"Haruskah aku percaya pada Ayahanda? Atau memang aku ini hanya alat yang Ayahanda gunakan untuk mendapatkan semua itu?"Quesha masih mencari jawaban langsung dari Ayahandanya, walaupun sebenarnya Quesha mulai sedikit percaya atas surat tersebut. "Semua sudah jelas ada di dalam surat itu, dan kamu masih mau menolak permintaan Ibunda mu?""Tidak pernah sekalipun aku menolak permintaan Ibunda Ratu. Aku hanya terheran, kenapa Ibunda menyerahkan kepada Ayahanda, sedangkan sebuah kebenaran yang tertulis dalam keturunan penyihir itu adalah aku, maka aku sulit mempercayai ini."Quesha masih mengira jika ini sebuah permainan Ayahandanya yang ingin menguasai kerajaannya. "Ayahanda tidak tau harus bagaimana menghadapi kamu, kalau kamu tidak memenuhi apa yang Ibunda mu mau, maka kamu termasuk menentang kemauannya.""Sudahlah Ayahanda, jangan berbohong pada putrimu ini, apakah semua ini hanyalah tipu daya yang Ayahanda buat untuk menguasai kerajaan?"Quesha masih mendesak agar Ayahandanya bisa b
Sang rembulan yang begitu menginginkan persembahan itu masih mengincar putrinya. Akan tetapi masih berseteru dengan Quesha yang menolak semuanya. "Ayahanda. Aku rasa cukup! Jangan membuat anakmu ini semakin marah!""Ayahanda hanya menginginkannya sekali, anggaplah semua ini sebagai jasa balas budi mu terhadap Ayahanda yang sudah membesarkan kamu sampai hari ini.""Membesarkan untuk dibuang ke bumi? Lalu, Ayahanda menikahkan aku dengan manusia dengan sihir cinta yang seharusnya tidak dipergunakan di dunia sihir, semua itu dilarang Ayahanda. Kemudian Ayahanda ingin aku menyetujui jika nyawaku ditukar dengan jasamu yang telah besarkan aku? Ingatkah Ayahanda bukan penguasa yang sebenarnya? Di sini aku adalah keturunan kerajaan sihir yang sesungguhnya."Quesha menegakkan kepalanya, tanda jika dirinya ingin terlihat kuat di depan Ayahanda yang sudah memintanya untuk mati. "Kamu salah Quesha! Akulah penyihir yang pantas dijadikan penguasa Raja pada kerajaan rembulan, di sana termasuk singg
"Aku tidak menyembunyikan sesuatu, apakah ada yang perlu aku bantu? Kamu membutuhkan sesuatu?""Tidak ada, mungkin aku mau istirahat," jawab Nick. "Kamu tidak mau pergi ke laut?"Quesha membuat sedikit obrolan agar Nick tidak menengok ke belakang, dan mantra sudah bekerja, sehingga punggung Nick penuh dengan cahaya dari tongkat Quesha."Eh, kenapa tubuhku kembali sehat? Ada yang aneh," ucap Nick pada Quesha. "Benarkah? Bagus kalau memang kamu bisa sehat, itu artinya kamu bisa bekerja kembali. Aku tidak mau sampai hari ini kita berdua tidak makan, carilah sedikit ikan untuk kita bisa membeli makanan.""Baiklah Quesha, aku akan berangkat. Asalkan kamu tidak mengikuti aku, sungguh aku tidak bisa membiarkan kamu kedinginan di laut.""Bukankah ini belum malam, Nick?""Aku pulang menjelang malam, aku tidak mau kamu terlalu lelah.""Baik, aku akan di sini menunggu kamu, Nick. Jangan sampai mengecewakan aku tidak membawa ikan ya," balas Quesha memegang bahu suaminya. "Iya, sayangku. Tunggu
