Share

Bab LXXX

Author: Kezia Zakiyah Ma
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Sebuah Pencapaian Hutang Budi

Pagi itu, Kamis. Tubagus dengan semangat 45 menyongsong pagi dengan membawa kabar baik untuk sahabatnya, Olive. Ia mengetuk ruang kerja Olive dan menyapanya dengan wajah cerah membagikan optimisme kekuatan. Bahwa kasus suami Olive sangat mudah diselesaikan.

Semalam ia telah menemui teman sekampungnya yang kini menjadi orang berpangkat di Polda Metro Jaya, Kanit IV 4 Subdirektorat 5, Direktorat Reserse kriminal  Umum Polda Metro Jaya, Kompol Romi. Laporan Tubagus yang membawa rekannya setahun setengah lalu telah melambungkan polisi ini meraih promosi kenaikan pangkat. Maka tak heran kedatangan Tubagus semalam ke ruang kerjanya di sambut sangat antusias.

‘’Bawa aja teman kamu lagi ke sini,’’Jelas Kanit Romi sebagaimana dikenang oleh Tubagus.

‘’Berarti suaminya dibawa saja, ya Ndan?”

‘’Oh itu harus dibawa. Karena pelapornya yang bersangkutan. Nanti istrinya mendampingi,’’

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXI

    Kedok Lowongan Kerja di Akun F******k Memasuki bulan ketiga masa penahanan tersangka Rita Anastasia. Pukul 00.00, malam itu di ruang penyidik BNN Cawang, di gedung belakang. Rita Anastasia telah melalui 8 jam pemeriksaan, sejak pukul 16.00 sore tadi. Namun hingga selarut itu, ia belum kunjung dikembalikan ke sel tahanan. Ia mulai terbiasa menjalani interogasi 12 jam -20 jam sehari, setiap hari. Berangkat pagi, pulang esok dini hari. Kali ini ia dicecar tentang asal usul dan duduk perkara 10 paspor baru atas nama orang-orang berbeda-beda, berjenis kelamin perempuan. Kepada polisi Rita mengaku paspor itu ia terima dalam keadaan jadi, diantarkan oleh tukang ojek. Namun polisi telah mengantongi rekaman CCTV kantor imigrasi Jakarta Selatan di tanggal 7 hari mudur sebelum tanggal diterbitkanya paspor itu. Rita ke kantor itu mengantar 10 orang perempuan mengajukan paspor. Polisi penyidik mengulang-ulang pertanyaan yang sama kepada Rita, ada k

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXII

    Jaminan Asuransi Bencana, Asuransi PalsuRita menantikan pencairan asuransi bencana dan uang kerahiman kecelakaan kerja dari bosnya si Mafia Narkoba, Cece Melanie. Ia baru mengerti betapa sengsaranya hidup di penjara. Di ruangan kecil sukuran 4x4 itu ia harus tinggal berhimpitan dengan 7 orang tahanan. Satu kamar mandi, dipakai rame-rame. Tidur di atas semen beralas karpet plastik. Tak ada lagi AC pendingin ruangan. Panas, pengap, hanya ada exhauster. Buah-buahan dan makanan bergizi dan obat-obatan menjadi barang mahal. Ia menjadi sangat tergantung dengan kiriman makanan dan uang dari luar.Kunjungan keluarga di awal bulan ketiga. Rita kembali kedatangan keluarga dekatnya, Ibu Mila dan Fanta bayinya yang berumur 3,5 tahun.‘’Anak cantik, pinter, bager pisan (baik banget). Fanta......? Fanta nggak rewel kan, Mah?’’Tanya Rita ke Ibunya, Hj Mila, sambil merapikan rambutnya yang acak-acakan tak pernah sisiran. &

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXIII

    Pemaparan Asuransi Dunia Mafia Suasana 12 kamar sel tahanan perempuan BNN Cawang pagi itu rungsing setelah pintu sel dibuka sejak pukul 08.00 pagi. Sebanya 80% penghuni dari ke-12 kamar itu memenuhi kamar bernomor 03, di mana seorang tahanan yang adalah napi kawakan dari penjara Tangerang dengan pangkat jenderal, tengah memberikan wejangan. Wejangan informal semi kelakar bertopik asuransi kecelakaan kerja narkoba itu diberikan oleh Jenderal Noella, yang telah 12 tahun menjalani masa hukuman di penjara dengan vonis hukuman mati. Pemberian wejangan itu menyedot perhatian para tahanan, yang 90% adalah para calon narapidana. Mereka berstatus tahanan virgin yang disebut demikian karena bukan residivis atau belum pernah masuk penjara sebelumnya. Ibarat pengarahan diberikan kepala suku, mereka menyimak penjelasan kata demi kata Sang Jenderal. ‘’Siapa di sini yang bosnya Cina?”tanya Jenderal Noella. Pertanyaan itu dijawab acungan tanga

