kemarin dibuat oleh dokter. "Arini pasti baik-baik saja dan dia akan keluar dengan selamat dengan cucu mama."Elsyam mengangguk, dirinya mengetahui jika Arini adalah wanita yang kuat dan juga tangguh, wanita itu pasti akan berhasil melewati masa-masa operasinya walaupun memang dalam operasi ini banyak sekali resiko yang harus diambil oleh mereka berdua.Abraham juga semalam memang sudah mengantar Santira untuk pulang, lalu lelaki itu kembali lagi ke rumah sakit untuk menemani Elsyam."Bagaimana anak-anak apakah mereka berangkat ke sekolah?" Walaupun dirinya mengkhawatirkan kondisi sang istri, tetapi ia juga
Walaupun ini bukan pengalaman pertamanya untuk menjadi seorang ibu, tetapi Arini benar-benar masih begitu panik dan ia belum bisa mengatasi semuanya sendiri. Suaminya juga sama seperti dirinya, dahulu lelaki itu memang tidak pernah mengurus wanita melahirkan sama seperti apa yang dilakukan oleh Abraham saat Arini melahirkan si kembar."Asinya tidak mau keluar." Arini melahirkan belum saatnya, sehingga air susunya masih sangat sedikit ia sudah mencoba berulang kali, tetapi hasilnya nihil."Bagaimana Bu apakah sudah ada asinya bayi menangis terus-terusan." Suster yang menjaga putrinya itu sudah kembali lagi ke ruangan Arini, ia meminta botol susu yang tadi sudah diberikan kepada wanita tersebut.Mata Arini berkaca-kaca, air susunya masih belum ada dan di botol susu itu pun hanya segaris apakah putrinya akan kenyang?Elsyam juga sama bingungnya seperti sang istri, dirinya kira menjadi seorang ayah yang masih mengurus bayi baru lahir itu sangatlah mudah. Nyatanya, sangat sulit apalagi ber
Arini benar-benar merasa begitu khawatir, bagaimana bisa putrinya kelaparan seperti itu sejak lahir pun dirinya memang belum melihat putrinya secara langsung karena putrinya langsung dibawa ke ruang inkubator.Saat pintu terbuka dan melihat wajah sang suami Arini lantas saja langsung menanyakan tentang apakah mereka sudah mendapatkan ASI sambung untuk putrinya karena ia benar-benar tidak bisa tidur sama sekali, walaupun tidak bisa mendengar tangisan putrinya tapi ia terbayang-bayang, bagaimana sakitnya saat mendengar putrinya terus-terusan menangis karena kelaparan titik dirinya juga sudah mencoba untuk memompa asinya, tetapi tidak kunjung keluar juga."Jadi seperti ini Sayang, tadi hampir setengah jam aku mencari di seluruh rumah sakit ini tidak ada yang memiliki bayi dengan usia 1 sampai 2 bulan sama Kak Abraham juga sudah mencobanya, sampai akhirnya aku ke ruangan dokter untuk berkonsultasi dan dia memberikan saran agar anak kita diberikan susu formula saja dengan rekomendasi dari
"Santira bisa tidak, kamu tidak perlu banyak bicara aku ingin istirahat aku sangat lelah," ujar Abraham. Dirinya benar-benar butuh istirahat, tetapi sejak tadi wanita itu terus saja mengomel. Bahkan Santira terus saja bertanya mengenai keadaan Arini dan juga bayinya, padahal dirinya sudah benar-benar ingin beristirahat.Santira maratasikan matanya, ia yang memilih untuk duduk di sofa mengalah demi sang tamu yang tidak pernah sama sekali dirinya undang pun terheran-heran dengan sikap Abraham. Apakah memang begini sikap orang yang memiliki kekuasaan yang jabatan tinggi, seenaknya saja tanpa bisa menghargai dan memahami tentang orang lain.Wanita itu memilih untuk berdiri, lalu dirinya melangkah ke arah ranjang dengan kedua tangan sudah berada di pinggangnya."Jika kamu ingin istirahat, seharusnya kamu langsung pulang ke rumah bukan ke apartemen orang lain Tuan."Dirinya terheran heran, ia yang memiliki apartemen ini, tetapi yang memiliki aturan adalah Abraham. Bagaimana bisa lelaki itu
