“Oke, besok lusa, Rabu, gue mau ngadain dinner bareng sama tim gue, jadi, kalian tolong kosongin jadwal. Buat yang nggak punya kendaraan sendiri, Rahma, Sania sama Matari, lo koordinasi sama sopir kantor deh bisa anterin apa enggak,” kata Bu Angel sambil duduk di kursinya.
Veve dan Nana tampak menatap gue dari jauh dan tertawa-tawa meledek gue.
“Saya ada motor kok, Bu,” jawab Rahma.
“Enggak, gue bilang, lo naik mobil kantor. Pokoknya pada pake mobil ya, jangan kucel-kucel, jangan bau solar pas dateng ke acara gue,” kata Bu Angel.
“Mereka bisa nebeng gue aja, Ngel,” kata Okan menengahi. “Hari Rabu, gue meeting di sini sampai jam 3-an kok.”
“Eh, Kan, lo kan sama gue, kita harus cek lokasi dulu juga,”tandas Bu Angel.
Okan menarik napas. “Sorry, guys. Nggak jadi.”
“Udah, pokoknya, Rahma atur mobil kantor sekaligus drive
Tak sampai seminggu setelah acara dinner bersama itu, gue entah sengaja atau nggak, jadi makin sering melihat kedekatan Pak Marjan dan Bu Cla. Gue menyadari bahwa ternyata mereka sering banget makan siang bareng. Bahkan, Bu Cla tampak sering menunggu Pak Marjan untuk pulang bersama. Gue yang sedang menunggu taksi online pun sering tanpa sengaja melihat mereka. Asumsi-asumsi nggak berdasar sering gue tepis saat itu.Gue beranggapan, wajar saja mereka dekat. Mungkin kedekatan mereka mirip seperti atasan dan bawahan yang harus mendiskusikan project bersama di luar kantor. Toh nyatanya, saat kedatangan Pak Marjan dan Bu Cla di hari dinner bersama tim gue beberapa hari yang lalu itu, tim gue tampak melihat hal itu sebagai hal yang biasa saja. Jadi gue pun tak pernah berpikir macam-macam. Pak Marjan pun secara profesional menjelaskan project baru yang akan dibawa Okan. Meski yah, gue liat Bu Cla tampak kurang suka project itu ak
Pertemuan antara Bu Ana dan gue beberapa hari yang lalu harus berakhir lebih cepat karena Bu Ana diminta segera kembali ke kantor. Dan karena dia harus menyambangi anaknya di apartemen, dia terburu-buru sampai meninggalkan gue begitu saja. Namun, dia sempat mengirim pesan WA ke gue sejam kemudian. Dia berjanji, akan melanjutkan ceritanya saat gue dan dia bertemu lagi nanti.Sebenarnya gue nggak terlalu suka ikut campur urusan orang. Tapi, masalahnya, mereka berkaitan dengan gue selama ini di kantor. Jadi gue pikir, gue harus paham betul situasinya. Cepet atau lambat cerita-cerita ini akan sampai ke gue juga kan.Yang buat gue ngerasa miris, semua executive di kantor gue selalu menggadang-gadangkan keadilan dan integritas. Gue tahu itu cuma motto hidup yang bisa lo taruh di kata-kata mutiara buat ngasih petuah ke seseorang. Nyatanya, bersikap adil itu susah. Apalagi kalo lo deket sama bos lo dan kuasa dia begitu penuh di kantor. Udah deh, gue jamin karir lo semulus jala
Email pengumuman bahwa Singapore officer akan datang untuk meeting quarterly sudah datang. Semua tim berpacu dengan waktu untuk saling memberikan suguhan data yang terbaik. Meeting akan diadakan awal Mei 2018. Seluruh karyawan harus bersiap diri. Karena semua orang harus menghadiri acara tersebut. Tanpa terkecuali. OB saja harus stand by untuk membereskan dan mengangkat barang-barang yang diperlukan.Sebenarnya, meeting ini memang selalu datang setiap 4 bulan sekali. Namun, bagi gue, itu adalah kali pertamanya gue bisa ikut bersama. Victor sudah menginformasikan pada gue bahwa para petinggi dari pusat nggak suka laporan yang bertele-tele. Dia juga berbaik hati memberikan contoh laporan meeting quarterly bulan Desember 2017 yang baru diadakan pada awal Januari 2018. Semuanya dalam full English. Dia bilang, gue nggak boleh membocorkan data itu, karena itu adalah confidential milik divisi dia. Dia sengaja berbaik hat