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXIV

    Misteri Suami Yang Tertutup (bagian I) Get married with a mad man,It’s a big deal. Menikahi pria gila adalah masalah besar. Olive membaca sinopsis di sampul belakang sebuah novel. Ia membolak balik novel itu, mencari tahu alur novel dari judul bab demi babnya. Ia terfokus melihat buku bersampul kuning di toko buku Gramedia. "Novel ini kayaknya gue banget, deh, " Pikir Olive. Lebih dari sekedar gila, suaminya sangat introvert, sangat tertutup. Ia telah dua jam mondar-mandir mengitari toko buku di mall Pondok Indah. Suaminya berjanji akan menjemputnya di lobi mall. Tak tertarik dengan buku-buku bacaan yang ada di sana, ia kemudian membaca novel berbahasa Inggris itu sambil memegangi gadgetnya. Kalau-kalau ponselnya akan bergetar tanda jemputan datang. Namun sial, sampai pendulum jarum jam di angka 7, artinya ia telah tiga jam menunggu jemputan, Refan tak kunjung menelfonnya. Katanya, Refan ada ketemuan dengan

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXV

    Misteri Suami Yang Tertutup (Bagian II) Sabtu pagi, sekitar dua tahunan yang lalu. Pukul 09.00. Ketika Olive masih mengandung Adek Eif, di usia kehamilan keempat. Bersama suaminya, ia menghadiri pernikahan sederhana kerabat Tante Anita. Aksen ruangan berukuran 7x5 meter dengan sentuhan furniture etnik antik jawa, di sebuah restoran, disulap jadi ruang perhelatan pernikahan mini, penuh dengan dekorasi bunga. Mereka yang telah hadir, adalah panitia inti acara kawinan itu. Semuanya menggunakan pakaian adat sunda. Pria menggunakan baju salontreng dan celana pangsi serba hitam lengkap dengan ornamen sarung batik dan bengker penutup kepala, sedangkan para wanita menggunakan kebaya modern dengan warna seragam, putih. Aroma ruangan itu lekat pekat wangi melati. Lantaran dekorasi bunganya dominan melati. Entah masih disemprot parfum lagi ataukah tidak, namun bau aroma wangi melati itu terasa kuat. Olive merasakan pusing kepala oleh aroma wangi ini. Maka

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXVI

    Misteri Suami Yang tertutup (Bagian III) Berlibur ke Puncak. Olive menagih janji Refan. Jika ia berhasil hamil, mereka akan liburan ke Puncak. Janji itu pernah diucapkan pada malam pertama usai menggelar resepsi nikah. Sebab, Refan dan Olive memang menyepakati tak ada honey moon lantaran kesibukan pekerjaan masing-masing. Nanti, honey moon akan diganti jika Olive telah berprestasi hamil. ‘’Kenapa jadi suka ngantuk, sekarang? Lemes? Apa memang sakit?” Tanya Refan ke Olive, yang ia dapati terus menguap, lemes dan ngantuk di pagi hari saat menyiapkan sarapan roti bersalut selai sebelum berangkat ke kantor. ‘’Refan, aku hamil. Sudah tidak mens telat dua minggu. Tiga hari lalu ngetes pakai test pack,“ kata Olive. ‘’Waaah...hebat. Tapi hasil test pack juga ada yang hamil palsu,’’jawab Refan sambil memeluk Olive dari belakang. Olive sedikit kaget dan terharu. Suaminya menunjukkan tanda kemesraan, setelah beberapa hari hu

