Home / Lainnya / Simfoni Temaram Takdir / 12. Rindu Itu Menyesakkan

Share

12. Rindu Itu Menyesakkan

last update Last Updated: 2022-02-08 16:41:36

12. Rindu Itu Menyesakkan

Adakah di sana kau rindukan aku

Meski kita kini ada di dunia berbeda

Bila masih mungkin waktu kuputar

Kan kutunggu dirimu

('Mengenangmu' - Kerispatih)

****

Jum'at, 9 Juli 20xx

Hari ini adalah 40 hari kepergian Bisma. Gangga menghabiskan waktu dengan duduk di bawah pohon di dekat laboratoium. Dia memandangi foto, bunga melati kering, kalung, coklat dan tulisan-tulisannya tentang Bisma di buku binder.

Kendrik mendatanginya. Sejak tahu di belakang laboratorium adalah HIMA sastra Jerman dan terdapat pohon favorit Gangga, dia menjadi rajin mengamati pohon itu, menunggu kalau-kalau Gangga datang ke sana.

"Hai, Kubis. Aku boleh duduk di sini sama Gangga nggak? Apa? Boleh? Makasih ya," kata Kendrik, berbicara pada pohon besar itu kemudian duduk tanpa aba-aba di samping Gangga.

Gangga menutup buku binder yang sedang diperhatikannya. "Apa, Kak?!"

"Galak amat sing, Mbyak, aku kan u

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yenny Sandra
Termewek sihh, kamu sukses bikin aku mewek ditengah2 kerjaanku yg kudu ketemu org banyak, mbah. Hix ... hix ...
goodnovel comment avatar
Maysha
Nyesek ngeliat kamar orang yang udah ga ada
goodnovel comment avatar
Lavinka
ya ampun ini aku mewek beneran loh. othor, beliin aku tisu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Simfoni Temaram Takdir   13. Peristiwa Tak Mengenakkan

    13. Peristiwa Tak MengenakkanSabtu, 10 Juli 20xxRumah Kendrik, sore hari"Ken, besok kita ke rumah kakakmu ya. Seharian kita jagain dan ajak jalan dek Darren.""Mama ikh, aku mau jalan-jalan malah ngajak ke tempat Kak Ren. Lagian bayi baru umur 41 hari masak mau diajak jalan.""Kamu nggak peka. Justru karena dia udah 41 hari itu kita harus ajak dia jalan-jalan biar papa mamanya bisa ... heheh."Kadang aku tyduck mengerti maksud emak gue ini. (Kendrik).Kendrik masih terus mengernyit mendengar perkataan ibunya itu. Sekian menit berpikir, ia tak juga menemukan jawaban. Minion yang bekerja di otaknya belum juga menemukan file tentang hubungan antara bayi berumur 41 hari, mama papanya dan onomatopoeia tertawa 'heheh'.Meski pengetahuan tentang serba-serbi wanita melahirkan sudah sedikit diketahuinya, dia belum juga ngeuh maksud Bu Puri yang mengar

    Last Updated : 2022-02-09
  • Simfoni Temaram Takdir   14. Sudah Jatuh Tertimpa ...

    14. Sudah Jatuh Tertimpa ..."Tasku yang diambil. Karena aku masih pertahanin, kami jadi tarik-tarikan ..." Gangga mengambil jeda. "Terus dia pake pisau buat mutusin slingnya."Kendrik menghela napas. "Barang apa aja yang diambil? Handphone kamu di mana sekarang?"Saat menegangkan tadi membuat Gangga lupa akan keberadaan ponselnya. Untung dia meletakkannya di saku celana. Namun earphone yang sedari tadi terhubung ke telinganya turut terputus karena ayunan pisau si jambret."Yah, earphoneku rusak. Pisaunya tajem banget bisa langsung putus, nggak ketarik.""Kenapa nggak mau diajak ke rumah sakit? Kalau ada luka dalam gimana?""Nggak ada uang buat bayar. Uangku ..." Gangga terdiam."Diambil jambret tadi? Tapi di kos masih punya, kan?"Gangga menggeleng."Di ATM?"Gangga menggeleng lagi. "Uangku cash semua."Setelah mendapat kiriman uang bulan ini, dia langsung mengambil seluruh uangnya. Mesin ATM berada

