Memanajemeni Konflik dengan Pembunuh Bayaran
‘’Kenapa kamu kelihatan kusut?” tanya Melanie ke Rita, si kaki tangannya.
‘’Enggak kenapa-napa, kok, Cece,’’Jawab Rita berusaha menutupi masalah di lingkungan pekerjanya, para kurir alias kuda.
‘’Kamu cerita, dong. Bagaimanapun, kita ini team work. Kalau ada masalah, sebaiknya terbuka. Biar kita cari solusi bersama,’’jelas si bos.
Rita mulai menceritakan beberapa masalah yang ia hadapi dengan beberapa pekerja. Baik kuda maupun orang gudang. Kelakuannya macam-macam.
Beberapa kudanya ada yang menolak perintahnya untuk mengantar langsung ke pembeli face to face di tempat mereka bikin janji. Katanya, cara adu banteng seperti itu membahayakan. Kurir menyerahkan barang langsung ke pembeli, itu disebut sistem adu banteng, menurut mereka membahayakan.
Mereka memilih sistem lain yang disebut siste
Perairan Pulau Bintan, Riwayatmu DuluOlive mematung di pinggir pantai Trikora, Pulau Bintan. Ia teringat suatu sore, tepatnya empat tahun lalu, di perairan off shore Pulau Bintan. Ia dan Refan suaminya, pernah jadian di tengah laut, mengikrarkan janji saling setia, merencanakan sebuah pertunangan dan teriring doa semoga jadi menikah, pernikahan pasangan ideal yang langgeng sampai ajal memisahkan.Si Ganteng dan Si Cantik. Si Intelek dan Si Cendekia, Si Pendiam dan Si Sopan, Si Sholeh dan Si Sholihah, Si Kaya dan Si The Have. Kendati saat ini semua kenangan indah itu telah terhapus oleh riak gelombang. Ia mengarahkan pandangannya ke laut lepas. Tak ada apa-apa. Hanya buih yang dihantar ombak. Menyisakan duka yang tak terperi. Pasangan ideal bak dewa dewi, hanya tinggal elegi.‘’Masih sendiri sampai umur segini? Sama, dong. Gimana, kalau Ibu Olive pacaran dengan saya?’’ kenang Olive akan perkataan
Tangkisan Elegan Untuk Sebuah Serangan Frontal Tiga hari lalu, pukul 04.00 dini hari, kegaduhan terjadi di apartemen Olive. Refan dan Rita melakukan adegan mesum di tempat tinggal Olive. Refan pulang mabok bersama piaraannya itu, salah rumah. Seharusnya pulang ke apartemen di Semanggi, malah pulang ke apartemen di Senayan.‘’Ah.....ooooohh,’’Refan menepuk pantat Rita berkali-kali hingga memerah, sebelum mendorong tubuhnya masuk. Rita menahan desakan Refan yang memintanya menungging, sementara lengannya bertumpu di pegangan sofa. ‘’Oh.....Oh...., Oh yeah....,’’ teriakan Rita melengking memecah keheningan pagi. Tubuh keduanya berpacu dengan gairah memuncak yang tak tercapai klimaks sesaat mereka melakukan foreplay hot di dalam mobil Refan di parkiran, tadi. Di ruang tamu itu, suara riuh desahan, lenguhan bahkan teriakan akibat tubuh kedua pasangan i
Sebuah Masa Transisi Tinggal di sebuah rumah sewa, di pusat kota Rokan hulu. Olive membuka lembaran baru, mengatasi persoalan hidup rumah tangganya. Ia lalui dengan berusaha lari dari kenyataan. Lantaran kelakuan suaminya semakin meresahkan. Ia tak tahu apakah usahanya ini akan berdampak baik bagi rumah tangganya yang tidak ada harapan itu, ataukah minimal menjaga proyek kerjasama dengan PT Osfon itu aman terkendali. Proyek kerjasama peralihan pengelola ladang migas Blok Rokan, dari perusahaan tempat suaminya bekerja, ke perusahaan holding tempat ia bekerja. Masa transisi ini membuatnya terikat dengan tugas dinas tiga tahun kedepan. Lagi-lagi, atas nama karier, Olive dipaksa dan dikondisikan tidak bisa lari dari perikahan sandiwara ini. ‘’Selamat menempuh hidup baru, Non. Enggak muluk-muluk, deh, harapan kamu. Semoga untuk sementara waktu aman di sini, setidaknya mental kamu aman,’’jelas Tubagus. ‘’Makasih Gus, buat nolongin pindahan. Aku bak
Layak untuk Berhenti MencintaimuEnam bulan berselang, Olive bertahan tak sekalipun menemui suaminya. Meski ada hari raya Idul Fitri ataupun moment harpitnas-Hari Kecepit Nasional, ia justru pulang ke rumah orang tuanya di Semarang. Jika ada beberapa kali rapat di kantor pusat, ia hanya berspekulasi. Jika suaminya hadir dalam rapat, ia merasa perlu beramah tamah. Untungnya, suaminya selalu diwakili oleh kepala divisi lain.Meski begitu, ia menyempatkan mengirim kue ulang tahun super jumbo Milk Chocolate untuk Refan, tertulis : Selamat Ultah ke-37, Papa. Semoga Sukses dan Bahagia, dari Reylive Agung Mananta, dengan foto bayi mungil di atas nama pengirim. Ia juga kirimkan topi hitam dengan bordir bertuliskan “Good Dad”. Di hatinya ia hanya mendoakan semoga Refan tumbuh menjadi sosok ayah yang baik.Olive juga mengirimkan paket prasmanan ditujukan untuk divisi industrial relations and policy, namun porsinya bis