"Betapa sombongnya kamu menantang aku, Quesha! Adakah sedikit rasa takut akan kekalahan di depan mataku ini? Rasanya kamu itu seperti anak kecil yang sangat tidak bisa dikendalikan!""Jangan meremehkan aku, Sunke! Biarkan kekuatan kita masing-masing yang dapat merubah ucapan kamu yang kurang pantas di dengar itu! Aku geram ingin melemahkan kekuatan kamu, dan menangkap kamu masuk ke dalam penjara bawah tanah!"Quesha sudah berpikir demikian, dia tidak mau penyihir seperti pangeran berkeliaran di luar sana, termasuk saat dirinya berurusan dengan ayahandanya sendiri, dia selalu mengusiknya. "Memang kamu memiliki kekuatan apa, Quesha? Seberapa besar kekuatan kamu itu, aku tidak akan bisa kamu kalahkan, percayalah Quesha."Dari keyakinan Sunke semakin membuat Quesha tidak mau berlama-lama untuk menyerang. Kali ini, Quesha mengeluarkan sihir yang sudah lama dia pelajari ketika dirinya masih kecil, Ibundanya yang sudah menurunkan mantra tersebut. "Lumpuh kamu, Sunke!"Sekali membaca mantra
"Tidak, aku sudah jujur. Apa aku terlihat seperti berbohong padamu, Nick?"Nick tidak menjawabnya, dia berjalan masuk ke dalam rumah, membiarkan Quesha pergi mencari kayu bakar yang dibutuhkan. "Beruntung Nick tidak memperpanjang percakapan ini, aku harus segera menyediakan kembali kayu bakar yang habis dilenyapkan Ayahanda waktu itu," ucapnya. Nick masih berada di dalam rumah, tidak dengan Quesha yang masih ada di luar rumah. Namun, wanita itu tengah menikmati waktu santainya yang tidak terlihat oleh Nick, dia duduk di kursi depan kayu bakar yang sudah tersedia karena sihirnya. "Sekarang semuanya sudah selesai, aku akan pastikan. Nick tidak mencurigai ini, aku berharap dia tidak akan tau siapapun identitas aku sebagai seorang penyihir."Saat Nick merasakan jika ada sesuatu yang aneh dari istrinya itu, dia berpikir untuk melihat istrinya keluar rumah. Akan tetapi, dia hanya melihat istrinya sedang duduk di depan teras. Nick mulai menghampiri istrinya dan dia berencana untuk membic
"Naiklah ke mobil bersama istrimu itu, aku akan berusaha mengendarai dengan cepat ke rumah sakit kota," kata orang tersebut. Nick mengangguk, dia menggendong Quesha dengan tangan menuju ke mobil, malam semakin larut, Nick dan Quesha masih ada di perjalanan. Hampir tiga jam menuju kota, ternyata sudah terlihat rumah sakit terdekat, mobil berhenti dan menurunkan Nick dan Quesha, wanita itu belum sadarkan diri juga. Nick tidak sempat tersenyum untuk mengucapkan terima kasih, dia hanya sedang mengkhawatirkan Quesha yang belum juga bisa membuka mata. "Bangunlah sayang, kita sudah sampai di sini, aku yakin kamu akan baik-baik saat sudah diperiksa nanti."Nick segera membawanya masuk, sudah ada suster yang membantu, dokter pun akhirnya datang untuk memberikan pertolongan, Nick ada di luar rawat inap yang sekarang ada istrinya di dalam. "Selamatkan istriku, dia tidak boleh kenapa-kenapa, aku tidak mungkin bisa hidup tanpa dia."Nick terus berbicara sendiri, tidak ada yang lebih membuatny
Hari itu juga anak Quesha dan Nick dilahirkan, tidak ada yang sulit ketika melahirkan untuk Quesha, semuanya sangat lancar, sampai pada akhirnya Nick mulai mencemaskan biaya. "Bagaimana ini, pastinya rumah sakit sebesar ini akan memakan biaya yang besar, uang tabungan aku tidak akan cukup," ucapnya sendiri ada di luar ruangan rumah sakit. Nick berusaha menutupi itu dari Quesha, ada beberapa lembar kertas administrasi tentang biaya yang harus dibayar, dia melipatnya. "Quesha tidak boleh mengetahui apa yang sebenarnya terjadi," batinnya. Nick ada di dalam ruangan Quesha, istrinya masih tiduran, wanita itu tidak terlihat lemas, ada yang mengherankan bagi Nick atas apa yang dilihatnya. "Quesha ini, kenapa bisa dia tidak terlihat lemas dan wajahnya semakin berseri?"Nick mendekati Quesha, ada yang aneh juga dari darah yang sudah dibersihkan oleh suster tadi. Luka Quesha langsung bisa sembuh beberapa detik. Mata wanita itu terbuka lebar seketika mendengar suara langkah kaki Nick yang
