Share

Dila merindu bag 2

Penulis: Althafunnisa
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-29 09:00:45
Bab 33

"Rif, beliin ibu nasi rames di warung Mak Iroh, ya," pintu Bu Wongso pada Arif ketika Arif sedang duduk di depan televisi.

Keadaan rumah sudah rapi dan kembali membaik, karena Arif membayar pembantu untuk membersihkan rumah yang sudah sangat kotor tersebut.

"Suruh Bik Minah masak saja, Bu!" Ujar Arif masih fokus menonton televisi.

"Masakan Bik Minah itu nggak enak, Rif!" Ujar Bu Wongso mengerucutkan bibirnya.

"Ya sudah, Arif ke tempat Mak Iroh dulu," Arif bangkit dari duduknya dan melangkah keluar rumah.

Suasana warung Mak Iroh sangat ramai pengunjung. Arif memesan nasi rames pada pelayan Mak Iroh.

"Eh, Nak Arif. Apa kabar?" Sapa Bu Ajeng kepada Arif.

"Baik, Bu!" Jawab Arif tersenyum.

"Yana kemana? Lama nggak ketemu," tanya Bu Ajeng lagi.

Arif menelan ludah, tidak tahu harus menjawab apa.

"Ehm, ada kok, Bu." Jawab Arif tegang.

Bu Ajeng duduk di samping Arif.

"Rif, nasehati lah ibumu, kasian jika Yana terus-terusan diperlakukan tidak adil seperti itu," ujar Bu Ajeng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Kesedihan Yana

    Bab 34Kesedihan Yana"Berarti, Mbak Yana berada rumah makan Aroma Cempaka dong, Pak!" ujar Intan membuat Pak Bejo mengernyitkan keningnya, Bu Bejo pun keluar dari kamar dengan tergopoh-gopoh."Maksudmu?" tanya Pak Bejo dan Istrinya bersamaan."Iya, kalau Mbak Yana berada di tempat ramai dan banyak makanan ya berarti rumah makan Aroma Cempaka. Kan Mbak Yana pernah kerja di sana," ujar Intan dengan wajah yang serius. "Benar juga kamu, Nduk!" Pak Bejo bangkit dari tempat duduknya."Lah, bapak mau kemana?" Tanya Intan dan Bu Bejo."Mau jemput Yana," jawab Pak Bejo singkat, mamakai kembali jaketnya."Pak, tapi ini sudah sore," ujar Intan memanggil Pak Bejo yang mulai menstater sepeda motornya. Namun terlambat, Pak Bejo sudah melesat dengan cepat."Bapakmu itu, lho. Kayak orang edan, pergi langsung main kabur aja. Mbok yo ngomong dulu," omel Bu Bejo."Habisnya, ibu marah-marah terus sejak tadi pagi," sahun Intan berlalu masuk kembali ke dalam kamarnya."Heran aku, anak sama bapak sama aja

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Kontak batin

    Bab 35Kontak batin"Bapak tuh, ya! Masa nggak bisa mikir, sih!" Intan menghentakkan kakinya dan berlalu kembali ke kamar. Sedangkan kedua orang tuanya menatap dan memikirkan ucapan Intan dengan heran. Pak Bejo dan istrinya menyusul Intan ke dalam kamar "Intan, maksud kamu apa?" Tanya Pak Bejo menghentikan langkah Intan."Iya, nih, Intan bukannya bicara baik-baik, malah main pergi-pergi aja," sungut Bu Bejo.Intan menatap kedua orang tuanya secara bergantian."Bapak sih, masa nggak mikir kalau nanya sama orang sekitar sana di mana rumah Bu Indah?" Sahut Intan cemberut."Ya kan, bapak nyari Yana, bukan Bu Indah, ngapain bapak nanya alamat Bu Indah sama orang-orang?" Jawab Pak Bejo santai."Ya itu, salahnya bapak, kan Mbak yana pernah kerja di Aroma Cempaka, pasti yang dia cari Bu Indah, lah. Yang tutup kan rumah makannya, harusnya bapak nanya, kenapa tutup? Atau pindah kemana?" Intan menatap Bapaknya dengan kesal.Pak Bejo terdiam mendengar perkataan Intan, benar juga apa Yang dikata