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXVII

    Misteri Suami yang Tertutup (Bagian IV) Suatu sore, di hari jumat, dua tahun lalu. Ketika Olive mengandung adek Eif, berada di usia kehamilan memasuki bulan ketiga. Ia mendapati suaminya pulang ke rumah lebih awal. Itu menurut penjelasan Bibi Sur, pembantunya. ‘’Yang bunyi gubrak gubrak, siapa Bi?” Tanya Olive saat memasuki pintu unit apartemennya. ‘’Itu Bapak, Bu, lagi nurunin koper,’’jawab Bi Sur. ‘’Tumben, jam segini udah di rumah,’’kata Olive sambil melihat jam tangannya. Pendulum jam menunjukkan pukul 16.30. ‘’Bapak tadi datang jam 4 teng, Bu. Memang ngga biasanya si Bapak pulang jam segini,’’jelas Bi Sur. Dengan mengendap-endap, Olive melongok ke ruang kerja suaminya. Ia melihat Refan sedang menghadap ke lemari buku mengambil file binder berisi dokumen-dokumen penting. Ia juga melihat di atas meja kerja suaminya, sedang teronggok koper kecil travel bag hitam 16 inch ya

  • Siluet Cinta Olive    Bab LXXXVIII

    Misteri Suami yang Tertutup (Bagian V) Malem takbiran, esok lebaran. Olive menghabiskan sepi di rumah mertuanya, Tante Anita. Ia tak mempersiapakan apapun baik itu masakan khas lebaran, ataupun kue-kue penghias meja ruang tamu. Ia putus asa dengan kehidupan rumah tangganya. Selain itu, Bi Sur memang sedang pulang kampung. Ia kehilangan partnernya untuk sibuk di dapur. Maka, ia yang tak sempat bisa pulang kampung ke rumah orang tuanya di Semarang, ia menghabiskan waktu libur H-1 hingga H+3 di rumah mertuanya di bilangan Pondok Indah. Selain itu, ia juga hamil muda. Serangan malas, lemas, dan pusing mual itu lebih sering mengganggu moodnya. ‘’Tante, Olive di sini aja sampai pembantu balik ke Jakarta, boleh?” Sapa Olive saat tiba di rumah mertuanya di bilangan Pondok Indah. Olive kehilangan suaminya di malam takbiran. Suaminya tak ada untuk dia. Atau dia tak dianggap Refan jadi bagian keluarganya. Namun ia juga merasa tak perlu terlalu ba

Latest chapter

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIV

    Perlawanan Sayap Patah, Suami Tertebus Sore itu cukup panas. Suhu udara Jakarta 28 derajat. Hangat tergolong panas. Namun, sore itu sangat sejuk buat Refan dan Olive. Sementara buat sebelas orang pengacara kuasa hukum pembela Refan, cuaca hari itu sangat segar menyemangati mereka. Detik-detik pelepasan klien mereka sedang berlangsung. Kemenangan mereka di depan mata. ‘’Selamat, Bapak Refan, buat prestasinya, luput dari jerat hukum,’’Kompol Agung menyalami Refan dengan sebuah senyuman. Refan membalas dengan senyuman asli, benar-benar tersenyum. ‘’Selamat, Pak Irawan. Sukses dalam tugas, ya, Pak?” Kompol Agung juga menyalami Ketua Tim Kuasa Hukum beranggotakan 10 orang pengacara ini. ‘’Terima kasih, Bapak Agung,’’balas Irawan. ‘’Saran dan masukan saya buat Bapak Refan dan juga 11 orang kuasa hukumnya. Barangkali bisa disampaikan ke khalayak yang lain. Tapi secara khusus siang ini saya pesan buat Bapak Refan. Bahwa jerat hukum narkoba itu sulit buat mengurainya, buat lepas dari itu.

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXIII

    Akhir dari Perang DinginIrawan dan Olive sedang mendiskusikan perihal keterkaitan keuangan suaminya dengan selingkuhannya. Namun, Irawan menggiring Olive agar ia memiliki strategi defensif yang lebih baik saat menghadapi suami yang berselingkuh. Irawan melihat Olive terlalu lembek menghadapi perselingkuhan suaminya. Sebagai akibatnya sangat fatal, kesehatan suaminya menjadi taruhan.‘’Saya punya klien orang-orang hebat sekelas Bapak Refan di habitat pekerjaannya masing-masing. Kasus pemakai narkoba. Kemiripannya sama. Mereka mengalami gangguan kejiwaan. Terlihat dari penjelasan keluarganya bahwa klien saya itu konsul ke dokter psikhiater. Umumnya mereka itu sama seperti Ibu, terlalu lembek, tidak mau sedikit galak. Akibatnya, racun narkoba masuk terus. Pemakaian narkoba jangka panjang bikin syaraf dan otak putus,’’ papar Irawan.‘’Bukannya Bapak pernah bilang, suami saya bukan sekedar dira

