“Dia amnesia karena perbuatanmu dan teman-temanmu, bangsat!” desis Kairo dingin.
“Tapi Kamu masih bersikap seperti ini? Sepertinya Kamu tidak benar-benar menyesal, ya? Jangan sampai aku bertindak dan membuatmu sengsara, bajingan! Pergi dari sini sekarang juga sebelum aku mematahkan lehermu!” bisik Kairo yang hampir-hampir tidak didengar Manggala.
“Aika!” seru Gabby panik, saat cewek yang dipanggilnya itu terlihat pucat.
Sementara itu, Aika ternyata masih memikirkan ucapan pria itu, yang kemudian memancing sakit kepalanya makin menjadi-jadi. Kakinya seolah tidak lagi berpijak pada permukaan datar. Apakah ada gempa sekarang ini.
“Kepala Aika sakit banget, Mas Bos,” keluh Aika y
“Mama! Mama! Tolongin Aika! Aika mau diculik!” Kairo mendesah lelah mendengar seruan Aika. Sebelum mengabaikannya dan melongkarkan tanganya pada perut gadis ini, dan mengangkatnya seperti anak kucing. “Aa ... Mama tolong! Mas Bos mau culik, Aika! Mas Bos mau jual, Aika! Mama tolong!” Aika masih melakukan dramanya, sambil menendang-nendang udara kosong. Namun Kairo tak memedulikannya, dan terus membawa Aika dengan satu tangan ke arah pesawat. Membuat Aika makin merengek bagai bayi yang ingin turun, sementara Al terkikik geli di belakangnya. Sungguh, Al sangat salut pada bos nya itu, bisa bertahan dengan gadis modelan Aika ini. Padahal, sekali lihat pun, Al saja sudah angkat tangan dengan ke absurd
“Kenangan tentang trauma itu semakin membuatnya tertekan. Saya yakin kalau terus menerus diingatkan akan masa lalu, dia akan semakin sering mengalami sakit kepala dan pingsan,” tutur dokter yang merawat Aika. Kepedihan membuat amarah Kairo menggelegak hendak tersembur keluar. Setelah Dokter keluar dari ruang perawatan, Kairo memerintahkan Alvaro untuk mencari tahu tentang Damar. Kali ini pria itu tidak akan lolos lagi. Kairo akan memastikan pembalasan ini setimpal dengan sikap sombongnya. Pria itu akan menunduk dalam-dalam ke arah Aika dan menyesal karena sudah mengusik kebahagiaan mereka. “Aika, cepat sembuh. Saya janji akan membelikan oleh-oleh yang sangat Kamu inginkan, tapi cepat sembuh ya.” Mengingat rengekan Aika itu, Kairo menekan tombol untuk menghubungi Mang
“Bohong! Mas Bos cuma bisa ngomong saja. Kalau Mas Bos cinta sama Aika, Mas Bos tidak akan menyeret Aika pergi begitu saja dari Gunawan!” Kairo seketika menutup telinganya cepat, saat Aika berteriak tepat di kupingnya dengan sangat kencang. Astaga! Aika di rumah sakit dikasih apa, sih? Toak, ya? Suaranya kenceng banget ngalahin speaker masjid. Telinga Kairo seketika berdenging karenanya. Tolong ingatkan Kairo untuk pergi ke THT setelah ini, oke!
“Aika, Kamu nunggu di kafe. Saya mau bicara dengan Pak Hafid,” tutur Kairo yang menggiring Aika ke depan kafe agar tidak terus mengikutinya. “Mas Bos,” panggil Aika dengan nada panjang yang manja. Kairo menghitung dalam hati sebelum berbalik. Istrinya ini selalu melakukan hal tak terduga. Kali ini Kairo harus bisa membujuk Aika agar tetap di kafe agar pembicaraannya tidak terganggu. “Kenapa?” “Kalau ninggalin Aika di sini, Mas Bos yakin bakal kenalin Aika pas jemput nanti?”