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Kontak batin bag 2

    Bab 36"Papa ... Papa ..." Dila kembali mengigau. Memanggil-manggil papa dalam tidurnya.Yana menghapus air matanya, mengambil ponsel dan menyalakannya."Aku rela bersujud di kakimu, Mas. Jika memang dengan begitu, aku bisa kembali padamu," gumam Yana di dalam hati.Yana mengusap layar ponsel dan memanggil kontak Arif, namun selalu di rijek otomatis, Yana lalu membuka aplikasi WhatsApp. Namun, kontak yag biasanya terpampang poto mereka bertiga berubah menjadi kontak tanpa gambar, bahkan tidak tertera terkhir dilihat. Yana terduduk di kursi samping brangkar Dila. "Ya Allah, Mas, kamu memblokir kontak aku?" Yana menangis tersedu-sedu.Yana sungguh tidak menyangka, Arif Setega itu, memblokir kontak WhatsApp dan menghitamkan kontak telepon Yana juga. Jika selama ini mereka sering ribut, Arif tetap mengangkat telpon Yana walaupun dalam keadaan marah, Arif akan tetap membalas Chat Yana meskipun mereka sedang diam-diaman. Tapi saat ini, Arif memblokir kontak Yana. Apakah itu berarti, Arif be

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Pengakuan Fikri

    Bab 37Pengakuan FikriPagi-pagi sekali, Bu Bejo dan Intan sudah berkutat di dapur, mereka membuat sarapan dan menyiapkan bekal untuk berangkat mencari keberadaan Yana. Ketika adzan subuh berkumandang, Intan dan ibunya bergantian mengerjakan ibadah shalat subuh, lalu melanjutkan pekerjaannya di dapur."Pak e, hayoo sarapan, bentar lagi kita berangkat," Intan memanggil bapaknya yang sedang asik memandikan burung-burung kesayangannya."Iya, Nduk!" Sahut Pak Bejo beranjak dari tempat duduknya, dan meletakkan kembali sangkar burung pada tempatnya.Nasi putih sudah mengebul, dengan goreng ikan asin, sambal terasi, dan rebusan daun singkong. "Wah, sedap banget ini sarapannya, Buk," ucap pak Bejo melirik pada istrinya."Lah iya, Intan nyuruh masak menu ini, untuk bekal nanti bawa lauk lele goreng, katanya!" Sahut Bu Bejo membuat suaminya terkejut."Lah? Kok pake acara bawa bekal segala toh, Nduk?" Tanya Pak Bejo menatap Intan yang makan dengan lahapnya."Emangnya kenapa, Pak?" Intan melirik

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Pengakuan Fikri bag 2

    Bab 38"Beneran? Lalu bagaiman dengan Reka?" Tanya Bu Indah."Fikri udah bercerai sama Reka, Bu ..." Jawab Fikri."Iya, ibu tau. Tapi bagaimana kalau Reka meminta rujuk lagi?" Tanya Bu Indah menatap Fikri."Nggak, Bu. Fikri nggak akan rujuk sama Reka, sudah cukup selama ini Reka manfaatin Fikri," ujar Fikri."Lagi pula, ibu tau kan, sejak dulu Fikri memang sudah jatuh cinta pada Yana. Hanya saja, Yana selalu menolak Fikri. Sekarang, jika Yana mengizinkan Fikri mengisi hatinya, Fikri akan menyayangi Dila sepenuh hati," ujar Fikri. Lalu meninggalkan ibunya menuju Mushola Rumah sakit.Yana baru saja menyelesaikan ibadah salat dua rakaat, Yana bermunajat, memohan pada Sang pemilik dunia, untuk segera mengangkat penyakit Dila."Robbi ... Hamba mohon, angkatlah penyakit anak hamba, berilah Dila kekuatan. Jangan biarkan Dila menderita dalam menahan rasa sakitnya," Yana menadahkan kedua tangannya, berurai air mata. "Hamba rela jika sepenuh hidup hamba harus mengabdi pada mertua dan suami ham

