Share

Bab XXIX

Penulis: Kezia Zakiyah Ma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Filosofi Risiko Cinta, Antara Hidup dan Mati

Empat tahun lalu, di atas rig  milik PT Osfon di perairan lepas pantai Pulau Bintan, Olive diundang untuk memberi pelatihan safety bagi 300 awak rig. Refan Mananta salah satunya ada di sana. Di atas lautan luas ini Olive pernah mengajarkan filosofi risiko kerja para awak rig yang diperhadapkan pada dua pilihan, hidup atau mati. Ia berada di sana sebagai konsultan manajemen keselamatan process, yang menguasai standar ISO 45001 OSHA 3132 dan 3133, sebagai pekerjaan sampingan Olive sejak semester terakhir kuliahnya dulu. Refan dan Olive yang baru jadian satu bulan, berkesempatan mengenal dekat pribadi masing-masing dari pekerjaan mereka. 

''Sarjana geologi, kok jadi konsultan manajemen keselamatan process, Say? Bukannya sarjana kimia yang biasanya menguasai ilmu itu?" Tanya Refan, sesaat sebelum sesi training.  

''Iya, Betul. Kuliah saya dua. Yang S-

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXX

    Surat Untuk TuhanAngin balkon malam itu berhembus cukup kencang. Refan lupa menutup pintu kaca geser unit apartemennya. Kelambu warna pastel pale lemon yang belum disingkap itu masih menutupi rongga menganga. Tadinya, biar sinar matahari sore tak menyeruak masuk. Mata Refan tak kuat dengan silaunya, maka ia membiarkan kelambu itu menutup penuh, namun pintu dibiarkannya terbuka.Deru angin malam kian kencang membuat kelambu itu tersibak ke sana kemari bersama hembusan angin dan kemudian menggulingkan rak rotan tak jauh dari pintu geser itu.‘’Brakkk!””Refan memungut satu demi satu isi rak. Merapikannya kembali ke susunan yang entah kembali seperti sediakala atau tidak. Ada satu buku kecil semacam diary bersampul kulit warna pink, terserak, dengan lembar kertas sebagian terlepas. Refan membaca lembar demi lembar isi diary itu. Catatan harian milik istrinya, Olive.

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXI

    Bab XXXI Nikmatnya Melumpuhkanku Malam itu, Senin dini hari pukul 04.00 pagi. Refan berusaha beranjak dari tempat tidurnya untuk berkemih ke kamar mandi. Namun, ia tak bisa menggerakkan kaki kanannya. Susah payah ia berusaha bangkit dari tempat tidur. Ia meneriaki Bibi Sur yang tidur di kamar pembantu. Namun teriakan Refan baru terdengar jelas oleh Bi Sur setelah 30 menit berselang. ‘’Bi Sur....Tolong buka pintunya, Bi. Tolong Bi....!Bi Sur Tolong...!”Refan berteriak berkali-kali memanggil pembantunya. Namun, Bi Sur baru menyadari adanya panggilan itu saat ia keluar kamar pergi ke dapur. Ia tak buru-buru membuka pintu. Bi Sur berjalan mengendap-endap mendekati sumber suara, pintu kamar majikannya, untuk memastikan itu teriakan apa. Takutnya majikannya itu tengah ngamuk. Pernah berkali-kali teriakan majikannya, bukan teriakan minta tolong. Sang majikan sedang ngamuk setelah menerima telfon

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXII

    Kembalinya Sebuah KesadaranMendapat tugas di luar dinas menemukan nomer kontak istri atasannya, membuat seorang sekretaris direktur berpikir 1000 kali. Sekretaris Refan ini bingung, musti tanya siapa? Wakil PT Osfon yang berada di sana sangat banyak, ada kalau 200-an orang. Karena PT Osfon pengelola blok Rokan. Sebelum pengelolaan blok Rokan ini dipindahkan ke perusahaan migas BUMN dimana istri atasannya ini bekerja, para pekerja PT Osfon masih banyak yang berada di sana.Tapi, tentu akan kedengaran aneh dan berekses gosip jika ditanyakan pada mereka, orang-orang dari PT Osfon. Seorang suami lost kontak dengan istri saja, sudah perkara aneh. Apalagi jika misalnya ada apa-apa dengan istrinya semisal ditandai lingkungan kerjanya pacaran lagi sama orang lain, akan lebih buruk menimbulkan situasi kerja yang tak kondusif buat istriya. Rizal tahu, atasannya itu bukan suami yang setia. Perselingkuhannya sudah jadi buah bibir orang-orang sekantor.