“Aika!” Kairo berlari, kemudian menjatuhkan diri hingga menyusur lantai beberapa sentimeter dengan lututnya. Terlihat Viana yang memangku kepala Aika di pahanya, sambil mengusapkan minyak kayu putih ke kening Aika. Peristiwa itu mengingatkan Kairo akan perhatian pasangan Manggala dan Gabby. Kairo yakin itu bukan karena mereka petugas kesehatan, tapi karena kepedulian mereka yang tinggi. Kairo tidak mendapatinya di wajah Viana. Tepatnya wajah Viana saat ini bukan wajah kekhawatiran pada Aika, melainkan wajah ketakutan. Apa yang sudah diperbuat Viana pada Aika? Namun, Kairo tidak mau mencari tahu sekarang. Karena yang pertama dan terutama adalah kesehatan Aika terlebih dahulu. Dia me
“Bunda?” Kairo langsung berdiri dari duduknya. Saat menyadari kehadiran orang yang punya jasa tinggi melahirkannya. Aika yang tanpa sadar meneguk ludah kelat, melihat tatapan ibu mertuanya yang biasa hangat. Kini sedikit dingin. Cuma sedikit ya Gengs. Gak banyak, kok. Soalnya Bunda Karina ini memang tidak bisa marah sepertinya. Dia selalu ceria dan penuh welas asih. Makanya, lihat Bunda Karina sekarang tuh Aika rada shock. Ini tuh
Bunda Karina langsung meringis saat menyadari ucapannya. Setelah itu tertawa garing, seraya melirik Aika yang tampak bingung. “Heheheh ... maafin bunda, ya? Bunda nggak ada niat nyinggung hal itu, kok. Serius, deh! Tapi gimana lagi? Emang itulah cerita sebenarnya,” ungkap Bunda Karina kemudian. Aika pun kembali tersenyum maklum dan mengangguk pelan saja. “
“Mas Bos.” “Ya?” “Sarangheo!” Uhuk! Uhuk! Kairo pun auto tersedak kopinya sendiri. Saat mendengar ucapan Aika, disertai gaya anak zaman now, yang mengangkat kedua tangannya, menyatukannya di atas kepala hingga membentuk gambar hati. Benar-benar, ya? Ada apa sebenarnya dengan istrinya itu? Sejak ditinggalkan ngobrol dengan Bunda Karina, kelakuannya makin aneh saja. Membuat Kairo selalu merinding melihatnya. Jangan-jangan, dia kesurupan hantu rumah sakit!
Akhirnya, setelah lima jam berlalu. Aika pun sadar dari pengaruh obat biusnya. Semua orang langsung bersuka cita menyambutnya."Alhamdulilah ya Allah .... kamu sudah siuman, Nak," seru Mama Desi dengan gembira, seraya menciumi wajah Aika."Mamah, Mas Bos ....""Saya di sini," sela Kairo cepat, kala tahu Aika sedang mencarinya.Pria itu lalu mengambil tempat dibagian lain tempat tidur, seberangnya Mama Desi yang pastinya tidak ingin digantikan."Hai, honey. How do you feel?" sapa Kairo dengan sayang. Membelai dan mencium kening Aika lembut."Mas Bos, bayi kita ... mana?" lirihnya kemudian, meminta keyakinan pada sang suami tentang kondisi anaknya.Seketika senyum suka cita di ruangan itupun berganti dengan senyum sumir disertai sendu yang membayang. Mereka tidak tega memberitahukan kenyataan sebenarnya pada Aika."Ada. Mereka ada kok. Sedang di ruangan bayi." Kairo berusaha menjawab setegar mungkin.