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Pencarian dimulai

    Bab 39Pencarian dimulaiWajah Burhan berubah muram, "Kamu sudah menghubungi Yana lagi?" tanya Burhan.Arif menggelengkan kepalanya."Segera selesaikan masalahmu dengan Yana, sebelum penyesalan itu datang," ujar Burhan menepuk pundak Arif dengan pelan. "Maksudmu apa, Bur?" Tanya Arif menatap serius ke arah Burhan."Menurut tafsir yang aku pelajari, arti mimpimu itu adalah Dila sedang merindukanmu, Dila sedang sakit, kamu harus segera menemuinya, kalau tidak, kamu bisa kehilangan dia untuk selamanya," ujar Burhan."Maksudmu, Dila akan mati?" Tanya Arif gelisah."Aku tidak berkata kehilangan itu berarti mati, bisa saja kehilangan dengan cara lainnya," Burhan menatap Arif yang masih terlihat bingung."Aku nggak ngerti maksudmu, Bur!" Jawab Arif bingung."Seorang anak bayi, akan merasa nyaman berada di dekat orang yang menyayanginya, disaat dia merindukan seseorang yang berarti dalam hidupnya," ucap Burhan.Arif masih tercenung, mencoba mencerna ucapan Arif. Burhan menarik napas berat,

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Pencarian dimulai bag 2

    Bab 40Pak Bejo membawa sepeda motornya untuk mencari alamat rumah Bu Indah. "Di sana, Pak," ujar Intan menunjuk sebuah lorong kecil.Pak Bejo menghentikan sepeda motornya."Kenapa, Pak?" Tanya Intan."Kamu ngapain nyuruh bapak ke sana?" Tanya pak Bejo pada Intan."Lah, rumahnya di sana," jawab Intan singkat."Kamu itu pasti salah, Bu Indah itu orang kaya, lorong yang mau kita masukin itu lorong kecil. Sepeda motor aja gak masuk," ujar Pak Bejo."Bapak ... Intan nggak peduli, Bu Indah mau orang kaya atau konglomerat sekalian, yang penting, alamat yang di tunjuk bapak yang tadi itu, di sana!" Ujar Intan geram pada Bapaknya."Udah, ah. Ayook ke sana. Atau Intan aja yang kesana sendirian," ujar Intan turun dari motornya dan hendak mengambil alih posisi tempat duduknya."Eh, eh, eh, ada-ada saja, hayuuk kita kesana!" Pak Bejo kembali menstater motornya, Intan pun segera naik ke atas motor dan mereka memasuki lorong kecil tersebut.Intan menyuruh Pak Bejo berhenti di depan sebuah rumah ke

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-29
  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Menemukan Yana

    Bab 41Menemukan YanaIntan melajukan sepeda motornya dengan kecepatan tinggi. Pak Bejo menepuk-nepuk bahu Intan."Kamu itu, mbok yo kalau mau mati, mati aja sendiri, Ojo ngajak-ngajak bapak!" Ujar Pak Bejo menepuk bahu Intan."Wes ah, bapak diam aja, nggak usah banyak cerita," sahut Intan terus melajukan sepeda motornya dengan kencang."Gimana mau diam, kalau mulut bapak udah kayak mulut Komeng begini, nyesal bapak beli motor Jupiter, bukan cuma iklan, bibir bapak beneran monyong, ini?" Pungkas Pak Bejo membuat Intan tertawa terbahak-bahak.PletakkPak Bejo memukul kepala Intan yang di tutupi Helm. Intan tertawa cekikikan karena melihat dari kaca spion, bapaknya mengibaskan tangan karena sakit memukul helm Intan." Kalau bapak itu sakit, dibantu, bukannya ditertawai," ujar Pak Bejo membuat Intan semakin tertawa."Lah, bukannya bapak hebat, masa tangan kena helm aja kesakitan?" Sahut Intan kembali tertawa.Mereka tiba di halaman rumah sakit Raden Mattaher Jambi, Intan meminta pak Bejo