Setelah dianjurkan untuk cek darah, gue memang diharuskan istirahat total. Gejala tipus dan batuk berdahak menyerang badan gue secara langsung. Dengan diantar Beno, gue putuskan untuk pulang sementara dulu ke rumah. Seperti biasa, bokap gue ngoceh tanpa henti. Sedangkan nyokap, walaupun ikutan ngomel, beliau menyuruh gue istirahat dan merawat gue sambil membuatkan makanan yang berkuah dan hangat.Beberapa kali gue masih membalas e-mail, mengirimkan tambahan data ke Bu Angel karena memang quarterly meeting semakin dekat. Melihat itu bokap gue meradang.“Kamu disuruh bedrest malah masih aja kerja, dapet gaji nggak seberapa tapi ngoyo banget kaya gitu? Udah, Ayah bilang juga apa, ngelamar PNS aja!” seru bokap gue dengan kesal.Bokap gue emang punya obsesi agar salah satu dari anak-anaknya bisa jadi PNS, biar nggak kerja swasta kaya dia. Uang pensiun sudah disediakan bahkan banyak tunjangan yang bisa gue dapatkan. Namun, tampak
Gue kembali masuk kerja setelah total hampir 1.5 minggu bedrest total. BB gue berkurang cukup banyak, hingga gue sadari celana gue nggak ketat-ketat amat. Entah gue harus bersyukur atau sedih karena diet tanpa sengaja.Seperti biasa, pagi itu masih sepi. Padahal jam telah menunjukkan pukul 9.00 tepat. Bahkan Veve dan Nana tak tampak di manapun. Mungkin mereka berdua pergi ke customer, karena mereka tipe yang selalu datang pagi seperti gue untuk menghindari macet. Satu orang pertama yang datang setelah gue balik dari toilet adalah Rahma. Dia menyapa gue dengan ramah. Yang jujur membuat gue cukup kaget, karena dia biasanya orangnya cuek dan nggak terlalu peduli sama gue.“Gimana, Kak? Udah sembuh?” tanya dia berbasa-basi.“Yah, udah 90 % lah, masih agak-agak lemes kalo berdiri kelamaan. Tapi nggak mungkin gue kelamaan absen. Lo tahu sendiri, banyak banget kerjaan pending,” kata gue memulai.“Iya, Kak,
Gue sedang menumpuk banyak dokumen, ketika Veve datang mendekat.“Hei, minggu depan lo ada acara nggak?” tanya Veve.Gue mencoba mengingat-ingat minggu depan akan ada acara apa saja. Seingat gue, minggu depan gue ada jadwal interview dengan bos gue, entah Bu Angel entah Pak Vino, untuk memberikan informasi tentang kelulusan probation gue di sini. Kemudian kalo memang lolos, gue akan menunggu lagi dalam kurun waktu 1-2 hari untuk dipanggil ulang oleh HRD untuk pembaharuan kontrak kerja.“Kayanya gue ada jadwal interview soal probation gue, Ve, gimana dong? Cuma waktunya sih belum pasti kapan. Emang kenapa?” tanya gue.“Temenin gue dong. Gue mau meeting sama vendor lain nih yang bakalan kerja sama buat handle projectnya PT S. Si Nana ada training luar kantor selama dua minggu bareng engineer,” kata Veve sambil memasang tampang memelas.“Ya udah, nanti coba gue cari
Dua hari kemudian, email HRD baru datang di siang hari tentang akhir probation gue. Seperti biasa, pengirimnya adalah si Sonny, salah satu HRD staff yang lumayan ramah sama gue dibanding yang lain. Di email itu, dia mengirimkan draft kontrak kerja gue yang baru, dengan masa kerja baru yaitu 1 Juni 2018-30 Juni 2019.Lantai 3 entah kenapa sedang ramai dengan anak divisi sales hari itu. Maklum, menjelang monthly sales meeting sekaligus menjelang end Q2 (quarterly paruh kedua tahun ini) yang ternyata datang secepat itu. Akhirnya, karena gue butuh konsentrasi untuk membaca draft kontrak, gue melipir ke rooftop sendirian.Nggak disangka, disana ada Pak Gandha dan Pak Cokro sedang mengobrol. Karena keduanya melihat kedatangan gue, gue yang tadinya sudah berniat untuk berbalik arah, mengurungkan niat. Gue cuma males aja mereka salah paham.“Eh, ada anak baru, mau sebat?” tanya Pak Cokro sambil menyapa gue ramah.“Enggak, Pak, saya nggak ngeroko
Menjelang Q2 meeting, tim gue tentu saja sibuk. Bu Angel berkali-kali menanyakan pada gue project A-Z apakah sudah terbayar atau belum. Baik project yang one time atau yang berkelanjutan. Baik yang gue bawa maupun milik Sania. Yang untungnya dibantu anak-anak engineer Sania agar dapat terbayar tepat waktu. Selain gue, dia terus mencecar Anwar, tapi dengan nada yang lebih kalem dibanding ke gue.“War, kalau lo masih nggak ngerti prosedur, tanya ya, sama yang di sini. Banyak yang bisa kamu tanyain. Matari, jangan pura-pura budeg. Lo harus ngebantuin Anwar juga. Rahma, jangan banyak pasif, lo mesti reminder Anwar juga,” kata Bu Angel membuka percakapan pagi itu.“Bu, dipanggil Pak Vino ke ruangan,” kata Veve yang tiba-tiba mendekat.“Oh, oke. Thanks ya, Ve. Hmmm, War, gue kasih tugas dikit deh, lo bikin flowchart ya, prosedur tim kita sampai proyek selesai dibayar. Nanti, lo kirim hasilnya dalam bentuk pdf ke email gue,” ujar Bu