*Happy Reading*Kairo menjatuhkan diri dengan sembarang di sebelah Aika, sambil mengusap kasar wajahnya yang penuh dengan peluh."Sudah puas?" tanya Kairo kemudian, melirik Aika yang tersenyum lebar dan langsung mengangguk cepat seraya memperlihatkan salah satu ibu jarinya ke hadapan wajah sang suami. Sementara tangan satunya lagi, memegang plastik bening berisi es sirup yang biasa dijual di pinggir jalan.Wanita satu ini, sejak hamil memang makin doyan jajan di pinggir jalan. Entah itu cilor, cilok, cilung, atau ci-ci yang lain. Pokoknya selama bentukannya jajanan dan adanya di pinggir jalan, pasti langsung dia borong.Kairo bahkan sudah lelah mendakwahi Aika tentang pentingnya gizi seimbang untuk triplet. Tapi, namanya bumil bebal, bisanya cuma manggut-manggut doang kek burung beo. Setelah itu, back to jajanan lagi tanpa merasa berdosa.Ah, Kairo hanya bisa pasrah."Mas Bos memang suami dan calon papa yang keren. Minum dulu Mas
Epilog*Happy reading*Kehamilan Aika bukan hanya menjadi kabar bahagia untuk Kairo seorang. Tetapi dua keluarga besar dan para pembaca novel ini yang memang tahu pasti perjuangan dua pasangan ini.Terima kasih sudah setia dengan mereka, ya? Terima kasih juga selalu mendukung dan memberikan suport pada author. Semoga kalian selalu sehat dan berkah berlimpah.Saat awal Kairo memberikan kabar kehamilan pada Mama Desi. Mama Desi pun langsung sujud syukur, setelah itu lari ke depan rumah demi menghentikan pedagang yang lewat dan memborong. Mama Desi mengadakan pengajian dadakan malam itu juga.Sementara Bunda Karina, langsung menyabotase acara Ken yang harusnya spesial untuk Rara seorang, jadi syukuran untuk kehamilan Aika.Tentu saja, Ken sempat merajuk awalnya. Namun, tidak berlangsung lama. Karena Rara akhirnya mau memberi kesempatan pada Dokter Obygn itu, dan bersedia membuka hatinya kembali untuk menerima cinta yang baru.&
Mas Bos 134*Happy Reading*Brak!"Aika?!"Sesampainya di Apartemen. Kairo langsung berseru mencari keberadaan Aika. Bahkan, tanpa sadar membanting pintu tadi."Aika?! Kamu di mana?!" Kairo berseru lagi, saat belum mendapatkan jawaban dari sang istri."Aik--" Seruan Kairo pun seketika terhenti di udara, saat membuka pintu kamar, langsung menemukan Aika sedang duduk bersandar di kepala ranjang sambil membenamkan wajah pada lipatan kakinya.Tidak tahu bagaimana tampang Aika sekarang. Yang jelas, Aika masih memakai baju tidur yang semalam, dan rambutnya pun masih terlihat acak-acakan seperti yang terakhir Kairo lihat saat pagi.Apa itu artinya Aika tidur lagi setelah Kairo pergi dan baru bangun? Sesiang ini? Berarti, wanita ini pasti belum mandi. Tapi kata Al ....Terserah saja. Saat ini, mengetahui kondisi Aika itu lebih penting. Namun, Kairo cukup lega melihat Aika baik-baik saja, tidak terlu
Mas Bos 133*Happy Reading*"Terima kasih untuk waktunya, Pak Kairo. Semoga kerja sama kita berjalan lancar.""Sama-sama, Bu. Itu juga yang menjadi harapan saya." Tanpa rasa curiga, Kairo menyambut uluran tangan rekan bisnisnya, yang baru saja mencapai kata deal untuk proyek baru mereka.Degh!Sedetik kemudian perasaan jengah pun langsung hadir, saat merasakan sebuah kode dari jabatan itu yang dilakukan wanita di depannya saat ini.Perlahan tapi pasti, Kairo segera melerai tautan tangan mereka."Bagaimana kalau setelah ini kita makan malam bersama, untuk merayakan kerja sama kita? Kebetulan jadwal saya sudah kosong dan katanya ada restauran baru buka di hotel dekat ini. Bagaimana? Anda mau kan?" Kode kedua sudah dilancarkan kembali.Kairo hanya tersenyum simpul sebelum berkata, "Terima kasih untuk undangannya. Tapi Maaf, saya tidak bisa menerimanya. Kebetulan setelah ini saya ada janji dengan istri saya." 