"Masa iya?"Santira yang notabenenya ia adalah seorang model, mendapat perkataan seperti itu dari Abraham benar-benar membuatnya tidak habis pikir lagi. Iya langsung saja mencium aroma rambutnya, menurutnya aroma rambutnya ini sangat wangi dan segar apalagi dirinya juga baru selesai mandi dan mengeringkan rambut mana mungkin rambutnya lepek dan beraroma tidak sedap seperti itu.Dirinya sudah membuktikan sendiri, jika tuduhan-tuduhan dari Abraham itu tidaklah benar. Mata wanita itu langsung membulat, ia benar-benar tidak menyukai, tentang apa yang dituduhkan oleh Abraham kepadanya itu. "Itu namanya fitnah!"Abraham langsung mundur saat dirinya mendengar tuduhan itu, ia tidak menyampaikan ternyata Santira bisa semarah itu kepada dirinya."Santai dulu, kenapa marah-marah seperti itu menurutmu wangi tapi menurutku tidak sama sekali sangat baru." Abraham menaruh dari jempol dan telunjuknya di hidung, seolah-olah aroma rambut dari santira benar-benar sangat tidak enak untuk diri cium itu.M
Elsyam sekarang dirinya sudah berada di depan pintu kamar anak-anaknya itu. Setelah tadi ia diomelin sang istri karena dirinya yang tidak bisa menahan emosi untuk memarahi anak-anak membuat dia menyesal di kemudian hari pada akhirnya.Lelaki itu berulang kali mengetuk pintu kamar anak-anaknya, hingga akhirnya pintu kamar pun terbuka di sana abio yang tengah membuka pintu kamar pun langsung saja mundur dan menunduk.Melihat tingkah dari anak-anaknya itu pun, membuat Elsyam merasa sangat bersalah. Anak-anaknya yang mulai dekat dengan dirinya, sekarang mereka melihatnya saja sudah sangat ketakutan."Boleh Papa masuk?" Abiyyu hanya bisa mengangguk dan membuka pintu secara lebar-lebar.Elsyam melangkah menuju ke arah ranjang, kamar anak-anaknya itu memang selalu rapi karena mereka sudah terbiasa dari didikan Arini untuk selalu membereskan kamarnya sendiri tidak dibantu oleh pelayan. Lelaki itu melirik ke sekeliling kamar, tidak ada Abyian kemanakah anak kembarnya satu itu?Dirinya yang te
Santira benar-benar merasa begitu kesal, ia yang baru pertama bekerja di perusahaan Abraham sama sekali tidak bisa melakukan apa yang dirinya sukai. Abraham benar-benar mengesalkan, bagaimana bisa lelaki itu menaruh CCTV tepat di bawahnya, apakah laki-laki itu tidak mempercayai jika dirinya bisa bekerja dengan profesional sampai-sampai harus memasang CCTV agar bisa memantaunya.Wanita itu selalu saja ada tingkahnya membuat Abraham merasa kesal, dengan usil dirinya menjentikkan jari tengah tepat di kamera CCTV.Santira memang mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kemampuannya yang menjadi seorang selebgram ternama, akhirnya merasa begitu bahagia karena dirinya menjadi admin dari perusahaan AB Group. Dirinya pasti yakin, keuangan ini sebelumnya sudah disetting oleh Abraham.Abraham benar-benar terkejut, saat melihat Santira menjentikkan jari tengah. Wanita itu benar-benar selalu saja berbuat ulah.Tanpa menunggu lama lagi, Abraham langsung saja keluar dari ruangannya dan melangkah menuju
