Jadi, Claire memberi tahu Elaine, “Ibu, ibu bisa memikirkan tentang masalah ini sendiri. Aku dan Charlie akan pergi dulu. Jangan lupa untuk mengangkat mie yang telah dimasak oleh Charlie untuk ibu.”Setelah selesai berbicara, Claire berkata kepada Charlie. “Ayo kita pergi.”Charlie mengangguk lalu membawa Claire keluar dari vila dan menuju ke panti asuhan.Charlie membawa rangkaian bunga dan sekeranjang buah dalam perjalanannya menuju panti asuhan. Dia juga menyiapkan kartu ucapan selamat datang untuk diberikan kepada Nyonya Lewis. Setelah tiba di panti asuhan Aurous Hill. Charlie memarkirkan mobilnya di tempat parkir di sisi jalan. Charlie tidak mengenali lagi saat melihat pintu panti asuhan yang sudah sangat lama. Dia merasakan telah kembali kemasa lalu.Charlie berdiri di sana, seolah-olah ingin mengingat beberapa kenangan. Kenangan yang kembali dalam ingatannya adalah kenangan yang terindah, bahagia dan paling berharga yang telah disimpan di dalam hatinya.Charlie masih meng
Ekspresi di wajah Stephanie dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa terkejut ketika melihat Charlie. Stephanie lari menujunya segera dan dia menggenggam tangan Charlie dengan kedua tangannya, kemudian bertanya, “Kakak Charlie, kenapa sejak dulu kakak tidak pernah berkunjung ke panti asuhan?”Charlie merasa tidak nyaman ketika Stephanie menggenggam kedua tangannya. Sebaliknya, Charlie seperti kakak tertuanya dan berkata dengan lemah lembut. “Aku meninggalkan panti asuhan dalam kondisi yang kurang baik. Oleh karena itu, aku merasa malu kembali ke panti asuhan untuk mengunjungi kalian.”Setelah Stephanie mendengar perkataannya, matanya memerah dan ia terisak sambil berkata. “Nyonya Lewis mengatakan kepada kami, jika kamu bekerja di perusahaan konstruksi setelah meninggalkan panti asuhan. Dia juga mengatakan kepada kami, jika kamu selalu mengirimkan uang hasil kerja kerasmu kepadanya, agar bisa membelikan kami buku, pakaian dan makanan. Kenapa kamu tidak datang untuk mengunjungiku sama s
Meskipun dia sendiri tidak begitu jelek, dia tidak dapat menahan perasaannya, merasa kurang jika dibandingkan dengan Claire.Ditambah lagi, dia hanya seorang yatim piatu yang tidak memiliki ayah atau ibu. Ia tidak memiliki seseorang untuk mensupportnya dalam kehidupannya, sekarang dia bekerja untuk panti asuhan, dia bekerja dan tergantung dari sumbangan untuk memenuhi dirinya. Dia tidak memiliki banyak uang untuk dirinya sendiri.Meskipun tidak memiliki banyak uang, tapi sikapnya sama seperti Charlie, dia akan mendonasikan seluruh uangnya ke panti asuhan. Sebab itu, hingga saat ini, dia hanyalah gadis miskin yang tidak memiliki apa apa.Dalam aspek ini, dia merasa tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan wanita karier seperti Claire.Dia merasa sedikit iri dan berkata kepada Claire dengan gugup. "Halo, kakak ipar, namaku Stephanie Lewis, kita baru saja bertemu hari ini.”Claire mengangguk dan tersenyum kemudian berkata. "Halo, Stephanie, nama ku Claire Wilson.”Stephanie meli
Charlie telah tinggal di panti asuhan selama 10 tahun. Sejak berusia delapan tahun hingga delapan belas tahun. Oleh karena itu, dia memiliki banyak kenangan di tempat ini.Di masa lalu, dia merasa malu untuk kembali karena merasa masih miskin.Dan sekarang telah memiliki sedikit uang. Charlie akan lebih baik pergi mengunjungi panti asuhan, ketika mengetahui apa saja yang dibutuhkan oleh panti asuhan ini. Dengan begitu, dia akan bisa menolong mereka untuk memecahkan masalah ketika waktunya tiba.Charlie mengangguk sebelum berkata. "Baiklah, ayo pergi dan melihat lihat panti asuhan.”Stephanie merasa senang sekali, dia segera menarik tangan Charlie, sebelum dia membawanya ke dalam panti asuhan.Charlie hanya bisa membiarkan Stephanie menarik dirinya sambil menggenggam tangan istrinya Claire.Claire merasakan jantungnya berdetak lebih kencang, tapi dia membiarkan Charlie untuk terus menggenggam tangannya saat membawanya masuk ke dalam panti asuhan.Panti asuhan Aurous Hill diban