    Terakhir Diperbarui : 2022-07-30

Bab terbaru

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Cinta yang abadi

    Bab 158*****Burhan segera menyalami Fikri dan menceritakan kepada Yana tentang keadaan Bu Wongso yang saat ini tengah sakit dan dirawat oleh warga."Mas mohon kepadamu untuk bersedia menemui Bu Wongso. Kasihan dia," ujar Burhan dengan penuh penekanan.Yana menoleh kearah Fikri untuk meminta persetujuan. Laki-laki Itu tampak berpikir sejenak lalu membuka percakapan."Abang izinkan kamu untuk berangkat ke Pati dengan syarat Abang, ibu, dan Dila ikut menemani kamu ke sana," sahut Fikri.Yana tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Fikri. Mereka pun segera berkemas karena hari itu kebetulan Fikri sedang libur dinas selama dua hari.Sesampai di Pati Yana terkejut melihat keadaan Bu Wongso yang kurus kering tinggal tulang. Perempuan yang dulu bermata tajam dan selalu menyakiti hatinya saat ini menatapnya dengan sendu dan penuh dengan uraian air mata.Yana meraih tangan Bu Wongso lalu menciumnya dengan takzim. Tidak ada kebencian di hati Yana terhadap mantan mertuanya itu. Yana masih

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Kebahagiaan yang sempurna

    Bab 157*****Bu Lidya pun menyodorkan video yang berada di dalam ponsel Yana ke hadapan Bu Linda. Mata Bu Linda membulat sempurna melihat video perbuatannya berada di dalam ponsel milik Yana."Maaf Bu Linda, saya tidak bisa membiarkan Anda menghancurkan reputasi saya. Jadi saya harus melakukan ini." Yana mengambil ponsel yang berada di hadapan Bu Linda dan segera memasukkannya ke dalam saku blazer nya.Akhirnya dengan penuh malu Bu Linda membereskan semua perangkat pengajarnya dan meninggalkan sekolah elit tersebut.Para majelis Guru yang melihat kejadian itu terheran-heran karena seharusnya Yana yang dipecat bukan Bu Indah.Bu Lidya selaku kepala sekolah segera menjelaskan kepada majelis Guru tentang kebenaran dari peristiwa pencurian tersebut."Wah Bu Yana hebat, ya, punya kamera tersembunyi," puji Bu Maya kepada Yana seluruh.Majelis Guru pun sependapat kalau Yana adalah perempuan yang cerdas.Yana mengulum senyum. Semua berkat bantuan Cinta karena Cinta yang telah meminjamkan kam

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Bahagia sesungguhnya

    Bab 156Kebahagiaan yang sempurna*******Pagi itu sekolah dihebohkan dengan siswa yang kehilangan sebuah jam tangan mahal. Jam tangan pintar seharga lima juta itu lenyap di dalam tas siswa yang bernama Nico. Bocah berumur enam tahun tersebut meletakkan jam tangan pintarnya di dalam tas ketika dia hendak mencuci tangan di wastafel. Wali kelas yang mengajar saat itu adalah Yana dan Bu Linda."Saya yakin banget, Bu, pasti Yana yang telah mengambil jam tangan milik Nico. Secara, kan, Bu Yana baru kali ini melihat jam tangan pintar yang keren seperti milik Nico." Bu Linda menemui kepala Sekolah di ruangannyaBu Lidya selaku kepala sekolah terdiam sesaat. Perempuan berhijab lebar tersebut tidak yakin kalau Yana yang mengambil jam tangan pintar milik Nico. Yana memang berasal dari desa. Namun saat ini Yana berstatus istri seorang dokter terkenal. Tidak mungkin jika dia mengambil jam tangan pintar milik Nico.Linda pun menyarankan kepada kepala sekolah untuk menggeledah tas Yana agar mendapa