Elsyam angkat tangan. Pertanda jika dirinya tidak bisa membantu Abraham dalam hal ini, ia juga tidak mau terkena imbasnya karena membela kakak iparnya tersebut. Apalagi sekarang hubungannya dan juga Arini sedang baik-baik saja, maka dari itu dirinya memilih untuk tidak mau ikut campur walaupun Abraham meminta bantuannya.Abraham sudah menjelaskan berulang kali, mengenai dirinya yang terlambat datang ke acara aqiqah sang keponakan. Namun, adiknya itu tidak mau mendengar semua alasannya, bahkan Arini terus-terusan marah-marah.Arini benar-benar kesal kepada Abraham, padahal dia sudah memberitahu jauh-jauh hari tentang acara aqiqah ini dan meminta kakaknya untuk tidak terlalu sibuk bekerja dan meluangkan jadwalnya hanya untuk hari ini saja. Namun, ia sudah menunggu lama, tetapi kakaknya itu tidak mau menepati waktu juga."Arini, aku benar-benar minta maaf. Tadi aku sudah meluangkan seluruh jadwal, tetapi sayangnya jalanan macet."Arini hanya bertolak pinggang karena, dirinya benar-benar
"Selamat, ya," ujar Arini. Wanita itu merentangkan tangan kepada sang kakak dan juga Santira.Abraham benar-benar merasa heran dengan reaksi yang diberikan oleh adiknya itu. Walaupun demikian, dirinya tetap saja membalas ucapan selamat dari adiknya tersebut.Arini juga langsung saja memberikan pelukan kepada Santira.Bu Widuri yang sejak tadi terheran-heran dengan kehadiran wanita yang dahulu hampir saja bertunangan dengan anaknya itupun, tidak tahan lagi dan akhirnya bertanya sebenarnya ada apa semua ini.Abraham langsung saja menjelaskan semuanya, perihal peristiwa dahulu tentang penculikan Elsyam dan tentang penangkapan Yordan yang semua itu dibantu oleh Santira. Dirinya memang ingin membersihkan cap buruk tentang calon istrinya itu di mata orang-orang. Mereka hanya mampu melihat Santira yang dulu saja, padahal Santira yang sekarang sudah sangat jauh berbeda."Mungkin semua orang memiliki masa lalu buruk, tetapi semua orang juga bisa berubah. Kita hanya manusia biasa, bukan Tuhan y
Arini yang baru saja meninggalkan kursi, ia langsung berpapasan dengan kakaknya Abraham yang tengah menggendong sang putri."Kenapa maksain harus menggendong, sedangkan tangan Kakak saja masih sakit seperti ini." Arini langsung saja merebut Elea dari gendongan kakaknya, ia takut jika sakit di tangan kakaknya semakin parah dan juga dirinya takut juga sang anak terjatuh.Abraham, hanya menyengir saja walaupun tangannya memang masih sakit. Namun, dirinya sudah sangat merindukan sang keponakan. Ia benar-benar sudah tidak tahan lagi menahan rasa rindunya maka dirinya tadi langsung saja menggendong Elea walaupun tangannya memang masih sangat sakit. "Aku hanya merindukannya, aku ya jamin dia tidak akan jatuh kok Arini."Elsyam dan juga Ridho, tiba-tiba muncul dari belakang. Mereka berdua tengah asyik mengobrol satu sama lain. Keduanya juga langsung berhenti tepat di sisi Arini dan juga Abraham."Ada apa Sayang, kenapa marah-marah seperti itu?" tanya Elsyam.Arini langsung saja menatap ke ara