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXII

    Pembuktian Dua Lacak Jejak TerakhirDari mana datangya lintah? Dari darat turun ke kali. Dari mana datangnya Rita? Dari diskotek turun ke kantor polisi. Ini peribahasa yang mencibir Refan sejak tadi. Ia mendengar seorang polisi berkelakar tentang perilaku selingkuhnya. Ia merasa sangat malu dan geram.Sepi kembali mencekam. Refan masih meniduri sofa panjang berlapis kain wool kuning. Berusaha tidur, namun ia gelisah. Dari terbaring, kembali berubah posisi ke duduk. Ia yakin Rita berada hanya berjarak beberapa meter dari gedung ini. Ia merasa sangat heran, kenapa kisah cinta yang ia tutup rapat seakan hanya dia dan iblis yang tahu, dipisahkan di tempat ini dengan cara ditelanjangi banyak pihak. Ketika rombongan pengacara, istri dan ibunya meninggalkannya di tempat itu seorang diri malam ini, ia merasakan lagi kesepian ini sebagai sebuah hukuman Tuhan. Sebuah karma. Jika bukan, tidak mungkin perasaan yang ia alami seperti ini.Ia mel

  • Siluet Cinta Olive    Bab CXI

    Harta Dalam Pernikahan dengan Mafia Narkoba, Disita Negara Refan adalah orang pertama yang kaget dan tidak bisa terima penjelasan itu. Namun ia menahan diri seolah tanpa ekspresi meski dalam batinnya marah, kecewa tak terperi. Yang jelas sedih mendengar hal itu adalah Olive. Ia berpikir, mulai malam ini ia beristirahat dari penat mengumpulkan data pembelaan untuk suaminya. Namun, Olive juga berusaha berwajah dingin seolah tak perlu bereaksi. Namun, yang wajahnya tak bisa dibohongi dan tak bisa menyembunyikan ekspresi kagetnya adlah Tante Anita. ‘’Loh, kenapa?” Tanya Tante Anita. Irawan segera menghadap Kompol Agung dan membahas hal itu tidak di hadapan kliennya. Dari kejauhan terlihat Polisi dan Irawan terlibat negosiasi yang alot. Namun tak berapa lama kemudian, Irawan kembali ke ruangan di mana klien dan keluarganya sedang berkumpul. Tim kuasa hukum Refan berada di pihak yang diombang-ambingkan nasibnya. Di dalam hati s

  • Siluet Cinta Olive    Bab CX

    Detik-Detik Penentuan ''Kutunggu Cinta.Apakah berpihak kepadaku. Ku meminta jawab saat ini.''Sebuah puisi yang dituliskan entah oleh siapa di sebuah brosur sekolah playgroup yang sengaja dimasukkan orang ke celah di bawah pintu unit apertemennya. Olive berterima kasih atas tanda alam yang dianugerahkan Tuhan lewat brosur ini. Ia meminggirkannya ke tong sampah. Brosur itu ia baca sesaat sebelum meninggalkan apartemennya, malam itu Waktu menunjukkan pukul 20.10. Langit Jakarta tak segelap rona hidup yang baru saja melewati rumah tangga Olive-Refan. Olive dan mertuanya sedang dalam perjalanan menuju BNN Cawang. Mercedes Benz S-Class Hitam bernomor polisi B 1988 RO itu memasuki jalan besar Gatot Subroto menuju arah Cawang. Mereka masih membahas perselingkuhan Refan dengan penari striptis mafia narkoba, Rita Anastasia ‘’Nak, kamu memang beda dibandingkan para istri kebanyakan. Ekspresi kamu itu melihat kelakuan anak Tant