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Reka diusir dari rumah Fikri

    Bab 155*****Yana yang melihat Fikri tetap bergeming, memutuskan untuk keluar dari kamar"Loh, Kamu kemana, Yan?" tanya Fikri melihat Yana membawa sebuah bantal keluar kamar."Kalau abang mau Reka juga tidur di sini. Lebih baik Yana keluar dari kamar dan tidur di kamar Dila. Terserah Abang mau ngapain. Mau balikan sama Reka juga nggak apa-apa," sahut Yana dengan wajah sinis."Yan, Tunggu dulu." Fikri menahan pergerakan Yana lalu menoleh kearah Reka yang sedang menenangkan bayinya."Sekarang kamu lihat, kan. Farhan itu tidak merasa nyaman berada di dekatku. Lalu untuk apa kalian tinggal disini? Bukankah lebih baik kalian pergi dari rumah ini karena tidak ada untungnya keberadaan kalian di rumah ini," ujar Fikri menoleh mereka dengan tajam.Reka yang mendengar perkataan Fikri tercekat. Dia tidak menyangka kalau Fikri mengambil kesimpulan seperti itu."Farhan tidak nyaman tidur dengan abang di sini karena kehadiran Yana, Bang. Kalau abang tidurnya sama Aku, Farhan pasti merasa nyaman,"

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Reka diusir

    Bab 154Reka diusir dari rumah Fikri*******Matahari bersinar dengan cerah, sisa-sisa embun masih terasa menyejukkan kulit. Yana membuka tirai jendela lalu menatap jalan raya di bawah sana. Beberapa kendaraan sudah berlalu lalang melintasi perumahan elit tersebut. Ada juga beberapa orang lansia yang sedang berjalan-jalan pagi untuk menjaga kesehatannya.Yana menarik nafas berat, dia belum bisa melupakan perlakuan Bu Wongso kepada dirinya. Perempuan yang dulu sangat dihormatinya itu tidak pernah melupakan Yana sebagai orang yang paling dibencinya. Yana pikir setelah kematian Arif, dan pernikahannya dengan Fikri, Bu Wongso tidak akan lagi mengganggu kehidupannya, tapi ternyata Yana salah. Bu Wongso masih terus meneror bahkan mendatangi kediaman Fikri untuk menuntut harta yang sudah diberikan Arif kepada Dila.Fikri berdiri di belakang Yana, menatap sosok yang sudah beberapa bulan menjadi istrinya. Laki-laki bertubuh tegap itu seakan menyadari kalau istrinya sedang dilema. Fikri membiar

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Menolong Bu Wongso

    Bab 153*******"Bu Wongso disiksa oleh Bik Yem dan Bik Yem mengambil semua barang Bu Wongso?" ujar Burhan ketika warga tersebut menjemputnya."Benar Mas Burhan, kondisi Bu Wongso saat ini sangat memprihatinkan. Dia kami bawa ke rumah sakit. Bu Wongso meminta kami untuk menjemput Mas Burhan. Kami tidak tahu tujuannya apa tapi sepertinya sangat penting." warga tersebut menyahut.Tanpa banyak bicara, Burhan segera bersiap untuk menemui Bu Wongso di rumah sakit.Mendiang Arif adalah sahabat terbaiknya. Burhan tidak ingin Bu Wongso menderita setelah kepergian Arif karena biar bagaimanapun, Bu Wongso pernah begitu baik kepada dirinya semasa Burhan dan Arif bersahabat dengan baik.Sesampai di rumah sakit, Burhan menangis melihat keadaan Bu Wongso.Perempuan yang dahulu berbadan gemuk itu saat ini kurus kering tinggal tulang. Kondisinya sangat memprihatinkan."Maafkan Burhan, Bu. Maaf karena Burhan telah salah dalam mempercayai orang untuk merawat ibu," ujar Burhan mencium tangan Bu Wongso.