Elea, gadis berpipi gembil itu tampil dengan cukup menawan. Balutan gaun putih, lalu rambut yang diikat dua benar-benar membuatnya nampak begitu seperti boneka hidup. Orang-orang yang melihat putri dari Arini itu pun mereka terlihat sangat gemas. Apalagi Elea anak itu selalu tersenyum ramah kepada siapapun orang yang menyapanya."Anaknya Pak Elsyam benar-benar sangat cantik."Arini dan juga suaminya memang tengah menghadiri sebuah acara besar tahunan. Di mana, di sana banyak sekali rekan-rekan bisnis dari Elsyam. "Sini biar aku yang gendong." Elsyam merentangkan tangannya, ia langsung saja mengambil putrinya ke dalam gendongan. Tak mungkin dirinya melepaskan Elea, di tengah-tengah keramaian seperti ini.Elea memang sering diajak untuk menghadiri acara-acara penting perusahaan dari ayahnya. Karena si kembar sudah sering menolak, mereka memiliki kegiatan lain dan lebih senang bersama dengan kakek neneknya karena selalu mau menuruti keinginan mereka berdua. Sedangkan, Elea lebih memilih
"Bagaimana keadaannya?"Arini bertanya kepada seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan kakaknya itu. Tadi memang suaminya ditelepon oleh pihak rumah sakit jika Abraham mengalami sebuah insiden kecelakaan. Mereka berdua langsung saja menuju ke rumah sakit, karena memang hanya mereka berdualah pihak keluarga dari Abraham.Dokter mencoba menenangkan Arini yang terlihat begitu panik, memang saat suaminya menjelaskan jika pihak rumah sakit menelpon dirinya karena Abraham kecelakaan. Wanita itu langsung saja menjadi begitu sangat khawatir kepada kakaknya tersebut."Pasien sudah boleh dijenguk, mungkin untuk beberapa hari ini dia hanya perlu waktu untuk istirahat saja."Arini menggangguk begitu juga dengan Elsyam mereka langsung saja memilih untuk masuk ke ruangan di mana Abraham dirawat.Wajah panik dari Arini berubah seketika menjadi masam lagi, saat melihat seorang wanita yang tengah berdiri di samping kakaknya itu.Abraham pun langsung saja menoleh ia melihat Arini dan juga suam
Setelah Arini berhasil menidurkan sang putri, yang memilih untuk bermain dengan ponselnya. Di seberang dirinya ada Elsyam yang tengah berkutat dengan laptopnya.Lelaki itu memang sudah paham bagaimana cara menangani amarah sang istri, ia memilih untuk diam karena jika dirinya terus berkata pasti hari ini akan semakin marah dan kesal saja. Dirinya yakin jika esok pagi pasti amarah dari istrinya sudah reda maka dari itu ia memilih untuk diam.Arini pun memilih untuk melihat-lihat aplikasi orange tempat di mana dirinya berbelanja bahkan 1 bulan ia bisa menghabiskan puluhan juta karena menurutnya. Lebih baik berbelanja online karena ia tidak perlu harus repot-repot datang ke toko dan memilih, mungkin bedanya jika berbelanja online kita harus sabar menunggu.Ia tidak mempedulikan tentang pesan-pesan yang dikirimkan oleh kakaknya itu. Dirinya masih sangat marah dan ia juga tidak bisa berpikir dengan jernih untuk saat ini. Maka dari itu hal ini memilih untuk diam daripada ia berkata dan just
Elsyam memegangi Arini, ia takut jika sampai istrinya itu justru berbuat yang tidak-tidak kepada kakaknya. Tatapan dari Arini benar-benar terlihat begitu murka kepada kakaknya itu, sejak tadi Ia terus saja menuntut sang kakak untuk menceritakan semuanya."Aku tidak menyangka jika selama ini Kakak bisa membohongi adiknya sendiri sampai sebegitu lamanya," ungkap Arini.Abraham yang sejak tadi terus saja diberondong pertanyaan oleh Arini pun, ia benar-benar perangainya sebagai orang yang tegas langsung sirna seketika di hadapan Arini. Memang sejak dirinya mengetahui jika Arini adalah adiknya, ia benar-benar menganggap Arini seperti ibunya sendiri, apalagi saat adiknya marah wanita itu pasti akan sangat sulit untuk dibujuk.Lelaki itu sejak tadi berusaha memberikan isyarat kepada Elsyam, ia berharap jika adik iparnya itu dapat membantu.Arini masih menatap tajam ke arah mereka berdua. Ia tidak menyangka jika ternyata mereka bisa menyimpan rahasia yang begitu besar, pantas saja selama ini