"Nick, anak kita di sini sendirian. Bolehkah aku menemani dia agar aku juga bisa menjaganya?"Quesha mendongakkan kepalanya pada suaminya, dia berharap Nick akan setuju atas apa yang dilakukannya ini. Tetapi, tidak dengan pikiran Nick. "Tidak Quesha! Kamu harus dirawat sampai sembuh dulu, anak kita juga akan aman berada di sini, kamu harus penuhi peraturannya, tadi aku sudah membayar biaya kamu itu, dan masih banyak sisa uang yang aku terima dari hasil penjualan mutia kamu itu, apakah kamu mau menyimpannya sendiri?"Quesha menggelengkan kepala, dia tidak juga mau membahas hal lain, dia melirik ke arah anaknya yang mungil. "Lihat dia Nick, aku hanya ingin dia berada di sisiku, entah kenapa aku memiliki firasat buruk dari tadi," ucap Quesha mengutarakan apa yang dirasakannya. Tangan Nick mengelus rambut istrinya dengan lembut, beberapa kali dia lakukan untuk menenangkan Quesha. "Sayang, aku paham apa yang kamu rasakan. Kita baru saja jadi orang tua, aku juga merasakan ingin ada di d
"Nick, aku harus pergi bersama dengan kamu, tapi kamu tidak boleh meninggalkan aku di tempat aman yang kamu maksud itu."Saat Quesha dan Nick sedang berbicara, ternyata suara air naik ke daratan, ada bencana besar menimpa tempat tinggal mereka. "Pegangan Nick!" Seru Quesha memegang tangan Nick dengan erat. Mereka terbang dan menyaksikan betapa air dengan dahsyatnya menenggelamkan tempat mereka, dan banyak orang yang berteriak-teriak meminta pertolongan, Quesha hanya bisa menjadi penonton bersama Nick. "Sayang, apa tidak ada cara untuk menolong mereka?""Tidak ada, aku tidak akan mampu menolong semuanya, aku hanya mau membantu orang yang paling dipercayai aku saja, yaitu kamu."Nick bersedih karena tidak bisa membantu teman-teman nelayannya, hanya bisa melihat betapa mayat-mayat mereka sudah terapung-apung di atas air laut yang bercampur dengan pasir daratan. "Semua sudah ditakdirkan Nick, aku tidak boleh ikut campur, kamu harus paham tentang ini, kamu juga tidak bisa berbuat apa-a
Nick sudah ada di depan pohon yang ada istrinya di atas, walaupun ketinggian pohon tersebut tidak mungkin ada orang yang menaikinya, tetapi kenyataannya adalah Quesha ada di atas sana. "Aku harus naik ke atas sebelum istriku jatuh, apa dia tersangkut sampai ke atas sana ya? Aku tidak mau kalau dia jatuh."Nick perlahan naik ke pohon yang tinggi itu, tetapi jarak antara Nick dan Quesha sangat jauh. Quesha melihat kalau Nick berusaha menjemput dirinya tanpa memikirkan nyawanya sendiri. "Ada apa dengan pria itu? Kenapa dia rela mengorbankan nyawanya demi aku sampai melakukan hal bodoh yang tidak mungkin di lakukan manusia lain?"Quesha turun dari pohon secara perlahan dengan terbang, dia akan menjemput Nick agar tidak terjadi hal-hal yang mengerikan. "Nick," panggilnya. Nick menoleh, ternyata sumber suara itu dari arah sebelah kiri dan dia melihat kalau istrinya yang memanggilnya. "Sayang, apa itu kamu?""Benar, ini aku."Quesha segera menarik tangan Nick, mereka terbang bersama, Ni