Filosofi Risiko Cinta, Antara Hidup dan Mati Empat tahun lalu, di atas rig milik PT Osfon di perairan lepas pantai Pulau Bintan, Olive diundang untuk memberi pelatihan safety bagi 300 awak rig. Refan Mananta salah satunya ada di sana. Di atas lautan luas ini Olive pernah mengajarkan filosofi risiko kerja para awak rig yang diperhadapkan pada dua pilihan, hidup atau mati. Ia berada di sana sebagai konsultan manajemen keselamatan process, yang menguasai standar ISO 45001 OSHA 3132 dan 3133, sebagai pekerjaan sampingan Olive sejak semester terakhir kuliahnya dulu. Refan dan Olive yang baru jadian satu bulan, berkesempatan mengenal dekat pribadi masing-masing dari pekerjaan mereka. ''Sarjana geologi, kok jadi konsultan manajemen keselamatan process, Say? Bukannya sarjana kimia yang biasanya menguasai ilmu itu?" Tanya Refan, sesaat sebelum sesi training. ''Iya, Betul. Kuliah saya dua. Yang S-
Surat Untuk TuhanAngin balkon malam itu berhembus cukup kencang. Refan lupa menutup pintu kaca geser unit apartemennya. Kelambu warna pastel pale lemon yang belum disingkap itu masih menutupi rongga menganga. Tadinya, biar sinar matahari sore tak menyeruak masuk. Mata Refan tak kuat dengan silaunya, maka ia membiarkan kelambu itu menutup penuh, namun pintu dibiarkannya terbuka.Deru angin malam kian kencang membuat kelambu itu tersibak ke sana kemari bersama hembusan angin dan kemudian menggulingkan rak rotan tak jauh dari pintu geser itu.‘’Brakkk!””Refan memungut satu demi satu isi rak. Merapikannya kembali ke susunan yang entah kembali seperti sediakala atau tidak. Ada satu buku kecil semacam diary bersampul kulit warna pink, terserak, dengan lembar kertas sebagian terlepas. Refan membaca lembar demi lembar isi diary itu. Catatan harian milik istrinya, Olive.
Bab XXXI Nikmatnya Melumpuhkanku Malam itu, Senin dini hari pukul 04.00 pagi. Refan berusaha beranjak dari tempat tidurnya untuk berkemih ke kamar mandi. Namun, ia tak bisa menggerakkan kaki kanannya. Susah payah ia berusaha bangkit dari tempat tidur. Ia meneriaki Bibi Sur yang tidur di kamar pembantu. Namun teriakan Refan baru terdengar jelas oleh Bi Sur setelah 30 menit berselang. ‘’Bi Sur....Tolong buka pintunya, Bi. Tolong Bi....!Bi Sur Tolong...!”Refan berteriak berkali-kali memanggil pembantunya. Namun, Bi Sur baru menyadari adanya panggilan itu saat ia keluar kamar pergi ke dapur. Ia tak buru-buru membuka pintu. Bi Sur berjalan mengendap-endap mendekati sumber suara, pintu kamar majikannya, untuk memastikan itu teriakan apa. Takutnya majikannya itu tengah ngamuk. Pernah berkali-kali teriakan majikannya, bukan teriakan minta tolong. Sang majikan sedang ngamuk setelah menerima telfon
Kembalinya Sebuah KesadaranMendapat tugas di luar dinas menemukan nomer kontak istri atasannya, membuat seorang sekretaris direktur berpikir 1000 kali. Sekretaris Refan ini bingung, musti tanya siapa? Wakil PT Osfon yang berada di sana sangat banyak, ada kalau 200-an orang. Karena PT Osfon pengelola blok Rokan. Sebelum pengelolaan blok Rokan ini dipindahkan ke perusahaan migas BUMN dimana istri atasannya ini bekerja, para pekerja PT Osfon masih banyak yang berada di sana.Tapi, tentu akan kedengaran aneh dan berekses gosip jika ditanyakan pada mereka, orang-orang dari PT Osfon. Seorang suami lost kontak dengan istri saja, sudah perkara aneh. Apalagi jika misalnya ada apa-apa dengan istrinya semisal ditandai lingkungan kerjanya pacaran lagi sama orang lain, akan lebih buruk menimbulkan situasi kerja yang tak kondusif buat istriya. Rizal tahu, atasannya itu bukan suami yang setia. Perselingkuhannya sudah jadi buah bibir orang-orang sekantor.