Abraham benar-benar merasa begitu gelisah. Sudah satu minggu, Santira mengabaikannya bahkan wanita itu tidak mau berbicara dengannya dan di kantor pun saat berpapasan bahkan Santira langsung saja membuang wajah tidak mau menatap ke arahnya.Ketukan di pintu membuat lamunan dari Abraham pun buyar, ia langsung saja menatap di mana orang yang sedang dirinya nanti sudah berada di ambang pintu."Ada apa Pak Abraham memanggil saya?" Memang seperti biasa jika di kantor Santira akan bersikap formal dan mereka pun seolah-olah tidak saling mengenal satu sama lain. Semua itu karena mereka berdua menjunjung tinggi profesionalitas saat bekerja.Abraham benar-benar sangat merindukan wanita itu, bahkan Santira pun sudah tidak mau lagi mengangkat dan membalas chat serta panggilan telepon dari dirinya. Lelaki itu langsung saja melangkah menuju pintu dan langsung mengunci pintu dari dalam, ia tidak mau lagi jika sampai Santira melarikan diri karena menurutnya sangat sulit sekali untuk berbicara dengan
Elsyam benar-benar seperti tengah mendengarkan seorang ABG yang sedang bercerita mengenai kisah asmaranya. Lelaki itu terus saja menahan tawa, mendengar cerita Abraham yang dituntut meminta kepastian oleh Santira.Dirinya juga benar-benar merasa heran kepada kakak iparnya tersebut, bagaimana bisa ia menggantungkan perasaan seorang wanita hampir 2 tahun. Padahal selama ini mereka seperti layaknya sepasang kekasih yang tengah backstreet saja karena memang tidak ada orang yang mengetahuinya selain dirinya itu.Elsyam juga memang sering mengatakan kepada Abraham agar dia mau memberikan penjelasan dan juga kebenaran ini kepada istrinya Arini, dirinya takut jika sampai Arini tahu dari orang lain justru akan marah."Oh, jadi sekarang kalian berdua sudah resmi pacaran?"Abraham melirik ke arah Elsyam dengan tatapan yang begitu aneh. Mereka berdua memang berada di ruang kerja dari lelaki itu, untung saja tadi elea menangis jadi Arini tidak ikut nimbrung bersama dan memilih untuk kembali lagi k
Walaupun Abraham sudah mengatakan jika dirinya memang mencintai Santira dan juga ingin menikahinya, tetapi tetap saja wanita itu masih merajuk kepada Abraham atas apa yang selama ini dilakukan oleh dirinya. Mungkin rumus matematika memang sulit untuk dipahami, dihafal. Namun, memahami hati wanita jauhlah lebih sulit daripada itu.Abraham benar-benar merasa sangat pusing, karena sejak pulang dari restoran itu Santira tidak memberikan jawaban apapun dan wajahnya masih sangat masam.Dirinya sudah meminta maaf berulang kali kepada Santira, tetapi tetap saja wanita itu masih kesal dan juga marah. Dirinya juga sangat merasa bingung, sebenarnya apa yang diinginkan oleh seorang wanita. Tadi Santira meminta dirinya sebuah kepastian, lalu ia sudah memberikan kepastian. Lantas di saat ia sudah memberikan jawaban apa yang diinginkan oleh Santira mengapa wanita itu justru berbalik merajuk kepadanya."Santira, kamu tahu jika aku sangat tidak suka didiamkan kenapa kamu melakukan itu?" Dirinya bukan