"Kamu di sini juga Pangeran?"Quesha mendekat di mana seseorang yang mirip dengan Sunke itu berdiri melihat dirinya sangat penasaran. "Aku bukan pangeran," jawabnya. "Eh, jangan pura-pura begini pangeran, kamu bisa mengaku identitas kamu sama aku, semestinya kamu tau kalau aku tidak mudah dibodohi."Quesha memastikan sekali lagi dengan kekuatannya yang keluar dari tangan, tidak ada reaksi kekuatan Sunke yang muncul, karena seharusnya bisa memancing kekuatan jika Sunke memang sedang menyamar. "Maaf, di tangan kamu itu terdapat cahaya seperti itu dari mana? Apa kamu seorang pesulap yang memang mengembara? Pakaianmu juga sangat berbeda dari orang biasanya.""Ah, apa yang kamu tanyakan itu sama aku tidak lucu, kamu ini Sunke kan pangeran penyihir yang sangat jahat itu?"Seseorang itu tertawa mendengar dirinya disamakan dengan penyihir jahat yang katanya sangat kejam di dunia manusia. "Hahaha, mana mungkin seperti itu. Aku hanyalah manusia biasa, bukan penyihir Sunke yang kamu maksud i
"Quesha, aku minta maaf sudah membuat kamu pergi, penyesalan ini memang bisa aku rasakan setelah kamu tidak ada."Nick masih duduk dengan kewaspadaan yang luar biasa, bukan tentang binatang buas, tetapi sebaliknya, yang dipikirkan hanyalah Quesha semata. Di atas pepohonan masih mengawasi gerak-gerik Nick yang tidak pernah hilang dari pandangannya. "Dia merasakan penyesalan, kenapa?"Quesha masih tidak mempercayai itu. Karena manusia di matanya sama, apalagi Nick termasuk anak dari pembunuh ibundanya. "Jangan harap aku tertipu oleh kamu manusia, tidak akan sampai aku mendapatkan kebenarannya."Nick menangis sendiri di sana, hujan mengiringi kesedihan pria itu, dia tidak kuat jika harus hidup sendiri tanpa istrinya. "Hujan lagi, dia bisa mati di sana."Quesha merasa iba melihat kondisi Nick yang diterjang hujan lebat, apalagi bisa-bisa terjadi banjir ataupun longsor di sana, atau tertimbun pepohonan yang jatuh. "Nick, dia harus aku selamatkan dulu, tapi bagaimana caranya agar aku t
"Ada apa sayang?" Nick terheran dengan sikap Quesha yang mudah berubah, sekarang sudah mulai berjarak dengannya. "Aku rasa kamu tidak perlu dekat dengan aku mulai sekarang, apa kamu bisa?""Apa ini? Itukah permintaan kamu untuk aku?"Quesha melihat kekecewaan di mata Nick, pria itu memang sudah sangat lama diperlakukan dingin oleh Quesha selama ini. "Benar. Aku meminta semua ini sama kamu, apa kamu bisa mewujudkan apa yang aku mau?"Nick memegang kepalanya dengan kedua tangan, seperti isi kepalanya sudah penuh dengan kekecewaan pada istrinya. "Aku tidak tau," jawab Nick. "Masa tidak tau, tinggal jawab iya atau tidak?"Nick semakin tidak mau menjawab pertanyaan istrinya yang menurutnya membuat hatinya sakit. "Cukup Quesha, ini di luar batas kesabaran aku selama ini," balas Nick. "Maksudnya?"Quesha bertanya balik, sedangkan dia hanya ingin Nick menjauhkan dirinya di saat dirinya memang ingin sendiri. "Dari dulu sikap kamu seperti ini sama aku, salah aku apa? Atau kamu tidak per
Saat Quesha ingin menjawab semua yang ditanyakan Nick, dia terjatuh dari tempat tidur usang di mana dirinya menyadarinya jika sudah berada di dalam rumah Nick kembali. "Aku tidur?"Quesha beranjak menuju rembulan yang ada di luar rumah. Terlihat masih sangat bercahaya sekali seolah-olah memberikan isyarat kepada dirinya yang telah bermimpi panjang. "Ayahanda, bisakah aku kembali ke rembulan?"Quesha tidak melihat cahaya itu merespon dirinya. Tetapi bisa tahu kalau di atas sana sang rembulan mengetahui dirinya ada di bawah. "Ayahanda, kenapa tega dengan aku?"Sang rembulan yang ada di atas melihat anaknya bersedih di bawah rembulan meminta agar bisa naik kembali, penyesalan anaknya tidak membuat hatinya gentar. "Maafkan Ayahanda yang tidak akan merubah takdir ini, kekuasaan di sini begitu menggelapkan hati dan pikiran Ayahanda. Tapi, aku akan menebusnya dalam waktu yang panjang agar kamu bisa bahagia hidup di bumi."Sang rembulan membuat mimpi panjang Quesha menjadi sangat buruk ke