  • Siluet Cinta Olive    Bab CIX

    Mencerna Sebuah Kehilangan Hari ini pertempuran wanita murahan Vs wanita rumahan sepertinya segera berakhir, Olive mencerna makna kehilangan. Ia menemukan kembali hati suaminya utuh, meski raganya babak belur. Suaminya lolos dari lubang maut jerat hukum cinta sang mafia narkoba, Rita Anastasia. Bisa maut service ranjang Rita Anastasia yang merasuk di tubuh Refan juga telah habis. Refan Mananta akhirnya menyadari ia meminum racun mut setiap hari. Namun bersyukur ia punya Tuhan yang memberi dia seorang penolong, istri yang baik budi. Irawan menghubungi istri kliennya, Olivia Mananta memberitahukan bahwa malam itu sekitar pukul 11. 00 dalam tiga jam ke depan suaminya akan dibebaskan BNN. Irawan meminta Olive agar menyiapkan penyambutan terbaik atas kemenangan suaminya melawan mafia narkoba yang menjeratnya dalam masalah besar ini. Olive sedang kelelahan beristrahat di rumah. Namun ia siaga dengan ponselnya kalau-kalau pengac

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVIII

    Titik Terang Olive merasakan kelelahannya memuncak hari ini. Ia berharap dua rekening bank ini adalah pencarian terakhirnya. Ia sungguh kecewa, ketika sampai di kantor Bank, itu Customer Service (CS) mengatakan akan tutup dalam satu jam ke depan dan tidak menerima permintaan pelayanan yang membutuhkan waktu tunggu cukup lama. Maka ia meminta kepada staf CS itu agar mengerjakan print out rekening bank suaminya esok hari. ‘’Jika Ibu bisa kerjakan selesai besok siang jam 12, saya ambil ke sini jam 12. Saya minta nomor ponselnya, boleh? Saya akan memberikan tips yang layak untuk kerja keras Ibu. Karena saya sadar, yang saya minta itu cetak buku rekening koran selama 5 tahun,’’jelas Olive ke staf CS Bank OCBC NISP Gedung wisma 46. Staf perempuan berambut panjang dengan bulu mata lentik itu langsung membelalakkan matanya, lalu tersenyum. ‘’Ibu sangat membutuhkan segera ya, Bu? Saya bisa kerjakan setelah ini. Berhubung i

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVII

    Sesal Itu Pasti Belakangan Jam tangan menunjukkan Pukul 11.30. Olive bersiap meluncur ke BNN untuk membesuk suaminya. Namun sebelum berangkat ke sana, ia merasa perlu menghubungi pengacaranya.‘’Halo, selamat siang, Pak Irawan. Bapak sudah ketemu suami saya hari ini? Ada kabar apa, Bapak?” Tanya Olive saat menghubungi Irawan, siang itu.‘’Sudah, Ibu. Saya sudah ketemu beliau. Saya juga sudah menghadap Kepala Deputy IV BNN Pak Benny. Saya beritahukan kepada BNN, bahwa kuasa hukum Pak Refan sudah mendaftarkan praperadilan ke PN Selatan,’’‘’Terus itu reaksi BNN gimana, Pak?”‘’Ya, itu ancaman buat mereka. Itu akan menurunkan kredibilitas kinerja mereka. Karena kalau menang atau tidak di praperadilan, kita tetap akan laporkan kinerja institusi BNN ke Indonesia Police Watch. Terus bukan itu saja, kita akan laporkan juga ke lembaga PBB United Nations

  • Siluet Cinta Olive    Bab CVI

    Menghitung Hari Dag Dig Dug Hari keempat penangkapan Refan Mananta. Hari masih pagi. Olive tak jenak bekerja. Sebentar-sebentar ia melihat jam. Ia ingin jam cepat menunuju 11.30, dia harus mengunjungi suaminya. Saat ini baru jam 09.00. Lalu ia pergi menuju ruangan Tubagus, seperti biasa ingin minta saran dan masukan. Ia melihat Tubagus berada di kabin server IT, maka ia tak berani mengganggu. Namun karena telah satu jam Tubagus tak kunjung nongol ke luar kabin, maka ia memberanikan diri masuk ke ruangan Tubagus. ‘’Gus....Gus....Lagi sibuk ya, Gus?” ‘’Hem...kenapa, Non?’’ Tubagus mencondongkan kepala ke luar kabin. ‘’Aku duduk di sini aja boleh ya, Gus? Aku ganggu kamu sehari ini, boleh? Mau ngomongin itu tuh?” ‘’Boleh....Tapi aku di sini, ya Non? Soalnya ini sedikit lagi kelar. Paling setengah jam,’’jelas Bagus. ‘’Ok, makasih, Gus,’’jawab Olive. ‘’Udah, kamu sambil cerita, aku dengerin,’’Jawab Tu

DMCA.com Protection Status