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXIII

    Permintaan Maaf yang Tercekat Ruang tunggu keluarga pasien ICU RS Eka Hospital Pekanbaru setiap hari, pagi, petang ataupun malam, sama, selalu lengang. Ada banyak keluarga berjajar di kursi tunggu menunggu di depan pintu masuk ruangan ini . Orangnya berganti-ganti, seperti ada pergantian shift menunggu keluarga masing-masing. Namun, Mba Nung satu-satunya yang 24 jam sehari menunggu di sana. Ia hanya keluar rumah sakit satu jam setelah jam kunjungan pagi dan malam, untuk mandi dan ganti kostum, lalu kembali ke sana. Setiap kali pintu ruang ICU terbuka, semua mata langsung tertuju ke arah perawat yang membuka pintu. Nafas tertahan, pendengaran ditajamkan, bersiap menyimak nama siapa yang dipanggil. Mba Nung menghela nafas lega saat tahu yang dipanggil bukan Olivia Mananta. Sebab, pemanggilan bukan di jam besuk biasanya karena ada sesuatu. Jika tidak membaik, kritis atau mati. Semua spaneng saat pintu ruangan dibuka, dan ada perawat yang memang

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXIV

    Kembalinya Sebuah Kesadaran akan Cinta dan Kehilangan Refan menciumi tangan istrinya yang ia genggam. Dengan sekian isak sesak yang tak terkatakan, dari doa, sesal, keluh kesah hingga bahasa kalbu, berusaha berbicara dengan istrinya yang tergolek tak berdaya itu. Refan sadar situasi ini titik penentuan kritis tentang keadaan istrinya, dan juga rumah tangganya. Ia sadar Tuhan tahu betapa bejatnya ia selama ini. Perawat datang menghampiri ruang sekat gorden di mana Olive dibaringkan. Perawat memberi tahu bahwa waktu berkunjung telah mencapai 15 menit. Perawat meminta keluarga pasien berpamitan sejenak, sebelum meninggalkan ruangan. ‘’Ibu, Bapak, waktu kunjungan habis. Sudah melampaui 15 menit. Silakan berpamitan dan tinggalkan ruangan, biar pasien istirahat. KalauBapak mau kunjung agak lama, besok pagi jam 9 atau malam jam 7, maksimal waktu kunjungan 30 menit’’ Tangis Refan kembali pecah. Betapa sempitnya bumi ia pi

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXV

    Awal Pengadilan Tuhan Pernikahan celaka akibat perselingkuhan. Ibarat mobil kecelakaan masuk jurang. Jika pernikahan itu diumpamakan kendaraan, dua orang yang disebut suami istri, salah satunya mengemudikan kendaraan. Refan mengendalikan kemudi pernikahannya. Pikirnya perselingkuhan itu tak akan berdampak. Ternyata perselingkuhan Refan berdampak, ia menderita gangguan jiwa borderline personality disorder dan juga stroke akibat pemakaian jangka panjang ekstasi. Istrinya yang ia abaikan juga diam-diam melarikan diri, sampai alami koma cedera otak anostik, akibat kecelakaan kerja menghirup gas hidrogen sulfida di lokasi pengeboran sumur migas. Tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan Tuhan, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di hadapan Tuhan, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab. Tidak ada suatu pun yang tertutup yang tidak akan disingkapkan, dan yang tersembunyi yang tidak

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXVI

    Sebuah Eksepsi Senyap mencekam pagi itu makin bertambah-tambah dengan adanya dua panggilan nama pasien agar keluarganya masuk. Pemanggilan itu berakhir dengan didorongnya bed pasien keluar ruang ICU dalam keadaan tertutup kain putih. Dari pagi ada dua pasien didorong keluar dengan ditutup kain putih. Suasana kalut tangis keluarga pasien yang keluar dari ruang ICU merayap merasuki keluarga pasien lainnya yang masih sabar menunggu di luar. Kesedihan yang merayap menyergap disambut muka-muka pucat yang tiba-tiba bertambah pasi dengan tatapan kalut, “Kami turut berduka dan kami sendiri sedang sangat berduka meski keluarga kami belum mati” Itu ucapan yang tak terkatakan. Malam itu, hari ketiga kunjungan suami majikannya. Refan datang bersama Ibu Vera membawa serta bayi Reylive alias adek Eif, anak majikannya. Mba Nung menyongsong kehadiran tamu istimewa yang ia rindukan ini, bagai anaknya sendiri, bayi ganteng mungil yan

  • Siluet Cinta Olive    Bab XXXVII

    Putri Lilin Yang Meleleh Membesuk Ibu Olive di ruang ICU dengan membawakan dot bayi dan topi rajut adek Eif ternyata berdampak memberi kemajuan pada kesehatan majikannya, itu sesuatu yang baru buat Mba Nung. Selama ini ia tak tahu. Tiap kali besuk Bu Olive, ia hanya duduk diam selama 30 menit. Kalaupun ia mau bicara dengan majikannya itu, itu tidak banyak, kebanyakan ia bicara dalam hati. Sebab saat bekerja di rumah majikannya, majikannya itu juga pendiam dan itu artinya tak banyak bicara dengannya. Kesannya seperti tertutup, jaga jarak, jaga wibawa, entah karena tak selevel tapi secara positif ia bisa simpulkan, majikannya pendiam. Buktinya saat ia delapan bulan terakhir menjabat pekerjaan double job merawat bayi dan menjadi asisten rumah tangga sekaligus, Ibu Olive itu tak menjelaskan job desknya. ‘’Ibu, saya mulai hari ini kerja double job jadi asisten rumah tangga juga. Maaf ya Bu, boleh minta tolong ibu beri saya p

Bab terbaru

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVIII

    Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVII

    Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVI

    Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu

DMCA.com Protection Status