"Ya, ini adalah keputusan yang tepat untuk kita bisa memulai semua dari awal," jawab Nick. Quesha sangat beruntung memiliki suami seperti Nick yang tidak pernah berhenti memperjuangkan dirinya dan selalu bisa sabar. "Nick, terima kasih," tuturnya dengan mata yang berkaca-kaca. Nick menggenggam tangan istrinya, dia percaya sekarang Quesha sudah mencintai dirinya sedalam yang dia rasakan. "Nick, apa kamu bahagia hidup bersama denganku?""Sama-sama sayang, tentu aku sangat bahagia bisa bersama dengan wanita tercantik seperti kamu, kita akan selalu bisa melewati berbagai rintangan."Nick segera memeluk istrinya itu dengan erat, dan membayangkan jika dirinya dulu tidak bersabar mencintai Quesha, mungkin dia tidak akan pernah mendapatkan istrinya ini. Quesha bisa bersama dengan Nick atas bantuan sang rembulan juga walaupun semua itu salah, tetapi bisa membuatnya jauh lebih damai. Sampai pagi mereka berdua terjaga tidak ada tidur, keduanya ingin menikmati kebahagiaan yang sesungguhnya
"Iya, aku rasa bisa bersama denganmu adalah keindahan yang tidak akan pernah aku lupakan, tapi kamu tau tidak, beberapa hari lalu aku bertemu seorang wanita yang mirip denganmu walaupun tubuhnya sangat gelap, dia cantik seperti mu sayang," kata Nick menceritakan kejadian kemarin. Quesha berhenti sejenak, padahal dia ingin melupakan kejadian dirinya menjadi sangat buruk rupa, dan sekarang dia kembali cantik lagi. "Nick, apa kamu jatuh hati padanya?""Hampir, itu juga karena dia mirip denganmu, aku merasakan sesuatu yang beda ketika dekat dengannya persis seperti dekat denganmu, mungkin aku hanya kesepian waktu itu."Quesha kembali termenung akibat jawaban dari Nick. Dengan wujudnya yang jelek sekalipun Nick tetap jatuh cinta kepadanya. "Benarkah? Apa yang dia lakukan?""Dia awalnya meminta makanan, buah, tetapi hari itu dia membunuh para pegawai," jawab Nick jujur pada Quesha."Dia orang jahat?"Nick tidak bisa memastikan jika penyihir itu jahat, dalam relung hatinya mengatakan tida
Masih ada di atas kerajaan matahari, Quesha kembali merenung sendiri sejak kejadian kemarin, sedangkan Nick harus mempertanggungjawabkan kematian orang-orang itu dengan membayarkan denda yang cukup besar pada keluarga masing-masing karena mereka mati di saat sedang bekerja. "Aku ingin melihat Nick, apa dia di sana baik-baik saja?"Quesha pergi melihat Nick dalam air ajaib yang ternyata sekarang Nick sendiri tidak bisa dilihat dari air ajaibnya. "Ada apa ini? Apa terjadi sesuatu dengannya sehingga air ini tidak bisa melihatnya? Aku harus mencari tau sendiri, tapi kalau aku turun menemuinya, maka aku memutuskan meninggalkan kerajaan ini, dan bersiap untuk wujud ku yang hitam."Nick di bumi merasakan sedih bukan karena harus menanggung semuanya dengan segala biaya yang dia bisa berikan, tetapi dia merasa kehilangan Quesha kembali. "Sayang, kamu ke mana? Aku merindukan kamu di sini dalam kenangan kita yang tidak pernah hilang, aku tidak bisa melupakan kamu walaupun itu hanya satu detik