    Last Updated : 2022-02-10
  • Simfoni Temaram Takdir   15. Semakin Menjadi

    15. Semakin Menjadi Minggu, 11 Juli 20xxRumah Stella, pagi hari Pukul 9 pagi Stella baru saja pulang dari pasar tradisional yang terletak tidak begitu jauh dari rumahnya. Dia menonton televisi sembari menikmati jajanan pasar yang dibelinya. Jajanan pasar itu rata-rata terbuat dari tepung, sumber karbohidrat, sehingga pas sekali untuk melebarkan badan. Tapi Stella tidak pernah melebar. Mungkin memang badannya tidak memiliki begitu banyak kelenjar lemak. Atau memang badannya kurang marketing skill sehingga lemak-lemak itu tidak ada yang sudi mampir ke badan ramping Stella. Dia memindah-mindah channel televisi untuk mencari acara yang pas. Sesungguhnya dia lebih suka drama-drama Korea. Sedangkan untuk acara televisi, dia sangat menyukai film kartun yang pada hari Minggu diputar di beberapa stasiun televisi. Akan tetapi, dia membutuhkan inspirasi untuk menulis novel yang hari ini baru 1 bab diunggah. Masih kurang 2 bab untuk mengejar pengh

    Last Updated : 2022-02-11
  • Simfoni Temaram Takdir   16. Dua Pahlawan Kesiangan

    16. Dua Pahlawan Kesiangan "Kok jongkok di sini?" "A-aku takut." Gangga terbata. Adam mematikan mesin motornya dan membantu Gangga berdiri. Akan tetapi, beberapa motor melalui jalan itu dan membuat Gangga kembali takut. "Kamu kenapa sih?" "A-aku ..." Belum sempat Gangga menyelesaikan kalimatnya, beberapa motor kembali melintas dan membuatnya takut. Adam pun mengajaknya ke HIMA sastra Jerman yang lebih sepi. Sesampainya di sana, markas HIMA itu sudah tertutup. "Duh, aku nggak bawa kuncinya." "Nggak apa-apa, Kak. Di emperan aja." Setelah mereka duduk, Gangga menceritakan kejadian yang dialaminya Sabtu malam kemarin. Dia juga menceritakan bahwa peristiwa itu membuat tugas terbengkalai. Untung saja Bu Eka berbaik hati memberikan perpanjangan waktu kepadanya. Adam mengeluarkan laptopnya dan membantu Gangga menyelesaikan tugas. Mahasiswa sastra Jerman semester 5 itu sangat cekatan dalam membantu Ga

    Last Updated : 2022-02-12
  • Simfoni Temaram Takdir   17. Problem Is Almost Solved

    17. Problem Is Almost Solved (((almost)))"Isnu, habis dari rumah nih ye, perbaikkan gizi," goda Gangga kepada Isnu yang sedang duduk di depan kamarnya sendiri itu."Ngga, ehm, maaf ya, aku mau nagih hutang yang 15.000 bulan lalu dong."Seketika pengen amnesia. (Gangga)."Anu, ehm, aku belum ada uang gimana dong, Is.""Yah, masalahnya waktu aku pulang kemarin, bapak ibuku belum bisa kasih uang saku bulan ini. Jadi aku pake uang sisa bulan lalu.""Oh, ya udah. Ini," katanya sembari mengulurkan uang 15.000 itu.Habis sudah uang Gangga. Dia mencari-cari di lemari, di tas, di buku dan di saku-saku pakaiannya, tak ada selembar pun uang yang tersisa. Sementara itu perutnya mulai melilit.Bis, aku laper. (Gangga).Tangan kanannya kini menggenggam coklat pemberian Bisma. Dengan berat hati, dia harus memak

    Last Updated : 2022-02-14
  • Simfoni Temaram Takdir   18. Bad News

    18. Bad NewsSelasa, 13 Juli 20xxAcara pengukuhan kepala laboratorium"Kamu kenapa dari tadi nggak tenang gitu, Bray?" tanya Linggom, dengan suara pelan."Pusing. Kakak sendiri menghalangi perjuangan cinta," jawab Kendrik."Masak sih? Setahu ane, Bos Karen alias Bos Black Widow itu sayang sama ente. Kalau di kantor pasti ngomong 'kasihan adikku, skripsinya belum kelar-kelar'.""Lhah, itu namanya bukan sayang, buka aib tuh skripsiku dulu nggak lancar malah diumumin segala.""By the way, on the way, priwey, kok ente bisa bilang si Bos menghalangi? Emang apa kah yang telah dia perbuat dan apa korelasinya sama ente? Kan bisa berjuang sendiri.""Ada lah pokoknya. Yang pasti kali ini emang ane harus dapat bantuan dari kakak ane yang cantiknya selangit itu.""Hah, apa pula ente puji-puji dia, ngapain cari muka sekara