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Karma Bu Wongso 2

    Bab 152**********Malam itu tetangga Bu Wongso yang bernama Bu Nani melirik ke arah rumah Bu Wongso. Rumah itu dalam keadaan gelap dari luar bahkan sampai ke dalam. Bu Nani mengernyitkan keningnya karena setahu dia Bu Wongso tidak bisa kemana-mana."Pak, kenapa ya, rumah Bu Wongso gelap gulita?" tanya Bu Nani kepada suaminya.Suami Bu Nani meletakkan koran yang dibacanya, lalu melirik ke arah rumah Bu Wongso yang memang gelap gulita. Sepasang suami itu saling pandang."Ibu udah dua minggu nggak besuk Bu Wongso. Apa malam ini kita lihat ke sana, ya, pak? Mungkin listriknya mati," ujar Bu Nani kepada suaminya."Tapi, kan, Bu Wongso dirawat sama Bik Yem, dan keuangan Bu Wongso juga dipegang oleh Bik Yem? Masa bisa listrik enggak dibayar," sahut suami Bu Nani dengan heran.Akhirnya sepasang suami istri itu memutuskan untuk mendatangi rumah Bu Wongso.Mereka terkejut ketika berada di depan pintu rumah Bu Wongso karena pintu tersebut dikunci dari luar dan kuncinya masih berada di pintu ter

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Karma Bu Wongso

    Bab 151Karma untuk Bu Wongso***Bu Wongso membuka matanya perlahan. Kepalanya terasa teramat sangat sakit, begitupun dengan seluruh anggota tubuhnya. Bibirnya kelu. Tatapan matanya kosong. Bu Wongso menoleh ke samping, istri Burhan tampak sedang terkantuk-kantuk duduk di samping brangkar Bu Wongso.Dia memanggil istri Burhan, tapi suaranya tidak tembus. Bu Wongso berkali-kali mencoba menggerakkan lidahnya. Namun tetap kelu. Begitupun dengan tangan dan kakinya, begitu kaku sehingga tidak bisa digerakkan.Bu Wongso terus memanggil istri Burhan sehingga menimbulkan suara gagu yang tidak menentu. Istri Burhan membuka matanya dan tersenyum kearah Bu Wongso. Perempuan berwajah sendu itu memegang tangan Bu Wongso dan menanyakan bagaimana keadaan Bu Wongso. Namun, perempuan tua itu hanya menjawab dengan suara gagu, dan tidak jelas apa yang dikatakannya.Burhan masuk ke dalam ruangan dan segera menghampiri Bu Wongso."Ibu sudah sadar?" tanya Burhan bahagia.Bu Wongso menjawab, tapi suaranya

  • Silakan Nikahi Saja Ibumu, Mas!   Hinaan Reka

    Bab 150*****Bu Wongso melanjutkan perjalanannya pulang ke Pati. Sedangkan Reka kembali ke rumah Fikri dengan senyum seringainya. Reka merasa puas karena hari ini melihat Yana terluka.Sesampai di rumah Fikri, Reka melihat sebuah pemandangan yang membuat dadanya terasa panas. Di sofa ruang tamu, terlihat Fikri sedang membelai wajah Yana yang memerah karena tamparan Bu Wongso."Enggak nyangka, ya, ternyata perempuan kampung bisa juga berotak licik," ujar Reka seraya duduk di seberang sofa Yana dan Fikri."Apa maksud kamu?" tanya Fikri dengan wajah merah padam."Aku hanya nggak nyangka aja, ternyata Yana itu munafik. Diam-diam dia menyimpan harta warisan dari mantan suaminya seolah-olah bang Fikri tidak mampu membiayai hidupnya." Reka bersidekap di depan dada.Fikri menoleh ke arah Reka. "Kalau kamu masih ingin tinggal di sini, tutup mulutmu dengan rapat, atau aku akan menendangmu dan memisahkanmu dari Farhan," sahut Fikri geram.Reka terkejut mendengar perkataan Fikri. Perempuan itu t

DMCA.com Protection Status