Mas Bos 132*Happy Reading*Brak!Kairo dan Alvaro sontak berjengit kaget. Saat tiba-tiba saja pintu ruangan itu di buka kasar dari luar. Pelakunya siapa lagi kalau bukan Aika, yang kabur dari kejaran Mama Desi akibat bikin konser dadakan di kamarnya.Kenapa sih, pada gak bisa banget liat Aika seneng dikit? Padahal dia kan cuma butuh hiburan saja. Dikata gak mumet apa harus dengerin nyinyiran orang selama ini?"Mas Bos Aika numpang tidur, ya? ucap Aika kemudian, seraya berlalu begitu saja ke arah kamar yang memang ada di sana. Tempat biasa Kairo tidur sejenak jika terlalu lelah.Tak ayal, kening Kairo pun berlipat dalam melihat kelakuan Aika barusan. Sudah datang bikin kaget orang, belum minta maaf udah main nyelonong saja. Ada apa dengan wanita itu?"Pak, haruskah saya batalkan meeting kita siang ini?" Seakan paham dengan situasi sang bos, Alvaro pun memberikan penawaran."Tidak usah. Kamu siapkan saja apa yang dib
Mas Bos 131*Happy Reading*"Eh, itu bukannya anaknya Jeng Desi yang waktu itu Nikah dadakan, ya?""Oh ... yang dulu dikira hamil duluan, makanya dinikahin dadakan. Eh, ternyata malah gak bisa punya anak, ya, katanya!""Eh, masa? Maksudnya mandul, gitu?""Katanya, sih! Buktinya sampai sekarang belum keliatan bawa anak, tuh!""Wah! Kasian, ya? Padahal suaminya ganteng, lho! Bule, kalem, baik lagi. Duh saya tawarin anak gadis saya, mau gak ya?""Tawarin aja, Jeng. Siapa tahu jodoh? Kasian orang ganteng gitu harus putus keturunannya gara-gara anaknya Jeng Desi."Aika mengeram kesal saat baru saja memasuki gerbang rumah ibunya. Tiba-tiba mendengar celetukan ibu-ibu yang sedang beli bakso keliling, yang saat mangkal tak jauh dari rumahnya.Aika pun mengurungkan langkahnya, putar balik dan menghampiri ibu-ibu yang tadi menggosipkannya, kemudian ...."Tuhan mereka. Sedang berghibah. Jaga mereka, lindungi mereka. Ja
Mas Bos 130*Happy Reading*"Jadi ... apa rencana lo setelah ini, Ron?" Kairo bertanya, setelah kembali dari menumbangkan ego dan emosi Damar beberapa jam lalu.Kini, mereka sudah berada di cafe seberang rumah sakit, meninggalkan Aika yang kini tengah beristirahat di ruangan Bunda Karina.Tadi, saat membawa Aika pergi menjauh dari Damar, Aaron memang berpapasan dengan Bunda Karina. Langsung saja, mertua Aika itu menyuruh Aaron membawa sang menantu ke ruangannya. Lalu memanggil psikiater secara pribadi.Aaron tidak bisa menceritakan detail apa yang Dokter Karina dan Dokter psikiater itu lakukan pada adiknya. Karena saat itu dia menunggu di luar ruangan sembari menunggu kabar dari Kairo.Semoga Damar tidak berulah lagi setelah ini.Seusai sesi bersama Dokter Psikiater, ternyata Aika langsung tertidur nyenyak di ruangan mertuanya. Itulah kenapa, para pria ini pun memilih tak mengganggunya dan menjauh sejenak untuk bicar
Mas Bos 129*Happy Reading*"Abang?" Aika menghampiri Aaron, yang saat ini tengah duduk termangu di depan ruang rawat Novia."Kok Abang di luar? Gak di dalam nemenin Novia?" cecarnya lagi, sesampainya dihadapan sang kakak.Bukannya menjawab, Aaron malah melihat Aika dengan gusar sambil beberapa kali melirik arah pintu ruangan Novia, seperti ada yang ditakutkan pria itu.Ada apa, sih?"Abang, ih! Ditanya juga. Bukannya jawab malah main lirik-lirikan. Ada siapa, sih? Perawat semoks, ya?" kelakar Aika tanpa curiga."Bukan. Itu ... itu ... Kamu ... kok ke sini? Gak kerja?" jawab Aaron kemudian. tidak nyambung sama sekali."Dih! Abang lupa atau gimana? Aika kan udah pensiun dini, Bang. Lebih tepatnya dipaksa pensiun sama Mas Bos," cebik Aika masih tanpa curiga, sambil melirik Kairo yang setia berdiri dibelakangnya."Eh, iya ya. Abang lupa." Aaron tertawa dipaksakan.Aneh! Ada apa sih