“Mas Bos, ih! Katanya mau berangkat ke Gemawang? Malah ngajakin ke bandara? Jangan-jangan Gemawang itu sebenarnya luar negeri? Mbah Gog salah dong informasinya? Aku tertipu!” omel Aika saat mereka memasuki kawasan bandara.
PLETAK!
Gemas dengan istrinya yang pura-pura oon, Kairo pun menyentil pelan kening lebar Aika.
“Kamu nih, bukannya kemarin sudah cari tahu informasi soal Gemawang? Sekarang kok nggak percaya sama Mbah Gog?” tanya Kairo kemudian yang berbisik lirih begitu dekat dengan telinga Aika.
“Geli ih,Mas Bos! Jangan dekat-dekat gini ntar tuh
“Mas Bos, kita di mana, sih? Udah gelap, dingin, lagi! Ih, Aika rasanya bakal membeku sebentar lagi,” gerutu Aika lebai seperti biasa. Aika bergeser mendekat ke arah Kairo, yang dengan senang hati mendekapnya. Ini kesempatan langka ‘kan? Di mana Aika terlebih dahulu mendekatinya. Namun sayang, mereka malah diganggu dengan Bianca yang terus sama nyerocos marah-marah pada Alvaro. Kenapa lagi pasangan itu? “Lo kenapa si
“Masa’ harus late post gara-gara nggak ada sinyal. Nggak asik banget, Mas Bos,” rengek Aika yang sudah sampai ke dapur. Kairo tidak menanggapi keluhan istrinya dan malah menata meja makan dengan aneka masakan. Tadi pagi pengurus rumah datang untuk mengantarkan sayuran dan daging untuk mereka. “Woah! Walaupun menginap di rumah biasa dan bukan villa atau hotel, tapi makanannya top abis. Nggak nyangka
“Dia itu pencuri!” tuduh Aika yang mengacungkan jari di depan hidung cowok itu sambil berjinjit agar pas posisinya. “Kok jadi saya yang pencuri? Kamu itu pencurinya!” balasnya dengan nada tak kalah tinggi. “Mana mungkin wanita selucu saya jadi pencuri? Jelas-jelas Kamu yang sudah mencuri!” ujar Aika yang mengedip-ngedip dengan genit. “Huh! Pembelaan macam apa itu?” ucap cowok yang wajahnya mulai mengeras. Pemilik warung memandang mereka bergantian dengan wajah merah padam kemudian berseru, “Kalau begitu kalian berdua saya laporkan ke polisi!” “Ini hanya salah paham saja. Mereka berdua rebutan snack cokelat yang tinggal satu.”
“Tolong lepaskan saya!” Sebenarnya Aika enggan melepaskan pegangannya pada cowok galak tukang serobot antrian itu, tetapi perutnya udah sakit banget. Dia ingin segera dapat obat. Capek kalau harus mondar-mandir ke kamar mandi padahal udah nggak ada lagi yang bisa dikeluarkan. “Aduh!” Aika menekan perutnya hingga terbungkuk. Badannya kembali tegak ketika cowok itu menanyakan siapa namanya. “Mas mau modus sama saya?
Aika berguling ke kanan, ke kiri, muter, terlentang, sampai kayang di tempat tidur. Namun masih saja tak bisa menghilangkan rasa bosan yang menderanya. Bagaimana tidak bosan kalau seharian kurung di rumah. Emang aika tahanan? “Tuan Bos!” seru Aika masih dalam keadaan terlentang melintang di atas tempat tidur. “Jangan Teriak Aika, saya ada di sini,” Kairo, yang ternyata ada di sofa dekat kaki tempat tidur. Iya, Aika sebenarnya memang tidak sendiri di kamar itu. Dia bersama Kairo, yang saat ini sedang mengisi waktunya dengan membaca. Entah buku apa? Pokoknya baca aja dulu, sepusing apapun buku ini. Itu lebih baik daripada melihat perilak
“Bisa foto-foto nggak kalau di Sibajag? Sibajag apaan, sih? Jangan-jangan kita disuruh bajak sawah? Wisata tanam padi gitu? Becek, dong? Mana nggak ada ojek.” Aika heboh sendiri menebak nama jalur wisata yang ditawarkan. Lagi nama tempatnya aneh gitu. Sibajag. ‘Kan, Aika auto inget sama sawah. Namun, tak tahu apa yang salah dengan ucapannya. Manggala dan Gabby malah tertawa terpingkal-pingkal. Lah, teganya mereka menertawakannya orang yang sedang tersesat karena ket
“Ayo buruan! Ntar keduluan orang. Mumpung sepi!” Aika tertawa riang ketika Gabby menyeretnya menuju ke tengah-tengah jembatan. Cewek itu dengan santainya mendorong dirinya hingga ke tengah-tengah jembatan bambu. Asli! Nyesel pokoknya kalau nggak nyobain ke sini. Nih, ya. Jembatan ini seperti rumah panjang yang seluruh kerangkanya dari bambu. Rasanya seperti balik ke masa lalu. “Sayangnya pohon sakuranya nggak
“Dia amnesia karena perbuatanmu dan teman-temanmu, bangsat!” desis Kairo dingin. “Tapi Kamu masih bersikap seperti ini? Sepertinya Kamu tidak benar-benar menyesal, ya? Jangan sampai aku bertindak dan membuatmu sengsara, bajingan! Pergi dari sini sekarang juga sebelum aku mematahkan lehermu!” bisik Kairo yang hampir-hampir tidak didengar Manggala. “Aika!” seru Gabby panik, saat cewek yang dipanggilnya itu terlihat pucat. Sementara itu, Aika ternyata masih memikirkan ucapan pria itu, yang kemudian memancing sakit kepalanya makin menjadi-jadi. Kakinya seolah tidak lagi berpijak pada permukaan datar. Apakah ada gempa sekarang ini. “Kepala Aika sakit banget, Mas Bos,” keluh Aika y
Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.
*Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas
Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&
Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu
Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 
Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib
Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja
Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar
Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih