Share

Bab XXV

Penulis: Kezia Zakiyah Ma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Perairan Pulau Bintan, Riwayatmu Dulu

Olive mematung di pinggir pantai Trikora, Pulau Bintan. Ia teringat suatu sore, tepatnya empat tahun lalu, di perairan off shore Pulau Bintan.  Ia dan Refan suaminya, pernah jadian di tengah laut, mengikrarkan janji saling setia, merencanakan sebuah pertunangan dan teriring doa semoga jadi menikah, pernikahan pasangan ideal yang langgeng sampai ajal memisahkan.

Si Ganteng dan Si Cantik. Si Intelek dan Si Cendekia,  Si Pendiam dan Si Sopan, Si Sholeh dan Si Sholihah, Si Kaya dan Si The Have. Kendati saat ini semua kenangan indah itu telah terhapus oleh riak gelombang. Ia mengarahkan pandangannya ke laut lepas. Tak ada apa-apa. Hanya buih yang dihantar ombak. Menyisakan duka yang tak terperi. Pasangan ideal bak dewa dewi, hanya tinggal elegi.

‘’Masih sendiri sampai umur segini? Sama, dong. Gimana, kalau Ibu Olive pacaran dengan saya?’’ kenang Olive akan perkataan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Siluet Cinta Olive    bab XXVI

    Tangkisan Elegan Untuk Sebuah Serangan Frontal Tiga hari lalu, pukul 04.00 dini hari, kegaduhan terjadi di apartemen Olive. Refan dan Rita melakukan adegan mesum di tempat tinggal Olive. Refan pulang mabok bersama piaraannya itu, salah rumah. Seharusnya pulang ke apartemen di Semanggi, malah pulang ke apartemen di Senayan.‘’Ah.....ooooohh,’’Refan menepuk pantat Rita berkali-kali hingga memerah, sebelum mendorong tubuhnya masuk. Rita menahan desakan Refan yang memintanya menungging, sementara lengannya bertumpu di pegangan sofa. ‘’Oh.....Oh...., Oh yeah....,’’ teriakan Rita melengking memecah keheningan pagi. Tubuh keduanya berpacu dengan gairah memuncak yang tak tercapai klimaks sesaat mereka melakukan foreplay hot di dalam mobil Refan di parkiran, tadi. Di ruang tamu itu, suara riuh desahan, lenguhan bahkan teriakan akibat tubuh kedua pasangan i

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXVII

    Sebuah Masa Transisi Tinggal di sebuah rumah sewa, di pusat kota Rokan hulu. Olive membuka lembaran baru, mengatasi persoalan hidup rumah tangganya. Ia lalui dengan berusaha lari dari kenyataan. Lantaran kelakuan suaminya semakin meresahkan. Ia tak tahu apakah usahanya ini akan berdampak baik bagi rumah tangganya yang tidak ada harapan itu, ataukah minimal menjaga proyek kerjasama dengan PT Osfon itu aman terkendali. Proyek kerjasama peralihan pengelola ladang migas Blok Rokan, dari perusahaan tempat suaminya bekerja, ke perusahaan holding tempat ia bekerja. Masa transisi ini membuatnya terikat dengan tugas dinas tiga tahun kedepan. Lagi-lagi, atas nama karier, Olive dipaksa dan dikondisikan tidak bisa lari dari perikahan sandiwara ini. ‘’Selamat menempuh hidup baru, Non. Enggak muluk-muluk, deh, harapan kamu. Semoga untuk sementara waktu aman di sini, setidaknya mental kamu aman,’’jelas Tubagus. ‘’Makasih Gus, buat nolongin pindahan. Aku bak

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXVIII

    Layak untuk Berhenti MencintaimuEnam bulan berselang, Olive bertahan tak sekalipun menemui suaminya. Meski ada hari raya Idul Fitri ataupun moment harpitnas-Hari Kecepit Nasional, ia justru pulang ke rumah orang tuanya di Semarang. Jika ada beberapa kali rapat di kantor pusat, ia hanya berspekulasi. Jika suaminya hadir dalam rapat, ia merasa perlu beramah tamah. Untungnya, suaminya selalu diwakili oleh kepala divisi lain.Meski begitu, ia menyempatkan mengirim kue ulang tahun super jumbo Milk Chocolate untuk Refan, tertulis : Selamat Ultah ke-37, Papa. Semoga Sukses dan Bahagia, dari Reylive Agung Mananta, dengan foto bayi mungil di atas nama pengirim. Ia juga kirimkan topi hitam dengan bordir bertuliskan “Good Dad”. Di hatinya ia hanya mendoakan semoga Refan tumbuh menjadi sosok ayah yang baik.Olive juga mengirimkan paket prasmanan ditujukan untuk divisi industrial relations and policy, namun porsinya bis

