Kedua mobil BMW itu akhirnya tiba di Vila Thompson Utama.Ketidaksukaan Jacob terhadap Elaine semakin besar, di saat Elaine terus saja memarahinya selama dalam perjalanan ke rumah.Ketika dia pertama kali menerima panggilan telepon dari Elaine, dia sedang sibuk menyanyikan lagu cinta dengan cinta pertamanya. Oleh karena itu, dia merasa bersalah. Di saat mendengar suara kemarahan di telepon, dengan segera dia menuju ke rumah sakit.Setelah menenangkan dirinya sebentar, dia merasa bahwa Elaine sungguh keterlaluan.Maka dari itu, keinginan Jacob untuk menceraikannya menjadi semakin besar. Setelah keluar dari mobil, Jacob menuju kursi belakang dan mengeluarkan kruk yang mereka beli dari rumah sakit sebelum langsung memberikannya ke Elaine. Elaine sebenarnya menunggu Jacob untuk menolongnya masuk kedalam rumah. Ia bahkan berpikir kalau Jacob akan menggendongnya masuk ke rumah. Tidak disangka, dia hanya memberikan kruk itu kepadanya.Elaine memegang kruk itu dan berteriak, ”Jacob Wi
Charlie segera menuju ke dapur.Sebenarnya masih tersedia sekotak telur di lemari es, tapi dia tidak ingin memberikan satu butir pun kepada Elaine, jadi dia pecahkan semua telur dan membuangnya ke lubang pembuangan, meskipun itu sia sia jika dibuang ke saluran pembuangan, tapi Charlie merasa tidak senang jika diberikan kepada Elaine untuk di makan.Setelah itu, Charlie mengambil panci dan merebus air untuk digunakan memasak mie.Saat dia mempersiapkan mie, mendadak menerima pesan text di telepon selulernya.Dia membuka pesan di ponselnya dan menyadari seseorang baru saja mengirimkan pesan kepadanya di Grup percakapan, ‘Perkumpulan Yayasan Panti Asuhan Aurous Hill.'Ada dua puluh hingga tiga puluh orang berada dalam grup chat ini yang berisikan sekelompok anak yatim piatu yang telah diambil dan diurus oleh Nyonya Lewis. Mereka semua telah menyebar dan membaur di masyarakat selama beberapa tahun, dan kebanyakan dari mereka telah tersebar ke seluruh penjuru negeri. Oleh karena itu,
Seorang teman bernama Harvey Carver berkata dalam grup percakapan :[Iya!Nyonya Lewis akhirnya sudah kembali pulih dari sakitnya.Jika semua anak anak yang telah ia besarkan tidak menemuinya dengan segera, mungkin dia akan merasa sedikit kecewa]Max menjawab :[Ayo kita lakukan. Kenapa kita tidak mencari hotel berbintang lima untuk menjamu Nyonya Lewis dalam acara makan malam selamat datang yang sangat baik?]Stephanie menjawab :[Max, kita tidak perlu terlalu mewah, Nyonya Lewis sudah terbiasa dengan kehidupan sederhana, ia akan kecewa jika kita membawanya untuk makan di tempat yang mewah. Kenapa tidak makan di restoran kecil yang menyajikan makanan rumahan yang berada di depan panti asuhan?]Charlie hanya bisa menghela napasnya kali ini. Dirinya dipenuhi dengan emosi, ketika memikirkan restoran kecil yang memasak makanan rumahan yang telah buka selama lebih dari sepuluh tahun.Di saat ulang tahunnya yang ke delapan belas tahun, Nyonya Lewis menggunakan semua uangnya yang sudah disimp
Charlie tidak bisa menahan perasaannya yang sangat gembira, saat dia memikirkan akan segera menemui Nyonya Lewis.Dia belum pernah lagi bertemu dengan Nyonya Lewis, semenjak dia dibentak karena mencoba meminjam uang dari Nyonya Wilson ketika perayaan ulang tahunnya. Ini disebabkan, karena Stephen telah mengirim Nyonya Lewis langsung ke EastCliff setelah itu.Charlie memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Nyonya Lewis dan telah menganggapnya sebagai ibunya sendiri.Ketika Nyonya Lewis sakit, Charlie berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan uang. Dia bahkan diam-diam menjual darahnya untuk mendapatkan sejumlah uang. Dia juga meminta uang dari Claire sebagai usaha untuk menjaga agar Nyonya Lewis tetap hidup.Jika dia tidak melakukan apa pun untuk menolong Nyonya Lewis dengan mendapatkan uang untuk perawatannya, Nyonya Lewis mungkin tidak akan bisa menunggu kedatangan Stephen. Nyonya Lewis sudah pasti meninggal sejak lama.Namun, Charlie merasa jika ini adalah satu hal yang harus