    Last Updated : 2022-02-15
  • Simfoni Temaram Takdir   19. You Got The Job

    19. You Got The JobRumah StellaSepulang dari kuliah, Stella berkutat kembali dengan novelnya. Sembari menonton televisi, dia terus mengetik hingga jarinya sekeriting jamur crispy demi mengejar level penulis dan pendapatan. Terdengar berita dari infotainment di televisi tentang kehebohan baby photoshoot anak kembar Nicolas Gunawan.Rupanya kelahiran si bayi kembar Shaun dan Sheni membuat kedua orang tuanya makin populer. Banyak pertanyaan konyol pun terlontar kepada pasangan selebriti itu."Bagaimana persalinan si kembar ini, apakah Mbak Lidya merasakan sakit?" tanya si pewawancara."Hahaha." Sembari mengetik, Stella tertawa.Kenapa nggak dijawab aja 'enak banget kayak lagi nonton film'. (Stella).Menurut Stella, pertanyaan itu konyol karena semua orang tahu bahwa melahirkan itu sakit baik spontan mau pun operasi. Lebih konyol lagi pertanyaan yang sering dilontarkan kepada artis yang sedang berduka karena kehilangan anggota keluarga. P

    Last Updated : 2022-02-17
  • Simfoni Temaram Takdir   20. Terlambat

    20. Terlambat14 Juli 20xxSore hariGangga mengikuti latihan karate pertamanya masih dengan baju olahraga biasa. Dia belum memiliki dogi (baju putih untuk berlatih martial art). Banyak yang memakai baju biasa sepertinya karena belum sempat membeli dogi."Yame', note," kata senpai mengakhiri sesi latihan pada hari itu.Setelah latihan selesai, Kendrik mengajak Gangga ke markas UKM karate yang tidak lama lagi akan berpindah itu. Beberapa anggota baru lainnya juga berada di sana."Ini dogi buat kamu," katanya sembari mengulurkan sebuah baju putih khusus untuk latihan karate itu."Oh, iya. Berapa harganya, Kak?""Ini gratis kok.""Ha? Gratis?" tanya Gangga tak percaya.Mendengar kata sakti pemersatu bangsa itu, banyak anggota baru tiba-tiba berkerumun mendekati Kendrik dan Gangga. 

    Last Updated : 2022-02-19

Latest chapter

  • Simfoni Temaram Takdir   74. Semua Berkaitan

    Gunung TimurRandu meremas sebuah kertas bergambar mobil yang diprint oleh Lio. Gambar tersebut juga dimiliki oleh Kendrik. Tangan kirinya memegangi ponsel. Telinganya sedang mendengarkan Kendrik berbicara di seberang sana.Dengan mantap ia menjawab pertanyaan untuk meneruskan apa yang sedang diselidiki oleh staf laboratorium itu. Kasus itu tidak begitu berat tapi menimbulkan berbagai tanda tanya walau pelakunya sudah berada di penjara.Pelaku mengaku dengan sempurna dan menjadi satu-satunya orang yang mungkin menabrak Bisma. Semua itu tidak dapat dibuktikan dengan bukti rekaman video CCTV karena di lokasi tidak terdapat kamera apa pun. Namun, sejak kemunculan Kendrik yang penasaran dengan kasus kecelakaan ini, makin banyak kejanggalan yang muncul ke permukaan."Aku juga nemuin sesuatu tentang itu," kata Randu melalui sambungan telepon sembari melihat ke arah layar laptop di hadapannya.Lio yang berdiri di samping tempat duduk Randu turut memelototi laptop milik Randu. Jemari Randu yan

  • Simfoni Temaram Takdir   73. Penyesalan dan Kegundahan

    Kos GanggaStella dan Gangga mengikuti perkuliahan dengan sebuah aplikasi video meeting. Stella dengan laptopnya, Gangga dengan ponselnya. Namun, sambungan internet yang digunakan adalah dengan paket data internet milik Gangga yang di-tether atau di-share sambungannya sehingga Stella dapat turut menikmati.Dengan gemas-gemas kesal Gangga melirik ke arah Stella. Ponselnya menjadi cepat panas karena harus membagikan kuota yang disayang-sayangnya. Berawal dari pertanyaan Stella tentang gaji bulanan yang baru saja diterima Gangga, Stella memanfaatkan kesempatan.Gangga tidak bisa menolak karena Stella sudah berada di depan pintu kamar kos Gangga tadi pagi. Ingin mengusir, Stella langsung masuk ke kamar kos Gangga. Ya sudah, itung-itung menolong calon saudara iparnya.Usai perkuliahan daring dilaksanakan, Gangga berniat untuk mengungkapkan segala kejengkelannya menyaksikan tingkah Stella pagi ini. Sebelum dia mengomel, Stella lebih dulu memberondongnya."Maaf ya, Ngga, aku ke sini terus num