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXIX

    Filosofi Risiko Cinta, Antara Hidup dan Mati Empat tahun lalu, di atas rig milik PT Osfon di perairan lepas pantai Pulau Bintan, Olive diundang untuk memberi pelatihan safety bagi 300 awak rig. Refan Mananta salah satunya ada di sana. Di atas lautan luas ini Olive pernah mengajarkan filosofi risiko kerja para awak rig yang diperhadapkan pada dua pilihan, hidup atau mati. Ia berada di sana sebagai konsultan manajemen keselamatan process, yang menguasai standar ISO 45001 OSHA 3132 dan 3133, sebagai pekerjaan sampingan Olive sejak semester terakhir kuliahnya dulu. Refan dan Olive yang baru jadian satu bulan, berkesempatan mengenal dekat pribadi masing-masing dari pekerjaan mereka. ''Sarjana geologi, kok jadi konsultan manajemen keselamatan process, Say? Bukannya sarjana kimia yang biasanya menguasai ilmu itu?" Tanya Refan, sesaat sebelum sesi training. ''Iya, Betul. Kuliah saya dua. Yang S-

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXX

    Surat Untuk TuhanAngin balkon malam itu berhembus cukup kencang. Refan lupa menutup pintu kaca geser unit apartemennya. Kelambu warna pastel pale lemon yang belum disingkap itu masih menutupi rongga menganga. Tadinya, biar sinar matahari sore tak menyeruak masuk. Mata Refan tak kuat dengan silaunya, maka ia membiarkan kelambu itu menutup penuh, namun pintu dibiarkannya terbuka.Deru angin malam kian kencang membuat kelambu itu tersibak ke sana kemari bersama hembusan angin dan kemudian menggulingkan rak rotan tak jauh dari pintu geser itu.‘’Brakkk!””Refan memungut satu demi satu isi rak. Merapikannya kembali ke susunan yang entah kembali seperti sediakala atau tidak. Ada satu buku kecil semacam diary bersampul kulit warna pink, terserak, dengan lembar kertas sebagian terlepas. Refan membaca lembar demi lembar isi diary itu. Catatan harian milik istrinya, Olive.

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXI

    Bab XXXI Nikmatnya Melumpuhkanku Malam itu, Senin dini hari pukul 04.00 pagi. Refan berusaha beranjak dari tempat tidurnya untuk berkemih ke kamar mandi. Namun, ia tak bisa menggerakkan kaki kanannya. Susah payah ia berusaha bangkit dari tempat tidur. Ia meneriaki Bibi Sur yang tidur di kamar pembantu. Namun teriakan Refan baru terdengar jelas oleh Bi Sur setelah 30 menit berselang. ‘’Bi Sur....Tolong buka pintunya, Bi. Tolong Bi....!Bi Sur Tolong...!”Refan berteriak berkali-kali memanggil pembantunya. Namun, Bi Sur baru menyadari adanya panggilan itu saat ia keluar kamar pergi ke dapur. Ia tak buru-buru membuka pintu. Bi Sur berjalan mengendap-endap mendekati sumber suara, pintu kamar majikannya, untuk memastikan itu teriakan apa. Takutnya majikannya itu tengah ngamuk. Pernah berkali-kali teriakan majikannya, bukan teriakan minta tolong. Sang majikan sedang ngamuk setelah menerima telfon

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXII

    Kembalinya Sebuah KesadaranMendapat tugas di luar dinas menemukan nomer kontak istri atasannya, membuat seorang sekretaris direktur berpikir 1000 kali. Sekretaris Refan ini bingung, musti tanya siapa? Wakil PT Osfon yang berada di sana sangat banyak, ada kalau 200-an orang. Karena PT Osfon pengelola blok Rokan. Sebelum pengelolaan blok Rokan ini dipindahkan ke perusahaan migas BUMN dimana istri atasannya ini bekerja, para pekerja PT Osfon masih banyak yang berada di sana.Tapi, tentu akan kedengaran aneh dan berekses gosip jika ditanyakan pada mereka, orang-orang dari PT Osfon. Seorang suami lost kontak dengan istri saja, sudah perkara aneh. Apalagi jika misalnya ada apa-apa dengan istrinya semisal ditandai lingkungan kerjanya pacaran lagi sama orang lain, akan lebih buruk menimbulkan situasi kerja yang tak kondusif buat istriya. Rizal tahu, atasannya itu bukan suami yang setia. Perselingkuhannya sudah jadi buah bibir orang-orang sekantor.

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXIII

    Permintaan Maaf yang Tercekat Ruang tunggu keluarga pasien ICU RS Eka Hospital Pekanbaru setiap hari, pagi, petang ataupun malam, sama, selalu lengang. Ada banyak keluarga berjajar di kursi tunggu menunggu di depan pintu masuk ruangan ini . Orangnya berganti-ganti, seperti ada pergantian shift menunggu keluarga masing-masing. Namun, Mba Nung satu-satunya yang 24 jam sehari menunggu di sana. Ia hanya keluar rumah sakit satu jam setelah jam kunjungan pagi dan malam, untuk mandi dan ganti kostum, lalu kembali ke sana. Setiap kali pintu ruang ICU terbuka, semua mata langsung tertuju ke arah perawat yang membuka pintu. Nafas tertahan, pendengaran ditajamkan, bersiap menyimak nama siapa yang dipanggil. Mba Nung menghela nafas lega saat tahu yang dipanggil bukan Olivia Mananta. Sebab, pemanggilan bukan di jam besuk biasanya karena ada sesuatu. Jika tidak membaik, kritis atau mati. Semua spaneng saat pintu ruangan dibuka, dan ada perawat yang memang

Bab terbaru

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVIII

    Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVII

    Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVI

    Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu

DMCA.com Protection Status