Elaine mendadak menjadi sedih ketika mendengar hal ini!Dia baru pergi selama dua hari, tapi semua orang di keluarga telah memperlakukannya berbeda sekarang.Suaminya tidak menghiraukannya dan telah kehilangan kesabaran kepadanya. Menantunya tidak seperti menantu yang selalu memiliki belas kasihan kepadanya, bahkan berani marah kepadanya dan memintanya untuk pindah dari rumahnya.Bahkan putrinya sendiri yang selalu bisa diandalkan tidak lagi mendukungnya.Dia tidak pernah bermimpi, jika putrinya akan mendukung Charlie kali ini.Ia selalu menjadi ratu drama, saat melihat akan kehilangan kekuatannya di rumah ini, matanya menjadi merah, sama seperti saat memulai aktingnya.Dia terisak-isak saat berkata, “Aku sekarang sudah tidak berarti di rumah ini. Ayahmu sudah tidak peduli lagi padaku, suamimu mengancam akan mengusirku dari rumah ini dan bahkan kamu sudah tidak mendukungku lagi…” Saat dia berbicara, mulutnya bergerak-gerak sambil air mata mengalir di pipinya.Claire menghela
Jadi, Claire memberi tahu Elaine, “Ibu, ibu bisa memikirkan tentang masalah ini sendiri. Aku dan Charlie akan pergi dulu. Jangan lupa untuk mengangkat mie yang telah dimasak oleh Charlie untuk ibu.”Setelah selesai berbicara, Claire berkata kepada Charlie. “Ayo kita pergi.”Charlie mengangguk lalu membawa Claire keluar dari vila dan menuju ke panti asuhan.Charlie membawa rangkaian bunga dan sekeranjang buah dalam perjalanannya menuju panti asuhan. Dia juga menyiapkan kartu ucapan selamat datang untuk diberikan kepada Nyonya Lewis. Setelah tiba di panti asuhan Aurous Hill. Charlie memarkirkan mobilnya di tempat parkir di sisi jalan. Charlie tidak mengenali lagi saat melihat pintu panti asuhan yang sudah sangat lama. Dia merasakan telah kembali kemasa lalu.Charlie berdiri di sana, seolah-olah ingin mengingat beberapa kenangan. Kenangan yang kembali dalam ingatannya adalah kenangan yang terindah, bahagia dan paling berharga yang telah disimpan di dalam hatinya.Charlie masih meng
Ekspresi di wajah Stephanie dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa terkejut ketika melihat Charlie. Stephanie lari menujunya segera dan dia menggenggam tangan Charlie dengan kedua tangannya, kemudian bertanya, “Kakak Charlie, kenapa sejak dulu kakak tidak pernah berkunjung ke panti asuhan?”Charlie merasa tidak nyaman ketika Stephanie menggenggam kedua tangannya. Sebaliknya, Charlie seperti kakak tertuanya dan berkata dengan lemah lembut. “Aku meninggalkan panti asuhan dalam kondisi yang kurang baik. Oleh karena itu, aku merasa malu kembali ke panti asuhan untuk mengunjungi kalian.”Setelah Stephanie mendengar perkataannya, matanya memerah dan ia terisak sambil berkata. “Nyonya Lewis mengatakan kepada kami, jika kamu bekerja di perusahaan konstruksi setelah meninggalkan panti asuhan. Dia juga mengatakan kepada kami, jika kamu selalu mengirimkan uang hasil kerja kerasmu kepadanya, agar bisa membelikan kami buku, pakaian dan makanan. Kenapa kamu tidak datang untuk mengunjungiku sama s
Meskipun dia sendiri tidak begitu jelek, dia tidak dapat menahan perasaannya, merasa kurang jika dibandingkan dengan Claire.Ditambah lagi, dia hanya seorang yatim piatu yang tidak memiliki ayah atau ibu. Ia tidak memiliki seseorang untuk mensupportnya dalam kehidupannya, sekarang dia bekerja untuk panti asuhan, dia bekerja dan tergantung dari sumbangan untuk memenuhi dirinya. Dia tidak memiliki banyak uang untuk dirinya sendiri.Meskipun tidak memiliki banyak uang, tapi sikapnya sama seperti Charlie, dia akan mendonasikan seluruh uangnya ke panti asuhan. Sebab itu, hingga saat ini, dia hanyalah gadis miskin yang tidak memiliki apa apa.Dalam aspek ini, dia merasa tidak bisa dibandingkan sama sekali dengan wanita karier seperti Claire.Dia merasa sedikit iri dan berkata kepada Claire dengan gugup. "Halo, kakak ipar, namaku Stephanie Lewis, kita baru saja bertemu hari ini.”Claire mengangguk dan tersenyum kemudian berkata. "Halo, Stephanie, nama ku Claire Wilson.”Stephanie meli