Stephanie mengantarkan ke ruang asrama dii panti asuhan. Charlie dapat mengenali asrama yang bisa ia tinggali hanya sekali melihat.Setelah melihat keluar jendela, Charlie melihat belasan anak atau lebih yang berusia satu atau dua tahun bermain di bawah pengawasan salah satu pengurus di panti asuhan.Dia bertanya, “Stephanie, kenapa banyak sekali anak anak muda yang berada di panti asuhan sekarang?”Stephanie menjawab, “Banyak sekali orang tua yang tidak bertanggung jawab yang meletakkan anak anak mereka di pintu masuk panti asuhan setelah dilahirkan oleh mereka. Beberapa anak ini ditelantarkan karena penyakit atau cacat bawaan. Beberapa dari mereka mempunyai nasib yang sama sepertiku, mereka ditelantarkan karena mereka perempuan.”Stephanie hanya menghela napasnya ketika membicarakan hal ini. Setelah itu, ia berkata dengan marah, “Ada juga anak anak yang telah diculik oleh pedagang manusia, tapi mereka telah diselamatkan oleh polisi. beberapa dari anak itu terlalu muda, dan must
Saat ketiganya keluar dari panti asuhan dan hendak menuju ke restoran, menggema sebuah suara girang yang mengejutkan telinga mereka, "Charlie, Stephanie!"Dua dari mereka berbalik dan melihat beberapa sosok berjalan ke arah mereka.Orang-orang ini adalah teman yang tumbuh bersamanya di panti asuhan.Namun, ada banyak orang dari kelompok ini yang pada dasarnya tidak pernah dilihat Charlie lagi semenjak ia meninggalkan panti asuhan.Satu-satunya orang yang tetap berhubungan dengannya setelah meninggalkan panti asuhan adalah teman dekatnya, Harvey.Semasa tahun-tahun awal Charlie di panti asuhan, dia memiliki sikap dan kepribadian yang sangat pendiam karena kematian orang tuanya yang tidak disengaja. Ia begitu tertutup dan suka menyendiri, dan bahkan tidak akan berbicara sepatah kata pun kepada orang lain sepanjang hari.Ia kerap diisolasi oleh anak-anak lain karena kepribadiannya.Charlie masih ingat bahwa Harvey, yang sedikit lebih tua darinya, akan selalu membelanya dan bermain dengann
Setelah pembicaraan ini, dia berkata, “Ngomong-ngomong, aku belum menanyakanmu. Bukankah kamu seharusnya ada di Lancaster? Bagaimana kamu bisa datang ke Aurous Hill begitu cepat?”Harvey tersenyum sebelum berkata, “Ini benar-benar kebetulan bila perusahaanku telah mengatur supaya aku datang ke Aurous Hill untuk perjalanan bisnis. Aku baru tiba di sini sore hari ini. Begitu turun dari bus, kulihat kalian semua mengobrol di grup chat. Itu sebabnya kuputuskan untuk datang ke sini secepat mungkin!"Charlie bertanya penuh rasa ingin tahu, "Bukankah kamu memulai bisnismu sendiri? Mengapa kamu bekerja untuk orang lain lagi?”Harvey tersenyum pahit sebelum berkata, “Bisnis itu buruk. Bagaimana bisnis seseorang bisa berjalan dengan baik saat ini? Situasi ekonomi dalam dua tahun terakhir tidaklah mudah, dan sama sekali tak mudah menjalankan bisnis.”Selesai berbicara, Harvey melihat ke arah Claire sebelum tersenyum dan berkata, "Charlie, apakah ini adik iparku?"Charlie mengangguk sebelum berka
Jendela Mercedes-Benz dibuka. Charlie menatap pria di balik jendela dan langsung mengenalinya.Ia adalah Max Wyatt, orang yang telah mengambil kebebasan untuk mengatur pertemuan hari ini di grup percakapan mereka.Namun, Charlie dan dirinya hanyalah kenalan biasa.Max mengenakan setelan yang tampak ketat menutupi sosok gempal dan sepatu kulitnya. Dia menghentikan mobil saat dilihatnya kerumunan itu, menjulurkan kepalanya keluar dari jendela mobil, dan berkata, "Oh, hei, maaf teman-teman sudah membuatmu menunggu."Semburat arogansi dan keangkuhan melayang di matanya. Ia berdehem dan menjelaskan dengan nada puas, "Oh, ada kemacetan lalu lintas dalam perjalananku ke sini, itu sebabnya aku terlambat."Seseorang ternganga heran, “Wow, Max, apakah ini mobilmu? Kapan kamu membelinya?"Max tertawa dengan sombong. "Aku baru mendapatkannya dua hari lalu."Charlie mengerling dalam kesadaran. Pantas saja pria ini begitu bersemangat mengorganisir acara kumpul-kumpul, dia hanya ingin memamerk