  • Simfoni Temaram Takdir   72. Problem Solver

    Kendrik: Apa itu, Kak?Daniel: Intinya mengacak huruf untuk menghasilkan kata yang baru.Antara senang dan sedih Kendrik menerima sebuah opsi untuk memecahkan kode itu. Mengacak huruf untuk membentuk sebuah kata akan memakan waktu yang sangat lama. Berhubungan dengan matematika di sub bab peluang, perkiraan kemungkinan kata yang muncul akan sangat banyak.Dia pernah melihat Barry Allen dalam The Flash melakukan pengacakan terhadap kode. Jadi, pada dasarnya si meta human tersebut bukan meng-hack kode tapi melakukan pengacakan dengan cepat sehingga menemukan salah satu rangkaian kode yang benar.Hanya, aneh sekali di serial barat itu. Biasanya setiap kode memiliki maximum attempt yang kemudian akan memblokir sistem jika beberapa kali salah memasukkan kode. Sementara itu The Flash dengan santainya memasukkan ratusan kali.Entah itu cacat logika atau memang sistem di sana tidak memberlakukan maksimal salah memasukkan kode (agak nggak mungkin sih ya).Kendrik mengambil sebuah kertas beruku

  • Simfoni Temaram Takdir   71. Memecahkan Kode

    Seorang pria setinggi 181 cm dengan menggendong seorang bayi di pelukannya membukakan pintu dan menyapa Kendrik.“Hai, Darren ini Om Kendrik,” sapa Kendrik kepada anak lelaki kecil dalam gendongan Daniel.“Siapa, Niel?” teriak Karen, kakak Kendrik, dari dalam. Wanita berambut merah itu pun terkejut melihat sang adik yang sudah beberapa waktu tidak pernah memberi kabar. “Kendrik! Astaga!”Karen memeluk erat adiknya hingga kesusahan bernapas bukan karena eratnya pelukan Karen melainkan bau kecut wanita itu. Dia memang baru saja pulang dari kantor dan belum membersihkan diri.“Ikh lengket! Mandi sana!” kata Kendrik.Karen mencubit hidung Kendrik kemudian memperhatikan sesuatu yang berbeda dari sang adik. “Kamu kok kurusan? Lagi banyak pikiran ya?”“Ish, kamu mandi dulu sana. Nanti aja ceritanya.”~Ruang buku milik DanielDaniel memiliki ruang buku dengan koleksi komik yang bejibun menyaingi taman bacaan komik. Dahulu saat mengerjakan skripsi, Kendrik hampir setiap hari mendatangi tempat

  • Simfoni Temaram Takdir   70. Kode Apakah Itu?

    Randu, Kendrik dan Linggom terbelalak dengan kembalinya file-file yang hilang. Banyak sekali file ber-ekstensi 3gp di sana. Seringai singkat tiga lelaki itu terukir sejenak.“Ya Tuhan, imajinasi Lio pasti tinggi banget nih. Untung aku enggak,” komentar Kendrik.“Ane juga enggak, Brot,” kata Linggom.“Aku juga enggak,” timpal Randu.Mereka bertiga saling pandang dengan canggung seolah berkata ‘akh masak?!’ Paling tidak jika tidak hobi, pasti pernah mengintip video-video seperti itu meski tidak sengaja.“Cepet cari yang tanggal 29 Mei!”Linggom menuruti perkataan Randu. Di antara foto-foto yang diambil pada tanggal 29 Mei, sebuah foto mobil ada di sana. Tidak ada yang aneh dengan foto mobil itu. Mereka bertiga hanya sedikit berdecak dengan jenis mobil yang lumayan mahal itu.“Wuih mobilnya Pakjerot. Mayan mahal nih,” komentar Kendrik.Randu langsung mencetak gambar mobil itu rangkap dua untuk dirinya dan untuk Kendrik. Kendrik menerima itu dengan lemas. Pasalnya dia sedang fokus dengan

  • Simfoni Temaram Takdir   69. Mencari File Yang Hilang

    “Ehm, apaan tuh, Bang?” tanya Kendrik, pura-pura tidak mengerti.“Itu tadi yang ente masukkin ke botol sample,” serobot Linggom.Kendrik memelototi Linggom karena membongkar sesuatu yang sudah payah ia tutupi. Randu bersidekap di hadapan Kendrik. Kendrik pun menendang kaki Linggom.“Apaan sih nendang-nendang?! Kan ente sendiri yang bilang kalau Bang Randu itu bakal tahu juga. Ini aja dia udah tahu jenisnya. Dari pada kelamaan mending ngaku,” kata Linggom.“Akh, eheheh, iya, Bang. Tenang, aku cuma pake buat dihirup aromanya doang, nggak ditaruh ke minuman yang aku kasihin ke mereka.”“Ya iyalah, kan emang makenya begitu! Mereka siapa? Dan kenapa? Inget! Jangan ngelama-lamain, percuma!” kata Randu dengan penuh intimidasi.Kendrik pun menjelaskan seluruh rangkaian acaranya dengan Linggom hari ini, termasuk acara spesialnya menerobos masuk ke rumah pribadi Pak Zakarria. Lelaki itu menjelaskan dengan pasrah. Kemungkinan Randu akan memarahinya, atau mungkin melaporkannya kepada kepolisian K

  • Simfoni Temaram Takdir   68. Pindah Lokasi Operasi

    “Haih, ente jangan gitu! Ini penting dan butuh kemampuan hacking ente. Kalau ane doang yang ke sana, gimana mau nge-hack. Download video dari Kowetube aja ane kagak bisa.”“Emang mau ngapain? Dan pentingnya buat ane apaan?” tanya Linggom.“Nggak tahu juga, cuman penting aja. Lagian kita cuti hari ini, kan sayang kalau nggak dimaksimalin. Ane yang nyetir. Nanti ane traktir mi lethek khas Gunung Timur. 2 porsi juga boleh. Atau mau angkringan di pinggiran alun-alun?”Linggom merebut kardus berisi botol di tangan Kendrik kemudian mendekat ke jok belakang di bagian penumpang. “Dua-duanya juga boleh. Ayok lah, tancap!”***Gunung TimurKendrik dan Linggom telah sampai. Randu berada di luar ketika mereka telah sampai. Reserse itu sudah memperkirakan dengan tepat tibanya mereka dia sana. Padahal jarak Koja-Gunung Timur adalah kurang lebih 1 jam perjalanan.Randu mengernyit sembari memiringkan kepala melihat yang datang sedikit lain dengan pencitraan yang dia harapkan.Bang Randu pasti nggak n

  • Simfoni Temaram Takdir   67. Teringat Kasus Lama

    Gunung TimurSetelah membantu Kendrik menangani kasus penangkapan Duo Wong sekaligus pengungkapan kebersihan kampus dalam kasus penusukan mahasiswa yang sedang berdemo, Randu kembali ke aktivitasnya sebagai reserse kriminal di Gunung Timur. Dia dan Lio kembali berpartner karena selain mengandalkan berita dari Randu, Lio juga banyak membantu Randu dalam menjalankan berbagai misi.Dia kini menangani sebuah kasus sindikat pencurian yang hampir final. Tinggal sedikit bukti lagi, rantai pencurian itu akan terputus. Kasus ini termasuk bukan kasus yang besar seperti korupsi negeri di atas langit yang bahkan pernah terjadi 32 tahun lamanya.Tidak ada yang berani mengutak-atik keluarga ‘raja’ pada waktu itu. Sedikit saja berkoar maka akan dibredel. Sungguh pembungkaman kebebasan berpendapat yang mengerikan sementara sang raja beracting senyum-senyum bijak seperti tak berdosa.Randu kemudian tergelitik dengan salah satu kasus yang sebenarnya tidak besar tapi hingga sekarang belum terungkap, kec

  • Simfoni Temaram Takdir   66. Menerobos

    Kendrik dan Linggom telah berada di depan perumahaan elit Pondok Elok. Tak salah diberi predikat elit, bangunan rumah di kompleks ini besar dengan halaman luas. Tidak ada pemilik yang keluar rumah untuk bergosip.Yang keluar rumah untuk menebar berita-berita sosial adalah asisten rumah tangga. Jika ada seorang wanita berdaster lalu keluar rumah untuk mengobrol, para ART lain pasti akan menanyainya dengan pertanyaan seperti “Baru kerja ya?”, atau “Udah berapa lama ikut rumah ini, kok baru keluar?”Pemilik rumahnya bergaul dengan teman-teman high class dan sosialita saja. Mereka juga keluar-masuk mengendarai mobil, hampir tidak pernah keluar rumah untuk bepergian jarak dekat. Yang tinggal di sana adalah bos-bos besar perusahaan, artis, selebriti dan aktor-aktor film.Linggom menyenggol Kendrik. “Ente yakin ini bakal berhasil, Brot?”“Brot? Panggilan macam apa itu?!” protes Kendrik.“Itu singkatan dari brother.”“Oh. Ane perkiraan bakal berhasil dari pada kita musti sok kenal dan harus n

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status